Jam masih menunjukkan jam 4.00 pagi, tapi Ayatha sudah berjalan di jalan menuju ke tempat kerjanya.
Udara terasa menusuk tidak seperti biasanya. Tangannya terasa gemetar, Ayatha sudah mematikan handphonenya, Ayatha takut paman akan meneleponnya dan dia membantunya kembali.
Dari kejauhan Ayatha melihat bibi baru saja membuka pintu, Ayatha segera bergegas mendatanginya. Bibi kelihatan kaget sekali melihat Ayatha dari kejauhan, saking kagetnya dia malah mendatangi Ayatha.
" Ayatha, dari mana saja kamu? kau tahu pamanmu semalam ini menelepon kami, dia sangat mencemaskan mu.. apa yang sudah dibuat si galak itu padamu?, " kata Bibi kelihatanya sangat khawatir, sampai dia memegang tangan Ayatha yang dingin nya seperti es batu.
" Tidak apa-apa bibi, aku tinggal dirumah temanku tadi malam, " kata Ayatha kembali memegang tangannya, mencoba meredam kekhawatirannya.
" Ah, bagus sekali, ayo kita masuk dulu, aku akan membuatkan mu teh panas, juga akan mengabari paman mu, " kata Bibi menarik Ayatha masuk.
" Tidak perlu bibi, aku kesini malah ingin meminta beberapa hasil kerjaku, aku ingin pergi bibi, dan tolong jangan bilang apa-apa tentang ini, juga pada paman, bilang saja bibi tidak tahu dimana dan kemana aku sekarang, " kata Ayatha lirih.
" Kemana kau akan pergi?," tanya Bibi penasaran.
" Aku akan pergi ke ibu kota bibi, disana aku akan bekerja memenuhi kehidupanku sendiri, " kata Ayatha tersenyum.
" Kau gadis muda yang sangat tegar... owh... sebentar, jangan kemana-mana Bibi akan mengambilkan uang mu dulu," kata Bibi dengan segera masuk ke rumahnya.
Ayatha melihat keseliling... sunyi senyap, ciri khas kota kecilnya yang tenang, Ayatha pasti akan merindukan tempat ini, dia belum pernah sekalipun meninggalkan kota kecil ini, namun ini sudah saatnya, Dia sudah bertekat, Aku pasti bisa!!! Kata Ayatha dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
Tak lama bibi keluar dan tergesa-gesa menghampiri Ayatha.
" Ini, " kata Bibi sambil menyodorkan amplop pada Ayatha.
" Terima kasih bibi, " kata Ayatha mengambil dan membuka amplop tersebut, Ayatha lihat uang yang ada di dalam amplop, kenapa begitu banyak?.
" Bibi, ini terlalu banyak, aku hanya bekerja beberapa hari, " kata Ayatha.
" Sudah lah...simpan...kau akan pergi, anggap saja itu sedikit bantuan dari Bibi, lagi pula selama disini kau sudah membantu banyak sekali, anggap saja ini hadiah seorang ibu untuk anak perempuannya saat dia ingin pergi ketempat baru, " kata Bibi kembali memegang tangan Ayatha.
Air mata Ayatha ingin menetes, dia benar-benar terharu dengan apa yang dikatakan bibi, dia belum pernah diperlakukan seperti ini, dia melihat bibi, bibi kelihatan juga menahan tangisnya, Ayatha segera memeluknya, dia hanya menepuk punggung Ayatha beberapa kali.
" Terima kasih bibi, ini sangat membatu, " kata Ayatha mengusap air matanya yang sudah tidak terbendung.
" Sama-sama, cepat lah pergi sebelum ketinggalan bus, " kata Bibi
" iya, Bibi, dan tolong jangan bilang siapapun aku pernah bertemu bibi dan kemana aku akan pergi Bi, " kata Ayatha lagi.
" Pasti, " kata Bibi.
Ayatha melihat bibi dalam-dalam...dia akan merindukan bibi, dia kelihatan kembali menahan tangisnya dan segera berjalan, dan beberapa kali mencoba melihat bibi, dia hanya melambaikan tangannya, ayatha membalasnya sambil sedikit tersenyum, lalu dengan mantap Ayatha berjalan ke depan.
