Kembali ke masa kini, Lily menarik napas dalam dan memejamkan mata, mengingat semua kenangan itu. Pertemuannya dengan Gandawasa adalah titik balik dalam hidupnya.
Pertemuan yang penuh dengan chemistry yang tak terbantahkan, dan mereka saling jatuh cinta dalam waktu singkat.
Setelah berkencan satu tahun, Gandawasa melamarnya dan Lily menerima tanpa banyak pertimbangan. Gandawasa kaya raya tetapi sederhana dan murah hati, apa lagi yang harus membuatnya bimbang? Apalagi orang tua Gandawasa juga merestuinya. Tidak mudah mendapat mertua kaya raya yang mau menerima dengan hati terbuka.
Lily berpendapat, hanya ada dua jenis lelaki di dunia ini. Lelaki yang hanya bisa dijadikan kekasih, dan lelaki yang layak dijadikan suami.
Tipe-tipe bad boy yang seksi, dingin, kasar dan suka memaksa, yang digilai para pembaca di novel-novel romansa genre mafia, hanya cocok dijadikan kekasih. Tetapi untuk suami, harus seseorang seperti Gandawasa, yang menawarkan rasa aman.
Pendapat yang mengatakan bahwa pria yang jauh lebih tua akan lebih memanjakanmu, itu juga benar. Tidak heran banyak yang suka mencari sugar daddy.
Setelah menikah dengan Gandawasa, hidup Lily berubah drastis. Dari gadis sederhana penerima beasiswa, menjadi istri seorang miliuner di kota besar Amerika. Bukan hanya sekadar miliuner, tetapi salah satu orang yang masuk daftar orang terkaya di dunia menurut majalah keuangan.
Ia belajar bagaimana membawa dirinya di tengah kehidupan mewah dan penuh tekanan dari media. Penampilan Lily yang dulu polos, menyesuaikan dengan status barunya, berubah menjadi penuh pesona dan berkelas.
Gandawasa sangat mendukung semua tindakannya, tidak pernah cemburu buta, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi. Mereka hampir tidak pernah memiliki konflik, apalagi bertengkar dengan kepala panas.
Gandawasa juga sering sekali mengusap pipinya. Di saat seperti itu. Lily merasa sangat disayang.
Gandawasa adalah pribadi yang lembut, dan suka menghabiskan waktu di rumah ketika sedang tidak bekerja. Karena itu, Lily benar-benar bingung, siapa yang tega menghabisi suaminya.
Apalagi, menurut keterangan Detektif Anderson, itu racun yang terakumulasi lama. Si pembunuh sangat sabar, sengaja membunuhnya pelan-pelan.
Siapa?
***
Sementara itu, Andrea telah menyelidiki latar belakang Lily sebelum menjadi istri seorang miliuner, dan saat ini sedang menyampaikan hasil temuannya kepada Max.
“Ini hasil yang kudapat setelah mencari dan membaca semua informasi tentang janda miliuner itu. Apakah kau siap mendengar, Anderson?”
Max menyandarkan punggung di kursinya, dan mengangguk. “Telingaku siap menampung semuanya.”
“Lily Kanissa, istri muda miliuner asal Indonesia Gandawasa Natadharma, adalah wanita berusia 30 tahun yang memiliki pesona yang mampu memikat siapa saja yang melihatnya.” Andrea mulai membaca salah satu surat kabar daring.
"Selalu tampil anggun, dengan rambut hitam panjangnya yang berkilau dan kulitnya yang sebening porselen. Setiap gerakannya halus dan penuh kepercayaan diri, penampilannya sangat berkelas. Wajah polos dipadu dengan mata tajam, menunjukkan bahwa ia adalah wanita yang cerdas.
Sebelum menjadi sosok yang dikenal sebagai istri miliuner dan ikon di dunia sosialita San Francisco, Lily pernah memiliki kehidupan yang sangat berbeda.
Sepuluh tahun lalu, fotonya viral di media sosial. Tiba-tiba ia menjadi terkenal sebagai 'Gadis Teh Botol', karena foto yang membuatnya viral itu menampilkan dirinya yang mengenakan seragam sekolah dan memegang teh botol di kelas. Di foto itu, Lily tampak sangat manis dan imut.
Dalam foto tersebut, ia mengenakan seragam putih abu-abu yang merupakan seragam khas siswa sekolah menengah atas di Indonesia. Di tangan kirinya ia memegang sebuah teh botol, minuman yang sangat populer di Indonesia. Rambutnya dikuncir kuda, dan poninya bahkan agak berantakan, sepertinya tertiup angin, karena latar belakang foto itu adalah halaman sekolah yang dipenuhi oleh teman-temannya yang sedang bercanda dan tertawa.
Foto itu sepertinya diambil mendadak, terlihat dari ekspresinya yang tampak terkejut dan agak bengong, dengan mata melebar, yang semakin menambah keimutannya. Kemungkinan besar, waktu itu ia dipanggil temannya kemudian langsung difoto.
