Siang itu ayatha masih sibuk didapur menyiapkan makan siang yang akan dihidangkan untuk Nyonya Renata, ini memang sering dilakukannya sekarang, dia hanya melihat apakah semuanya sudah pas atau belum, juga sekalian membantu koki menyiapkan semuanya.
" Ah..disini kau rupanya, aku sudah ingin menemuimu dari semalam, " kata Bibi Moi saat melihat Ayatha di dapur.
" Iya bibi? Kenapa?" kata Ayatha bingung
" Ayo lah, ikut aku dulu, " kata Bibi Moi menarik Ayatha menjauh dari dapur ke tempat yang lebih sepi di pojok ruangan.
" Kenapa bibi?" kata Ayatha lagi heran dengan sikap Bibi.
" Apa yang dilakukan tuan muda padamu? Dia tidak membully mu kan?," kata bibi moi sambil melihat ayatha dari atas sampai bawah dengan tatapan khawatir.
"tidak..tuan muda hanya mengajakku minum teh " kata ayatha juga mengikuti arah yang dilihat bibi moi, dia berpikir apa ada yang salah dengan penampilannya?.
" hah...baguslah... aku pikir tuan muda membullymu seperti pelayan pelayan lain yang pernah bekerja disini, sehingga mereka tidak tahan dan semuanya mengundurkan diri" kata bibi membuang napas leganya
" tidak...tuan muda hanya mengajakku ngobrol" kata ayatha
" bagus lah, aku sudah mengenalnya dari kecil, dia memang jahil...berbeda sekali dengan tuan muda pertama" kata bibi moi
" ehem...ehem..." tiba-tiba terdengar suara seorang pria dibelakang bibi moi
Bibi moi dan ayatha langsung melihatnya, bibi moi sangat terkejut melihat bahwa wayren tiba-tiba sudah ada di belakangnya, bibi moi tidak pernah melihat wayren masuk kedalam dapur seperti ini, makanya dia sangat terkejut melihat wayren sudah berdiri dibelakangnya, apakah dia mendengar semua perkataannya? Pikir bibi moi takut.
Ayatha juga sama terkejutnya, kenapa wayren sering kali tiba-tiba sudah ada di depan, atau paling tidak didekatnya, bagaimana mereka tidak tau kalau wayren datang.
"selamat siang tuan" kata bibi moi memberi hormat
" siang...ayatha ayo ikut aku" kata wayren dengan nada serius
" tapi tuan... ini sudah jam makan siang nyonya" kata ayatha
" enggak apa-apa kan semalam aku sudah bilang, aku sudah minta izin pada ibu, ayo, cepat" kata wayren meninggalkan mereka
Bibi moi melihat kearah ayatha dengan wajah penasaran
" apa yang kau lakuan semalam dengannya?" kata bibi moi
" tidak-tidak ada apa-apa..." kata ayatha salah tingkah karena kelihatannya bibi moi salah paham
" ayolah...kau lama sekali" kata wayren tiba-tiba muncul lagi dan melihat ayatha masih di tempat yang sama
" nanti akan aku ceritakan bibi, aku pergi dulu" kata ayatha mencoba menjelaskan pada bibi moi, bibi moi tetap menatap kepergian ayatha dengan tanda tanya. Dia bertanya-tanya apa yang dilakukan wayren pada ayatha tadi malam?.
Ayatha mengikuti wayren menuju gerbang utama, disana sudah menunggu 4 orang yang menjaga gerbang, mereka langsung memberi salam.
"aku ingin keluar... siapkan kendaraan" kata wayren terdengar angkuh pada mereka.
" baik tuan muda, tapi seperti perintah tuan, tuan tidak boleh pergi mengandarai mobil sendirian" kata seorang pria penjaga yang mengenakan jas hitam rapi dengan dasi hitam.
" ah...dia selalu saja mengatur hidup ku" kata wayren kedengarannya kesal karena ayahnya, tapi dia tidak bisa membantahnya.