_____________________________________________________
Sinar matahari mengusik tidur Ayatha, dia terbangun dan melihat keluar jendela bus. Ini perjalanan yang lumayan panjang sekitar 8 jam perjalanan . Ayatha mengusap matanya, sebenarnya dia masih sangat mengantuk.
" Kau baru mau pergi ke ibu kota?" kata seorang gadis disamping Ayatha.
" Oh..eh...iya, " kata Ayatha kaget melihatnya.
" Hei, aku Risa, aku juga akan ke ibu kota, rumahku disana, " katanya sambil menyodorkan tangannya, Ayatha memperhatikannya, dia wanita yang mungil, manis dan kelihatan sangat semangat.
" Oh, aku Ayatha" kata Ayatha sambil menjabat tangannya.
" Wow, kau punya nama yang indah," katanya terlihat senang sekali.
Dan sepanjang perjalanan Risa terus bercerita tentang dirinya, dia sangat semangat menceritakan semua itu, dia memang berasal dari ibu kita, dia bersekolah disana, dia baru saja pulang ke kota kecil tempat neneknya tinggal untuk berlibur dan banyak lagi, Ayatha tidak terlalu mendengarkan semua ceritanya.
" Nah, sekarang kau, bagaimana? Mau ngapain disana? "tanyanya tiba-tiba membuat Ayatha terkejut dan berpikir... benar kata Risa... apa yang akan dia lakukan kalau sudah sampai disana? Dia sama sekali tidak pernah datang kesana.
" Aku tidak tahu, aku belum pernah ke ibu kota sebelumnya, " kata Ayatha polos apa adanya.
" Ha? Kau serius? Belum pernah ke ibu kota dan kau pergi sendiri tanpa pengawasan?" katanya dengan wajah yang sangat tekejut, sebenarnya Ayatha juga terkejut melihat ekspresi Risa yang terlalu berlebih.
" Iya," kata Ayatha seadanya.
" Wow, itu hebat sekali," katanya seperti tidak percaya.
" Hebat?," tanya Ayatha.
" Iya, aku selalu ingin bisa pergi kesuatu tempat, sendirian tanpa ada yang mengawasiku, aku merasa itu sangat keren... aku pergi sekarang saja karena adikku tiba-tiba sakit, jadi dia tidak bisa pulang dulu, kalau tidak aku pasti pulang bersamanya...kau tahu sangat menyebalkan jika kau selalu diikuti oleh adikku, adikku itu sangat menyebalkan," katanya dengan ekspresi yang sangat lucu
" benarkah?" kata Ayatha lagi
" Iya, beneran... ehm...kau punya seorang saudara?," katanya lagi.
" Tidak, aku tidak punya saudara ataupun siapa-siapa," kata Ayatha menatap lurus.
" Wow...kau benar-benar keren," katanya hampir setengah berteriak, membuat beberapa penumpang melihat mereka, Ayatha hanya langsung melihat kearah jendela, dan Risa terus saja bercerita tentang dia, hingga akhirnya dia kelelahan dan tertidur bersandar pada Ayatha, dari ceritanya kelihatannya dia adalah anak yang dimanja oleh ayah ibunya, karena dia adalah anak perempuan satu-satunya.
Bus baru saja berhenti, semua penumpang turun satu persatu, Ayatha adalah penumpang terakhir yang turun, Ayatha menatap dunia asing yang baru dia lihat, Ayatha merasakan langkah pertamanya dikota besar itu, benar-benar berbeda, gedung-gedung pencakar langit, keramaian orang yang berlalu lalang, suara-suara kendaran yang hilir mudik, benar-benar terasa asing baginya.
" Ayatha, kau mau kemana?," kata Risa tiba-tiba.
" Entahlah" kata Ayatha polos.
" Kalau begitu ikut aku saja, aku punya kamar kos yang biasanya aku gunakan untuk tempat sembunyi, kau boleh menggunakannya beberapa hari atau beberapa minggu," kata Risa sambil menarik tangan Ayatha menuju ke sebuah mobil yang ada di dekat mereka.
" Eh..tapi...tapi, " kata Ayatha terbata-bata tapi sepertinya Risa tidak mendengar atau sama sekali tidak peduli yang akan Ayatha katakan.
