Pagi ini Ayatha mengayuh sepedanya dengan semangat, hari yang cerah, hangatnya matahari sudah lama tidak menyapa desa kecil di pingiran gunung ini.
Seperti biasa ini masih pukul 6 dan sekolah masih sepi, Ayatha berjalan menuju kelas, dia tetap melakukan ritual menikmati lorong itu, tapi kali ini dia pastikan untuk tidak jalan mundur, memastikan hari ini dia tidak akan menabrak siapapun.
Ayatha berjalan perlahan memasuki kelas, dia melihat keruangan kelas, melihat apakah Andra sudah ada disana, ternyata kelas masih kosong. Tidak ada seorang pun disana.
Owh..ternyata dia belum datang, pikirnya berhenti di pintu.
" Pagi, " kata Seseorang tiba-tiba di belakang.
" Ah…" kata Ayatha kaget langsung berbalik.
Andra ternyata, kenapa tiba-tiba dia disana… kenapa aku tidak tahu dia ada dibelakang, dia benar-benar seperti hantu, pikir Ayatha menyipitkan matanya.
" Kenapa?" katanya menatap Ayatha bingung.
" E.. enggak - enggak apa-apa" kata Ayatha
dia hanya diam melihat ayatha dengan tatapan bertanya, namun langsung berjalan menuju ke kursi mereka, Ayatha juga mengikutinya.
Ayatha dan Andra hanya diam, Andra serius membaca bukunya, sedangkan Ayatha hanya duduk dan melamun entah kemana.
" Kau suka sekali ngelamun ya?" kata Andra tiba-tiba menyadarkan ayatha dari lamunannya.
" Hah? Apa?, " kata Ayatha tidak mendengar apa yang Andra katakan.
" Kau suka melamun ya? " katanya mengulanginya lagi.
" Sedikit, " kata Ayatha
" Owh..." kata Andra menatapnya dengan wajah yang aneh, lalu dia kembali ke bukunya.
Ayatha hanya melihatnya dan semuanya kembali hening.
Bel istirahat kembali berdering, Andra sudah pergi dengan Roni pada sesaat setelah bel berbunyi. Sedangkan Ayatha seperti biasa, berdiam di kelas, hari ini Ayatha mencoba tidak masuk kedalam lamunannya, Ayatha ingin saat pelajaran fisika dia bisa fokus agar kejadian seperti kemarin tidak ada lagi, tapi bagaimanapun dia berusaha untuk tidak melamun, dia tetap saja menerawang jauh memikirkan masa lalunya.
" Hei, Ayatha, kau mencuri cincinku?" Tiba-tiba seseorang mengagetkan Ayatha.
Ayatha melihat kearah mereka, ada Liliana, vara, dan Caya disampingnya, wajah Liliana kelihatan kesal, Ayatha hanya memandanginya dengan tatapan bertanya.
" Apa? Aku tidak mencurinya" kata Ayatha kebingungan.
" Jelas kau yang mencurinya, siapa lagi yang ada dikelas ini kecuali kau " kata Caya menuduh Ayatha dengan kasar.
" Aku tidak tahu apa-apa, benar, " kata Ayatha gugup sambil melihat kesekitar, kelas memang kosong, padahal biasanya kelas itu cukup ramai, kemana semua orang, pikir Ayatha.
" Kau mengaku saja bahwa kau sudah mencuri cincinnya Liliana" kata Vara mendorong pundak ayatha membuat Ayatha tambah terkejut.
" Beneran kok, aku enggak mencuri cincin Liliana" kata Ayatha segera berdiri dan mencoba membela dirinya.
" Ada apa ini?" kata Andra tiba-tiba datang dan berdiri di depan Ayatha.
" Dia mencuri cincinku " kata Liliana sambil memandang Ayatha dengan lirikan sinisnya.
" Kau ada buktinya? " kata Andra dingin pada Liliana.
" Tapi lihatlah dia sendiri yang ada di sini" kata Liliana kelihatan kesal.
" Kau tidak boleh menuduh seseorang jika kau tidak ada buktinya " kata Andra juga kelihatan kesal, Ayatha hanya bisa terdiam.
" Tapi itu pasti dia, lihat lah dia selalu di kelas, jangan-jangan dia selalu dikelas untuk mengincar barang-barang berharga kita, " kata Vara kembali menunjuk Ayatha, membuat Ayatha mengerutkan dahinya.
" Hei, diam lah! Sudah ku bilang, jangan menuduh orang kalau kau tidak ada buktinya" kata Andra keras dan menapis tangan Vara yang tadi menunjuk Ayatha , jelas hal itu membuat Vara terdiam dan kelihatan ketakutan sekaligus kebingungan, bukan hanya Vara, Liliana, Caya saja bahkan Ayatha pun kaget melihat reaksi Andra. Kenapa dia semarah itu?.
