7. Menyelidiki Racun

Dari cara ibu Gandawasa menggambarkan anaknya, dia seperti santa, atau manusia setengah dewa. Berbakti, baik hati, setia, dermawan, dan kaya raya. Kepribadian yang sungguh tidak akan membuat orang ingin membunuhnya. Sebaliknya, akan beramai-ramai ingin mendekat padanya.

Lalu apa motif si pembunuh?

Sepertinya tidak mungkin karena dendam atau sakit hati. Perselingkuhan juga katanya tidak ada. Harta jelas di luar konteks.

Ini benar-benar membingungkan.

Persaingan bisnis?

Saat ini, hanya itu satu-satunya kemungkinan motif yang bisa dipikirkan Max. Jika demikian, bukan hanya nyawa Gandawasa yang dihilangkan, tetapi hidup Lily juga bisa terancam.

Setelah selesai berbicara dengan Nyonya Natadharma, Max pamit undur diri. Merenung sambil memperhatikan Andrea yang masih berbicara dengan Lily dari jarak yang tidak jauh, seraya mengamati ekspresi janda muda itu.

Wanita muda itu sungguh memesona. Bahkan dalam raut duka, keinginan Max untuk melindunginya kian mendesak. Max menyugar rambutnya dan menggelengkan kepala. Baru kali ini profesionalitasnya dipertaruhkan karena emosi pribadi.

Ia melihat Andrea bersalaman dengan Lily, kemudian saling berpisah. Lily berjalan mendekati ibu mertuanya yang masih duduk di sana, sementara Andrea menghampirinya.

“Ada yang didapat?” tanya Max begitu Andrea tiba di dekatnya.

“Miliuner itu seperti santa. Sepertinya satu-satunya motif yang mungkin adalah persaingan bisnis.” Ujar Andrea, menghela napas.

Max melebarkan mata. “Tepat seperti yang kupikirkan setelah berbicara dengan ibunya. Kita memang sehati.”

Andrea meringis. “Kalau tidak sehati, dengan perangaimu itu, tidak mungkin kita bisa cocok bermitra bertahun-tahun.”

Mereka berjalan bersisian menuju mobil Max.

“Coba cari informasi tentang racun yang disebutkan Dr. Jenkins. Di mana bisa memperolehnya, kalau kita mendapatkan lokasi tempat membelinya, kita bisa mulai menyelidiki dari situ.”

“Okay, Kap.” Setelah mengempaskan bokongnya di kursi penumpang di sebelah Max dan memasang sabuk pengaman, Andrea segera mengeluarkan ponsel untuk menjelajahi internet, mencari informasi tentang kedua jenis racun yang katanya sulit dideteksi itu.

“Nah ini dia.” Ujarnya tak lama kemudian, lalu mulai membaca, “Thallium sulfat tidak berbau dan tidak berasa, hingga tahun 1972 digunakan sebagai racun tikus dan semut.

6% hingga 15% telah dilaporkan sebagai keracunan thallium akut. 10 hingga 15 mg/kg merupakan dosis yang mematikan bagi manusia. Kematian masih dapat terjadi pada dosis yang lebih rendah.

Efek khas keracunan thallium, di antaranya adalah kerusakan saraf dan rambut rontok, tetapi rambut rontok umumnya hanya terjadi pada dosis rendah. Thallium merupakan senjata pembunuh yang efektif sebelum efeknya dipahami dan penawarnya ditemukan, yaitu Biru Prusia atau Radiogardase, yang diyakini mengikat thallium di dalam saluran usus, bahkan lebih efektif daripada arang aktif.

Mulai tahun 1975, penggunaan di Amerika Serikat dan banyak negara lain dilarang karena potensi bahayanya bagi manusia, dan untuk mencegah toksisitas akibat paparan yang tidak disengaja. Dan sejak tahun 1984 thallium tidak lagi diproduksi di Amerika Serikat, semua thallium yang digunakan di Amerika Serikat diperoleh dari impor.”

“Impor dari mana?” Max yang sejak tadi menyimak, akhirnya bertanya.

“India.” Jawab Andrea singkat.

“India?” Max mengerutkan kening. “Pembunuhnya sangat berniat.”

