Selamat pagi Tuan muda

Ini jam 7 pagi, dan Risa sudah pergi sekolah, Ayatha mengantarnya dulu kesekolah, Ayatha sudah menyiapkan tasnya, Risa masih saja cemberut, Ayatha mencoba menggodanya, dan dia hanya tertawa beberapa saat lalu cemberut lagi.

" Hati-hati yah," katanya saat tiba di sekolahnya.

" Iya" kata Ayatha

" Ingat makanan lezatku, " kata Risa saat turun dari mobil.

" Pasti," kata Ayatha.

Risa melambaikan tangannya, Ayatha membalasnya dari jendela mobil, Ayatha memandanginnya, terima kasih Risa, sudah menjadi dewi penolongku selama aku disini... aku akan merindukan sosoknya yang selalu periang, pikir Ayatha.

Perjalanan menuju rumah nyonya itu agak lama, bahkan meninggalkan daerah kota, menuju tempat yang kelihatannya tenang, dan saat sampai, ayatha tidak percaya nyonya itu tinggal di rumah yang sebesar ini, bahkan untuk menuju rumahnya saja ada jalan aspal khusus, bahkan pintu gerbangnya saja sangat besar. Ayatha hampir tak bisa percaya ada rumah seperti ini, sepertinya Ayatha hanya melihat rumah ini di TV saja, benar-benar hebat.

" Ada yang bisa saya bantu?, " kata seorang seperti penjaga pada Ayatha.

" Aku Ayatha, Nyonya menungguku, " kata Ayatha padanya.

" Owh, Ayatha, Nyonya memang sedang menunggu Anda, sebentar, " kata Penjaga itu membuka kan pintu kecil yang ada di sebelah pintu gerbang, lalu dia menyuruh Ayatha masuk dan mengikutinya, saat pertama kali memijakkan kaki dirumah itu, Ayatha kembali tercengang, tamannya sangat-sangat luas, bahkan jauh lebih luas dari taman milik Risa, rumahnya juga sangat besar, benar-benar seperti istana.

Ayatha mengikuti penjaga itu, dan dia mempersilahkan Ayatha masuk ke sebuah ruangan sepertinya ruang tamu, melihat kesekeliling, dekorasinya sangat-sangat mewah, Ayatha bahkan takut duduk di sofanya.

" Ayatha, kamu sudah datang?" kata nyonya itu datang dari dalam, tetap seperti bisa anggun dan cantik.

" Iya nyonya, " kata Ayatha sambil memberi hormat.

" Owh, ini Ibu Moi, dia adalah kepala pelayanan rumah tangga dirumah ini, dia yang mengatur semuanya, dia juga yang akan membantu mu untuk mengetahui tugasmu, aku sudah mengatakan semuanya padanya, " kata Nyonya itu pada Ayatha sambil memperkenalkan seorang wanita separuh baya yang kelihatan rapi dengan seragam pelayannya.

" Iya nyonya" kata Ayatha.

" Kalau begitu saya permisi dulu, ada yang harus saya lakukan, saya serahkan kamu kepada Ibu Moi, " kata Nyonya itu segera pergi masuk kembali.

" Ikuti saya, " kata Ibu Moi.

" Baik" kata Ayatha mengikutinya.

Ayatha dan Ibu Moi pergi berjalan melewati ruangan-ruangan yang menakjubkan indahnya lalu menuju dapur, bahkan dapurnya saja sangat luas, lalu di dekat dapur terdapat ruangan pelayan, dia menunjukkan satu ruangan untuknya.

" Ini adalah ruangan untukmu, kau bisa meninggalkan barang-barangmu di sini, di sana ada baju kerjamu, nyonya sudah mengatakan bahwa kau sangat muda, aku rasa baju itu pas untuk ukuranmu, gantilah baju, akan aku beritahu semua tugasmu, " kata Ibu Moi sambil tersenyum ramah.

" Terima kasih, " kata Ayatha.

Ayatha segera memasuki ruangan itu, ruangan itu terkesan jauh lebih sederhana dari pada ruangan-ruangan yang ada dirumah ini, tapi Ayatha rasa ini jauh dari cukup untuknya, ada tempat tidur, lemari pakaian dan beberapa gantungan, disana juga tergantung baju kerjanya, tanpa pikir panjang Ayatha langsung memakainya dan setelah itu Ayatha langsung keluar menemui Ibu Moi

" Apakah pas?," katanya.

