Di sini sering terjadi pembunuhan

Jam masih menunjukkan jam 4.00 pagi, tapi Ayatha sudah berjalan di jalan menuju ke tempat kerjanya.

Udara terasa menusuk tidak seperti biasanya. Tangannya terasa gemetar, Ayatha sudah mematikan handphonenya, Ayatha takut paman akan meneleponnya dan dia membantunya kembali.

Dari kejauhan Ayatha melihat bibi baru saja membuka pintu, Ayatha segera bergegas mendatanginya. Bibi kelihatan kaget sekali melihat Ayatha dari kejauhan, saking kagetnya dia malah mendatangi Ayatha.

" Ayatha, dari mana saja kamu? kau tahu pamanmu semalam ini menelepon kami, dia sangat mencemaskan mu.. apa yang sudah dibuat si galak itu padamu?, " kata Bibi kelihatanya sangat khawatir, sampai dia memegang tangan Ayatha yang dingin nya seperti es batu.

" Tidak apa-apa bibi, aku tinggal dirumah temanku tadi malam, " kata Ayatha kembali memegang tangannya, mencoba meredam kekhawatirannya.

" Ah, bagus sekali, ayo kita masuk dulu, aku akan membuatkan mu teh panas, juga akan mengabari paman mu, " kata Bibi menarik Ayatha masuk.

" Tidak perlu bibi, aku kesini malah ingin meminta beberapa hasil kerjaku, aku ingin pergi bibi, dan tolong jangan bilang apa-apa tentang ini, juga pada paman, bilang saja bibi tidak tahu dimana dan kemana aku sekarang, " kata Ayatha lirih.

" Kemana kau akan pergi?," tanya Bibi penasaran.

" Aku akan pergi ke ibu kota bibi, disana aku akan bekerja memenuhi kehidupanku sendiri, " kata Ayatha tersenyum.

" Kau gadis muda yang sangat tegar... owh... sebentar, jangan kemana-mana Bibi akan mengambilkan uang mu dulu," kata Bibi dengan segera masuk ke rumahnya.

Ayatha melihat keseliling... sunyi senyap, ciri khas kota kecilnya yang tenang, Ayatha pasti akan merindukan tempat ini, dia belum pernah sekalipun meninggalkan kota kecil ini, namun ini sudah saatnya, Dia sudah bertekat, Aku pasti bisa!!! Kata Ayatha dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

Tak lama bibi keluar dan tergesa-gesa menghampiri Ayatha.

" Ini, " kata Bibi sambil menyodorkan amplop pada Ayatha.

" Terima kasih bibi, " kata Ayatha mengambil dan membuka amplop tersebut, Ayatha lihat uang yang ada di dalam amplop, kenapa begitu banyak?.

" Bibi, ini terlalu banyak, aku hanya bekerja beberapa hari, " kata Ayatha.

" Sudah lah...simpan...kau akan pergi, anggap saja itu sedikit bantuan dari Bibi, lagi pula selama disini kau sudah membantu banyak sekali, anggap saja ini hadiah seorang ibu untuk anak perempuannya saat dia ingin pergi ketempat baru, " kata Bibi kembali memegang tangan Ayatha.

Air mata Ayatha ingin menetes, dia benar-benar terharu dengan apa yang dikatakan bibi, dia belum pernah diperlakukan seperti ini, dia melihat bibi, bibi kelihatan juga menahan tangisnya, Ayatha segera memeluknya, dia hanya menepuk punggung Ayatha beberapa kali.

" Terima kasih bibi, ini sangat membatu, " kata Ayatha mengusap air matanya yang sudah tidak terbendung.

" Sama-sama, cepat lah pergi sebelum ketinggalan bus, " kata Bibi

" iya, Bibi, dan tolong jangan bilang siapapun aku pernah bertemu bibi dan kemana aku akan pergi Bi, " kata Ayatha lagi.

" Pasti, " kata Bibi.

