Ayatha masih memandang dinding, membelakangi kolam renang, dia sama sekali tidak berani melihat kebelakang, dia takut Wayren akan menjahilinya lagi, sebenarnya dia sedikit kesal karena Wayren menjahilinya, tapi dia mau apa lagi, dia tidak mungkin membalasnya.
" Hey, ayatha, sampai kapan kau melihat dinding? " teriak Wayren yang heran kenapa Ayatha tetap melihat dinding.
" Eh... Iya tuan, maaf, " kata Ayatha yang tetap melihat dinding.
" Berikan handuknya padaku, " kata Wayren
" Baik tuan, ini, " kata Ayatha memberikan handuknya ke belakang, namun dia sama sekali tidak melihat ke arah belakang, hanya tangannya saja yang mengarah ke belakang.
" Kau sungguh tidak sopan, seharusnya jika memberikan sesuatu kau harusnya melihat orang yang sedang kau beri sesuatu, " kata Wayren aneh melihatnya.
Ayatha dengan berat hati perlahan lahan berbalik kebelakang, tapi dia tidak berani melihat ke arah Wayren, dia hanya menunduk dan menyerahkan handuknya.
" Kau juga harus melihat orangnya, " kata Wayren.
Dengan berat hati dan juga perlahan Ayatha melihat kearah Wayren, Wayren hanya menggunakan celana renangnya, Ayatha langsung menunduk lagi, dia belum pernah melihat pria bertelanjang dada seperti yang sekarang dilakukan oleh Wayren.
" Hey.. Kau benar - benar belum pernah melihat cowok seperti ini " kata Wayren menggambil handuk dari tangan Ayatha, Ayatha hanya mengeleng- gelengkan kepalanya.
" Wah... Yang benar, masih ada juga ya wanita sepertimu di kota ini, " kata Wayren tak percaya.
" Maaf tuan, saya mau melihat apakah Tuan Muda sudah pulang, mana tahu dia butuh sesuatu, " kata Ayatha ingin mencari alasan dan segera pergi meninggalkan Wayren tanpa menunggu jawabannya.
Wayren hanya melihat kepergian Ayatha dengan wajah bertanya, namun tak lama wajahnya kembali dihiasi oleh senyuman.
Ayatha duduk di meja makan dapur, dia meminum minumannya yang di tuangkannya tadi. Dasar...Wayren, pikir Ayatha yang masih sedikit kesal karena berhasil dijahili oleh Wayren.
Tiba tiba Ayatha terpikir oleh Andra, ehm... Kemana dia? Kenapa belum pulang juga pikir Ayatha sambil melihat kearah gelasnya, dan kenapa tiba tiba dia herus peduli dengan apa yang sedang dilakukan oleh Andra?.
" Ayatha, di sini rupanya kau " kata Bibi moi membuyarkan semua pemikiran Ayatha.
" Yaa bibi kenapa? " kata Ayatha.
" Nyonya memanggilmu ke ruang bacanya, " kata Bibi Moi segera.
" Benarkah? Baik Bi, " kata Ayatha segera berberes- beres dan segera keluar menuju kamar Nyonya Renata, Ayatha segera mengetuk pintu kamar Nyonya Renata.
" Masuk lah, " kata Nyonya Renata.
Ayatha segera masuk keruang baca di depan kamar Nyonya Renata.
" Selamat siang Nyonya, " kata Ayatha memberi salam.
" Duduklah, " kata Nyonya renata tersenyum
" Baik nyonya, " kata Ayatha segera duduk di depan Nyonya Renata
" Bagaimana keadaan mu? Apakah kau suka dengan pekerjaan mu? " tanya Nyonya Renata yang berlaku santun dan penuh senyum.
" Iya nyonya, " kata Ayatha mencoba sesopan mungkin.
" Bagus lah, aku dengar Wayren sudah banyak menyusahkan mu, " kata Nyonya Renata lagi
" Tidak nyonya, " kata Ayatha mencoba mengatur kata-katanya agar tidak salah berbicara.
" Kau harus mengerti yah... Wayren merupakan putra bungsu, dia tidak pernah di beri tanggung jawab apa-apa, pekerjannya hanya bermain, karena itu dia bersikap seperti itu, " kata Nyonya Renata.
