Ini jam 7 pagi, dan Risa sudah pergi sekolah, Ayatha mengantarnya dulu kesekolah, Ayatha sudah menyiapkan tasnya, Risa masih saja cemberut, Ayatha mencoba menggodanya, dan dia hanya tertawa beberapa saat lalu cemberut lagi.
" Hati-hati yah," katanya saat tiba di sekolahnya.
" Iya" kata Ayatha
" Ingat makanan lezatku, " kata Risa saat turun dari mobil.
" Pasti," kata Ayatha.
Risa melambaikan tangannya, Ayatha membalasnya dari jendela mobil, Ayatha memandanginnya, terima kasih Risa, sudah menjadi dewi penolongku selama aku disini... aku akan merindukan sosoknya yang selalu periang, pikir Ayatha.
Perjalanan menuju rumah nyonya itu agak lama, bahkan meninggalkan daerah kota, menuju tempat yang kelihatannya tenang, dan saat sampai, ayatha tidak percaya nyonya itu tinggal di rumah yang sebesar ini, bahkan untuk menuju rumahnya saja ada jalan aspal khusus, bahkan pintu gerbangnya saja sangat besar. Ayatha hampir tak bisa percaya ada rumah seperti ini, sepertinya Ayatha hanya melihat rumah ini di TV saja, benar-benar hebat.
" Ada yang bisa saya bantu?, " kata seorang seperti penjaga pada Ayatha.
" Aku Ayatha, Nyonya menungguku, " kata Ayatha padanya.
" Owh, Ayatha, Nyonya memang sedang menunggu Anda, sebentar, " kata Penjaga itu membuka kan pintu kecil yang ada di sebelah pintu gerbang, lalu dia menyuruh Ayatha masuk dan mengikutinya, saat pertama kali memijakkan kaki dirumah itu, Ayatha kembali tercengang, tamannya sangat-sangat luas, bahkan jauh lebih luas dari taman milik Risa, rumahnya juga sangat besar, benar-benar seperti istana.
Ayatha mengikuti penjaga itu, dan dia mempersilahkan Ayatha masuk ke sebuah ruangan sepertinya ruang tamu, melihat kesekeliling, dekorasinya sangat-sangat mewah, Ayatha bahkan takut duduk di sofanya.
" Ayatha, kamu sudah datang?" kata nyonya itu datang dari dalam, tetap seperti bisa anggun dan cantik.
" Iya nyonya, " kata Ayatha sambil memberi hormat.
" Owh, ini Ibu Moi, dia adalah kepala pelayanan rumah tangga dirumah ini, dia yang mengatur semuanya, dia juga yang akan membantu mu untuk mengetahui tugasmu, aku sudah mengatakan semuanya padanya, " kata Nyonya itu pada Ayatha sambil memperkenalkan seorang wanita separuh baya yang kelihatan rapi dengan seragam pelayannya.
" Iya nyonya" kata Ayatha.
" Kalau begitu saya permisi dulu, ada yang harus saya lakukan, saya serahkan kamu kepada Ibu Moi, " kata Nyonya itu segera pergi masuk kembali.
" Ikuti saya, " kata Ibu Moi.
" Baik" kata Ayatha mengikutinya.
Ayatha dan Ibu Moi pergi berjalan melewati ruangan-ruangan yang menakjubkan indahnya lalu menuju dapur, bahkan dapurnya saja sangat luas, lalu di dekat dapur terdapat ruangan pelayan, dia menunjukkan satu ruangan untuknya.
" Ini adalah ruangan untukmu, kau bisa meninggalkan barang-barangmu di sini, di sana ada baju kerjamu, nyonya sudah mengatakan bahwa kau sangat muda, aku rasa baju itu pas untuk ukuranmu, gantilah baju, akan aku beritahu semua tugasmu, " kata Ibu Moi sambil tersenyum ramah.
" Terima kasih, " kata Ayatha.