Ayatha melihat bibi dalam-dalam...dia akan merindukan bibi, dia kelihatan kembali menahan tangisnya dan segera berjalan, dan beberapa kali mencoba melihat bibi, dia hanya melambaikan tangannya, ayatha membalasnya sambil sedikit tersenyum, lalu dengan mantap Ayatha berjalan ke depan.

_____________________________________________________

 

Sinar matahari mengusik tidur Ayatha, dia terbangun dan melihat keluar jendela bus. Ini perjalanan yang lumayan panjang sekitar 8 jam perjalanan . Ayatha mengusap matanya, sebenarnya dia masih sangat mengantuk.

" Kau baru mau pergi ke ibu kota?" kata seorang gadis disamping Ayatha.

" Oh..eh...iya, " kata Ayatha kaget melihatnya.

" Hei, aku Risa, aku juga akan ke ibu kota, rumahku disana, " katanya sambil menyodorkan tangannya, Ayatha memperhatikannya, dia wanita yang mungil, manis dan kelihatan sangat semangat.

" Oh, aku Ayatha" kata Ayatha sambil menjabat tangannya.

" Wow, kau punya nama yang indah," katanya terlihat senang sekali.

Dan sepanjang perjalanan Risa terus bercerita tentang dirinya, dia sangat semangat menceritakan semua itu, dia memang berasal dari ibu kita, dia bersekolah disana, dia baru saja pulang ke kota kecil tempat neneknya tinggal untuk berlibur dan banyak lagi, Ayatha tidak terlalu mendengarkan semua ceritanya.

" Nah, sekarang kau, bagaimana? Mau ngapain disana? "tanyanya tiba-tiba membuat Ayatha terkejut dan berpikir... benar kata Risa... apa yang akan dia lakukan kalau sudah sampai disana? Dia sama sekali tidak pernah datang kesana.

" Aku tidak tahu, aku belum pernah ke ibu kota sebelumnya, " kata Ayatha polos apa adanya.

" Ha? Kau serius? Belum pernah ke ibu kota dan kau pergi sendiri tanpa pengawasan?" katanya dengan wajah yang sangat tekejut, sebenarnya Ayatha juga terkejut melihat ekspresi Risa yang terlalu berlebih.

" Iya," kata Ayatha seadanya.

" Wow, itu hebat sekali," katanya seperti tidak percaya.

" Hebat?," tanya Ayatha.

" Iya, aku selalu ingin bisa pergi kesuatu tempat, sendirian tanpa ada yang mengawasiku, aku merasa itu sangat keren... aku pergi sekarang saja karena adikku tiba-tiba sakit, jadi dia tidak bisa pulang dulu, kalau tidak aku pasti pulang bersamanya...kau tahu sangat menyebalkan jika kau selalu diikuti oleh adikku, adikku itu sangat menyebalkan," katanya dengan ekspresi yang sangat lucu

" benarkah?" kata Ayatha lagi

" Iya, beneran... ehm...kau punya seorang saudara?," katanya lagi.

" Tidak, aku tidak punya saudara ataupun siapa-siapa," kata Ayatha menatap lurus.

" Wow...kau benar-benar keren," katanya hampir setengah berteriak, membuat beberapa penumpang melihat mereka, Ayatha hanya langsung melihat kearah jendela, dan Risa terus saja bercerita tentang dia, hingga akhirnya dia kelelahan dan tertidur bersandar pada Ayatha, dari ceritanya kelihatannya dia adalah anak yang dimanja oleh ayah ibunya, karena dia adalah anak perempuan satu-satunya.

Bus baru saja berhenti, semua penumpang turun satu persatu, Ayatha adalah penumpang terakhir yang turun, Ayatha menatap dunia asing yang baru dia lihat, Ayatha merasakan langkah pertamanya dikota besar itu, benar-benar berbeda, gedung-gedung pencakar langit, keramaian orang yang berlalu lalang, suara-suara kendaran yang hilir mudik, benar-benar terasa asing baginya.

" Ayatha, kau mau kemana?," kata Risa tiba-tiba.

" Entahlah" kata Ayatha polos.