" Baik Nyonya, "
" Bagaimana dengan Andr?, hari ini aku tidak melihatnya "
" Maafkan saya nyonya, tapi Tuan Muda Andra sudah pergi dari tadi pagi"
" Pergi? Apa kah kau tahu dia pergi kemana? Sudah 8 tahun dia pergi meninggalkan negara ini bagaimana dia bisa pergi kesuatu tempat? " kata Nyonya Renata tampak penasaran dan cemas.
" Maafkan saya nyonya tapi saya tidak tahu di mana dan kemana Tuan Muda Andra pergi, " kata ayatha sungkan.
" Hah... Kemana anak itu? Ehm...sepertinya kalian jarang berbicara ya? " kata Nyonya Renata lagi.
" E... Mungkin Tuan Muda Andra hanya tidak terbiasa, " kata Ayatha .
" Mungkin... Lagi pula Andra memang berbeda dengan Wayren, dia seorang yang pendiam dan serius, mungkin karena posisinya sebagai anak pertama, aku memintamu untuk menjaganya ya? Lain kali jika dia pergi, kau juga harus menjaganya, paling tidak kau mengikutinya.., aku akan berbicara padanya, " kata Nyonya Renata terdengar begitu cemas.
Ayatha juga dapat merasakan betapa sayangnya Nyonya Renata pada Andra.
" Baik Nyonya, " kata Ayatha.
" Terima kasih, aku hanya ingin memberitahumu tentang itu, kau boleh melanjutkan tugasmu, " kata Nyonya Renata lagi.
" Iya nyonya, " kata Ayatha segera bangkit dan memberi salam, segera setelah itu Ayatha langsung meninggalkan kamar Nyonya Renata.
Ayatha segera terkejut karena Wayren sudah ada di depan pintu kamar Nyonya Renata.
" Apa yang ibuku bicarakan padamu? " kata Wayren penasaran.
" Tidak apa- apa tuan Muda Wayren, " kata Ayatha.
" Owh... Dia tidak memarahimu gara-gara meninggalkan aku begitu saja di kolam renang kan? " kata Wayren mencoba menggoda Ayatha lagi.
" Eh.. Maafkan saya tuan, saya tidak bermaksud..." kata Ayatha
" Ahh..sudah lah... Aku hanya menggoda mu, lagi pula ibu takkan marah hanya karena kau meninggalkanku kedinginan di kolam tanpa teh atau yang lain, " kata Wayren lagi
" Benar-benar maafkan saya Tuan" kata Ayatha yang merasa bersalah meninggalkan Wayren begitu saja di kolam renang padahal memang seharusnya dia membawakan minuman hangat untuk Tuan Mudanya.
" Aku kan sudah bilang tidak apa-apa, " kata Wayren tersenyum lalu mengusap- usap kepala Ayatha yang sedang tertunduk di depannya, dia hanya menganggap saat ini Ayatha sangat manis menunduk dan meminta maaf padanya.
Ayatha sangat terkejut apa yang dilakukan oleh Wayren, belum pernah ada orang lain apa lagi seorang pria yang mengelus kepalanya selama ini, terakhir kali seorang pria yang mengusap kepalanya adalah ayahnya, dan itu sudah lama sekali, perlakuan Wayren membuat Ayatha mengingat apa yang dilakukan ayahnya. Ayatha hanya memandangi Wayren yang tersenyum manis padanya.
Disisi ruangan yang lain, Andra baru saja pulang, dia segera ingin menuju ke kamarnya, saat dia melihat adiknya mengengelus kepala Ayatha dan Ayatha mematung menatap Wayren, wajah Andra terlihat terkejut dengan apa yang dilihatnya, dia mengenggam kunci mobilnya lebih erat, wajahnya datar dan dingin, dia langsung berpaling dan melanjutkan perjalanannya ke kamar.
Di kamar Andra meletakkan kunci di meja di samping tempat tidurnya, dia segera ke kamar mandi lalu mencuci mukanya, moodnya tambah buruk melihat Ayatha dan w
Wayren, rasa pedih di tangannya mulai datang lagi, dia baru menyadari apa yang terjadi pada tangannya.
