3. Presumption of Innocence

“My goodness -Astaga, Max. Apakah kita masih di dunia yang sama, yang bernama Bumi?” Andrea, detektif partner-nya yang berkulit hitam dan berambut pendek model laki-laki berkacak pinggang, mengedarkan pandangan ke seluruh area parkir.

“Sayangnya, iya.” Max menoleh padanya sambil meringis.

“Selama ini aku hanya melihatnya di film-film Hollywood, tidak pernah mengira suatu saat akan menyaksikan yang nyata di depan mataku.” Kata Andrea lagi, berdecak dan menggelengkan kepala. “Tidak banyak kesempatan memasuki rumah orang kaya, apalagi kelas miliuner seperti ini. Kita terlalu banyak terlibat dengan para sampah sialan.”

“Yah. Dunia memang tidak adil.” Max mendengkus setuju. “Ada yang kau temukan di atas?”

Di atas yang dimaksud Max adalah di dalam mansion, karena tim dibagi dua. Tim pertama yang dipimpin Andrea, bertugas menyisir bagian dalam rumah. Sedangkan tim dua yang dipimpin Max, menyusuri bagian luar rumah, termasuk garasi ini.

“Nada (*), bersih. Semua sangat rapi. Kalaupun ada, aku khawatir itu sudah dibuang dan dibersihkan. Telah berapa lama miliuner itu dirawat di rumah sakit? Sepuluh hari?” Andrea mengernyitkan kening.

*(*) Slang untuk nothing*, yang artinya tidak ada apa-apa.

“Hm hm,” Max mengangguk membenarkan, menyugar rambut coklatnya yang panjangnya sudah melewati kerah. “Jika benar ini pembunuhan, ini sangat terencana. Ini kematian yang memakan waktu. Si pembunuh sangat sabar melakukannya, sampai itu menunjukkan hasil.”

“Sudah jelas ini pembunuhan, Anderson. Kalau tidak, dokter Smith tidak akan menyampaikan kecurigaannya pada kita, berdasarkan hasil pemeriksaan lab dari cairan dalam tubuh miliuner itu. Ini sangat mudah, karena tadi kau mengatakan si pembunuh sangat sabar melakukannya dan ini butuh waktu, pasti pelakunya adalah istrinya. Tidak akan salah, aku berani taruhan.” Andrea berkata panjang lebar dengan yakin.

Tetapi Max menggeleng, sambil berjalan keluar dari garasi. Kembali memasuki ruang tamu mansion, yang dihiasi chandelier yang terbuat dari kristal Baccarat. Harganya pasti puluhan ribu dollar.

Di belakang chandelier itu, tergantung foto berukuran raksasa pernikahan sang miliuner. Max berhenti di depannya, menatap sejoli yang tampak bahagia di foto itu.

Pengantin laki-laki berperawakan tinggi besar, bahkan agak gemuk. Usianya saat itu baru tiga puluh sembilan. Tidak terlalu tampan, yang tampan tentu saja uangnya.

Pengantin wanita berperawakan langsing, bisa dikatakan mungil, tetapi dadanya penuh. Dan gaun kemben yang dia kenakan, membuat bagian itu terekspos. Dia tampak jauh lebih muda dari suaminya. Dalam perjalanan menuju ke sini tadi, Max sudah membaca artikel sekilas, waktu menikah usianya baru dua puluh empat.

Di sini Lily tertawa, menampakkan giginya yang kecil-kecil dan rata. Sangat berbeda dengan penampilannya yang ketus dan dingin saat ditangkap, ketika Max melihatnya pagi ini.

“Aku tidak yakin, Davis. Jika memang istrinya, mengapa dia tidak melarikan diri?” Max termenung.

“Mungkin karena dia mengira akan lolos.” Andrea menyanggah.

“Penyebab kematiannya adalah keracunan thallium dan tetrodotoxin, yang sangat sulit dideteksi. Mungkin dia mengira suaminya akan dianggap meninggal karena serangan jantung. Tidak pernah mengharapkan suaminya masih bisa diselamatkan beberapa hari, tetapi meninggal kemudian, sehingga membuat dokter Smith mengirimkan cairan tubuhnya untuk diperiksa di lab.” Andrea menjabarkan analisanya. “Alasannya tidak akan jauh-jauh dari orang ketiga atau harta.”

“Aku tidak sependapat. Lihat, janda miliuner itu, meskipun masih muda, dia tampak cerdas. Aku juga ingin tahu, apa maksud umpatan bodoh yang dia lontarkan ketika ditangkap. Ditujukan pada siapa kata itu.”