" Kalau begitu ikut aku saja, aku punya kamar kos yang biasanya aku gunakan untuk tempat sembunyi, kau boleh menggunakannya beberapa hari atau beberapa minggu," kata Risa sambil menarik tangan Ayatha menuju ke sebuah mobil yang ada di dekat mereka.

" Eh..tapi...tapi, " kata Ayatha terbata-bata tapi sepertinya Risa tidak mendengar atau sama sekali tidak peduli yang akan Ayatha katakan.

" Ini mobilku, ayo masuk," kata Risa dengan senyum lebar.

" Eh..tapi aku ingin pergi sendiri Risa, " kata Ayatha sungkan karna menolaknya.

" Tidak mau tahu, soalnya disini banyak orang jahat loh, liat itu bapak itu menyeramkan kan? disini sering terjadi pembunuhan loh, " kata Risa seperti biasa dengan ekspresi yang sangat-sangat meyakinkan.

" Benar kah?" kata Ayatha melihat seorang bapak-bapak dengan tato di sekujur badannya, lalu dia kelihatan mabuk, saat Ayatha melihatnya, bapak itu malah melihatnya dengan garang, Ayatha jadi tambah takut.

" Benar banget, jadi disini hanya aku yang baik... ayo..." kata Risa duluan masuk kedalam mobilnya sambil menarik Ayatha.

" Iya" kata Ayatha sambil mengikutinya karena bapak itu terus melihatnya, Ayatha langsung menutup pintunya... apa kota ini sebegitu mengerikannya?

" Jalan pak ketempat biasa ya" kata risa menyuruh supirnya untuk pergi.

Mereka langsung meninggalkan stasiun bus itu, sepanjang jalan Ayatha menatap keluar jendela,melihat jalan-jalan yang ramai, toko-toko yang berderetan..wah... ini benar-benar seperti yang dia lihat diTV, tanpa sadar Ayatha terus melihat-lihat jedela, benar-benar seperti orang desa yang melihat kota, Risa hanya tertawa kecil melihat tingkah Ayatha membuatnya sadar dan malu.

" Lihat itu, gedung tinggi itu adalah gedung High empire, itu adalah gedung paling tinggi disini dan dimiliki grup High, mereka adalah keluarga paling kaya disini," kata Risa menunjukkan Ayatha, lalu mereka sama sama melihatnya, melihat gedung yang semuanya terbuat dari kaca itu, tinggi sekali, bahkan Ayatha tidak bisa melihat puncaknya dari dalam mobil.

" Kalau kita belok kanan, disitu ada kedai es krim yang enak, kapan-kapan kita harus kesana, " kata Risa lagi dengan senyum sumringahnya

Ayatha hanya tersenyum mengangguk.

Lalu Risa mulai membicarakan semua toko yang disukainya dan beberapa mereka lewati, Risa sangat semangat menjelaskannya, Ayatha hanya bengong mengangguk, Risa juga menjelaskan kalau tempat yang mereka tuju biasanya dia gunakan jika dia sedang jengkel atau bosan berada dirumah, dia mengatakan bahwa tidak ada seorang yang mengetahuinya kecuali supir dan nanti Ayatha menjadi orang kedua yang mengetahui dimana dia, dia juga menjelaskan bahwa mungkin kedua orang tuanya sudah tahu, tapi mereka tidak akan mengusiknya jika dia sudah memutuskan untuk tinggal di tempat kos itu.

Semua cerita Risa dan melihat mobil yang digunakan Risa ini, Ayatha makin yakin bahwa Risa adalah anak orang yang berada, bayangkan saja jika dia marah, dia punya tempat sendiri untuk dirinya.

Tak berapa lama mereka sampai disuatu tempat, saat Ayatha keluar, dia sedikit terkejut melihat tempat yang mereka datangi datangi, rumah ini bukan sebuah kamar, ini sebuah rumah yang cukup besar jika hanya ditempati untuk melarikan diri.

" Ini dia, rumah persembunyianku, sangat indah kan?," kata Risa semangat sekali

" Iya, ini tempat persembunyan mu? Sebesar ini?," kata Ayatha tidak percaya.

