Dua hari lagi berlalu, dan sama saja, Ayatha juga belum bisa mencari pekerjaan, dan di sinilah Ayatha sekarang, duduk di halte bis, menunggu bisnya untuk pulang, Asyatha meminum air mineralnya dengan lemas, ah... sehari lagi tanpa apa-apa, pikirnya. Sampai kapan dia harus begini?, kemarin Risa mengatakan dia bisa meminta tolong pada temannya untuk menerima Ayatha di salah satu cafenya, tapi Ayatha merasa dia sudah cukup merepotkan Risa, jadi dia menolaknya, dan seperti biasa risa menganggapnya dengan caranya sendiri.
Ayatha memandang jauh, tiba-tiba matanya melihat sesuatu di jendela suatu butik,
DICARI TENAGA KERJA WANITA.
Tertulis sangat besar, tiba-tiba Ayatha menjadi semangat lagi, 1 lagi... 1 lagi untuk malam ini, pikirnya.
Ayatha menyebrangi jalan dengan semangat, jangan sampai ada yang mengambil kesempatan ini lebih dulu dari pada aku, pikirnya.
Itu butik yang kelihatan mewah, Ayatha sedikit grogi saat ingin masuk kedalamnya, tapi ini mungkin adalah kesempatannya untuk mencari kerja, Ayatha harus melakukannya, semangatnya pada diri sendiri agar bisa melakukannya.
Ayatha memasuki butik itu, semua mata langsung melihatnya, wah.. butik ini memang sangat mewah, ini pasti tempat orang-orang kaya, pikirnya tertegun melihat sekeliling butik itu.
" Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?, " tanya seorang Wanita yang kelihatannya pelayan butik ini karena dia memakai seragam.
" Iya nona, saya ingin melamar pekerjaan, " kata Ayatha dengan gusar karena grogi.
Nona itu melihat Ayatha dari atas sampai bawah, sepertinya ada yang salah dengannya, Ayatha juga jadi memperhatikan penampilannya dari atas ke bawah, tidak ada yang salah, Ayatha hanya pakai kemeja dan celana panjang hitam, yah..mungkin sedikit kucel karena seharian dia sudah berjalan dan terkena matahari.
" Ok, sebentar" kata Nona itu pergi meninggalkannya.
Ayatha memandangi lagi keadaan sekeliling saat seorang wanita cantik keluar dari kamar ganti, dia sepertinya sedang mencoba salah satu baju di toko itu, dia diikuti oleh 2 pelayan yang memakai baju yang sama seperti nona yang tadi.
Dia sangat cantik, kulitnya putih seperti salju, kelihatan bercahaya dibawah sorot lampu, sangat lembut, dia tinggi, langsing, rambutnya panjang berkilau, dia benar-benar cantik, seperti artis-artis yang sering dia lihat di TV.
" Nona, " tiba-tiba pelayan itu membuyarkan lamunan Ayatha.
" E, iya, " kata Ayatha.
" Maaf nona, sepertinya kami tidak bisa menerima anda, karena anda tidak masuk kreteria yang kami cari," kata Nona itu sopan.
Ayatha kembali lemas...Ayatha sudah malas berusaha meyakinkan mereka, toh... setiap kali Ayatha mendapatkan itu, seberapa pun dia mencoba, tapi mereka tetap menolaknya.
Ayatha kembali melihat nona cantik yang sedang melihat dirinya sendiri di kaca, lalu dia berbalik dan melihat Ayatha, Ayatha lalu melalingkan wajahnya karena ketahuan melihatnya.
" Bisakah kalian menyuruhnya pergi?, aku terganggu, " kata Wanita itu pada pelayan didekatnya.
" Baik Nona Muda, " kata Pelayan itu sopan.
Ayatha tidak percaya dia mengatakan itu, tapi yah mau gimana lagi, mungkin dia kesal karena Ayatha terus melihatnya.
" Maaf nona, sebaiknya anda segera keluar, " kata Pelayan itu membukakan pintu.
Ayatha dengan lemas berjalan keluar... Dia langsung menyusuri trotoar, dia berhenti sebentar, sudah jam 8, bus berikutnya jam berapa ya? Pikirnya, Ayatha tidak pernah pulang semalam ini, dan Ayatha tidak tahu harus menunggu sampai jam berapa, sebaiknya aku menunggu di halte itu lagi, mungkin sebentar lagi ada bis untuk pulang, pikirnya.
Namun saat dia ingin siap-siap menyebrang, tiba-tiba...
" Nona... maaf Nona, tunggu dulu, " kata Pelayan yang tadi ternyata mengejarnya, Ayatha jadi kaget.
" Iya, kenapa?, " katanya dengan tatapan bertanya.
" Maaf nona, seseorang ingin menemui Anda di butik, " kata Pelayan itu.
" Benarkah? Siapa? Apakah Nona tadi marah padaku?, " kata Ayatha bingung, Ayatha tidak kenal dengan siapa-siapa disana, apakah benar Nona tadi marah padanya hanya gara-gara Ayatha melihat dia terlalu lama?.