Ayatha segera memasuki ruangan itu, ruangan itu terkesan jauh lebih sederhana dari pada ruangan-ruangan yang ada dirumah ini, tapi Ayatha rasa ini jauh dari cukup untuknya, ada tempat tidur, lemari pakaian dan beberapa gantungan, disana juga tergantung baju kerjanya, tanpa pikir panjang Ayatha langsung memakainya dan setelah itu Ayatha langsung keluar menemui Ibu Moi
" Apakah pas?," katanya.
" Iya" kata Ayatha tersenyum
" Baiklah, tugasmu adalah menjadi pelayan pribadi Nyonya, sebenarnya Nyonya tidak memiliki pelayan pribadi sebelumnya, Nyonya suka menyendiri, jadi saat sendiri kau bisa melakukan hal lain, tugas utamamu adalah menyediakan semua permintaan Nyonya, mulai dari makanan, minuman sampai mengikutinya berbelanja, itu saja tugas utamamu, tugas yang lain adalah jika ada salah satu dari anggota keluarga disini memintamu untuk melakukan hal yang lain, " kata Ibu Moi panjang dan lebar.
" Iya," kata Ayatha mengangguk.
"Bagus, sekarang ikuti aku, " katanya.
Ayatha mengikuti Ibu Moi, dia menunjukkan ruangan-ruangan dirumah ini, ada ruang tamu utama, ruang tamu khusus untuk tamu-tamu khusus seperti keluarga atau seseorang yang sudah dianggap seperti keluarga, ruang makan utama, ruang makan yang lebih kecil di sebelahnya, dapur, ruang kerja Tuan yang sama sekali tidak boleh siapapun masuki kecuali anggota keluarga dan pelayan pribadi Tuan, ruang baca, ruang seni di mana tuan muda sering berlatih piano dan nyonya melukis, Ayatha boleh memasukinya untuk melayani nyonya, ruang olahraga, dan sebuah kolam renang indoor dan outdoor, bahkan rumah ini memiliki helipad tersendiri di kebun belakangnya, rumah ini benar-benar istana, pikir Ayatha.
Rumah ini benar-benar besar, Ayatha saja sampai sedikit kewalahan melihat semua ruangan yang ada di rumah ini, rumah ini benar-benar istana, atau mungkin lebih tepatnya seperti hotel, karena ada lebih dari 15 kamar tidur di rumah ini, dan itu hanya untuk tamu.
" Ini ruang tidur utama Nyonya dan Tuan, kau hanya boleh masuk jika ada izin dari Nyonya, atau Tuan, " kata Ibu Moi.
" Baiklah " kata Ayatha.
Lalu mereka pergi lagi keruangan berikutnya
" Lalu yang ini, ini ruangan untuk Tuan Muda, Nyonya dan Tuan memiliki dua anak laki-laki, namun hanya ada Tuan muda kedua yang tinggal dirumah ini, dan ini kamarnya, sama seperti setiap kamar kamu harus mendapat izin untuk memasukinya, lalu yang disana adalah kamar Tuan muda pertama, Tuan muda pertama sudah 8 tahun tinggal di luar negeri, jadi sudah 8 tahun kamar itu kosong, " kata Ibu Moi menjelaskan dengan lugas dan lancar.
" Baiklah Ibu Moi," kata Ayatha sopan.
" Kau boleh memanggilku Bibi, kau masih sangat muda, mungkin kau seumuran dengan cucuku, " kata Bibi Moi melihat Ayatha.
" Terima kasih, Bibi " kata Ayatha.
Bibi Moi hanya tersenyum lebar, dan saat itu tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan sesorang Pria, P1ria itu seperti seumuran dengan Ayatha atau mungkin lebih tua sedikit, dia tinggi, badannya tegap dan proporsional, telihat sekali dia sering menjaga badannya, wajahnya putih bagai porselen, rambutnya hitam dan matanya sangat tajam namun tetap indah, bibirnya tipis dan merah, dia pasti Tuan Muda Kedua, dia benar-benar mirip Nyonya, pikir Ayatha sambil melihatnya, dan dia langsung melihat Ayatha, Ayatha langsung tertunduk karenanya.
" Selamat pagi, Tuan Muda, " kata Bibi memberikan salam.