" Hu-um... benar...aku suka disini, disini tenang kan?, " katanya lagi

" Iya " kata Ayatha tidak bisa berkata apa-apa

Risa langsung membuka pintu rumahnya, lalu mengajak Ayatha masuk, Ayatha masih belum percaya dia tinggal ditempat ini hanya untuk bersembunyi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana besarnya rumahnya yang sebenarnya.

Saat Ayatha masuk, dia tambah tertegun, semua perabot ini sangat indah... semuanya kelihatan benar-benar seperti rumah cerita putri dongeng, gordennya berwarna pink, tempat duduk tamunya berwarna putih berbunga-bunga pink, bahkan dindingnya berwana putih dengan gambar bunga-bunga sakura yang indah. Ini benar-benar rumah yang indah... Ayatha tidak menyangka bahwa rumah seperti ini ada.

" Disini, disini kamarmu, kau boleh tinggal sesuka hatimu, karna sekarang kita adalah sahabat," kata Risa membuka suatu ruangan, Ayatha masuk dan takjub... kamar ini juga seperti kamar dongeng, indah sekali... tempat tidurnya berukir-ukir seperti tempat tidur seorang putri senada dengan meja rias, hiasan-hiasanya juga cocok. Kamar ini benar benar seperti kamar seorang putri, atau lebih cocoknya seperti kamar Barbie.

" Aku tinggal disini?" kata Ayatha tidak percaya.

" Iya, kau suka? Aku loh yang mendekornya sendiri, itu cita-citaku menjadi design interior," katanya.

" Yah, ini sangat bagus," kata Ayatha tersenyum.

" Wah..terima kasih, aku belum pernah mendapat pujian tentang ini" katanya sangat sangat senang.

" Ehm... kenapa kamu percaya padaku, padahal kan kita baru bertemu dan kamu langsung izinkan aku tinggal dirumahmu?" kata Ayatha sopan.

" Karena kau hebat!! Aku langsung menyukaimu yang sangat-sangat mandiri! Ah...aku juga ingin seperti kau," katanya.

" Begitu yah "

" Iya, aku mau mandi, kau juga harus mandi, lalu kita pergi ke tempat makan favorit ku yah...disana ada mie yang enak sekali," kata Risa sambil berjalan keluar dan menutup pintu tanpa menunggu jawaban Ayatha.

Ayatha melihat sekeliling kamar ini lagi, tempat yang asing... Ayatha langsung duduk di tempat tidurnya, melepaskan jaket yang dari tadi di pakainya. Disini dia sekarang... ehm... kenapa aku mendapatkan bantuan lagi yah? Apakah mukaku terlalu kasihan, sehingga selalu mendapatkan bantuan dari orang-orang yang aku temui..atau aku hanya beruntung? Pikirnya.

Setelah mandi, Risa langsung mengajak Ayatha ke suatu tempat yang dekat dengan rumah itu, Risa memesan dua mangkuk mie, dia bilang mie ini sangat enak, apa lagi dimakan saat dingin seperti hari ini. Ayatha hanya mengangguk dan memakan apapun yang dia pesan.

" Selanjutnya apa yang akan kau lakukan?" kata Risa sambil memakan mienya dengan semangat.

" Aku hanya ingin secepatnya mendapatkan pekerjaan" kata Ayatha sambil memandangi mienya.

" Wow, semangat sekali, " kata Risa.

" Iya, " kata Ayatha sambil tersenyum melihat tingkah Risa yang sangat semangat memakan mienya.

Lalu Risa mulai berbicara lagi, tentang sekolahnya, dia sekolah di tempat yang menurut dia seperti neraka, tidak seperti sekolah pada umumnya karena kebanyakan mereka adalah anak orang kaya, tidak ada yang saling beteman secara tulus karena mereka berteman hanya karena harta mereka. Makanya dia sama sekali tidak punya teman disekolah...sama seperti aku, pikir Ayatha dalam hati. Jika disekolahnya mungkin Risa akan menjadi orang yang akan mempunyai banyak sekali teman, karena dia baik dan sangat pandai bergaul.