“Aku rasa itu bisa dipesan secara daring lewat Amazon. Di zaman modern seperti sekarang, ke ujung dunia pun hanya membutuhkan satu jari telunjuk.”

“Ah. Ingatkan untuk bertanya pada Lily apakah suaminya mengalami kerontokan rambut. Bagaimana dengan Tetrodotoxin?”

Andrea kembali menjelajahi mesin pencari, dan tak lama telah menemukan informasi yang dicarinya.

“Tetrodotoksin adalah racun yang ditemukan pada hewan laut. Diketahui sebagai racun saraf yang mengganggu transmisi sinyal dari saraf ke otot dengan menghalangi saluran natrium, menyebabkan mati rasa perioral, mengakibatkan melemahnya dan kelumpuhan otot dengan cepat, termasuk otot saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan napas berhenti dan kematian.

Ikan buntal adalah spesies hewan yang paling umum mengandung tetrodotoksin...”

“Ikan buntal?” Max menyela, “Berarti dari makanan?”

Andrea mengangguk, lalu melanjutkan.

“Karena tingkat keparahan toksisitas ikan buntal yang terkenal, banyak negara telah melarang impor, konsumsi, dan perdagangannya di seluruh dunia.

Meskipun demikian, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan impor ikan buntal secara legal ke Amerika Serikat secara terbatas, berdasarkan perjanjian antara FDA dan pemerintah Jepang.

Di Jepang, sushi ikan buntal dikenal sebagai fugu. Racun mematikan ini tahan panas dan tidak rusak jika dimasak. Tidak ada penawar khusus yang tersedia untuk keracunan tetrodotoxin. Juga tidak ada pengobatan definitif.”

“Dari sini bisa disimpulkan, sebenarnya yang paling mematikan itu racun ikan buntal, karena tidak ada penawarnya.” Andrea menutup informasi dengan sebuah analisis.

“Hm… intuisiku mengatakan, tetrodotoxin itu kecelakaan yang mempercepat kematiannya. Jangan lupa, ada thallium yang mungkin sudah memasuki aliran darah Gandawasa sekian lama dalam jumlah yang sangat kecil. Seharusnya itu tidak terdeteksi, dan akan tampak sebagai kematian yang wajar. Tetapi itu menjadi fatal setelah bercampur dengan tetrodotoxin.” Giliran Max menyampaikan buah pikirannya.

“Bukankah mereka baru pulang dari pesta yang diselenggarakan Presiden John Baker? Mengapa hanya Gandawasa yang mati? Apakah ada yang sengaja menyasar dia secara pribadi? Kita harus menyelidiki menu yang disajikan di pesta itu.” Max menambahkan.

Andrea mengangguk-angguk. “Kita harus minta surat perintah resmi untuk itu. Jangan lupa, ini menyangkut pesta yang diselenggarakan presiden Amerika Serikat. Bisa menjadi skandal besar.”

“Ya, hari ini kau urus surat izin itu. Besok sudah akhir pekan, hari Senin kita kembali ke mansion keluarga Natadharma untuk menanyakan kebiasaan makan Gandawasa.”

“Siap, Kap.”

Di hari Senin pagi, Max dan Andrea tiba di mansion Natadharma. Di depan gerbang, Max memandang mansion yang megah itu, dan merasakan aura misteri yang menyelimutinya.

Setelah menjawab interkom yang bertanya siapa yang datang, mereka menunggu gerbang dibuka, tanda dipersilakan untuk masuk.

Sementara itu, di dalam kamar tidurnya yang luas, Lily menatap cermin besar di depannya. Yang ia lihat di cermin adalah seorang wanita yang telah melalui banyak hal dalam hidupnya. Ia tahu bahwa dunia melihatnya sebagai istri muda yang cantik dan beruntung, namun hanya sedikit yang tahu perjuangan dan kesepian yang ia rasakan.

Mendengar suara langkah kaki mendekat, Lily menoleh untuk melihat siapa yang datang. Salah satu pelayannya menginformasikan bahwa Detektif Anderson dan rekannya kembali datang, dan meminta untuk bertemu.

Lily mengangguk, “Persilakan mereka untuk duduk di ruang tamu, dan sajikan minuman dingin. Saya akan berganti pakaian dulu.”