" Iya" kata Ayatha tersenyum

" Baiklah, tugasmu adalah menjadi pelayan pribadi Nyonya, sebenarnya Nyonya tidak memiliki pelayan pribadi sebelumnya, Nyonya suka menyendiri, jadi saat sendiri kau bisa melakukan hal lain, tugas utamamu adalah menyediakan semua permintaan Nyonya, mulai dari makanan, minuman sampai mengikutinya berbelanja, itu saja tugas utamamu, tugas yang lain adalah jika ada salah satu dari anggota keluarga disini memintamu untuk melakukan hal yang lain, " kata Ibu Moi panjang dan lebar.

" Iya," kata Ayatha mengangguk.

"Bagus, sekarang ikuti aku, " katanya.

Ayatha mengikuti Ibu Moi, dia menunjukkan ruangan-ruangan dirumah ini, ada ruang tamu utama, ruang tamu khusus untuk tamu-tamu khusus seperti keluarga atau seseorang yang sudah dianggap seperti keluarga, ruang makan utama, ruang makan yang lebih kecil di sebelahnya, dapur, ruang kerja Tuan yang sama sekali tidak boleh siapapun masuki kecuali anggota keluarga dan pelayan pribadi Tuan, ruang baca, ruang seni di mana tuan muda sering berlatih piano dan nyonya melukis, Ayatha boleh memasukinya untuk melayani nyonya, ruang olahraga, dan sebuah kolam renang indoor dan outdoor, bahkan rumah ini memiliki helipad tersendiri di kebun belakangnya, rumah ini benar-benar istana, pikir Ayatha.

Rumah ini benar-benar besar, Ayatha saja sampai sedikit kewalahan melihat semua ruangan yang ada di rumah ini, rumah ini benar-benar istana, atau mungkin lebih tepatnya seperti hotel, karena ada lebih dari 15 kamar tidur di rumah ini, dan itu hanya untuk tamu.

" Ini ruang tidur utama Nyonya dan Tuan, kau hanya boleh masuk jika ada izin dari Nyonya, atau Tuan, " kata Ibu Moi.

" Baiklah " kata Ayatha.

Lalu mereka pergi lagi keruangan berikutnya

" Lalu yang ini, ini ruangan untuk Tuan Muda, Nyonya dan Tuan memiliki dua anak laki-laki, namun hanya ada Tuan muda kedua yang tinggal dirumah ini, dan ini kamarnya, sama seperti setiap kamar kamu harus mendapat izin untuk memasukinya, lalu yang disana adalah kamar Tuan muda pertama, Tuan muda pertama sudah 8 tahun tinggal di luar negeri, jadi sudah 8 tahun kamar itu kosong, " kata Ibu Moi menjelaskan dengan lugas dan lancar.

" Baiklah Ibu Moi," kata Ayatha sopan.

" Kau boleh memanggilku Bibi, kau masih sangat muda, mungkin kau seumuran dengan cucuku, " kata Bibi Moi melihat Ayatha.

" Terima kasih, Bibi " kata Ayatha.

Bibi Moi hanya tersenyum lebar, dan saat itu tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan sesorang Pria, P1ria itu seperti seumuran dengan Ayatha atau mungkin lebih tua sedikit, dia tinggi, badannya tegap dan proporsional, telihat sekali dia sering menjaga badannya, wajahnya putih bagai porselen, rambutnya hitam dan matanya sangat tajam namun tetap indah, bibirnya tipis dan merah, dia pasti Tuan Muda Kedua, dia benar-benar mirip Nyonya, pikir Ayatha sambil melihatnya, dan dia langsung melihat Ayatha, Ayatha langsung tertunduk karenanya.

" Selamat pagi, Tuan Muda, " kata Bibi memberikan salam.

" Selamat pagi, Tuan Muda, " kata Ayatha

langsung mengikuti Bibi memberikan salam.

" Siapa dia?" kata Tuan Muda itu pada Bibi Moi, Ayatha langsung gugup.

" Dia pelayan nyonya yang baru Tuan, " kata Bibi Moi sopan.

" Pelayan ibuku? Sejak kapan ibu memiliki pelayan?, " katanya pada Bibi itu.

" Tadi pagi Tuan, " kata Bibi itu lagi.

" Kau tahu di mana ibuku? Aku ingin bicara dengannya, " katanya lagi.

" Nyonya sedang kamar Tuan, " kata Bibi lagi, Ayatha hanya bisa diam dan menunduk.