Malam itu mereka habiskan mengobrol, sebenarnya Risa yang semangat menceritakan semua hal tentang dirinya, dan Ayatha hanya bertugas mendengarkan, sesekali Ayatha tersenyum melihat ekspresi-ekspresi yang dibuat risa, dia benar-benar anak yang menyenangkan.

Terpopuler

Comments

Mimilngemil

Mimilngemil

Itulah manusia selalu ingin menjadi orang lain yang menurutnya hebat, Padahal.....
ah.... sedih kalau diceritain

2024-01-04

0

🌺 CICI 💖

🌺 CICI 💖

kok aq takut kl Risa g sebaik itu 🤔
mudah2n tulus, kasiaan Aya 🙏

2023-09-25

0

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Risa mungkin ada hubungannya dengan Andra

2022-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Selamat Tinggal Sahabat
2 Siapa dia?
3 Akan sulit menulis jika luka
4 Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5 Rumah ini bukan milikmu
6 Tolong jangan membantuku lagi.
7 Di sini sering terjadi pembunuhan
8 Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9 Kau terluka?
10 Usiamu masih sangat muda
11 Selamat pagi Tuan muda
12 Duduklah di sampingku
13 Kau hanya ingin menatapku
14 Pacarku banyak
15 Harusnya kau tidak disini
16 Karena dia sangat manis
17 Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18 Jatuh cinta pada pandangan pertama
19 Ke mana dia?
20 Jangan begitu lagi ya
21 Dia hanya memamfaatkanmu.
22 Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23 Dia akan mempermalukannya
24 Kau tidak akan terganti
25 Yosa akan datang
26 Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27 Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28 Sepertinya kita salah memulainya
29 Andra pasti marah besar
30 Oh, kau suka melihat aku begini
31 Hati yang sakit
32 Terlalu Naif
33 Aku sudah menemukan pangeranku
34 Kau Jeremy yang itu?
35 Janji akan memperjuangkannya
36 Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37 Aku yang menyukainya
38 Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39 Maxi?
40 Pernahkah kau menyukai seseorang?
41 Hanya memandang saja sudah bahagia
42 Kau tidak tahu aku siapa?
43 Andra, Kau menyukai dia?
44 Walau sedikit, sukailah aku
45 Aku tidak ingin seperti dia
46 Selamat datang Tuan Ray
47 Dia telah mencelakakan Yosa
48 Siapa dia?
49 Ciuman Pertama
50 Merasa bersalah
51 Tolong jangan dekati aku lagi
52 Tolong jemput pelayan pribadiku
53 Kau cantik dengan gaun ini
54 Cobalah tidak membuat orang berharap
55 Pergi
56 Apa jawabanmu masih sama?
57 Menyimpan banyak luka
58 Mungkinkah?
59 Disini banyak hantunya
60 Anak laki laki itu aku
61 Wanita yang Licik
62 Aku juga merindukanmu
63 Bintang
64 Ayo kita ketaman bermain
65 Kepergian yang menyedihkan
66 Tidak Percaya? Percayalah
67 Jangan bekerja lagi
68 Terserah Padanya
69 Inikah Akhirnya?
70 Bertemu Keluarga
71 Wanita yang berbeda
72 Pasar Malam
73 Apa tidak sakit?
74 Ups, aku tidak sengaja
75 Aku punya informasi
76 Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77 Akan kuhabisi dia
78 Maaf, aku sudah mengodamu
79 Aku peringatkan kau
80 3 Hari
81 Aku berubah pikiran
82 Terlambat....
83 Pria yang kau nikahi itu adalah....
84 Mau kemana, calon suami?
85 Apa yang harus aku lakukan padamu?
86 Kenapa?
87 Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88 Andra, apa kau menyukaiku?
89 Mari bercerai
90 Pacar?
91 Percintaan yang mengenaskan
92 Aku Nadine, Tunangan Andra
93 Aku akan membatalkan pertunangan
94 Jangan coba-coba menyentuhnya
95 Impian yang terwujud
96 Aku ingin pergi kesuatu tempat
97 Terbangun di tengah mimpi
98 Hati yang hancur di rerumputan
99 Lebih mencintai dirinya sendiri
100 Belajar melepaskan
101 Kau tahu cara memanggilku kan?
102 Jadi orang yang baru
103 Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104 Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105 Coba setia dengan pasanganmu
106 Jangan ganggu dia