" Selamat pagi, Tuan Muda, " kata Ayatha
langsung mengikuti Bibi memberikan salam.
" Siapa dia?" kata Tuan Muda itu pada Bibi Moi, Ayatha langsung gugup.
" Dia pelayan nyonya yang baru Tuan, " kata Bibi Moi sopan.
" Pelayan ibuku? Sejak kapan ibu memiliki pelayan?, " katanya pada Bibi itu.
" Tadi pagi Tuan, " kata Bibi itu lagi.
" Kau tahu di mana ibuku? Aku ingin bicara dengannya, " katanya lagi.
" Nyonya sedang kamar Tuan, " kata Bibi lagi, Ayatha hanya bisa diam dan menunduk.
" Owh..OK lah," katanya segera bejalan melewati mereka, sebelum pergi dia melihat Ayatha lagi, Ayatha langsung tertunduk kembali.
Wah... apa dia galak? Pikir Ayatha...
" hei, Ayatha, jangan terlalu diambil pikir jika Tuan Muda jahil padamu, Tuan Muda kedua memang selalu jahil pada semua orang, tapi dia pria yang baik, " kata Bibi pada Ayatha dan dia langsung berjalan.
" Iya bibi, " kata Ayatha sambil mengikutinya.
Setelah itu aku berkenalan pada setiap pelayan di rumah ini, ada 10 pelayan yang tugasnya membersihkan ruangan masing-masing, ada pelayan diruang makan, pelayan ruang tamu, pelayan ruang baca, dan pelayan kamar. Ada juga 2 pelayan yang tugasnya hanya memasak dan berada di dapur, dan Bibi Moi yang mengatur mereka sekaligus menjadi pelayan khusus untuk Tuan.
Dan sekarang ada Ayatha yang menjadi pelayan khusus Byonya. Untung saja mereka menyambutnya dengan ramah, dia menjadi sedikit lebih lega, awalnya Ayatha takut mereka tidak menyukainya.
Bibi Moi menyerahkan pada Ayatha rincian jam-jam di mana Ayatha harus bersiap di dekat nyonya, jam berapa Ayatha harus membawakan teh kesukaan nyonya yang harus dia buat, dan jam berapa Nyonya tidak boleh diganggu sama sekali.
Bibi Moi mengatakan sekarang tugas Ayatha hanya menunggu perintah dari Nyonya, Ayatha berdiri di depan pintu kamarnya dari tadi, Bibi Moi takut jika tiba-tiba Nyonya inginkan sesuatu tapi Ayatha tidak ada, itu akan sangat tidak baik apa lagi ini hari pertamanya kerja.
Dan benar saja, tiba-tiba Nyonya langsung memanggilnya, dengan gugup Ayatha membuka pintu kamarnya, ternyata tidak seperti pikirannya, ruangan itu bukan langsung kamar tidur, malah seperti ruang keluarga, ada TV, sofa, dan rak-rak buku yang tersusun sangat cantik, benar-benar mewah.
" Iya Nyonya, " kata Ayatha mendekatinya.
" Sebentar lagi makan siang, bisakah kamu memasakkan saya makanan yang saya mau, " kata Nyonya sambil meletakkan buku yang sepertinya dari tadi di bacanya.
" Baik nyonya, " kata Ayatha.
" Bisakah kamu memasakan saya nasi goreng, saya ingin mencicipi masakan kamu, kamu bilang kamu bisa memasak kemarin, " katanya lagi.
" Iya Nyonya," kata Ayatha.
" Baiklah, silahkan, " kata Nyonya itu.
Ayatha memberi salam dan segera keluar... aduh..nasi goreng.. bagaimana nasi goreng kesukaan nyonya, pikir Ayatha, dia harus bertanya pada bibi.
" Nasi goreng?" kata Bibi Moi dengan wajah bingung.
" Iya bibi, Nyonya ingin saya memasak nasi goreng," kata Ayatha bingung juga.
" Nyonya tidak pernah meminta nasi goreng, ehm... buatlah seperti yang kau bisa... Nyonya orang yang baik, dia tidak akan memarahimu, " kata Bibi Moi.