Tak lama mobil pribadinya datang, ayatha kelihatan sedikit terpesona melihat mobil yang datang, begitu mewah... benar-benar seperti yang biasanya dia lihat di TV. Begitu mobil datang, pengawal itu langsung membukakan pintu belakang untuk wayren. Ayatha berjalan kedepan, karena bibi moi sudah memberi tahu jika dia akan keluar dengan nyonya renata atau salah satu dari keluarga disini, dia harus duduk disamping supir.
" hey, kau mau kemana?" kata wayren sebelum masuk kedalam mobil
" ehm...saya duduk disini" kata ayatha sambil menunjuk di kursi depan disebelah supir
" kau duduk dibelakang" kata wayren lalu segera masuk kedalam mobil
Ayatha kebingungan, bagaimana dia bisa duduk bersebelahan dengan anak majikkannya, apa yang akan di katakan orang-orang nanti, dia menatap kepada para penjaga yang melihatnya, salah satu penjaga memiringkan kepalanya seperti memberikan tanda 'ikuti saja perintahnya'. Dengan muka bingung ayatha langsung membuka pintu belakang mobil, dan duduk dipinggir lain. Dia melihat wayren sudah duduk santai di mobilnya.
Sepanjang perjalanan ayatha memegang erat-erat tangannya sendiri, itu biasa dia lakukan jika dia gugup ataupun tidak tahu harus bagaimana. Sedangkan wayren hanya diam saja menatap kedepan. Seperti dia sedikit tidak bagus moodnya.
" kenapa semua orang berfikir aku akan mencelakakanmu?" kata wayren tiba-tiba memecah kesunyian.
" hah...tidak tuan" kata ayatha bingung menjawab apa.
" ibuku bilang jangan mengganggu mu, bibi moi juga takut aku menganggu mu, kenapa semua orang takut aku menganggumu?" kata wayren menatap ayatha serius
Ayatha tak tahu ingin mengatakan apa, dia hanya diam, dia mengeratkan genggaman di tangannya. apa yang harus dia jawab, dia takut dia salah menjawabnya dan imbasnya wayren akan menghukum bibi moi.
Tiba-tiba wayren tertawa... membuat ayatha kaget, kenapa tuan muda ini tertawa seperti itu? Pikir ayatha sambil menatap wayren aneh
" kenapa kau kelihatan ketakutan? Kau benar-benar berpikir aku seperti yang dikatakan bibi moi" kata wayren masih sambil tertawa.
Ayatha masih bingung, dia tidak tahu harus menjawab apa... dan juga dia meresa aneh dengan sikap tuan mudanya yang tiba-tiba bisa berubah dari serius, menjadi tertawa-tawa tanpa alasan.
" bibi moi memang begitu, aku suka menjahilinya saat masih kecil, mungkin dia berpikir aku akan melakukannya juga dengan mu...tapi tenang saja aku tidak akan melakukannya dengan mu, karena kau begitu manis" kata wayren tersenyum pada ayatha.
Ayatha segera memalingkan wajahnya... dia tidak ingin terlihat tersipu di depan tuan mudanya. Tapi jika dipikir-pikir wayren memang selalu menjahili ayatha dengan sikapnya sehingga membuat ayatha bingung dan tidak tahu harus berbuat apa-apa.
Mereka berhenti disuatu butik yang sangat mewah...supir segera membuka kan pintu untuk wayren, ayatha juga segera turun dari mobilnya.
" ayo " kata wayren mengajak ayatha masuk
" selamat siang tuan muda Tadder" kata seorang yang kelihatannya sedikit feminim menyambut wayren dengan sangat ramah.
" siang...pesanan ku sudah siap?" tanya wayren padanya
" tentu, kami sudah menyiapkannya, silahkan duduk di ruangan tunggu yang sudah kami sediakan tuan" kata pria itu menunjukkan suatu ruangan
" tidak apa-apa aku disini saja, ingin melihat-lihat" kata wayren dengan sopan.