107 Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108 Ada apa dengan mereka malam ini?
109 Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110 Masihkah ada rasa atau tidak?
111 Berjanji tidak akan pergi lagi
112 Apa hubunganmu dengannya?
113 Kita harus bicara!
114 Tak butuh apapun hanya kau
115 Bagaimana kabarmu?
116 Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117 Dia di sana
118 Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119 Selalu menjaga walaupun jauh
120 Tak pernah melakukan hal itu
121 Jangan banyak bergerak dulu
122 Aku tak akan ragu
123 Aku hamil
124 Ayatha, ini asli
125 Bagaimana jika positif hamil
126 Jangan pernah minta putus
127 Aku akan pergi
128 Tak akan buat dia khawatir
129 Keluar negerimu lama sekali
130 Anda terlalu agresif sekarang
131 Hari-Hari yang indah
132 Kejadian tak terduga
133 Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134 Tolong jangan bicarakan Andra
135 Menangis dalam diam
136 Aku terbawa suasana
137 Akan bertemu besok
138 Kehidupan cinta yang manis
139 Pertemuan ke dua
140 Seperti sudah kehilangan akal
141 Hilang Tanpa Jejak
142 Kemana saja asalkan berdua
143 Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144 Aku malu
145 Suara yang menyayat hati
146 Ingin bersama dirinya
147 Biarkan Aku mati saja
148 Senyuman yang sangat akrab
149 Siapa dia sebenarnya?
150 Kau harus mengundangnya
151 Baiklah, ayo kita pacaran
152 Wanita sebelum diriku
153 Tinggalah bersamaku malam ini
154 Akhirnya juga harus menikah
155 Setelah menikah tetap sedingin ini
156 Di suatu tempat di bumi ini
157 Bagaimana dengan cintaku?
158 Jangan panggil aku ibumu
159 A melody of tears
160 Selena, siapa dia?
161 Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162 Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163 Kita jalani pelan-pelan saja
164 Paman jangan menangis
165 Hidup bahagia di sini
166 Aku ingin bermain dengan ayah
167 Apakah hanya halusinasi?
168 Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169 Max, kau juga seorang ayah
170 Will you marry me?
171 Sedingin angin dalam badai salju
172 Jangan sering-sering datang kemari ya
173 Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174 Mari hidup sesuai keinginan takdir
175 Aku Ayahnya!
176 Jagalah mereka selagi aku pergi
177 Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178 Tugasku di sini sudah selesai.
179 Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180 Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181 Nanny!!!
182 Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183 Kau tahu aku pulang?
184 Kenapa tidak mengetuk dulu?
185 Akan ku pikirkan lagi
186 Baiklah, ayo menikah
187 Ayah yang baik
188 Aku ingin satu
189 Berikan aku cucu lagi
190 Malam ini aku temani ya
191 Ingin pernikahan yang bagaimana?
192 Haruskah bertemu ayah?
193 langkah pertama sudah terlewati...
194 Hamil?
195 Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196 Aku iri padanya
197 Tak ingin menyia-yiakan waktu
198 Pagi dengan senyuman
199 Akhirnya menikah juga
200 Kehidupan bahagia
201 Hidup begini saja sudah indah.
202 Ini penghormatan kami
203 Lahirkan lah anak perempuan untukku
204 Ayatha, terima kasih
205 Aku akan nyaman jika di dekatmu
206 Bahagiakah dia melihat kami?
207 Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208 Kebahagiaan yang akan lengkap
209 Hal yang membuat canggung
210 Seseorang menunggu Anda.
211 Menangis sambil tertawa
212 Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213 Aku yang egois
214 Kemana dia pergi?
215 Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216 Tak pernah berpikir untuk mendua
217 Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218 Ayo bicara...
219 Coba dulu saja ya...
220 Hanya pelukan persahabatan
221 Kau serius mengajakku jalan?