Pelayannya undur diri, dan Lily bergegas mengganti pakaian tidur satinnya dengan gaun polos selutut yang simple tapi berkelas. Warna krem gaun itu membuat kulitnya yang bersih semakin berkilau.

Dipersilakan pelayan, Max memasuki ruang tamu dengan langkah mantap. Postur tubuhnya tegap, dan matanya tajam, tampak sangat serius. Namun, tatapannya melembut ketika melihat Lily melangkah dengan anggun.

“Silakan duduk, Inspektur, Letnan.” Lily melambaikan tangan ke arah sofa, lalu ia sendiri duduk di seberang mereka. Semua tindak tanduknya sangat halus.

Max menatap Lily sejenak, wajahnya tampak lelah tetapi tidak mengurangi kecantikannya.

Di ruang tamu yang luas, melihat tubuh mungil Lily duduk di sofa besar, Max bisa merasakan bahwa di balik ketenangannya, hati Lily masih menyimpan kesedihan yang mendalam.

Max merasa ingin merengkuh Lily ke dalam pelukannya, mengatakan semua akan baik-baik saja, berjanji akan menangkap siapa pun yang telah merenggut suaminya dengan kejam. Lily tampak sangat mencintai suaminya, dan menyadari itu, hati Max terasa agak panas.

"Lily, saya mengerti ini sangat berat untuk Anda," Max membuka pembicaraan dengan suara lembut. "Tapi saya perlu menanyakan beberapa pertanyaan lagi untuk melanjutkan penyelidikan ini lebih jauh. Kami perlu mengetahui motif si pembunuh, dan media yang digunakan untuk meracuni suami Anda."

Lily mengangguk pelan, menandakan bahwa dia siap untuk menjawab apa pun yang dibutuhkan. "Tentu, Inspektur. Apa yang ingin Anda ketahui?"

Max mulai menanyakan pertanyaan dasar, tentang hari itu, kegiatan terakhir Gandawasa, dan siapa saja yang hadir di pesta. Sementara Max aktif bertanya, Andrea mencatat semua dalam buku.

Sebenarnya itu pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan di ruang interogasi, tetapi diulang untuk melihat jika ada detail yang terlewat. Atau kemungkinan Lily berbohong.

Jika dia jujur, ceritanya akan konsisten. Jika dia berbohong, ceritanya akan ada yang berubah.

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

dan efek racunnya sangat cepat, hitungan menit paling lama satu jam.

kalau memang Gandawasa keracunan makanan yang mengandung tetradotoxin saat acara jamuan, maka seharusnya dia sudah meninggal saat di perjalanan pulang, atau bahkan saat masih di acara jamuan.

lagipula apa iya acara jamuan presiden bisa seceroboh itu ?

2024-12-28

0

adi_nata

adi_nata

kalau keberadaannya sudah dilarang, tidak mungkin bisa dipesan lewat Amazon. kemungkinan besarnya dibeli dari pasar gelap.

2024-12-28

0

Reksa Nanta

Reksa Nanta

jangan lupakan pertanyaan tentang apakah Gandawasa mengalami kerontokan rambut sebelum meninggal ?