Ayatha hanya terdiam, kenapa seperti ini? Ayatha hanya bisa memasak nasi goreng yang sederhana, bagaimana jika nyonya tidak suka...tapi ya sudah lah... Mau gimana lagi, nyonya sudah menyuruh dan dia juga sudah menyanggupinya, mungkin Nyonya sedang mengujinya.
Ayatha berjalan lunglai ke dapur, bingung harus memasaknya bagaimana, saat didapur Ayatha melihat meja dapur sudah penuh dengan makan yang kelihatannya jauh lebih enak dan bervariasi, dan Ayatha hanya bisa membuat nasi goreng sederhana.
Ayatha memberi tahu koki yang ada disana, mereka juga terkejut, karena nasi goreng tidak pernah di hidangkan di rumah ini, tapi mereka dengan senang hati membantu Ayatha membuatnya.
Ini saat jam makan siang, makanan sudah terhidang, Nyonya dan Tuan Muda sudah duduk di meja makan, kata Bibi, t
Tuan sedang pergi untuk urusan bisnis keluar negeri, jadi dirumah hanya ada Tuan Muda Kedua dan Nyonya.
Ayatha gemetar saat membawa nasi goreng buatan nya, untunglah koki sedikit mendekorasi makanan ini sehingga tampat lebih menarik, Ayatha segera meletakkanya di depan meja Nyonya.
" Silahkan nyonya," kata Ayatha sambil memberi salam dan segera berdiri di belakang Nyonya.
Setelah Ayatha meletakkan makanan, tanpa sengaja pandangannya mengarah ke Tuan Muda Kedua, dia juga sedang menatap Ayatha, namun tatapannya sangat dingin, mebuat Ayatha cepat-cepat memalingkan wajahnya.
Ayatha berdiri dibekalang sedang harap-harap cemas, apakah makanan itu cocok untuk Nyonya, bagaimana kalau dia sakit perut gara-gara masakkan ku? Ah... aku sangat bingung, pikir Ayatha.
" Ayatha, " kata Nyonya tiba-tiba memanggil Ayatha dan saat itu jantung ayatha ingin copot rasanya.
" Iya nyonya, " kata Ayatha menunduk saja tidak tahu harus bagaimana, Ayatha rasa nasi goreng itu tidak cocok dengan Nyonya.
" Makanan ini sangat enak, ternyata kamu benar-benar pandai memasak, " kata Nyonya tersenyum padanya.
Ayatha hanya tertegun terdiam, enak? Benarkah? Atau Nyonya hanya memujinya karena tidak ingin aku meresa tidak enak, atau bagaimana?
" Terima kasih Nyonya, " kata Ayatha.
Lalu Ayatha kembali ketempatnya semula sambil menghembuskan napas lega, dari seberang Ayatha lihat Bibi Moi tersenyum padanya, Ayatha juga tersenyum padanya, lalu tiba-tiba pandangan Ayatha langsung tertuju pada Tuan Muda, dia sedang menatap Ayatha dengan tatapan yang aneh... ehm.. ada apa?? Dia lalu memalingkan wajahnya dan kembali makan.
Jam makan siang berakhir, walaupun enak... nyonya tidak menghabiskan semua nasi gorengnya, kata Bibi Moi porsi nasi goreng Ayatha terlalu banyak dan memang nyonya juga jarang makan banyak.
Ayatha memangangkatnya dan lalu meletakkanya di meja dapur... Ayatha mengambil lalu ingin mengambil air untuk minum, karena terlalu gugup dia jadi haus.
Tiba-tiba pintu dapur terbuka, Ayatha tidak melihatnya dan lanjut meminum minumanya. Sampai seseorang mendehem... itu suara pria, Ayatha melihatnya... Ayatha langsung kaget, ternyata Tuan Muda.
" Maaf Tuan Muda," kata Ayatha memberi salam.
" Ambilkan aku sendok," katanya menyuruh Ayatha
Ayatha segera mencari sendok, tapi dimana diletakkan? Ayatha tidak tahu di mana mereka meletakkan sendok untuk makan.