222 Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223 Suasana keluarga yang hangat
224 Aku bukan ayahmu!
225 Dia Anakmu!
226 Jangan takut-takuti aku lagi
227 Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228 Meadow - The End
229 Pengumuman saja!!
230 Terima Kasih.
231 penguman Novel Baru
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Selamat Tinggal Sahabat
2
Siapa dia?
3
Akan sulit menulis jika luka
4
Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5
Rumah ini bukan milikmu
6
Tolong jangan membantuku lagi.
7
Di sini sering terjadi pembunuhan
8
Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9
Kau terluka?
10
Usiamu masih sangat muda
11
Selamat pagi Tuan muda
12
Duduklah di sampingku
13
Kau hanya ingin menatapku
14
Pacarku banyak
15
Harusnya kau tidak disini
16
Karena dia sangat manis
17
Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18
Jatuh cinta pada pandangan pertama
19
Ke mana dia?
20
Jangan begitu lagi ya
21
Dia hanya memamfaatkanmu.
22
Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23
Dia akan mempermalukannya
24
Kau tidak akan terganti
25
Yosa akan datang
26
Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27
Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28
Sepertinya kita salah memulainya
29
Andra pasti marah besar
30
Oh, kau suka melihat aku begini
31
Hati yang sakit
32
Terlalu Naif
33
Aku sudah menemukan pangeranku
34
Kau Jeremy yang itu?
35
Janji akan memperjuangkannya
36
Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37
Aku yang menyukainya
38
Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39
Maxi?
40
Pernahkah kau menyukai seseorang?
41
Hanya memandang saja sudah bahagia
42
Kau tidak tahu aku siapa?
43
Andra, Kau menyukai dia?
44
Walau sedikit, sukailah aku
45
Aku tidak ingin seperti dia
46
Selamat datang Tuan Ray
47
Dia telah mencelakakan Yosa
48
Siapa dia?
49
Ciuman Pertama
50
Merasa bersalah
51
Tolong jangan dekati aku lagi
52
Tolong jemput pelayan pribadiku
53
Kau cantik dengan gaun ini
54
Cobalah tidak membuat orang berharap
55
Pergi
56
Apa jawabanmu masih sama?
57
Menyimpan banyak luka
58
Mungkinkah?
59
Disini banyak hantunya
60
Anak laki laki itu aku
61
Wanita yang Licik
62
Aku juga merindukanmu
63
Bintang
64
Ayo kita ketaman bermain
65
Kepergian yang menyedihkan
66
Tidak Percaya? Percayalah
67
Jangan bekerja lagi
68
Terserah Padanya
69
Inikah Akhirnya?
70
Bertemu Keluarga
71
Wanita yang berbeda
72
Pasar Malam
73
Apa tidak sakit?
74
Ups, aku tidak sengaja
75
Aku punya informasi
76
Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77
Akan kuhabisi dia
78
Maaf, aku sudah mengodamu
79
Aku peringatkan kau
80
3 Hari
81
Aku berubah pikiran
82
Terlambat....
83
Pria yang kau nikahi itu adalah....
84
Mau kemana, calon suami?
85
Apa yang harus aku lakukan padamu?
86
Kenapa?
87
Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88
Andra, apa kau menyukaiku?
89
Mari bercerai
90
Pacar?
91
Percintaan yang mengenaskan
92
Aku Nadine, Tunangan Andra
93
Aku akan membatalkan pertunangan
94
Jangan coba-coba menyentuhnya
95
Impian yang terwujud
96
Aku ingin pergi kesuatu tempat
97
Terbangun di tengah mimpi
98
Hati yang hancur di rerumputan
99
Lebih mencintai dirinya sendiri
100
Belajar melepaskan
101
Kau tahu cara memanggilku kan?
102
Jadi orang yang baru
103
Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104
Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105
Coba setia dengan pasanganmu
106
Jangan ganggu dia
107
Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108
Ada apa dengan mereka malam ini?
109
Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110
Masihkah ada rasa atau tidak?
111
Berjanji tidak akan pergi lagi
112
Apa hubunganmu dengannya?
113
Kita harus bicara!
114
Tak butuh apapun hanya kau
115
Bagaimana kabarmu?
116
Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117
Dia di sana
118
Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119
Selalu menjaga walaupun jauh
120
Tak pernah melakukan hal itu
121
Jangan banyak bergerak dulu
122
Aku tak akan ragu
123
Aku hamil
124
Ayatha, ini asli
125
Bagaimana jika positif hamil
126
Jangan pernah minta putus
127
Aku akan pergi
128
Tak akan buat dia khawatir
129
Keluar negerimu lama sekali
130
Anda terlalu agresif sekarang
131
Hari-Hari yang indah
132
Kejadian tak terduga
133
Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134
Tolong jangan bicarakan Andra
135
Menangis dalam diam
136
Aku terbawa suasana
137
Akan bertemu besok
138
Kehidupan cinta yang manis
139
Pertemuan ke dua
140
Seperti sudah kehilangan akal
141
Hilang Tanpa Jejak
142
Kemana saja asalkan berdua
143
Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144
Aku malu
145
Suara yang menyayat hati
146
Ingin bersama dirinya
147
Biarkan Aku mati saja
148
Senyuman yang sangat akrab
149
Siapa dia sebenarnya?
150
Kau harus mengundangnya
151
Baiklah, ayo kita pacaran
152
Wanita sebelum diriku
153
Tinggalah bersamaku malam ini
154
Akhirnya juga harus menikah
155
Setelah menikah tetap sedingin ini
156
Di suatu tempat di bumi ini
157
Bagaimana dengan cintaku?
158
Jangan panggil aku ibumu
159
A melody of tears
160
Selena, siapa dia?
161
Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162
Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163
Kita jalani pelan-pelan saja
164
Paman jangan menangis
165
Hidup bahagia di sini
166
Aku ingin bermain dengan ayah
167
Apakah hanya halusinasi?
168
Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169
Max, kau juga seorang ayah
170
Will you marry me?
171
Sedingin angin dalam badai salju
172
Jangan sering-sering datang kemari ya
173
Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174
Mari hidup sesuai keinginan takdir
175
Aku Ayahnya!
176
Jagalah mereka selagi aku pergi
177
Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178
Tugasku di sini sudah selesai.
179
Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180
Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181
Nanny!!!
182
Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183
Kau tahu aku pulang?
184
Kenapa tidak mengetuk dulu?
185
Akan ku pikirkan lagi
186
Baiklah, ayo menikah
187
Ayah yang baik
188
Aku ingin satu
189
Berikan aku cucu lagi
190
Malam ini aku temani ya
191
Ingin pernikahan yang bagaimana?
192
Haruskah bertemu ayah?
193
langkah pertama sudah terlewati...
194
Hamil?
195
Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196
Aku iri padanya
197
Tak ingin menyia-yiakan waktu
198
Pagi dengan senyuman
199
Akhirnya menikah juga
200
Kehidupan bahagia
201
Hidup begini saja sudah indah.
202
Ini penghormatan kami
203
Lahirkan lah anak perempuan untukku
204
Ayatha, terima kasih
205
Aku akan nyaman jika di dekatmu
206
Bahagiakah dia melihat kami?
207
Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208
Kebahagiaan yang akan lengkap
209
Hal yang membuat canggung
210
Seseorang menunggu Anda.
211
Menangis sambil tertawa
212
Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213
Aku yang egois
214
Kemana dia pergi?
215
Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216
Tak pernah berpikir untuk mendua
217
Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218
Ayo bicara...
219
Coba dulu saja ya...
220
Hanya pelukan persahabatan
221
Kau serius mengajakku jalan?
222
Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223
Suasana keluarga yang hangat
224
Aku bukan ayahmu!
225
Dia Anakmu!
226
Jangan takut-takuti aku lagi
227
Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228
Meadow - The End
229
Pengumuman saja!!
230
Terima Kasih.
231
penguman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!