" Ini mobilku, ayo masuk," kata Risa dengan senyum lebar.
" Eh..tapi aku ingin pergi sendiri Risa, " kata Ayatha sungkan karna menolaknya.
" Tidak mau tahu, soalnya disini banyak orang jahat loh, liat itu bapak itu menyeramkan kan? disini sering terjadi pembunuhan loh, " kata Risa seperti biasa dengan ekspresi yang sangat-sangat meyakinkan.
" Benar kah?" kata Ayatha melihat seorang bapak-bapak dengan tato di sekujur badannya, lalu dia kelihatan mabuk, saat Ayatha melihatnya, bapak itu malah melihatnya dengan garang, Ayatha jadi tambah takut.
" Benar banget, jadi disini hanya aku yang baik... ayo..." kata Risa duluan masuk kedalam mobilnya sambil menarik Ayatha.
" Iya" kata Ayatha sambil mengikutinya karena bapak itu terus melihatnya, Ayatha langsung menutup pintunya... apa kota ini sebegitu mengerikannya?
" Jalan pak ketempat biasa ya" kata risa menyuruh supirnya untuk pergi.
Mereka langsung meninggalkan stasiun bus itu, sepanjang jalan Ayatha menatap keluar jendela,melihat jalan-jalan yang ramai, toko-toko yang berderetan..wah... ini benar-benar seperti yang dia lihat diTV, tanpa sadar Ayatha terus melihat-lihat jedela, benar-benar seperti orang desa yang melihat kota, Risa hanya tertawa kecil melihat tingkah Ayatha membuatnya sadar dan malu.
" Lihat itu, gedung tinggi itu adalah gedung High empire, itu adalah gedung paling tinggi disini dan dimiliki grup High, mereka adalah keluarga paling kaya disini," kata Risa menunjukkan Ayatha, lalu mereka sama sama melihatnya, melihat gedung yang semuanya terbuat dari kaca itu, tinggi sekali, bahkan Ayatha tidak bisa melihat puncaknya dari dalam mobil.
" Kalau kita belok kanan, disitu ada kedai es krim yang enak, kapan-kapan kita harus kesana, " kata Risa lagi dengan senyum sumringahnya
Ayatha hanya tersenyum mengangguk.
Lalu Risa mulai membicarakan semua toko yang disukainya dan beberapa mereka lewati, Risa sangat semangat menjelaskannya, Ayatha hanya bengong mengangguk, Risa juga menjelaskan kalau tempat yang mereka tuju biasanya dia gunakan jika dia sedang jengkel atau bosan berada dirumah, dia mengatakan bahwa tidak ada seorang yang mengetahuinya kecuali supir dan nanti Ayatha menjadi orang kedua yang mengetahui dimana dia, dia juga menjelaskan bahwa mungkin kedua orang tuanya sudah tahu, tapi mereka tidak akan mengusiknya jika dia sudah memutuskan untuk tinggal di tempat kos itu.
Semua cerita Risa dan melihat mobil yang digunakan Risa ini, Ayatha makin yakin bahwa Risa adalah anak orang yang berada, bayangkan saja jika dia marah, dia punya tempat sendiri untuk dirinya.
Tak berapa lama mereka sampai disuatu tempat, saat Ayatha keluar, dia sedikit terkejut melihat tempat yang mereka datangi datangi, rumah ini bukan sebuah kamar, ini sebuah rumah yang cukup besar jika hanya ditempati untuk melarikan diri.
" Ini dia, rumah persembunyianku, sangat indah kan?," kata Risa semangat sekali
" Iya, ini tempat persembunyan mu? Sebesar ini?," kata Ayatha tidak percaya.
" Hu-um... benar...aku suka disini, disini tenang kan?, " katanya lagi
" Iya " kata Ayatha tidak bisa berkata apa-apa
Risa langsung membuka pintu rumahnya, lalu mengajak Ayatha masuk, Ayatha masih belum percaya dia tinggal ditempat ini hanya untuk bersembunyi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana besarnya rumahnya yang sebenarnya.