" Jadi, kenapa dia disini? " kata Liliana kelihatan memberanikan diri bertanya pada Andra.
" Aku yang menyuruhnya disini… " kata Andra cuek saja.
" Hah? Apa? " kata Liliana tidak percaya.
" Aku menyuruhnya disini, belajar fisika, gimana? Kalau kau menyalahkan dia tentang hal ini, kau harusnya menyalahkan ku" Kata Andra lagi.
" Ehm…." kata Liliana kelihatan bingung ingin mengatakan apa, Vara dan Caya juga kelihatan ketakutan.
" Eh, Liliana "
Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka, memecahkan ketegangan suasana, itu Lupita, anak kelas lain, dia tampak tergesa-gesa menghampiri mereka.
" Iya, kenapa? " kata Liliana memandangi Lupita.
" Ini… kau menjatuhkannya di lapangan, kau ingat, saat kau mengambil bola, cicinnya jatuh dari sakumu, aku melihat dan mengambilnya, lalu saat aku ingin mengembalikannya , kau sudah tidak ada, aku dari tadi mencarimu, ternyata kau ada di kelas, " kata Lupita menjelaskan panjang lebar.
" Hah… cincinku, " kata Liliana kaget, dia mengambil cincin itu, lalu dengan sungkan melihat kearah Ayatha dan Andra.
" Jadi? " kata Andra sinis seperti menunggu sesuatu dari Liliana.
" Maaf, " kata Liliana, Vara, dan Caya pelan.
" Dasar… ayo pergi, " kata Andra yang tiba-tiba menarik tangan Ayatha, keluar dari kelas.
Ayatha yang masih kebingungan, hanya menurut saja, Andra terus menariknya, Ayatha hanya bisa melihat sekeliling yang menatapnya keheranan, sisanya Ayatha hanya menunduk, Ayatha malu…apa yang dipikirkan mereka, ya? Pikiran itu terngiang-giang terus di kepala Ayatha.
Andra membawa Ayatha ke bagian atap sekolah, disana sepi, tidak ada seorang pun disana, dia langsung menutup pintu dan duduk di bangku yang terdapat di atap itu, ayatha hanya terdiam kebingungan, aku harus apa? pikir Ayatha.
" duduk lah" kata Andra sambil menunjukkan tempat disampingnya.
Dengan perlahan Ayatha menuju ketempat duduk yang ditunjuk Andra, wajah Andra sangat-sangat dingin, kelihatannya Andra benar-benar sedang marah, Ayatha sampai tidak berani mengatakan apa-apa, dia hanya diam dan Andra juga diam.
" Jau sering dibegitukan? " kata Andra memecah keheningan sambil mengeluarkan napas panjang.
" Ehm..tidak juga" kata Ayatha menjawab seadanya.
" Lain kali, kau harus melawannya jika semuanya tidak benar, " kata Andra serius sekali dengan nada kesalnya.
" Baiklah, " kata Ayatha lemah sambil menunduk, melawan bagimana? Sepertinya dia tidak bisa melakukannya, itu bukan sifat Ayatha untuk melawan.
Mereka terdiam, semilir angin menerpa wajah mereka, sejuknya hari membuat suasana makin canggung. Andra hanya terdiam, melihat kearah depan. Ayatha memandang wajahnya, wajah putihnya kelihatan menyembunyikan sesuatu. Sesuatu yang dalam sekali kelihatannya. Kenapa dia?, tanpa dia sadari Ayatha terus menatapnya, hingga tiba-tiba Andra melihat Ayatha, Ayatha langsung memalingkan wajahnya dengan gugup.Tak lama Andra langsung berdiri, meletakkan tangannya di kantong celananya, lalu melihat Ayatha dengan sayu.
" Aku mau ke kelas, " kata Andra sesaat sebelum dia mulai melangkah menuju pintu dan turun kebawah tanpa menunggu jawab Ayatha, meninggalkan Ayatha sendiri terdiam.
.
Semilir angin kembali menerpa wajahnya, membuat rambutnya terbang, Ayatha masih melihat kearah dia pergi, seribu tanya langsung menerpa dirinya, kenapa? Kenapa dia membelaku?, aku belum pernah ditolong seseorang sebelumnya kecuali…kecuali… Yosa. Ayatha tertegun, apa kah Tuhan mengirimkan dia sebagai penganti Yosa? katanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Hadeuh....
Liliana.... sungguh terlalu memalukan 😏
2024-01-04
0
Mimilngemil
Kamu....
seperti hantu....
Wkwkwkw
2024-01-04
0
Rinisa
Next read...🤗
2022-02-24
0