Jam sudah menunjukkan jam 3, semua orang berhamburan untuk mulai mengikuti kegiatan ektrakulikuler. Ayatha menyiapkan semua buku, memasukkanya ke dalam tas. Ayatha tidak mengikuti satu pun kegiatan ektrakulikuler. Ayatha tidak ahli dalam voli, juga tidak bisa menjadi cheerleader, satu satunya ektrakulikuler yang bisa dia ikuti hanya memasak, namun dia terlalu canggung untuk datang kesana.
Ayatha berjalan menuju kearah sepedanya, mengambil dan menuntun sepedanya
" Andra!! Andra!! Andra!!" teriak orang-orang dari lapangan basket membuat perhatian Ayatha jadi kesana.
Ayatha melihatnya, Andra sedang membawa bola, melewati beberapa orang dengan gesit lalu memasukkan bola ke ring, wow… dia hebat, kata ayatha dalam hati.
Ayatha terus melihat dia, Roni memberikan tepukan tangan pada Rndra, Jolie si ketua cheerleader langsung menghampirinya, memberikan handuk dan minuman, Andra tersenyum lepas padanya, wajahnya kelihat sangat bahagia, Ayatha baru kali ini melihat Andra tersenyum dan bahagia seperti itu, biasanya jika Ayatha melihatnya dia pasti kelihatan dingin, murung, dan seperti menyembunyikan sesuatu.
Bagaimana dia bisa seperti itu? Pikir Ayatha sambil terus memperhatikkan Andra yang sedang minum air mineralnya, sampai dia melirik kearah ayatha.
Waduh aku tertangkap basah, pikir Ayatha, sambil memalingkan wajahnya, lalu dengan cepat Ayatha langsung menaiki sepeda dan pergi begitu saja. Ayatha tidak tahu apa akan dipikirkan Andra saat tahu tadi dia melihatnya. Ahh..dia pasti tidak memikirkan apa-apa, toh… aku bukan siapa-siapa, pikir Ayatha.
Ayatha mengayuh sepedanya pelan, menikamati suasana senja hari ini, langit biru hampir semuanya berbaur dengan warna jingga, membuat pemandangan yang indah seperti lukisan, membuat penawar untuk masalah-masalah yang dialaminya.
Saat sampai dirumahnya, Ayatha tertegun, tidak seperti biasanya, lampu rumahnya menyala, bukannya tadi pagi aku sudah mematikkanya? Siapa yang menghidupkannya, pikir Ayatha. Ayatha meletakkan perlahan sepedanya, membuka pintu, aneh… pintu tidak terkunci.
Perlahan-lahan Ayatha memasukinya… dan Ayatha tertegun melihat paman dan bibinya sudah duduk di ruang keluarga.
" owh.. Aya.. kau sudah pulang," kata Paman dengan wajah yang kelihatan sangat sungkan.
" Paman… Bibi.. kalian datang? " kata Ayatha juga sungkan melihat wajah Bibi yang kelihatan sedang marah, apa yang terjadi? pikirnya.
" kemari lah Ayatha, " kata Paman menyuruh Ayatha duduk di depan mereka dengan perlahan Ayatha duduk dan memperhatikan mereka, Bibi kelihatan benar-benar marah.
" Apa kabar Paman, Bibi?" tanya Ayatha basa basi.
" Baik kok, " kata Paman terdengar ramah.
" Sudah jangan basa basi lagi… aku sudah tahu apa rahasia Paman mu dan kamu Ayatha, aku benar-benar merasa di permainkan? Hah… tapi sudah lah..mengingat kebaikan Ayah dan Ibumu dulu aku tidak akan mempermasalahkannya lagi, lagi pula itu semua adalah kesalahan Paman mu yang bodoh ini, " kata Bibi menatap Paman Ayatha sinis.
Paman hanya menunduk, Ayatha juga hanya bisa menunduk, Bibi berdiri, pergi melihat foto-foto kenangan Nenek Ayatha di dinding.
" Kau tahu, Paman mu satu-satunya anak laki-laki yang dimiliki Nenek mu? Itu menjadikan dia satu-satunya pewaris bukan? Dan satu-satunya warisan dari Nenekmu adalah rumah ini…. jadi itu artinya rumah ini adalah milik Paman mu dan milik ku, " kata Bibi itu panjang lebar menjelaskan pada Ayatha.
Ayatha hanya diam menatapnya. Maksudnya? Pikir Ayatha bingung...namun dia sama sekali tidak bisa bertanya pada Bibinya.
" Sudah lah istriku, ibu mengatakan…" kata paman ayatha terdengar tidak enak sekali.
" Diam lah Suamiku, aku hanya mengambil hak kita…kau mengertikan Ayatha?" kata Bibi pada Ayatha dengan wajah kesal.
" Iya bibi, " kata Ayatha tertunduk.
