6. Pemakaman

Pemakaman Mountain View di Oakland adalah salah satu pemakaman tempat beberapa warga paling terkemuka di Wilayah Teluk San Francisco tidur abadi. Perbukitan dengan luas 220 hektar dan dan jalur berliku yang dirancang oleh arsitek yang juga merancang Central Park, di New York City, Frederick Law Olmsted.

Di pemakaman ini terdapat area yang diberi nama Millionaires Row. Area yang memiliki pemandangan spektakuler dan keindahan arsitektur akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Di antaranya adalah arsitektur dari zaman Kebangkitan Romawi, Kebangkitan Mesir, Kebangkitan Klasik, Kebangkitan Gotik, dan lain-lain.

Sesuai namanya, tentu saja ini dipasarkan hanya untuk para miliuner. Harga servisnya saja telah ditarif ribuan dolar, belum harga tanah dan untuk membangun makam. Total bisa menghabiskan puluhan bahkan ratusan ribu dolar.

Berjarak sekitar empat puluh menit berkendara dari Presidio Heights, ke sanalah iring-iringan mobil limosin yang mengantarkan jenazah Gandawasa ke peraduan terakhirnya. Ini adalah pemakaman salah satu miliuner terkenal, tentu saja diliput banyak media.

Iring-iringan mobilnya saja berjajar sepanjang beberapa kilometer, belum lagi yang datang langsung di lokasi pemakaman. Semuanya kendaraan mewah, tidak ada yang bermerek biasa-biasa saja.

Bunga-bunga yang dikirim sebagai tanda belasungkawa pun memenuhi area pemakaman, sehingga hampir mengubah pemakaman itu menjadi taman dengan kuntum-kuntum bunga berwarna putih.

Lily mengenakan pakaian hitam polos selutut, wajahnya ditutup kerudung renda tipis hitam dan mengenakan kacamata hitam. Sesekali dia meremas sapu tangan di pangkuannya, tetapi tampak tegar, duduk mendengarkan khotbah dan kata-kata penghiburan yang diucapkan pendeta.

Max hadir bersama Andrea. Mereka berdua berdiri di bawah keteduhan pohon elm yang terdapat di beberapa spot di pemakaman itu, mengamati semuanya dari kejauhan. Max ingin melihat wajah-wajah orang yang datang untuk menyatakan belasungkawa.

Dari pengalamannya, ada beberapa tipe pembunuh yang berani datang dan berpura-pura sedih, tetapi sebenarnya menikmati kedukaan yang diakibatkannya pada korban atau keluarga korban.

Banyak wajah-wajah tokoh yang dikenalnya di tengah kerumunan itu. Dari  kalangan bisnis maupun politik, beberapa selebriti juga hadir. Jaringan pertemanan Gandawasa ini ternyata luar biasa, tampaknya mencakup segala bidang.

Namun, dari wajah-wajah itu, Max tidak menangkap ada yang menunjukkan gelagat mencurigakan. Semuanya tampak tulus menyatakan penyesalan dan turut berduka cita.

Lily didampingi beberapa orang yang juga mengenakan pakaian hitam. Di sebelahnya adalah seorang wanita yang diperkirakan usianya telah lebih dari tujuh puluh, juga mengenakan kerudung renda yang menutupi wajahnya.

Sesekali wanita itu mengusap sudut matanya. Bahkan dari kejauhan, Max bisa memastikan itu pasti ibu Gandawasa, wajah mereka hampir serupa. Sepertinya beberapa orang yang duduk di jajaran yang sama dengan Lily adalah keluarga Gandawasa yang khusus terbang dari Indonesia.

Ketika peti diturunkan ke liang lahat, wanita tua itu tampak hampir tak mampu berdiri. Lily menopang tubuhnya, setengah memeluknya. Wanita itu kemudian bersandar di pundak Lily, dan Lily mengusap-usap lengan sang ibu. Hubungan mertua menantu itu tampak harmonis.