Andra keluar dari kamarnya menuju ruang makan, sesaat membuka pintu kamarnya Andra terkejut melihat Ayatha yang sudah berdiri di depannya, seperti ingin mengetuk pintu kamarnya, namun tidak jadi.
" Maaf tuan, Nyonya Rena..ta..." kata Ayatha yang terkejut melihat darah yang menetes dari tangan Andra, Andra yang tahu kemana pandangan Ayatha langsung menarik tangannya.
" Tuan, Anda tidak apa-apa? Anda terluka, saya akan mengambilkan obat, " kata Ayatha panik sambil meninggalkan Andra.
Ayatha mengambil beberapa perban dan obat yang memang di sediakan di rumah itu jika darurat, saat kembali kamar Andra masih sedikit terbuka, dia bisa melihat Andra sedang duduk di ruang membacanya, setelah mengetuk, Ayatha dengan sigap berlutut di depan Andra, mengambil obat, meneteskannya ke kapas.
" Tuan boleh kah saya? " kata Ayatha mencoba meminta tangan Andra yang sakit. Andra menatap Ayatha, pandangannya melunak, menyerahkan tangan kanannya ke Ayatha.
" Ini akan sedikit sakit Tuan, " kata Ayatha mengoleskan obatnya hati-hati.
Andra hanya diam tidak menjawab Ayatha, yang dia lakukan hanya menatap Ayatha, menatap Ayatha yang sangat khawatir melihat luka di tangannya, dia mengusap tangan Andra dengan sangat lembut, kenapa sekarang dia merasa sedikit bersalah sudah membenci Ayatha karna selalu mengingatkannya pada Yosa.
" Aduh, " kata Andra saat obat itu mengenai lukanya yang parah.
" Maafkan aku tuan," kata Ayatha menatap wajah Andra, seketika pandangan mereka bertemu, dan tiba-tiba jantung Ayatha berdebar dengan sangat kencang.
" Ehm, apakah sudah selesai ? " tanya Andra lembut, menyadarkan Ayatha.
" Eh..aku akan memperbannya Tuan, " kata a
Ayatha salah tingkah sambil mengambil perbannya dan menutup luka andra dengan cepat.
" Sudah Tuan, " kata Ayatha tersenyum.
" Terima kasih, " kata Andra segera bangkit.
Ayatha ingin mengikutinya, namun karna cukup lama menekuk kakinya hingga kakinya kesemutan dan Ayatha hampir terjatuh, a
Andra dengan sigap langsung memegangi Ayatha yang terjatuh kearahnya, sehingga Andra seperti setengah memeluk Ayatha.
Ayatha tentu kaget, wajahnya langsung memerah.
" Apa yang sedang kalian lakukan? " tiba-tiba Wayren sudah ada di pintu, tatapannya tajam melihat Ayatha dan Andra yang seperti itu.
" maafkan saya Tuan Andra, " kata Ayatha segera mencoba berdiri.
" Akuu hanya membantunya saat dia ingin terjatuh, " kata Andra seadanya pada adiknya, namun Wayren tetap memasang wajah dinginnya.
" Ayo keruang makan, ibu sudah menunggu, " kata Andra pada adiknya sambil berjalan keluar dari kamar itu melewati Wayren yang masih terdiam, Ayatha mengikuti Andra dari belakang. Saat melewati Wayren, Ayatha hanya bisa tertunduk, namun baru beberapa langkah, lengan Ayatha langsung di tarik oleh Wayren, Ayatha sangat kaget.
" Jangan dekati kakakku, " kata Wayren menatap Ayatha dingin, gengaman tanpannya sangat kuat, membuat Ayatha sedikit meringis dan ketakutan.
" Baik tuan, " kata Ayatha ketakutan.
Wayren terus menatap Ayatha dengan wajah dinginnya, lalu dia melepaskan tangan Ayatha dan pergi meninggalkan Ayatha yang masih memegangi tangannya yang sedikit terasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Benih" cinta mulai tumbuh berbarengan.
2024-01-04
0
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
wayren mengerikan
2022-01-26
0
Erna Yunita
hmmm.....seruuuuuu
2021-12-06
0