" baiklah tuan, tunggu sebentar ya" kata pria itu pergi
Ayatha takjub melihat sekeliling butik yang kelihatan sangat mewah, jauh lebih mewah dari tempat dulu dia ingin melamar kerja, bagian interiornya sangat mewah dengan warna putih dan lampu kuning keemasan, baju-bajunya tersusun rapi dan kelihatan sangat-sangat bagus, ayatha sampai tidak bisa mengedipkan matanya, dia belum pernah pergi ketempat seperti ini. Lalu matanya tertuju pada baju yang tergantung di manekin, sangat cantik dan tampak elegan, warnanya peach polos... itu gaun terbagus yang pernah dilihat oleh ayatha.
Wayren berjalan melihat kesekeliling, ini adalah butik langganannya setiap kali dia ingin membeli sesuatu, harganya... tidak pernah menjadi masalah bagi seorang tuan muda sepertinya. Sesaat dia melihat kesekeliling, matanya lalu tertuju kearah ayatha yang sepertinya juga sedang melihat keadaan butik itu. Dia tersenyum melihat kelakuan ayatha yang tampak jelas takjub dengan butik ini.
Wayren terus memperhatikan ayatha dari kejauhan, dia melihat ayatha terpaku melihat sesuatu, wayren segara melihat apa yang sedang dilihat ayatha, sebuah gaun yang tergantung di manekin, wayren langsung tahu bahwa ayatha menyukai gaun itu. Dia hanya tersenyum..
Ayatha masih melihat gaun itu, perlahan dia mendekat, dia membarinikan diri untuk memegang gaun itu, halus sekali, namun dia langsung menarik tangannya saat melihat harga yang tergantung...Rp. 35.000.000, hah.. ayatha terbelalak melihatnya, tiga puluh lima juta hanya untuk sebuah gaun? Tidak... ini telalu jauh dari jangkauan orang-orang sepertinya. Ayatha segera memalingkan wajahnya, sambil melihat wayren yang sudah didatangi pria yang tadi.
" sudah siap semua tuan" kata pria itu pada wayren
" ehm... ok... ini" kata wayren memberikan sesuatu pada pria itu
" baik tuan" kata pria itu
" ayatha, kemari, bawa semua barang-barang ini" kata wayren memanggil ayatha mendekat.
Ayatha segera datang dan mengambil tas-tas yang ada di atas meja, ada enam tas yang ada di atas meja. Ayatha sempat berpikir, banyak sekali belanjaan tuan muda ini..tapi dia hanya diam dan mengikuti apa perintah tuan mudanya. Ayatha sedikit melihat kedalam tas belajaan, ternyata wayren berbelanja 6 gaun wanita, banyak sekali, pikir ayatha
" ehm..pelan-pelan membawanya, kita akan ketempat pacar-pacarku" kata wayren
Ayatha terdiam, pacar-pacar nya? Artinya ada lebih dari satu.. ternyata tuan mudanya playboy juga, pikir ayatha sambil melihat wayren, wayren hanya tersenyum.
" ini tuan muda" kata pria itu mengembali kan kartu kredit kepada wayren
" ok, baiklah, ayo " kata nya menyuruh ayatha kembali mengikutinya
Mereka segera kembali kemobil dan pergi...suasana hanya diam saja, ayatha sempat melihat sebentar kearah luar sesaat sebelum mereka berhenti, sebuah panti asuhan.
Seperti biasa supir membukakan pintu dan wayren turun, dengan sigap supirnya lalu mengeluarkan tas-tas belanjaan tadi dari mobil, ayatha hanya mengikuti wayren dari belakang.
Wayren membunyikan bel pintu panti asuhan itu, dan pintu langsung dibuka oleh seorang wanita setengah baya yang langsung tersenyum melihat kedatangan wayren.