Mata Max terpaku pada wajah Lily di foto. Agak merenung. Andrea sedikit berputar ke hadapannya, dan menatapnya dengan penuh selidik.

“Hei… sepertinya kau tidak biasanya seperti ini. Kau sudah mengambil sikap, Anderson. Kau ada di pihaknya. Kau terpesona olehnya, ya? Hati-hati, penilaianmu bisa tidak objektif.” Andrea menunjuk wajah Max dengan jarinya yang kukunya dipotong habis.

“Omong kosong!” Max mengumpat. “Ini namanya ‘Presumption of Innocence’ (*). Ayo kita kembali ke kantor.”

*(**) Asas hukum bahwa setiap orang yang dituduh melakukan kejahatan dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah.

Di kantor polisi, Max mendengarkan kembali rekaman panggilan darurat yang diterima 911 dua minggu yang lalu.

Petugas 911: “911 selamat pagi, dari alamat mana panggilan darurat ini?”

Suara di telepon (seorang wanita): “Jackson Street 3498, Presidio Heights.”

Petugas 911: “Apa kondisi mendesak Anda?”

Suara di telepon: “Suami saya tidak sadarkan diri.”

Suara wanita itu tenang, terkendali, tidak terdengar cemas berlebihan.

Petugas 911: “Apakah dia masih bernapas?”

Suara di telepon: “Ya, dia masih bernapas.”

Petugas 911: “Apakah ada luka di tubuhnya? Dia muntah? Matanya terpejam atau terbuka?”

Suara di telepon: “Tidak ada luka, matanya terpejam, bibirnya sudah membiru. Ya, ada muntahan di sini. Tolong kirimkan ambulan segera.”

Petugas 911: “Baik, ambulan akan segera kami kirimkan. Bisa ulang alamat Anda?”

Suara di telepon: “Jackson Street 3498, Presidio Heights. Harap cepat.”

Petugas 911: “Baik, ambulan sedang menuju ke sana. Petugas kami akan segera tiba di tempat Anda. Harap buka pintu untuk mereka.”

Panggilan telepon itu berakhir.

Max memandang Lily yang sedang duduk di dalam ruang interogasi di balik kaca satu arah. Hanya orang di luar yang bisa melihat ke dalam, sementara orang di dalam hanya melihat dinding berwarna abu-abu di sekelilingnya.

Lily duduk diam, tampak tenang, tidak ada kegelisahan atau tindakan tidak wajar seperti yang biasa ditunjukkan para kriminal.

“Tidakkah menurutmu dia terlalu tenang?” Andrea di sebelahnya berkata pada Max. “Itu sangat tidak wajar. Ada sesuatu yang disembunyikan.”

Max tidak menjawab.

“Anderson?” Andrea memanggil nama belakang Max.

Saling memanggil nama belakang di Amerika adalah sebagai bentuk menjaga jarak, kesopanan, dan hubungan inter-personal. Ini biasa dilakukan di lingkungan pekerjaan.

Memanggil nama depan hanya dilakukan di antara keluarga atau teman-teman yang sudah dekat.

“Mari kita masuk,” Max mendorong pintu ruang interogasi dan melangkahkan kakinya yang panjang.

Andrea mendengkus dan menggelengkan kepala, lalu mengikutinya.

Melihat ada yang masuk, Lily menoleh ke pintu. Dan matanya kembali bersirobok dengan mata Max.

Langkah Max hampir tersendat, sebelum Lily membuang wajah, kemudian mengalihkan pandang ke arah jendela kaca satu arah, yang tampak seperti dinding abu-abu dari ruangan ini.

Terpopuler

Comments

Reksa Nanta

Reksa Nanta

mematahkan paradigma bahwa CEO pastilah memiliki fisik dan stamina sempurna.