" Di sana, di lemari bagian kanan, " kata Tuan Muda, Ayatha langsung melihat Tuan Muda dan bergegas ke lemari yang dia tunjuk, benar saja, disana ternyata tempat penyimpanan piring, sendok, dan alat makan yang lainnya.
" Ini Tuan," kata Ayatha sambil menyerahkannya.
Tuan muda lalu duduk di bangku meja makan dapur...
" Kau duduk di sini," kata Ayatha menyuruh Ayatha duduk di depannya, Ayatha kelihatan kebingungan, kenapa dia harus duduk disitu?, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia hanya mengikuti apa yang diperintahkan oleh tuan mudanya.
Wayren menatap Ayatha yang gugup di depannya, dia tersenyum sedikit melihat kelakuan pelayan barunya itu. Wayren lalu mengambil nasi goreng yang ada didepanya, Ayatha kelihatan kaget sekali melihat tingkah laku Tuan Mudanya.
" Kau tidak memberikan aku minuman?, " kata Wayren mencoba serius, ingin melihat bagaimana reaksi Ayatha selanjutnya, benar saja... mendengar itu Ayatha langsung kaget, kelihatan gugup dan kebingungan, Wayren ingin tertawa melihatnya, namun dia mencoba untuk tetap seserius mungkin.
Ayatha kebingungan, benar juga, kenapa aku tidak memberikannya air...tapi dia tadi menyuruhku untuk duduk, kata hati Ayatha, dengan gugup Ayatha bangkit mengambil gelas dari lemari dan menuangkan minuman untuknya.
" Silahkan Tuan, " kata Ayatha menyerahkannya.
" Terima kasih, duduk lah, " kata wayren menyuru Ayatha untuk duduk lagi.
Wayren hanya menatap Ayatha, sedangkan Ayatha hanya bisa menunduk, Wayren terus menatap Ayatha, ada sesuatu yang membuat Wayren tidak bisa melepaskan pandangannya, gadis yang manis, pikiran itu tiba-tiba terngiang di kepalanya, Wayren hanya tersenyum lalu meminum minumannya.
" Siapa tadi namamu? " tanya Wayren lagi.
" Ayatha, tuan" kata Ayatha tetap tertunduk.
" Bagimana Ibuku bisa menemukan mu?," kata Wayren seserius mungkin.
" Kami..eh.. Nyonya bertemu saya ketika saya...membantu nyonya di depan cafe Tuan," kata Ayatha bingung mencari kata-kata dan mencoba sesopan mungkin mengatakannya.
" Kau menolong ibuku?, " kata Wayren penasaran.
Ayatha hanya mengangguk, dia tidak ingin salah berbicara dengan Tuan Muda pada hari pertama dia bekerja.
Wayren sebenarnya masih penasaran dengan Ayatha, bagimana dia bisa menolong ibunya dan banyak hal lagi tapi dia tidak ingin mengubah imagenya dulu, untuk saat ini dia ingin Ayatha tetap seperti ini, karena menurutnya itu Ayatha adalah hiburan tersendiri.
" Jika Ibu memintamu membuat makanan yang lain, kau harus membuatkannya juga untukku, " kata Wayren.
" Iya Tuan" kata Ayatha tetap menunduk, Wayren tersenyum lagi melihat Ayatha yang begitu gugup melihatnya.
Wayren berdiri dan berjalan keluar dari dapur, di luar dapur Aayren tersenyum puas karena sudah bisa menjahili pelayan baru Ibunya.
Sementara di dapur, Ayatha kebingungan, sekarang dia harus menyajikan 2 hidangan setiap kali Nyonya meminta dia memasak sesuatu, dia menghembuskan napas berat... kenapa jadi begini?, pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Wayren....
kamu seneng ya... lihat orang gugup 😅, jangan jahat-jahat ya...
Kasian Ayatha 😉
2024-01-04
0
Mimilngemil
Ibu Moi, kau orang baik kan?
ah.. semoga
2024-01-04
0
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
perjalanan hidup di mulai
2022-01-26
0