" wayren,anakku...sudah lama sekali kamu tidak datang kesini" kata bibi itu pada wayren ramah, sepertinya mereka sudah lama mengenal, bibi itu langsung memeluk wayren
" iya bibi, aku sedikit sibuk" kata wayren membalas pelukan bibi itu
Bibi itu langsung membawa mereka ke suatu ruangan, seperti itu sebuah kantor atau ruang baca yang terdapat sofa disana. Bibi dan wayren segera duduk di sofa itu, wayren juga menyuruh ayatha duduk di sampingnya. Ayatha hanya menurut.
" kau tidak banyak berubah yah" kata bibi itu sambil tersenyum bahagia melihat wayren
" benarkah? Bukannya aku bertambah tampan?" kata wayren tertawa membuat bibi itu juga tertawa.
" dan kau masih tetap sama seperti yang dulu" kata bibi itu lagi
" aku membawakanmu ini, sudah dekat dengan tahun baru, aku ingat, jadi aku membawakan mu pakaian, juga untuk semua penjaga wanita disini" kata wayren
" kau memang selalu begitu, benar-benar tidak berubah" kata bibi itu melihat salah satu tas belanjaan
Ayatha terdiam, tadi saat melihat begitu banyak belanjaan pakaian wanita, dia sempat berpikir bahwa pakaian itu dibeli tuan muda untuk pacar-pacarnya, dia mengira bahwa wayren mungkin memiliki lebih dari 1 orang pacar, jadi dia membeli banyak baju untuk pacarnya. Tapi melihat ternyata wayren memberikannya kepada penjaga panti asuhan, ayatha menjadi sedikit merasa bersalah sekaligus kagum melihat tuan muda nya yang terkadang aneh ini.
" tuan wayren.. apa kah kau membawakan aku boneka?" tiba-tiba seorang gadis kecil yang manis datang menghampiri wayren lalu memegang tangannya
" ah... maafkan aku, aku lupa membawanya, bagaimana aku bisa lupa yah?," kata wayren bergaya seperti anak-anak
" kau tidak seru...kau sudah berjanji, ehm... siapa kakak ini?" kata gadis kecil manis ini sambil melihat sinis kearah ayatha
" ehm.. aku..aku ayatha" kata ayatha seadanya, wayren hanya tersenyum melihat ayatha
" kau bukan pacar tuan wayren kan?" kata gadis kecil itu masih melihat sinis kearah ayatha, ayatha kebingungan, dia melihat sedikit kearah wayren, wayren hanya tersenyum nakal kearahnya
" oh..bukan.. bukan.. aku bukan pacar tuan muda" kata ayatha menjelaskan pada gadis kecil itu yang tetap menatapnya sinis
" baguslah..karena tuan wayren adalah pacarku" kata gadis kecil itu sambil menarik tangan wayren lebih mendekat kearahnya
Lalu tiba-tiba beberapa anak perempuan juga datang, mengerumuni wayren dengan segera, memanggi-manggil namanya,beberapa diantaranya menarikknya seperti ingin membawanya kesuatu tempat.
" sudah ku bilang, pacarku banyak" kata wayren kepada ayatha sebelum anak-anak itu membawa wayren keluar ruangan.
Ayatha hanya memandangi kepergian wayren yang kelihatan senang dikerumuni oleh anak-anak perempuan panti itu, ternyata yang dikatakan oleh wayren 'pacar-pacarnya' itu adalah anak-anak panti, ayatha kembali merasa bersalah karena telah berpikir tuan mudanya sangat playboy.
" ayo kita kesana, sebelum anak-anak merepotkan tuan wayren" kata bibi itu mengajak ayatha pergi bersamanya
Bibi itu membawa ayatha kesebuah ruangan yang penuh mainan, disana wayren kelihatan duduk dengan anak-anak wanita yang mengerubuninya, dia kelihatan kewalahan tapi juga kelihatan bahagia diperebutkan dan bermain dengan gadis-gadis kecil yang manis ini.
