Saat jam makan malam, Nyonya Renata dan kedua putranya seperti biasa makan bersama, Ayatha dan Bibi moi juga ada di ruang makan itu, menunggu jika salah satu anggota keluargan ini membutuhkan sesuatu.
" Tadi siang ibu mencarimu Andra, kemana kau pergi? Ada apa dengan tanganmu? " kata Nyonya Renata lembut bertanya pada anaknya namun langsung panik ketika dia melihat tangan Andra yang terbalut perban.
" Oh, ini hanya tergores, dan aku sudah lama tidak pulang, hanya menikmati suasana sekitar, dan beberapa tempat yang ku ingat, ternyata sudah banyak yang berubah " kata Andra tersenyum pada ibunya.
" Kita harus memanggil dokter, " kata Nyonya Renata khawatir.
" Aku tidak apa-apa ibu, ini hanya luka kecil, tadi sudah di obati jadi ibu tidak perlu khawatir, " kata Andra menenangkan ibunya.
" Lain kali kau harus membawa supir, atau paling tidak Ayatha, ibu sudah menyuruhnya untuk mengikutimu saat kau pergi keluar, " kata Nyonya Renata
" Tidak perlu ibu,aku sudah besar sekarang, tidak memerlukan pengawalan lagi, dan aku sudah bisa menjaga diriku sendiri, " kata Andra menangkap kecemasan dari nada bicara ibunya.
" Tidak, ibu sangat khawatir dengan mu, kau harus tetap di beri pengawalan, kau putra pewaris keluarga ini, pasti banyak yang ingin mencelakanmu, " kata Nyonya Renata tampak cemas! Andra hanya tersenyum, dia tahu ibunya tidak bisa dibantah soal ini, maka dari itu di hanya tersenyum.
Ayatha melihat Wayren sekilas, sepertinya dia masih kesal, dia hanya diam mendengarkan percakapan ibu dan kakaknya tanpa menimpali sama sekali.
" Owh iya, semalam Ibu mendapat undangan resmi peresmian hotel Crown di bagian selatan, karena ayah kalian tidak ada, kalian atau paling tidak salah satu dari kalian harus ikut dengan Ibu kesana, kita sedang berusaha membangun kerja sama dengan perusahaan Maddison, kita harus menghadirinya, " kata Nyonya Renata.
" Ehm.. ajak kakak saja, aku sudah bosan bertemu dan melihat mereka, lagi pula itu acara paling membosankan," kata Wayren ketus
" Baiklah, aku akan menemani ibu," kata Andra sambil tersenyum pada ibunya.
" Baiklah kalau begitu kita pergi bertiga, " kata Nyonya Renata
" Bertiga? " tanya Wayren penasaran, kenapa bertiga? Pikirnya
" Iya, Andra, Ibu, dan Ayatha, dia kan pelayan pribadi Andra, lagi pula ibu butuh seorang pelayan yang menemani ibu, Bibi moi harus bertanggung jawab di rumah ini jika ibu pergi, maka dari itu , Ibu membawa Ayatha"
" Iwh begitu... Ehm...kalau aku pikir- pikir, sendirian di rumah tanpa Ibu dan Kakak, aku juga sudah bosan dengan kota ini, ada bagusnya juga kalau aku ikut saja, " kata Wayren mencari alasan, dia tidak mau tinggal di sini sendiri sedangkan Ayatha pergi begitu saja, dia harus ikut, pikirnya.
" Benarkah? Itu acara yang sangat membosankan, " kata Nyonya Renata yang kali ini menggoda Wayren.
" Mungkin saja tidak, aku jarang keselatan, jadi mungkin akan menyenangkan, " kata Wayren mencari-cari alasan.
Nyonya Rsnata dan Andra tersenyum melihat Wayren namun Wayren terus makan tanpa memperdulikan mereka. Sesekali dia hanya melirik tajam melihat Ayatha yang tertunduk.
Setelah selesai makan, mereka kembali kegiatan masing masing, Ayatha masih membereskan ruang makan saat tiba-tiba Wayren muncul.
" Ikut aku, " kata Wayren serius dan langsung meninggalkan tempat itu
" Hati-hati ya, sepertinya mood Tuan Muda sedang tidak baik, " kata Bibi Moi pelan agar Wayren tidak mendengarnya, Ayatha hanya tersenyum kecut.
Wayren duduk di halaman belakang sendirian, lalu Ayatha mendekat.
" Duduk lah, " kata Wayren yang sepertinya sadar Ayatha ada disana.
" Baik, " kata Ayatha sungkan, Ayatha duduk namun dia langsung kaget melihat wayren yang menatap Ayatha dengan suram, wajahnya terlihat kesal, namun dia hanya menatap Ayatha saja, Ayatha yang diperlakukan seperti itu langsung gugup melihatnya.
" Jangan seperti itu lagi ya, " kata wayren mencubit hidung Ayatha sepertinya gemas namun hati-hati agar Ayatha tidak kesakitan.
" Dhm, maksud Anda?" kata Ayatha bingung.
" Pokoknya ikuti saja, aku tidak suka di bantah "
" Baik tuan, " kata Ayatha bingung, dia tidak boleh seperti itu lagi? Seperti apa?
" Apakah tanganmu masih sakit? " kata w
Wayren mengambil lengan Ayatha yang tadi digenggamnya dengan keras.
" Owh, ini tidak apa-apa tuan," kata Ayatha salah tingkah melihat tingkah Tuan Mudanya.
" Maafkan aku, " kata Wayren menatap Ayatha dengan lembut, terlihat penyesalan dan ketulusan dimatanya. Melihat pandangan mata Wayren, Ayatha langsung terdiam, wajahnya terasa memanas dan bersemu merah, membuat Wayren tersenyum manis.
" Iya Tuan, " kata Ayatha malu.
Sedangkan, tanpa mereka sadari, Andra menatap mereka dari balkon, wajahnya dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Wih..... setelah benih" tumbuh sekarang benih" cemburu tumbuh 😅
2024-01-05
0
Mimilngemil
😂😂😂
2024-01-05
0
Gabrielle
wahhh....rebutan.
jgn ya...ponakanku jg cantik..mau ga?🤣🤣
2022-02-10
0