Tanpa sepengetahuan Lily, foto itu diunggah oleh temannya ke media sosial. Dalam waktu singkat, foto tersebut memesona banyak orang dan menjadi viral. Lily kemudian mendapat julukan ‘Gadis Teh Botol’. Semua orang memujinya sebagai berwajah malaikat.
Ia bahkan sempat diwawancara oleh beberapa acara televisi lokal dan diundang untuk menjadi bintang tamu di berbagai acara bincang-bincang, tetapi ia menolak dengan alasan harus sekolah.”
Andrea menjeda sejenak, mengamati wajah kepala timnya. Tetapi Max bergeming dan tidak mengatakan apa-apa.
Terdorong rasa ingin tahu, Andrea bertanya, “Kau tidak penasaran ingin melihat foto sang ‘Gadis Teh Botol’?”
Max hanya menadahkan tangan, dan Andrea membalikkan tablet di tangannya ke arah Max, untuk menunjukkan foto Lily.
Max menatap foto itu, tapi tidak berkomentar, kemudian mengangguk, isyarat agar Andrea melanjutkan. Andrea membalikkan kembali tabletnya, dan beralih membuka laman di situs web lain.
“Nah ini informasi lain. Karena viral, Lily pernah menarik perhatian John Mao, sutradara terkenal asal Hong Kong yang sedang mencari wajah imut kekanakan untuk film kolosalnya yang terbaru.
Kantor John Mao mengirimkan surat yang ditolak Lily, dua kali. Karena merasa wajahnya sangat cocok dengan karakter dalam filmnya, sutradara John Mao sangat ngotot menginginkan gadis itu, sampai terbang sendiri ke Indonesia untuk menemuinya.”
“Apakah Lily menerima?” Tanya Max tiba-tiba. “John Mao terkenal sangat artistik. Film-filmnya selalu kolosal dan berbujet besar. Telah banyak yang mendapatkan penghargaan. Bahkan artis-artis besar seperti Zhang Ziyi dan Gong Li sangat bahagia ketika bisa berperan di dalam filmnya.”
Andrea menggeleng. “Lily tetap menolak.”
“Dengan alasan...?” Max mengerutkan kening
“Harus sekolah.”
Tiba-tiba tawa Max pecah, berderai-derai sampai perutnya terasa sakit.
“Wanita itu benar-benar unik. Dia menolak popularitas demi sekolah. Berprinsip, lebih mementingkan pendidikan. Bagus, aku mulai mengaguminya.”
“Hanya mulai?” Andrea mendelik, “Bukan semakin?”
Max mengibaskan tangan, “Lanjutkan.”
“Lily mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Amerika. Setiap tahun ia memang selalu juara kelas, bahkan juara umum. Ketika kuliah, ia pernah magang di Microsoft.”
“Pernah magang di Microsoft?” Max kembali menyela, “Magang di Microsoft sangat kompetitif. Itu bukan sesuatu yang mudah. Individu yang tertarik untuk magang harus menunjukkan kepemimpinan dan semangat terhadap industri, serta keterampilan organisasi dan komunikasi yang kuat.”
“Wanita ini benar-benar luar biasa.” Max melanjutkan, “Dia bukan hanya sekadar wajah cantik tanpa otak. Apalagi seorang ‘dumb blonde’ (wanita berambut pirang yang secara stereotip dianggap menarik di dunia Barat, tetapi tidak cerdas atau bodoh).”
Andrea tidak mengatakan apa-apa. Sebab Lily berotak itu adalah kenyataan yang tak terbantahkan.
“Setelah lulus sarjana, Lily mendapat tawaran beasiswa dari dua universitas paling bergengsi. MIT dan Stanford, keduanya di bidang sains komputer. Selesai mengunjungi MIT, ia berlibur di New York City. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Gandawasa, ketika menonton pertunjukkan ‘Phantom of The Opera’ di Broadway.”
Mereka melanjutkan pertemuan setelah empat hari menghabiskan waktu bersama di New York. Dan menikah setelah satu tahun berpacaran. Tidakkah menurutmu, itu terlalu mencurigakan?” Andrea menutup laporannya.
“Bagaimana itu bisa mencurigakan?” Max balik bertanya.
“Terlalu singkat, terlalu cepat. Bisa saja Lily telah memiliki motif sejak hari ia menerima Gandawasa. Harap diingat, racun yang memasuki tubuh Gandawasa berdosis sangat rendah, dan terakumulasi dalam waktu lama.”
Andrea menambahkan, “Satu-satunya orang yang bisa melakukannya, hanya Lily.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
adi_nata
bagaimana dengan latar belakang keluarga Lily ? tidak diselidiki juga ?
2024-12-29
0
adi_nata
tidak juga .. semua kembali ke karakter manusianya.
2024-12-29
0
Reksa Nanta
kalau tawaran beasiswanya di luar negeri, aku meragukan Lily hanya bersekolah di Sekolah Menengah Atas kalangan biasa saja.
2024-10-13
0