" anda pasti teman tuan wayren, dia jarang membawa seseorang kemari" kata bibi itu
" owh, tidak... saya.." kata ayatha tapi sebelum dia menjawab lebih jelas, bibi itu langsung berbicara lagi
" tuan muda wayren dulu sering kesini bersama kakaknya, tapi semenjak kakaknya pergi dia jadi jarang kesini, semua mainan disini rata-rata dibelikan oleh tuan muda wayren dan kakaknya, mereka juga selalu memberikan sumbangan untuk kebutuhan kami, kami sangat berterima kasih kepada mereka" kata bibi itu sambil melihat kearah wayren yang masih asik bermain dengan anak-anak itu.
Ayatha hanya bisa tersenyum sambil melihat wayren, namun ayatha melihat seorang gadis kecil yang bermain boneka sendiri dipojok ruangan.
" kami memanggilnya momo, sejak datang kesini dia memang sangat pendiam, dan tidak bisa berbaur dengan anak-anak yang lain, ayah dan ibunya telah meninggal, makanya dia dikirim kemari... " kata bibi itu sepertinya tahu apa yang sedang di perhatikan ayatha
" ehm..bolehkah saya berbicara dengannya?" tanya ayatha
" tentu, silahkan, tapi dia benar-benar jarang berbicara" kata bibi itu
Ayatha tersenyum pada bibi itu sebelum dia mendekati anak yang sendirian dipojok itu. Dia pelan pelan mendekatinya. Anak itu melihatnya sekilas lalu kembali bermain. Ayatha dapat merasakan apa yang dirasakan anak itu, dia meresa dia dan anak itu memiliki nasib yang sama. Sama-sama di sudah ditinggal orang tua pada saat kecil, walaupun semua anak di panti ini tidak memiliki orang tua, tapi dia bisa merasakan bagimana tidak bisa berbaur, berteman dan bermain bersama dengan anak-anak lain, seperti dia dulu.
" hallo, siapa namamu?" kata ayatha menegur anak itu
" momo" kata anak itu menjawab namun tetap saja memainkan mainannya
"lalu siapa nama boneka yang lucu ini? Sepertinya dia sangat menyenangkan?"tanya ayatha lagi
Momo lalu melihat ayatha, dia seperti ingin melihat kenapa ayatha ingin berbicara dengannya
" namanya wawa" kata momo tapi tidak melihat kearah ayatha
" hallo, wawa, namaku ayatha, boleh bermain bersama?" tanya ayatha
Momo kembali memperhatikan ayatha, ayatha segera tesenyum padanya. Momo sepertinya tidak terlalu merespon, dia segera bermain lagi. Ayatha tahu, dia tidak mungkin bisa langsung akrab dengan seseorang, sama seperti dirinya. Ayatha duduk disamping momo...
" kenapa tidak bermain dengan yang lain?" tanya ayatha
Momo mengeleng sambil mengusap usap kepala bonekanya
" mereka tidak mau berteman dengan ku" kata momo tak berapa lama
"benarkah? Aku dulu juga seperti itu, tidak ada yang mau berteman dengan ku" kata ayatha menatap jauh kedepan, momo melihat wajah ayatha.
" benarkah? " tanya balik momo
" iya, aku juga kehilangan orang tuaku saat masih kecil, ibu dan ayahku pergi dan tidak pernah kembali, lalu aku tinggal dengan nenek dan dia juga meninggalkan ku" kata ayatha tersenyum pada momo yang dari tadi memperhatikannya berbicara.
" aku juga...aku tidak punya siapa-siapa" kata momo sedih sambil terus mengusap rambut bonekanya lagi
" wah berarti kita sama...kita sama-sama tidak punya siapa-siapa" kata ayatha tersenyum
" iya" kata momo juga ikut tersenyum
" aku tidak punya siapa-siapa, momo juga tidak punya siapa-siapa, bagaimana kalau kita jadi teman? " kata ayatha sambil menjulurkan tangannya pada momo
Momo melihat kembali ayatha yang tersenyum lebar, dia tertawa, lalu segera menyambut tangan ayatha, senyum ayatha tambah lebar, dia segera memeluk gadis kecil itu.