Saat Ayatha masuk, dia tambah tertegun, semua perabot ini sangat indah... semuanya kelihatan benar-benar seperti rumah cerita putri dongeng, gordennya berwarna pink, tempat duduk tamunya berwarna putih berbunga-bunga pink, bahkan dindingnya berwana putih dengan gambar bunga-bunga sakura yang indah. Ini benar-benar rumah yang indah... Ayatha tidak menyangka bahwa rumah seperti ini ada.
" Disini, disini kamarmu, kau boleh tinggal sesuka hatimu, karna sekarang kita adalah sahabat," kata Risa membuka suatu ruangan, Ayatha masuk dan takjub... kamar ini juga seperti kamar dongeng, indah sekali... tempat tidurnya berukir-ukir seperti tempat tidur seorang putri senada dengan meja rias, hiasan-hiasanya juga cocok. Kamar ini benar benar seperti kamar seorang putri, atau lebih cocoknya seperti kamar Barbie.
" Aku tinggal disini?" kata Ayatha tidak percaya.
" Iya, kau suka? Aku loh yang mendekornya sendiri, itu cita-citaku menjadi design interior," katanya.
" Yah, ini sangat bagus," kata Ayatha tersenyum.
" Wah..terima kasih, aku belum pernah mendapat pujian tentang ini" katanya sangat sangat senang.
" Ehm... kenapa kamu percaya padaku, padahal kan kita baru bertemu dan kamu langsung izinkan aku tinggal dirumahmu?" kata Ayatha sopan.
" Karena kau hebat!! Aku langsung menyukaimu yang sangat-sangat mandiri! Ah...aku juga ingin seperti kau," katanya.
" Begitu yah "
" Iya, aku mau mandi, kau juga harus mandi, lalu kita pergi ke tempat makan favorit ku yah...disana ada mie yang enak sekali," kata Risa sambil berjalan keluar dan menutup pintu tanpa menunggu jawaban Ayatha.
Ayatha melihat sekeliling kamar ini lagi, tempat yang asing... Ayatha langsung duduk di tempat tidurnya, melepaskan jaket yang dari tadi di pakainya. Disini dia sekarang... ehm... kenapa aku mendapatkan bantuan lagi yah? Apakah mukaku terlalu kasihan, sehingga selalu mendapatkan bantuan dari orang-orang yang aku temui..atau aku hanya beruntung? Pikirnya.
Setelah mandi, Risa langsung mengajak Ayatha ke suatu tempat yang dekat dengan rumah itu, Risa memesan dua mangkuk mie, dia bilang mie ini sangat enak, apa lagi dimakan saat dingin seperti hari ini. Ayatha hanya mengangguk dan memakan apapun yang dia pesan.
" Selanjutnya apa yang akan kau lakukan?" kata Risa sambil memakan mienya dengan semangat.
" Aku hanya ingin secepatnya mendapatkan pekerjaan" kata Ayatha sambil memandangi mienya.
" Wow, semangat sekali, " kata Risa.
" Iya, " kata Ayatha sambil tersenyum melihat tingkah Risa yang sangat semangat memakan mienya.
Lalu Risa mulai berbicara lagi, tentang sekolahnya, dia sekolah di tempat yang menurut dia seperti neraka, tidak seperti sekolah pada umumnya karena kebanyakan mereka adalah anak orang kaya, tidak ada yang saling beteman secara tulus karena mereka berteman hanya karena harta mereka. Makanya dia sama sekali tidak punya teman disekolah...sama seperti aku, pikir Ayatha dalam hati. Jika disekolahnya mungkin Risa akan menjadi orang yang akan mempunyai banyak sekali teman, karena dia baik dan sangat pandai bergaul.
Malam itu mereka habiskan mengobrol, sebenarnya Risa yang semangat menceritakan semua hal tentang dirinya, dan Ayatha hanya bertugas mendengarkan, sesekali Ayatha tersenyum melihat ekspresi-ekspresi yang dibuat risa, dia benar-benar anak yang menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Itulah manusia selalu ingin menjadi orang lain yang menurutnya hebat, Padahal.....
ah.... sedih kalau diceritain
2024-01-04
0
🌺 CICI 💖
kok aq takut kl Risa g sebaik itu 🤔
mudah2n tulus, kasiaan Aya 🙏
2023-09-25
0
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Risa mungkin ada hubungannya dengan Andra
2022-01-26
0