" Bukan nona, silahkan ikut saya," kata Pelayan itu, dengan seribu tanya Ayatha mengikuti pelayan itu kembali ke butik itu, dengan hati-hati Ayatha memasuki butik itu lagi, kenapa? Siapa? Ada apa? Itu yang terus mengiang di pikirannya.
" Kesini nona, " kata Pelayan itu menunjukkan sebuah ruangan, dia membukannya dan Ayatha masuk, dia segera menutupnya, itu seperti ruangan khusus untuk mencoba baju, ada kaca yang besar, beberapa sofa, dan baju yang bergantungan, di sana juga ada dua pelayan yang berdiri di dekat sebuah pintu.
" Silahkan duduk Nona," kata seorang Pelayan menyuruh Ayatha duduk di salah satu sofa disana.
Dengan pelan-pelan dan penuh tanya Ayatha langsung duduk, bingung... melihat ke sekeliling , siapa yang memanggilnya ketempat seperti ini?.
Tak berapa lama, pintu di dekat 2 orang pelayan ini terbuka, Ayatha melihat dengan penasaran, ternyata Nyonya yang waktu itu dia bantu, Nyonya itu langsung tersenyum melihat Ayatha.
" Bisakah kalian meninggalkan kami sebentar, aku menyukai bajunya, tolong disiapkan, " kata Nyonya itu pada dua pelayan yang tadi.
Dua pelayan itu langsung mengikuti perintah Nyonya itu, dia tersenyum pada Ayatha, dia membalasnya, lalu nyonya duduk itu di depan Ayatha.
" Ternyata benar, itu kamu, " kata Nyonya itu lalu meminum teh yang ada di depannya.
" iya nyonya," kata Ayatha.
" Kebetulan sekali kita berjumpa lagi, waktu itu mungkin saya sudah menyinggung perasaanmu, maafkan saya, " katanya sungkan.
" Tidak nyonya, Anda tidak menyinggung perasaan Saya, " kata Ayatha juga ikut sungkan.
" Tadi saya melihat kamu, apakah benar kamu sedang mencari pekerjaan?, " katanya.
" Iya nyonya"
" Berapa usiamu?"
" Saya 17 tahun nyonya"
" kamu bahkan lebih muda dari putra saya, bukannya harusnya kamu sekolah, "kata nyonya itu sepertinya penasaran.
" Saya tidak bersekolah Nyonya," kata Ayatha tersenyum kecut.
" Kenapa?"
" Ehm..." kata Ayatha tidak bisa berkata apa-apa.
" Owh.... lalu kenapa kamu ingin mencari kerja? Untuk sekolah? Atau untuk apa?, "
" Saya hanya ingin bekerja nyonya"
" Katakan saja, saya ingin tahu kenapa gadis semuda kamu ingin mencari kerja sampai selarut ini, ini kota yang besar, seseorang yang tidak memiliki gelar pendidikan akan susah mencari pekerjaan, " kata Nyonya itu lagi
Ayatha menatapnya... Dia hanya diam saja, tidak mungkin dia ceritakan kehidupannya padanya, Ayatha bahkan tidak mengenalnya dengan jelas.
" Tidak apa-apa, Saya hanya ingin mengetahuinya saja, " katanya kembali dengan senyum yang tiba-tiba menentramkan hati Ayatha, senyum yang dulu sering di berikan ibunya saat dia bersama Ayatha.
" Saya...saya.. saya ingin bekerja karena saya ingin mendapatkan sesuatu yang paling berharga bagi saya, " kata Ayatha padanya, dia langsung memasang wajah bertanya.
" Sesuatu yang berharga itu apa? Apakah perhiasan? Atau gadget..anak-anak zaman sekarang suka membeli hal-hal seperti itu, "
Ayatha menggeleng-geleng kan kepalanya sambil menunduk.
" Lalu apa?, " katanya.
" Saya ingin bekerja sehingga saya bisa kembali membeli rumah peninggalan keluarga saya di desa, itu hal paling berharga bagi saya, sehingga saya putuskan untuk berhenti sekolah dan mencari kerja keras disini, agar saya bisa mendapatkan kembali tempat kenangan kedua orang tua saya, " katanya pada nyonya itu.
Nyonya itu terdiam, melihat Ayatha...lalu dia menuangkan teh dan meminumnya, kelihatnya dia sedang berpikir. Lalu tidak lama, dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, Ayatha pikir dia akan memberi uang lagi seperti waktu itu, sehingga Ayatha sudah ingin menyusun kata untuk menolaknya, tetapi dia salah... dia hanya memberikan sebuah kartu.
" Itu kartu nama saya dan alamat saya, " katanya pada Ayatha, Ayatha mengambilnya.
" Ini..." kata Ayatha bingung untuk apa?.
" Aku sangat kagum dengan mu, diusia semuda ini sudah bisa berpikir begitu dewasa, aku juga tahu kamu tidak akan menerima uang saya dengan cuma-cuma, jadi bisakah kamu bekerja untuk saya?, " katanya.