" Owh..OK lah," katanya segera bejalan melewati mereka, sebelum pergi dia melihat Ayatha lagi, Ayatha langsung tertunduk kembali.

Wah... apa dia galak? Pikir Ayatha...

" hei, Ayatha, jangan terlalu diambil pikir jika Tuan Muda jahil padamu, Tuan Muda kedua memang selalu jahil pada semua orang, tapi dia pria yang baik, " kata Bibi pada Ayatha dan dia langsung berjalan.

" Iya bibi, " kata Ayatha sambil mengikutinya.

Setelah itu aku berkenalan pada setiap pelayan di rumah ini, ada 10 pelayan yang tugasnya membersihkan ruangan masing-masing, ada pelayan diruang makan, pelayan ruang tamu, pelayan ruang baca, dan pelayan kamar. Ada juga 2 pelayan yang tugasnya hanya memasak dan berada di dapur, dan Bibi Moi yang mengatur mereka sekaligus menjadi pelayan khusus untuk Tuan.

Dan sekarang ada Ayatha yang menjadi pelayan khusus Byonya. Untung saja mereka menyambutnya dengan ramah, dia menjadi sedikit lebih lega, awalnya Ayatha takut mereka tidak menyukainya.

Bibi Moi menyerahkan pada Ayatha rincian jam-jam di mana Ayatha harus bersiap di dekat nyonya, jam berapa Ayatha harus membawakan teh kesukaan nyonya yang harus dia buat, dan jam berapa Nyonya tidak boleh diganggu sama sekali.

Bibi Moi mengatakan sekarang tugas Ayatha hanya menunggu perintah dari Nyonya, Ayatha berdiri di depan pintu kamarnya dari tadi, Bibi Moi takut jika tiba-tiba Nyonya inginkan sesuatu tapi Ayatha tidak ada, itu akan sangat tidak baik apa lagi ini hari pertamanya kerja.

Dan benar saja, tiba-tiba Nyonya langsung memanggilnya, dengan gugup Ayatha membuka pintu kamarnya, ternyata tidak seperti pikirannya, ruangan itu bukan langsung kamar tidur, malah seperti ruang keluarga, ada TV, sofa, dan rak-rak buku yang tersusun sangat cantik, benar-benar mewah.

" Iya Nyonya, " kata Ayatha mendekatinya.

" Sebentar lagi makan siang, bisakah kamu memasakkan saya makanan yang saya mau, " kata Nyonya sambil meletakkan buku yang sepertinya dari tadi di bacanya.

" Baik nyonya, " kata Ayatha.

" Bisakah kamu memasakan saya nasi goreng, saya ingin mencicipi masakan kamu, kamu bilang kamu bisa memasak kemarin, " katanya lagi.

" Iya Nyonya," kata Ayatha.

" Baiklah, silahkan, " kata Nyonya itu.

Ayatha memberi salam dan segera keluar... aduh..nasi goreng.. bagaimana nasi goreng kesukaan nyonya, pikir Ayatha, dia harus bertanya pada bibi.

" Nasi goreng?" kata Bibi Moi dengan wajah bingung.

" Iya bibi, Nyonya ingin saya memasak nasi goreng," kata Ayatha bingung juga.

" Nyonya tidak pernah meminta nasi goreng, ehm... buatlah seperti yang kau bisa... Nyonya orang yang baik, dia tidak akan memarahimu, " kata Bibi Moi.

Ayatha hanya terdiam, kenapa seperti ini? Ayatha hanya bisa memasak nasi goreng yang sederhana, bagaimana jika nyonya tidak suka...tapi ya sudah lah... Mau gimana lagi, nyonya sudah menyuruh dan dia juga sudah menyanggupinya, mungkin Nyonya sedang mengujinya.

Ayatha berjalan lunglai ke dapur, bingung harus memasaknya bagaimana, saat didapur Ayatha melihat meja dapur sudah penuh dengan makan yang kelihatannya jauh lebih enak dan bervariasi, dan Ayatha hanya bisa membuat nasi goreng sederhana.

Ayatha memberi tahu koki yang ada disana, mereka juga terkejut, karena nasi goreng tidak pernah di hidangkan di rumah ini, tapi mereka dengan senang hati membantu Ayatha membuatnya.

Ini saat jam makan siang, makanan sudah terhidang, Nyonya dan Tuan Muda sudah duduk di meja makan, kata Bibi, t

Tuan sedang pergi untuk urusan bisnis keluar negeri, jadi dirumah hanya ada Tuan Muda Kedua dan Nyonya.