Akhirnya, tanah ditaburkan ke liang lahat. Lily melemparkan sekuntum bunga mawar merah setelah menciumnya, kemudian membalikkan tubuh dan berdiri di tepi, di samping ibu mertuanya yang telah kembali duduk. Mereka siap menerima uluran tangan para pelayat.

Max dan Andrea menunggu cukup lama hingga antrean panjang itu menyusut.

Setelah area pemakaman sepi, dan tamu-tamu telah hampir semua meninggalkan tempat, barulah mereka mendekat.

Max mengulurkan tangan pada Lily. “Nyonya Natadharma, saya mengucapkan turut berduka cita. Semoga arwah beliau diterima di sisi Tuhan.”

Lily menyambut uluran tangannya dan membalas salamnya, “Terima kasih, Inspektur. Tolong panggil Lily saja. Inilah Nyonya Natadharma, ibu mertua saya, beliau khusus datang dari Indonesia.”

Max kembali mengulurkan tangan pada ibu Gandawasa, “Nyonya, belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Saya Detektif Maximilian Anderson, yang menangani kasus meninggalnya putra Anda.”

“Terima kasih, Inspektur. Tolong tangkap pembunuh anak saya. Hukum seberat-beratnya. Anak saya orang yang baik hati…” Ibu Natadharma terisak. “Dia anak yang berbakti pada orang tua, juga dermawan. Meskipun memiliki banyak harta, dia bukan kacang yang lupa kulit. Dia selalu berdonasi secara teratur, bahkan mendirikan beberapa yatim piatu dan yayasan sekolah untuk anak-anak tidak mampu yang berprestasi, tanpa dipungut bayaran. Bagaimana mungkin ada yang tega menghilangkan nyawanya…”

“Saya berjanji akan berupaya semampu saya, Nyonya.” Ujar Max, sambil melirik Andrea.

Andrea langsung mengerti gestur atasannya, dan berkata pada Lily.

“Lily, bisa kita bicara berdua?” Tanya Andrea, yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh Lily. Lalu mereka berdua berjalan menjauh, meninggalkan Max bersama ibu Gandawasa.

“Nyonya, saya perlu Anda menjawab dengan sejujur-jujurnya. Jangan ada yang ditutupi.” Max membuka pembicaraan begitu tidak ada orang lain di sekitar mereka. “Apakah Anda memiliki kecurigaan tentang siapa yang begitu membenci anak Anda, tetapi memiliki kesabaran sehingga membunuhnya pelan-pelan?”

Nyonya Natadharma melebarkan mata. “Seberapa sabar?”

“Mungkin… berbulan-bulan. Atau bisa juga… satu tahun.” Jawab Max, mengingat lagi apa yang disampaikan kepala lab forensik, Dr. Amelia Jenkins.

"Max, ini hasil otopsi awal," Dr. Jenkins menyodorkan laporan ke tangannya. "Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tetapi, seperti yang diduga dokter Smith, kami menemukan indikasi adanya racun dalam sistem tubuh Gandawasa."

Max mengerutkan kening. "Racun?"

“Ya, racun.” Dr. Jenkins melanjutkan, "Ada jejak thallium dan tetrodotoxin dalam tubuhnya. Thallium adalah racun yang sangat berbahaya dan sulit terdeteksi, sementara tetrodotoxin adalah racun kuat yang biasanya ditemukan pada ikan buntal. Kombinasi kedua racun ini sangat mematikan dan hampir tidak terdeteksi oleh tes standar."

Max terdiam sejenak, merenungkan informasi tersebut. "Jadi, ini adalah pembunuhan yang direncanakan dengan sangat cermat."

"Benar.” Dr. Jenkins mengangguk. “Racun itu dosisnya sangat sedikit, sehingga membutuhkan waktu untuk bekerja, dan memasuki tubuh Gandawasa berulang-ulang dalam waktu yang lama.”

“Kalau begitu, berarti pelakunya harus memiliki akses yang dekat dengan Gandawasa dan tahu kapan serta bagaimana menggunakannya?" Max bertanya, sekaligus menyimpulkan.