" Jadi… Aku sudah berbaik hati tidak meminta kau mengembalikan setiap uang yang dikirim oleh Pamanmu yang bodoh ini, tapi aku hanya meminta uang sewa rumah ini mulai saat ini, tentu tidak ada lagi uang tunjangan lagi dari Paman mu, kau bisa atau tidak?" kata Bibi yang langsung mengagetkan Ayatha dan Paman.
Aku harus membayar sewa?Aku dapat uang dari mana? Pikir Ayatha, dari dulu Ayatha tidak pernah bekerja, Paman yang melarangnya bekerja, dia ingin Ayatha fokus bersekolah hingga nantinya Ayatha bisa bekerja dengan baik, itu yang selalu dikatakan pamannya jika mengirimkan uang untuk Ayatha, sekarang bagaimana Ayatha membiayai hidup, sekolah, dan uang sewa rumah ini.
" Istriku, kau jangan kelewatan seperti itu, Ayatha cuma yatim piatu, bagaimana dia bisa membiayai sekolah, dan hidupnya, apalagi dia harus membayar sewa rumah ini, " kata Pamannya kelihatan mencoba membela Ayatha.
" Aku tidak perduli, kalau memang dia tidak punya uang, dia harus bekerja, kita juga bekerja dengan keras di kota, kenapa dia hanya enak-enakan sekolah,dikota anak-anak yang lain juga banyak yang sekolah sambil bekerja… kalau dia mau sekolah, makan dan rumah ini, dia harus bekerja, aku tidak perduli apapun alasannya, " kata Bibi Ayatha kesal karna Oamannya membela Ayatha.
" Tidak apa-apa Paman, iya Bibi, aku mengerti " kata Ayatha pelan, Ayatha masih kebingungan, Ayatha sangat ingin sekolah, namun dia juga masih menginginkan tinggal dirumah ini, karna selama ini dia tinggal disini.
" Lihat, Ayatha saja tidak keberatan, kalau begitu kita pulang saja, bulan depan aku akan meminta uang sewanya, untuk bulan ini, anggap saja hadiah kebaikan hatiku," kata Bibi mengambil tasnya lalu langsung keluar.
" Hayah, Ayatha, maaf kan paman mu yang penakut ini, " kata Paman kelihatan sungkan sekali dan memelas.
" Iya, Paman tidak apa-apa " kata Ayatha masih gamang.
" Hei, Suamiku! Kau tidak mau pulang?" teriak Bibi dari luar.
" Ish.. Paman pulang dulu yah Ayatha, " kata Paman bergegas keluar.
" Iya Paman" kata Ayatha masih memandang lurus kearah Paman keluar.
Bagaimana sekarang? Aku harus bagaimana?Ahk… kenapa semua jadi seperti ini, aku sungguh bingung, aku tidak tahu aku harus bekerja di mana? Pikir ayatha.
Disini tidak ada yang bisa dilakukannya, berjam-jam Ayatha hanya terdiam memikirkan apa yang harus dia lakukan. Sekarang dia benar-benar merasa sendiri, benar-benar sendiri, dia sudah tidak memiliki pamannya, dia sudah kehilangan sahabatnya, dia bingung harus bertanya pada siapa?.
Handphone Ayatha tiba-tiba berdering.
"Hallo, ini ayatha?" Tanya seseorang dari seberang, suara seorang pria.
" Iya, saya sendiri, " kata Ayatha bingung dan masih gamang.
" Oh, kau tahu toseba yang ada tikungan jalan itu?" kata Pria itu pada Ayatha
" Eh, iya, ini siapa?" kata Ayatha kebingungan.
" Oh, bagus, saya adalah pemiliknya, tadi paman kamu menghubungi saya, apakah kamu mau bekerja di toko saya? " tanya Pria itu ramah pada Ayatha, Ayatha tertegun mendengarnya, Paman? Paman mencarikan aku pekerjaan, ini beneran? Hah… terima kasih Paman..kata hati Ayatha senang, bahkan Ayatha sampai menitihkan air matanya.
" Iya Tuan, saya mau, saya mau sekali, terima kasih tuan, terima kasih banyak, " kata Ayatha kegirangan.
" Bagus, datanglah besok pagi," kata Pria itu
" Baik, " kata Ayatha
Ayatha tertegun, masih tidak percaya apa yang Ayatha alami hari ini, Ayatha sangat bersyukur, terima kasih Tuhan kau masih menolongku sampai saat ini, katanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Teganya.... 😩😩😩😣
Bibinya Ayatha jahat ih....
2024-01-04
0
Mimilngemil
😩😩😩
perasaan gak enak ini...
Ayatha... yang kuat ya....
2024-01-04
0
anggrymom
kayanya si andra nguntit ayatha jd tau mslh ayatha
2022-03-26
0