Ayatha gemetar saat membawa nasi goreng buatan nya, untunglah koki sedikit mendekorasi makanan ini sehingga tampat lebih menarik, Ayatha segera meletakkanya di depan meja Nyonya.

" Silahkan nyonya," kata Ayatha sambil memberi salam dan segera berdiri di belakang Nyonya.

Setelah Ayatha meletakkan makanan, tanpa sengaja pandangannya mengarah ke Tuan Muda Kedua, dia juga sedang menatap Ayatha, namun tatapannya sangat dingin, mebuat Ayatha cepat-cepat memalingkan wajahnya.

Ayatha berdiri dibekalang sedang harap-harap cemas, apakah makanan itu cocok untuk Nyonya, bagaimana kalau dia sakit perut gara-gara masakkan ku? Ah... aku sangat bingung, pikir Ayatha.

" Ayatha, " kata Nyonya tiba-tiba memanggil Ayatha dan saat itu jantung ayatha ingin copot rasanya.

" Iya nyonya, " kata Ayatha menunduk saja tidak tahu harus bagaimana, Ayatha rasa nasi goreng itu tidak cocok dengan Nyonya.

" Makanan ini sangat enak, ternyata kamu benar-benar pandai memasak, " kata Nyonya tersenyum padanya.

Ayatha hanya tertegun terdiam, enak? Benarkah? Atau Nyonya hanya memujinya karena tidak ingin aku meresa tidak enak, atau bagaimana?

" Terima kasih Nyonya, " kata Ayatha.

Lalu Ayatha kembali ketempatnya semula sambil menghembuskan napas lega, dari seberang Ayatha lihat Bibi Moi tersenyum padanya, Ayatha juga tersenyum padanya, lalu tiba-tiba pandangan Ayatha langsung tertuju pada Tuan Muda, dia sedang menatap Ayatha dengan tatapan yang aneh... ehm.. ada apa?? Dia lalu memalingkan wajahnya dan kembali makan.

Jam makan siang berakhir, walaupun enak... nyonya tidak menghabiskan semua nasi gorengnya, kata Bibi Moi porsi nasi goreng Ayatha terlalu banyak dan memang nyonya juga jarang makan banyak.

Ayatha memangangkatnya dan lalu meletakkanya di meja dapur... Ayatha mengambil lalu ingin mengambil air untuk minum, karena terlalu gugup dia jadi haus.

Tiba-tiba pintu dapur terbuka, Ayatha tidak melihatnya dan lanjut meminum minumanya. Sampai seseorang mendehem... itu suara pria, Ayatha melihatnya... Ayatha langsung kaget, ternyata Tuan Muda.

" Maaf Tuan Muda," kata Ayatha memberi salam.

" Ambilkan aku sendok," katanya menyuruh Ayatha

Ayatha segera mencari sendok, tapi dimana diletakkan? Ayatha tidak tahu di mana mereka meletakkan sendok untuk makan.

" Di sana, di lemari bagian kanan, " kata Tuan Muda, Ayatha langsung melihat Tuan Muda dan bergegas ke lemari yang dia tunjuk, benar saja, disana ternyata tempat penyimpanan piring, sendok, dan alat makan yang lainnya.

" Ini Tuan," kata Ayatha sambil menyerahkannya.

Tuan muda lalu duduk di bangku meja makan dapur...

" Kau duduk di sini," kata Ayatha menyuruh Ayatha duduk di depannya, Ayatha kelihatan kebingungan, kenapa dia harus duduk disitu?, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh tuan mudanya.

Wayren menatap Ayatha yang gugup di depannya, dia tersenyum sedikit melihat kelakuan pelayan barunya itu. Wayren lalu mengambil nasi goreng yang ada didepanya, Ayatha kelihatan kaget sekali melihat tingkah laku Tuan Mudanya.

" Kau tidak memberikan aku minuman?, " kata Wayren mencoba serius, ingin melihat bagaimana reaksi Ayatha selanjutnya, benar saja... mendengar itu Ayatha langsung kaget, kelihatan gugup dan kebingungan, Wayren ingin tertawa melihatnya, namun dia mencoba untuk tetap seserius mungkin.

Ayatha kebingungan, benar juga, kenapa aku tidak memberikannya air...tapi dia tadi menyuruhku untuk duduk, kata hati Ayatha, dengan gugup Ayatha bangkit mengambil gelas dari lemari dan menuangkan minuman untuknya.