“Tepat!” Dr. Jenkins menegaskan.

“Apakah Anda mencurigai menantu saya, Inspektur?” Suara Nyonya Natadharma membuyarkan lamunan Max.

“Menurut Anda, apakah ada kemungkinan itu?” Max balik bertanya.

Nyonya Natadharma menggeleng kuat-kuat. “Tidak mungkin!” Suaranya tegas. “Lily anak yang manis. Saya sudah suka di hari pertama Ganda memperkenalkannya pada keluarga kami. Dia bukan hanya cantik dan berbudi. Dia juga cerdas dan berprestasi.”

“Jika Anda mencurigai dia membunuh suaminya, apa motifnya? Demi harta? Jelas tidak mungkin. Mereka menandatangai perjanjian pranikah. Dan itu Lily yang mengusulkan. Dia tidak mengincar harta anak saya, Inspektur. Saya tahu isi perjanjian pranikah itu. Ganda dalam keadaan hidup akan lebih menguntungkan bagi Lily daripada ketika meninggal.”

Max mencerna apa yang disampaikan wanita itu. Tampaknya Nyonya Natadharma sangat menyukai menantunya, sebagaimana mendiang anaknya memujanya.

“Hm… apakah ada kemungkinan orang ketiga?” Suara Max ragu, sekaligus berdebar-debar. Sejujurnya, ia sangat ingin mendengar jawaban tidak. Sebab ia tidak ingin membayangkan, setelah ini Lily menjalin cinta dengan laki-laki lain.

Sesuai harapannya, Nyonya Natadharma tampak marah. “Anda sungguh lancang! Mereka sangat harmonis. Sayang, setelah enam tahun menikah mereka belum juga memiliki anak. Dan sekarang, kesempatanku menimang cucu dari mereka telah hilang.”

"Saya harus menggali segala kemungkinan, Nyonya. Banyak yang awalnya saling mencintai kemudian saling membenci hingga menghilangkan nyawa." Max memberi pengertian, sekaligus untuk meredam kegusaran wanita tua itu.

"Lily itu sangat setia, Inspektur. Dia tidak keluar rumah tanpa didampingi seseorang. Jika pun ada yang bisa berselingkuh, itu adalah anak saya, mengingat banyak sekali wanita yang melemparkan diri padanya. Huh, para gold digger -pengincar harta itu! Tapi itu juga tidak, karena anak saya sangat memuja istrinya."

Entah mengapa, mendengar kata-katanya yang penuh emosi itu, hati Max sangat lega.

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

Gandawasa terlahir dari golongan biasa, tapi ibunya fasih berbahasa inggris amerika. 🤔

2024-12-28

0

adi_nata

adi_nata

lalu penyebab utama kematiannya apakah dari racun thalium atau dari racun tetrodotoxin ?

2024-12-28

0

adi_nata

adi_nata

kewarganegaraan Gandawasa dan Lily masih Indonesia atau sudah berpindah ?