Ayatha hampir tidak percaya dengan apa yang dia dengar, akhirnya dia mendapat pekerjaan, sekejap dia hanya diam saja.
" Bagaimana? Apa keahlian mu?, " katanya lagi.
" Saya bisa membereskan rumah, memasak, saja juga pernah bekerja menjaga toko" kata Ayatha bingung jika ditanya apa keahliannya, nyonya itu terdiam berpikir lagi...jangan-jangan dia berpikir tidak ada pekerjaan yang bagus untukku, pikir ayatha.
" Kalau begitu, maukah kamu bekerja di rumahku sebagai pelayan, memang mungkin tidak sebagus bekerja di toko, tapi saya akan membayarmu 2x lipat dari gajimu di toko itu," kata Nyonya itu pada Ayatha.
Ayatha kembali terdiam... 2 kali lipat? Wah... tidak pernah dia banyangkan akan mendapatkan gaji 2 kali lipat dari pada gajinya yang ditoko.
" Saya mau nyonya, terima kasih," kata Ayatha hampir meledak gembira mengetahui dia mendapatkan pekerjaan.
" Baiklah...datanglah besok, saya akan menunggumu, datanglah kapan saja kamu mau, " katanya tersenyum sangat cantik.
" Baik nyonya," kata Ayatha memberi hormat.
Dia hanya membalasnya kembali dengan senyuman lalu beranjak keluar..Ayatha masih disana dan tidak percaya, Ayatha terus memegangi kartu namanya. Apakah ini mukjizat, pikirnya. Dia sangat-sangat beruntung.
Tiba-tiba handphonenya bergetar-getar memecahkan lamunan Ayatha, dia langsung mengambilnya, dari Risa ternyata.
" Hallo, " kata Ayatha
# Ayatha, kamu dimana? Aku sudah cemas mencarimu # katanya.
" Owh, maafkan aku, tadi aku sedang dibutik untuk mencari kerja, dan aku mendapatkannya" kata Ayatha tertawa gembira.
# Benarkah? Kau bekerja dibutik sekarang? # kata Risa juga kedengaran gembira.
" Nanti akan aku ceritakan semuanya kepadamu, aku akan menunggu bis dan secepatnya pulang, " kata Ayatha sambil berjalan keluar dari butik itu.
# Tidak usah, aku akan menjemput mu, dibutik mana? # Katanya.
" Ladies, " kata Ayatha.
# Owh, aku tahu tempat itu, tunggu di sana, aku akan segera menjemputmu, # katanya.
" Baiklah, terima kasih," kata Ayatha sambil menutup teleponnya.
Udara dingin saat menunggu Risa bahkan tidak bisa mengganggunya, Ayatha terlalu senang karena sudah mendapatkan pekerjaan ini. Walau hanya sebagai pelayan...itu cukup, sangat cukup untuknya... terima kasih Tuhan...katanya dalam hati.
Tak berapa lama Risa datang... Mereka berbincang-bincang di dalam mobil, awalnya risa mendesak Ayatha menceritakannya saat di mobil tapi dia berusaha menceritakannya saat mereka nanti dirumah.
" Pelayan?!" kata Risa hampir setengah berteriak.
" Iya" kata Ayatha sambil mengemasi beberapa barangnya, besok Ayatha sudah harus pergi dari rumah ini.
" Kenapa kau harus pergi jauh-jauh untuk menjadi pelayan, kalau begitu kau menjadi pelayan di rumah ku saja," kata Risa sedikit kelihatan kurang setuju dengan pekerjaan Ayatha.
" Risa... aku sangat berterima kasih, karena selama disini kau sudah membantuku, tapi aku ingin bisa bekerja mandiri, karena selama ini aku selalu menyusahkan orang-orang di sekitarku, " kata Ayatha sambil menatap Risa, menjelaskan pada Risa, tapi wajah Risa tetap cemberut, sepertinya dia sangat tidak rela Ayatha pindah dari rumahnya.
" Kau harus sering-sering menelponku, jika pekerjaannya terlalu keras, kau harus berjanji keluar, lalu kau harus pulang kesini, ingat! Kau berjanji membuatku makanan enak," kata Risa tetap dengan gaya cemberutnya yang dibuat-buat.
" Iya" kata Ayatha tersenyum.
" Baiklah... tapi besok aku harus kesekolah untuk pendaftaran ulang, apa tidak apa-apa kau diantar oleh supirku saja " katanya menatap Ayatha.
" Tidak apa-apa kok, " kata Ayatha.
Dia tetap memasang wajah cemberutnya dan memeluk Ayatha...Ayatha hanya tersenyum saja... selanjutnya Risa membantunya membereskan barang-barang, dan dia harus tidur dengan Ayatha karena ini adalah malam terakhirnya tidur disana, jadi dia harus menghabiskan 1 malam dengan Ayatha, dan nyatanya Ayatha sama sekali tidak bisa tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Semoga aja keluarga tempat Ayatha bekerja baik-baik orangnya
2024-01-04
0
Mimilngemil
Sombong amat....
2024-01-04
0
Yani Suharyani
tadinya kukira Risa jahat
2022-03-20
1