" Silahkan Tuan, " kata Ayatha menyerahkannya.

" Terima kasih, duduk lah, " kata wayren menyuru Ayatha untuk duduk lagi.

Wayren hanya menatap Ayatha, sedangkan Ayatha hanya bisa menunduk, Wayren terus menatap Ayatha, ada sesuatu yang membuat Wayren tidak bisa melepaskan pandangannya, gadis yang manis, pikiran itu tiba-tiba terngiang di kepalanya, Wayren hanya tersenyum lalu meminum minumannya.

" Siapa tadi namamu? " tanya Wayren lagi.

" Ayatha, tuan" kata Ayatha tetap tertunduk.

" Bagimana Ibuku bisa menemukan mu?," kata Wayren seserius mungkin.

" Kami..eh.. Nyonya bertemu saya ketika saya...membantu nyonya di depan cafe Tuan," kata Ayatha bingung mencari kata-kata dan mencoba sesopan mungkin mengatakannya.

" Kau menolong ibuku?, " kata Wayren penasaran.

Ayatha hanya mengangguk, dia tidak ingin salah berbicara dengan Tuan Muda pada hari pertama dia bekerja.

Wayren sebenarnya masih penasaran dengan Ayatha, bagimana dia bisa menolong ibunya dan banyak hal lagi tapi dia tidak ingin mengubah imagenya dulu, untuk saat ini dia ingin Ayatha tetap seperti ini, karena menurutnya itu Ayatha adalah hiburan tersendiri.

" Jika Ibu memintamu membuat makanan yang lain, kau harus membuatkannya juga untukku, " kata Wayren.

" Iya Tuan" kata Ayatha tetap menunduk, Wayren tersenyum lagi melihat Ayatha yang begitu gugup melihatnya.

Wayren berdiri dan berjalan keluar dari dapur, di luar dapur Aayren tersenyum puas karena sudah bisa menjahili pelayan baru Ibunya.

Sementara di dapur, Ayatha kebingungan, sekarang dia harus menyajikan 2 hidangan setiap kali Nyonya meminta dia memasak sesuatu, dia menghembuskan napas berat... kenapa jadi begini?, pikirnya.

Terpopuler

Comments

Mimilngemil

Mimilngemil

Wayren....
kamu seneng ya... lihat orang gugup 😅, jangan jahat-jahat ya...
Kasian Ayatha 😉