2024-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Sang Miliuner Telah Mati
2 2. Istri Sang Miliuner
3 3. Presumption of Innocence
4 4. Di Ruang Interogasi
5 5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6 6. Pemakaman
7 7. Menyelidiki Racun
8 8. Kembali Ke Mansion
9 9. Pertemuan Pertama
10 10. That Winter In Manhattan
11 11. The Sparks
12 12. Gadis Teh Botol
13 13. Motif
14 14. Penyelidikan Andrea
15 15. Di Hotel
16 16. Tuduhan Pelecehan
17 17. Korban Kedua
18 18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19 19. Profil Sang Pembunuh
20 20. Perburuan Dimulai
21 21. Adu Pintar
22 22. Lily Membantu Penyelidikan
23 23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24 24. Pertemuan Rahasia
25 25. Penyamaran Yang Sempurna
26 26. Menyembunyikan Jejak
27 27. Penyesalan Lily
28 28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29 29. Awal Semuanya Bermula
30 30. Sang Investor
31 31. Harga Diri Yang Terluka
32 32. Kemarahan Kenneth
33 33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34 34. Jejak Yang Tertinggal
35 35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36 36. Hidup Kembali Normal
37 37. Kencan Makan Siang
38 38. Hasil Otopsi
39 39. Penyelidikan Lanjutan
40 40. Perbedaan Pendapat
41 41. Informasi Penting
42 42. Max Menggertak Lily
43 43. Keraguan Andrea
44 44. Kebimbangan Max
45 45. Pengungkapan
46 46. Aku Akan Melindungimu
47 47. Melacak
48 48. Pameran Lukisan
49 49. Percobaan Pembunuhan
50 50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51 51. Pagi Yang Panas
52 52. Titik Terang
53 53. Sebuah Teori
54 54. Kebenaran Mulai Terungkap
55 55. Kasus Kembali Dibuka
56 56. Surat Misterius
57 57. Odette dan Odilia
58 58. Informasi Berguna
59 59. Fake It Til You Make It
60 60. Penangkapan
61 61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62 62. White Lily
63 63. Nolo Contendere
64 64. Motif Sebenarnya
65 65. Rencana Yang Sempurna
66 66. Perjamuan Presiden
67 67. Membungkam "Saksi"
68 68. Eksekusi
69 69. Sang Detektif
70 70. Peluru Hampa
71 71. Jane Doe
72 72. Bangun
73 73. Pengirim Tiket
74 74. Face to Face
75 75. Epilog
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1. Sang Miliuner Telah Mati
2
2. Istri Sang Miliuner
3
3. Presumption of Innocence
4
4. Di Ruang Interogasi
5
5. Siapakah Gandawasa Natadharma?
6
6. Pemakaman
7
7. Menyelidiki Racun
8
8. Kembali Ke Mansion
9
9. Pertemuan Pertama
10
10. That Winter In Manhattan
11
11. The Sparks
12
12. Gadis Teh Botol
13
13. Motif
14
14. Penyelidikan Andrea
15
15. Di Hotel
16
16. Tuduhan Pelecehan
17
17. Korban Kedua
18
18. Penyelidikan Max di Kantor Gandawasa
19
19. Profil Sang Pembunuh
20
20. Perburuan Dimulai
21
21. Adu Pintar
22
22. Lily Membantu Penyelidikan
23
23. Bisnis Baru Sang Miliuner
24
24. Pertemuan Rahasia
25
25. Penyamaran Yang Sempurna
26
26. Menyembunyikan Jejak
27
27. Penyesalan Lily
28
28. Tangkap Aku Jika Kau Bisa
29
29. Awal Semuanya Bermula
30
30. Sang Investor
31
31. Harga Diri Yang Terluka
32
32. Kemarahan Kenneth
33
33. Menesuluri Jejak Sang Pembunuh
34
34. Jejak Yang Tertinggal
35
35. Lily Bebas Dari Segala Praduga
36
36. Hidup Kembali Normal
37
37. Kencan Makan Siang
38
38. Hasil Otopsi
39
39. Penyelidikan Lanjutan
40
40. Perbedaan Pendapat
41
41. Informasi Penting
42
42. Max Menggertak Lily
43
43. Keraguan Andrea
44
44. Kebimbangan Max
45
45. Pengungkapan
46
46. Aku Akan Melindungimu
47
47. Melacak
48
48. Pameran Lukisan
49
49. Percobaan Pembunuhan
50
50. Max Membawa Lily Tinggal di Rumahnya
51
51. Pagi Yang Panas
52
52. Titik Terang
53
53. Sebuah Teori
54
54. Kebenaran Mulai Terungkap
55
55. Kasus Kembali Dibuka
56
56. Surat Misterius
57
57. Odette dan Odilia
58
58. Informasi Berguna
59
59. Fake It Til You Make It
60
60. Penangkapan
61
61. Kehidupan Si Angsa Hitam
62
62. White Lily
63
63. Nolo Contendere
64
64. Motif Sebenarnya
65
65. Rencana Yang Sempurna
66
66. Perjamuan Presiden
67
67. Membungkam "Saksi"
68
68. Eksekusi
69
69. Sang Detektif
70
70. Peluru Hampa
71
71. Jane Doe
72
72. Bangun
73
73. Pengirim Tiket
74
74. Face to Face
75
75. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!