2024-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Miliuner Telah Mati
2 2. Istri Sang Miliuner
3 3. Presumption of Innocence
4 4. Di Ruang Interogasi
5 5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6 6. Pemakaman
7 7. Menyelidiki Racun
8 8. Kembali Ke Mansion
9 9. Pertemuan Pertama
10 10. That Winter In Manhattan
11 11. The Sparks
12 12. Gadis Teh Botol
13 13. Motif
14 14. Penyelidikan Andrea
15 15. Di Hotel
16 16. Tuduhan Pelecehan
17 17. Korban Kedua
18 18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19 19. Profil Sang Pembunuh
20 20. Perburuan Dimulai
21 21. Adu Pintar
22 22. Lily Membantu Penyelidikan
23 23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24 24. Pertemuan Rahasia
25 25. Penyamaran Yang Sempurna
26 26. Menyembunyikan Jejak
27 27. Penyesalan Lily
28 28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29 29. Awal Semuanya Bermula
30 30. Sang Investor
31 31. Harga Diri Yang Terluka
32 32. Kemarahan Kenneth
33 33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34 34. Jejak Yang Tertinggal
35 35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36 36. Hidup Kembali Normal
37 37. Kencan Makan Siang
38 38. Hasil Otopsi
39 39. Penyelidikan Lanjutan
40 40. Perbedaan Pendapat
41 41. Informasi Penting
42 42. Max Menggertak Lily
43 43. Keraguan Andrea
44 44. Kebimbangan Max
45 45. Pengungkapan
46 46. Aku Akan Melindungimu
47 47. Melacak
48 48. Pameran Lukisan
49 49. Percobaan Pembunuhan
50 50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51 51. Pagi Yang Panas
52 52. Titik Terang
53 53. Sebuah Teori
54 54. Kebenaran Mulai Terungkap
55 55. Kasus Kembali Dibuka
56 56. Surat Misterius
57 57. Odette dan Odilia
58 58. Informasi Berguna
59 59. Fake It Til You Make It
60 60. Penangkapan
61 61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62 62. White Lily
63 63. Nolo Contendere
64 64. Motif Sebenarnya
65 65. Rencana Yang Sempurna
66 66. Perjamuan Presiden
67 67. Membungkam "Saksi"
68 68. Eksekusi
69 69. Sang Detektif
70 70. Peluru Hampa
71 71. Jane Doe
72 72. Bangun
73 73. Pengirim Tiket
74 74. Face to Face
75 75. Epilog
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Sang Miliuner Telah Mati
2
2. Istri Sang Miliuner
3
3. Presumption of Innocence
4
4. Di Ruang Interogasi
5
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6
6. Pemakaman
7
7. Menyelidiki Racun
8
8. Kembali Ke Mansion
9
9. Pertemuan Pertama
10
10. That Winter In Manhattan
11
11. The Sparks
12
12. Gadis Teh Botol
13
13. Motif
14
14. Penyelidikan Andrea
15
15. Di Hotel
16
16. Tuduhan Pelecehan
17
17. Korban Kedua
18
18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19
19. Profil Sang Pembunuh
20
20. Perburuan Dimulai
21
21. Adu Pintar
22
22. Lily Membantu Penyelidikan
23
23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24
24. Pertemuan Rahasia
25
25. Penyamaran Yang Sempurna
26
26. Menyembunyikan Jejak
27
27. Penyesalan Lily
28
28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29
29. Awal Semuanya Bermula
30
30. Sang Investor
31
31. Harga Diri Yang Terluka
32
32. Kemarahan Kenneth
33
33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34
34. Jejak Yang Tertinggal
35
35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36
36. Hidup Kembali Normal
37
37. Kencan Makan Siang
38
38. Hasil Otopsi
39
39. Penyelidikan Lanjutan
40
40. Perbedaan Pendapat
41
41. Informasi Penting
42
42. Max Menggertak Lily
43
43. Keraguan Andrea
44
44. Kebimbangan Max
45
45. Pengungkapan
46
46. Aku Akan Melindungimu
47
47. Melacak
48
48. Pameran Lukisan
49
49. Percobaan Pembunuhan
50
50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51
51. Pagi Yang Panas
52
52. Titik Terang
53
53. Sebuah Teori
54
54. Kebenaran Mulai Terungkap
55
55. Kasus Kembali Dibuka
56
56. Surat Misterius
57
57. Odette dan Odilia
58
58. Informasi Berguna
59
59. Fake It Til You Make It
60
60. Penangkapan
61
61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62
62. White Lily
63
63. Nolo Contendere
64
64. Motif Sebenarnya
65
65. Rencana Yang Sempurna
66
66. Perjamuan Presiden
67
67. Membungkam "Saksi"
68
68. Eksekusi
69
69. Sang Detektif
70
70. Peluru Hampa
71
71. Jane Doe
72
72. Bangun
73
73. Pengirim Tiket
74
74. Face to Face
75
75. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!