2024-01-04

0

Mimilngemil

Mimilngemil

Ibu Moi, kau orang baik kan?
ah.. semoga

2024-01-04

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

perjalanan hidup di mulai

2022-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Selamat Tinggal Sahabat
2 Siapa dia?
3 Akan sulit menulis jika luka
4 Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5 Rumah ini bukan milikmu
6 Tolong jangan membantuku lagi.
7 Di sini sering terjadi pembunuhan
8 Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9 Kau terluka?
10 Usiamu masih sangat muda
11 Selamat pagi Tuan muda
12 Duduklah di sampingku
13 Kau hanya ingin menatapku
14 Pacarku banyak
15 Harusnya kau tidak disini
16 Karena dia sangat manis
17 Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18 Jatuh cinta pada pandangan pertama
19 Ke mana dia?
20 Jangan begitu lagi ya
21 Dia hanya memamfaatkanmu.
22 Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23 Dia akan mempermalukannya
24 Kau tidak akan terganti
25 Yosa akan datang
26 Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27 Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28 Sepertinya kita salah memulainya
29 Andra pasti marah besar
30 Oh, kau suka melihat aku begini
31 Hati yang sakit
32 Terlalu Naif
33 Aku sudah menemukan pangeranku
34 Kau Jeremy yang itu?
35 Janji akan memperjuangkannya
36 Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37 Aku yang menyukainya
38 Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39 Maxi?
40 Pernahkah kau menyukai seseorang?
41 Hanya memandang saja sudah bahagia
42 Kau tidak tahu aku siapa?
43 Andra, Kau menyukai dia?
44 Walau sedikit, sukailah aku
45 Aku tidak ingin seperti dia
46 Selamat datang Tuan Ray
47 Dia telah mencelakakan Yosa
48 Siapa dia?
49 Ciuman Pertama
50 Merasa bersalah
51 Tolong jangan dekati aku lagi
52 Tolong jemput pelayan pribadiku
53 Kau cantik dengan gaun ini
54 Cobalah tidak membuat orang berharap
55 Pergi
56 Apa jawabanmu masih sama?
57 Menyimpan banyak luka
58 Mungkinkah?
59 Disini banyak hantunya
60 Anak laki laki itu aku
61 Wanita yang Licik
62 Aku juga merindukanmu
63 Bintang
64 Ayo kita ketaman bermain
65 Kepergian yang menyedihkan
66 Tidak Percaya? Percayalah
67 Jangan bekerja lagi
68 Terserah Padanya
69 Inikah Akhirnya?
70 Bertemu Keluarga
71 Wanita yang berbeda
72 Pasar Malam
73 Apa tidak sakit?
74 Ups, aku tidak sengaja
75 Aku punya informasi
76 Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77 Akan kuhabisi dia
78 Maaf, aku sudah mengodamu
79 Aku peringatkan kau
80 3 Hari
81 Aku berubah pikiran
82 Terlambat....
83 Pria yang kau nikahi itu adalah....
84 Mau kemana, calon suami?
85 Apa yang harus aku lakukan padamu?
86 Kenapa?
87 Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88 Andra, apa kau menyukaiku?
89 Mari bercerai
90 Pacar?
91 Percintaan yang mengenaskan
92 Aku Nadine, Tunangan Andra
93 Aku akan membatalkan pertunangan
94 Jangan coba-coba menyentuhnya
95 Impian yang terwujud
96 Aku ingin pergi kesuatu tempat
97 Terbangun di tengah mimpi
98 Hati yang hancur di rerumputan
99 Lebih mencintai dirinya sendiri
100 Belajar melepaskan
101 Kau tahu cara memanggilku kan?
102 Jadi orang yang baru
103 Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104 Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105 Coba setia dengan pasanganmu
106 Jangan ganggu dia
107 Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108 Ada apa dengan mereka malam ini?
109 Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110 Masihkah ada rasa atau tidak?
111 Berjanji tidak akan pergi lagi
112 Apa hubunganmu dengannya?
113 Kita harus bicara!
114 Tak butuh apapun hanya kau
115 Bagaimana kabarmu?
116 Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117 Dia di sana
118 Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119 Selalu menjaga walaupun jauh
120 Tak pernah melakukan hal itu
121 Jangan banyak bergerak dulu
122 Aku tak akan ragu
123 Aku hamil
124 Ayatha, ini asli
125 Bagaimana jika positif hamil
126 Jangan pernah minta putus
127 Aku akan pergi
128 Tak akan buat dia khawatir
129 Keluar negerimu lama sekali
130 Anda terlalu agresif sekarang
131 Hari-Hari yang indah
132 Kejadian tak terduga
133 Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134 Tolong jangan bicarakan Andra
135 Menangis dalam diam
136 Aku terbawa suasana
137 Akan bertemu besok
138 Kehidupan cinta yang manis
139 Pertemuan ke dua
140 Seperti sudah kehilangan akal
141 Hilang Tanpa Jejak
142 Kemana saja asalkan berdua
143 Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144 Aku malu
145 Suara yang menyayat hati
146 Ingin bersama dirinya
147 Biarkan Aku mati saja
148 Senyuman yang sangat akrab
149 Siapa dia sebenarnya?
150 Kau harus mengundangnya
151 Baiklah, ayo kita pacaran
152 Wanita sebelum diriku
153 Tinggalah bersamaku malam ini
154 Akhirnya juga harus menikah
155 Setelah menikah tetap sedingin ini
156 Di suatu tempat di bumi ini