2024-10-11

0

Reni

Reni

masih menunggu clue siapa pembunuh sebenarnya

2024-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Miliuner Telah Mati
2 2. Istri Sang Miliuner
3 3. Presumption of Innocence
4 4. Di Ruang Interogasi
5 5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6 6. Pemakaman
7 7. Menyelidiki Racun
8 8. Kembali Ke Mansion
9 9. Pertemuan Pertama
10 10. That Winter In Manhattan
11 11. The Sparks
12 12. Gadis Teh Botol
13 13. Motif
14 14. Penyelidikan Andrea
15 15. Di Hotel
16 16. Tuduhan Pelecehan
17 17. Korban Kedua
18 18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19 19. Profil Sang Pembunuh
20 20. Perburuan Dimulai
21 21. Adu Pintar
22 22. Lily Membantu Penyelidikan
23 23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24 24. Pertemuan Rahasia
25 25. Penyamaran Yang Sempurna
26 26. Menyembunyikan Jejak
27 27. Penyesalan Lily
28 28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29 29. Awal Semuanya Bermula
30 30. Sang Investor
31 31. Harga Diri Yang Terluka
32 32. Kemarahan Kenneth
33 33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34 34. Jejak Yang Tertinggal
35 35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36 36. Hidup Kembali Normal
37 37. Kencan Makan Siang
38 38. Hasil Otopsi
39 39. Penyelidikan Lanjutan
40 40. Perbedaan Pendapat
41 41. Informasi Penting
42 42. Max Menggertak Lily
43 43. Keraguan Andrea
44 44. Kebimbangan Max
45 45. Pengungkapan
46 46. Aku Akan Melindungimu
47 47. Melacak
48 48. Pameran Lukisan
49 49. Percobaan Pembunuhan
50 50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51 51. Pagi Yang Panas
52 52. Titik Terang
53 53. Sebuah Teori
54 54. Kebenaran Mulai Terungkap
55 55. Kasus Kembali Dibuka
56 56. Surat Misterius
57 57. Odette dan Odilia
58 58. Informasi Berguna
59 59. Fake It Til You Make It
60 60. Penangkapan
61 61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62 62. White Lily
63 63. Nolo Contendere
64 64. Motif Sebenarnya
65 65. Rencana Yang Sempurna
66 66. Perjamuan Presiden
67 67. Membungkam "Saksi"
68 68. Eksekusi
69 69. Sang Detektif
70 70. Peluru Hampa
71 71. Jane Doe
72 72. Bangun
73 73. Pengirim Tiket
74 74. Face to Face
75 75. Epilog
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Sang Miliuner Telah Mati
2
2. Istri Sang Miliuner
3
3. Presumption of Innocence
4
4. Di Ruang Interogasi
5
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6
6. Pemakaman
7
7. Menyelidiki Racun
8
8. Kembali Ke Mansion
9
9. Pertemuan Pertama
10
10. That Winter In Manhattan
11
11. The Sparks
12
12. Gadis Teh Botol
13
13. Motif
14
14. Penyelidikan Andrea
15
15. Di Hotel
16
16. Tuduhan Pelecehan
17
17. Korban Kedua
18
18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19
19. Profil Sang Pembunuh
20
20. Perburuan Dimulai
21
21. Adu Pintar
22
22. Lily Membantu Penyelidikan
23
23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24
24. Pertemuan Rahasia
25
25. Penyamaran Yang Sempurna
26
26. Menyembunyikan Jejak
27
27. Penyesalan Lily
28
28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29
29. Awal Semuanya Bermula
30
30. Sang Investor
31
31. Harga Diri Yang Terluka
32
32. Kemarahan Kenneth
33
33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34
34. Jejak Yang Tertinggal
35
35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36
36. Hidup Kembali Normal
37
37. Kencan Makan Siang
38
38. Hasil Otopsi
39
39. Penyelidikan Lanjutan
40
40. Perbedaan Pendapat
41
41. Informasi Penting
42
42. Max Menggertak Lily
43
43. Keraguan Andrea
44
44. Kebimbangan Max
45
45. Pengungkapan
46
46. Aku Akan Melindungimu
47
47. Melacak
48
48. Pameran Lukisan
49
49. Percobaan Pembunuhan
50
50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51
51. Pagi Yang Panas
52
52. Titik Terang
53
53. Sebuah Teori
54
54. Kebenaran Mulai Terungkap
55
55. Kasus Kembali Dibuka
56
56. Surat Misterius
57
57. Odette dan Odilia
58
58. Informasi Berguna
59
59. Fake It Til You Make It
60
60. Penangkapan
61
61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62
62. White Lily
63
63. Nolo Contendere
64
64. Motif Sebenarnya
65
65. Rencana Yang Sempurna
66
66. Perjamuan Presiden
67
67. Membungkam "Saksi"
68
68. Eksekusi
69
69. Sang Detektif
70
70. Peluru Hampa
71
71. Jane Doe
72
72. Bangun
73
73. Pengirim Tiket
74
74. Face to Face
75
75. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!