157 Bagaimana dengan cintaku?
158 Jangan panggil aku ibumu
159 A melody of tears
160 Selena, siapa dia?
161 Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162 Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163 Kita jalani pelan-pelan saja
164 Paman jangan menangis
165 Hidup bahagia di sini
166 Aku ingin bermain dengan ayah
167 Apakah hanya halusinasi?
168 Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169 Max, kau juga seorang ayah
170 Will you marry me?
171 Sedingin angin dalam badai salju
172 Jangan sering-sering datang kemari ya
173 Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174 Mari hidup sesuai keinginan takdir
175 Aku Ayahnya!
176 Jagalah mereka selagi aku pergi
177 Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178 Tugasku di sini sudah selesai.
179 Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180 Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181 Nanny!!!
182 Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183 Kau tahu aku pulang?
184 Kenapa tidak mengetuk dulu?
185 Akan ku pikirkan lagi
186 Baiklah, ayo menikah
187 Ayah yang baik
188 Aku ingin satu
189 Berikan aku cucu lagi
190 Malam ini aku temani ya
191 Ingin pernikahan yang bagaimana?
192 Haruskah bertemu ayah?
193 langkah pertama sudah terlewati...
194 Hamil?
195 Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196 Aku iri padanya
197 Tak ingin menyia-yiakan waktu
198 Pagi dengan senyuman
199 Akhirnya menikah juga
200 Kehidupan bahagia
201 Hidup begini saja sudah indah.
202 Ini penghormatan kami
203 Lahirkan lah anak perempuan untukku
204 Ayatha, terima kasih
205 Aku akan nyaman jika di dekatmu
206 Bahagiakah dia melihat kami?
207 Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208 Kebahagiaan yang akan lengkap
209 Hal yang membuat canggung
210 Seseorang menunggu Anda.
211 Menangis sambil tertawa
212 Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213 Aku yang egois
214 Kemana dia pergi?
215 Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216 Tak pernah berpikir untuk mendua
217 Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218 Ayo bicara...
219 Coba dulu saja ya...
220 Hanya pelukan persahabatan
221 Kau serius mengajakku jalan?
222 Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223 Suasana keluarga yang hangat
224 Aku bukan ayahmu!
225 Dia Anakmu!
226 Jangan takut-takuti aku lagi
227 Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228 Meadow - The End
229 Pengumuman saja!!
230 Terima Kasih.
231 penguman Novel Baru
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Selamat Tinggal Sahabat
2
Siapa dia?
3
Akan sulit menulis jika luka
4
Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5
Rumah ini bukan milikmu
6
Tolong jangan membantuku lagi.
7
Di sini sering terjadi pembunuhan
8
Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9
Kau terluka?
10
Usiamu masih sangat muda
11
Selamat pagi Tuan muda
12
Duduklah di sampingku
13
Kau hanya ingin menatapku
14
Pacarku banyak
15
Harusnya kau tidak disini
16
Karena dia sangat manis
17
Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18
Jatuh cinta pada pandangan pertama
19
Ke mana dia?
20
Jangan begitu lagi ya
21
Dia hanya memamfaatkanmu.
22
Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23
Dia akan mempermalukannya
24
Kau tidak akan terganti
25
Yosa akan datang
26
Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27
Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28
Sepertinya kita salah memulainya
29
Andra pasti marah besar
30
Oh, kau suka melihat aku begini
31
Hati yang sakit
32
Terlalu Naif
33
Aku sudah menemukan pangeranku
34
Kau Jeremy yang itu?
35
Janji akan memperjuangkannya
36
Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37
Aku yang menyukainya
38
Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39
Maxi?
40
Pernahkah kau menyukai seseorang?
41
Hanya memandang saja sudah bahagia
42
Kau tidak tahu aku siapa?
43
Andra, Kau menyukai dia?
44
Walau sedikit, sukailah aku
45
Aku tidak ingin seperti dia
46
Selamat datang Tuan Ray
47
Dia telah mencelakakan Yosa
48
Siapa dia?
49
Ciuman Pertama
50
Merasa bersalah
51
Tolong jangan dekati aku lagi
52
Tolong jemput pelayan pribadiku
53
Kau cantik dengan gaun ini
54
Cobalah tidak membuat orang berharap
55
Pergi
56
Apa jawabanmu masih sama?
57
Menyimpan banyak luka
58
Mungkinkah?
59
Disini banyak hantunya
60
Anak laki laki itu aku
61
Wanita yang Licik
62
Aku juga merindukanmu
63
Bintang
64
Ayo kita ketaman bermain
65
Kepergian yang menyedihkan
66
Tidak Percaya? Percayalah
67
Jangan bekerja lagi
68
Terserah Padanya
69
Inikah Akhirnya?
70
Bertemu Keluarga
71
Wanita yang berbeda
72
Pasar Malam
73
Apa tidak sakit?
74
Ups, aku tidak sengaja
75
Aku punya informasi
76
Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77
Akan kuhabisi dia
78
Maaf, aku sudah mengodamu
79
Aku peringatkan kau
80
3 Hari
81
Aku berubah pikiran
82
Terlambat....
83
Pria yang kau nikahi itu adalah....
84
Mau kemana, calon suami?
85
Apa yang harus aku lakukan padamu?
86
Kenapa?
87
Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88
Andra, apa kau menyukaiku?
89
Mari bercerai
90
Pacar?
91
Percintaan yang mengenaskan
92
Aku Nadine, Tunangan Andra
93
Aku akan membatalkan pertunangan
94
Jangan coba-coba menyentuhnya
95
Impian yang terwujud
96
Aku ingin pergi kesuatu tempat
97
Terbangun di tengah mimpi
98
Hati yang hancur di rerumputan
99
Lebih mencintai dirinya sendiri
100
Belajar melepaskan
101
Kau tahu cara memanggilku kan?
102
Jadi orang yang baru
103
Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104
Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105
Coba setia dengan pasanganmu
106
Jangan ganggu dia
107
Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108
Ada apa dengan mereka malam ini?
109
Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110
Masihkah ada rasa atau tidak?
111
Berjanji tidak akan pergi lagi
112
Apa hubunganmu dengannya?
113
Kita harus bicara!
114
Tak butuh apapun hanya kau
115
Bagaimana kabarmu?
116
Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117
Dia di sana
118
Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119
Selalu menjaga walaupun jauh
120
Tak pernah melakukan hal itu
121
Jangan banyak bergerak dulu
122
Aku tak akan ragu
123
Aku hamil
124
Ayatha, ini asli
125
Bagaimana jika positif hamil
126
Jangan pernah minta putus
127
Aku akan pergi
128
Tak akan buat dia khawatir
129
Keluar negerimu lama sekali
130
Anda terlalu agresif sekarang
131
Hari-Hari yang indah
132
Kejadian tak terduga
133
Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134
Tolong jangan bicarakan Andra
135
Menangis dalam diam
136
Aku terbawa suasana
137
Akan bertemu besok
138
Kehidupan cinta yang manis
139
Pertemuan ke dua
140
Seperti sudah kehilangan akal
141
Hilang Tanpa Jejak
142
Kemana saja asalkan berdua
143
Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144
Aku malu
145
Suara yang menyayat hati
146
Ingin bersama dirinya
147
Biarkan Aku mati saja
148
Senyuman yang sangat akrab
149
Siapa dia sebenarnya?
150
Kau harus mengundangnya
151
Baiklah, ayo kita pacaran
152
Wanita sebelum diriku
153
Tinggalah bersamaku malam ini
154
Akhirnya juga harus menikah
155
Setelah menikah tetap sedingin ini
156
Di suatu tempat di bumi ini
157
Bagaimana dengan cintaku?
158
Jangan panggil aku ibumu
159
A melody of tears
160
Selena, siapa dia?
161
Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162
Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163
Kita jalani pelan-pelan saja
164
Paman jangan menangis
165
Hidup bahagia di sini
166
Aku ingin bermain dengan ayah
167
Apakah hanya halusinasi?
168
Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169
Max, kau juga seorang ayah
170
Will you marry me?
171
Sedingin angin dalam badai salju
172
Jangan sering-sering datang kemari ya
173
Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174
Mari hidup sesuai keinginan takdir
175
Aku Ayahnya!
176
Jagalah mereka selagi aku pergi
177
Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178
Tugasku di sini sudah selesai.
179
Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180
Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181
Nanny!!!
182
Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183
Kau tahu aku pulang?
184
Kenapa tidak mengetuk dulu?
185
Akan ku pikirkan lagi
186
Baiklah, ayo menikah
187
Ayah yang baik
188
Aku ingin satu
189
Berikan aku cucu lagi
190
Malam ini aku temani ya
191
Ingin pernikahan yang bagaimana?
192
Haruskah bertemu ayah?
193
langkah pertama sudah terlewati...
194
Hamil?
195
Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196
Aku iri padanya
197
Tak ingin menyia-yiakan waktu
198
Pagi dengan senyuman
199
Akhirnya menikah juga
200
Kehidupan bahagia
201
Hidup begini saja sudah indah.
202
Ini penghormatan kami
203
Lahirkan lah anak perempuan untukku
204
Ayatha, terima kasih
205
Aku akan nyaman jika di dekatmu
206
Bahagiakah dia melihat kami?
207
Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208
Kebahagiaan yang akan lengkap
209
Hal yang membuat canggung
210
Seseorang menunggu Anda.
211
Menangis sambil tertawa
212
Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213
Aku yang egois
214
Kemana dia pergi?
215
Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216
Tak pernah berpikir untuk mendua
217
Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218
Ayo bicara...
219
Coba dulu saja ya...
220
Hanya pelukan persahabatan
221
Kau serius mengajakku jalan?
222
Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223
Suasana keluarga yang hangat
224
Aku bukan ayahmu!
225
Dia Anakmu!
226
Jangan takut-takuti aku lagi
227
Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228
Meadow - The End
229
Pengumuman saja!!
230
Terima Kasih.
231
penguman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!