" kau ingin bermain dengan wawa?" tanya momo sambil menyodorkan boneka wanita
"tentu" kata ayatha
Wayren memperhatikan ayatha dari jauh, dia tersenyum melihat ayatha yang sedang bermain dengan momo, bibi panti asuhan datang membawa beberapa kue dan teh kesukaan wayren.
" gadis itu hebat, dia bisa membuat momo mau bermain dengannya" kata bibi itu sambil menyerahkan secangkir teh pada wayren
" iya, dia memang hebat" kata wayren trus memandangi ayatha
" kau harus sering-sering mengajaknya kemari"kata bibi
" pasti" kata wayren sebelum meminum tehnya
Sore cepat menyapa, tanpa sadar mereka harus pulang, momo mengenggam tangan ayatha keras sekali, seperti tidak ingin melepaskan teman barunya..
" aku harus pulang untuk bekerja lagi" kata ayatha menjelaskan kepada momo, momo seperti tetap tidak rela melepaskan ayatha.
" tidak bisakah kau disini saja, kak?" kata momo memelas
" aku akan sering datang melihatmu"
" janji?"
" janji" kata ayatha segera mengusap kepala momo, momo akhirnya melepaskan tangan ayatha, ayatha segera menuju ke dalam mobil, dimana wayren sudah menunggunya. Ayatha tetap memandang momo hingga mobilnya menjauh meninggalkan panti itu, dirasakannya tangannya masih hangat karena genggaman momo...dia benar-benar merasa dekat dengan momo.
" hey, benar yang kau ceritakan tadi di panti?" kata wayren membuyarkan lamunan ayatha
" eh,... iya tuan"kata ayatha
" sudah sore, dan aku lapar sekali, kita makan dulu " kata wayren
" iya tuan" kata ayatha tersenyum
Mereka pergi suatu tempat, dari luar kelihatan seperti rumah dengan dekorasi zaman dahulu, tapi begitu masuk, ayatha kembali dibuat terbelalak dengan dekorasi yang indah dan mewahnya tempat itu, dia sendiri berasa minder karena orang orang yang makan disana sangat berkelas.
" jangan menunduk, terus saja terlihat seperti kau sudah ribuan kali disini" kata wayren berbisik pada ayatha
" eh... iya tuan" kata ayatha
Seorang pelayan menyambut mereka, lalu mereka masuk kesuatu ruangan yang sepertinya khusus untuk makan beberapa orang, namun disana hanya ada mereka berdua. Wayren segera duduk, ayatha hanya berdiri di sampingnya
" kau tidak lapar?" tanya wayren pada ayatha
" eh...tidak tuan" kata ayatha yang walaupun sebenarnya lapar tidak mungkin makan bersama tuan mudanya, apalagi satu meja
" duduk lah... dari tadi aku sudah terganggu dengan bunyi perutmu yang keroncongan, nanti kau akan melapor pada ibuku dan bibi moi kalau aku membawamu dan tidak memberimu makan seharian" kata wayren
ayatha tidak tahu harus apa selain mengikuti perintah tuan mudanya, dia dengan sungkan duduk semeja dengan tuan mudanya.
" semalam aku memakan makananmu, hari ini aku yang teraktir makanan kesukaanku? Bagaimana? " kata wayren bertanya pada ayatha yang kembali kelihatan gugup
" baik tuan" kata ayatha sungkan
Wayren langsung memesan beberapa makanan favoritnya, dia kembali melihat kearah ayatha dan tersenyum sendiri karena tingkah pelayan barunya yang benar-benar kelihatan gugup.
" apa aku benar-benar menakutkan sampai kau selalu gugup seperti ini jika bersamaku?" tanya wayren tersenyum
" eh...tidak tuan, saya hanya sungkan" kata ayatha
"sungkan?"
" seharusnya saya tidak boleh makan semeja dengan tuan, tuan adalah majikan saya, sedangkan saya hanya pelayan tuan" kata ayatha menjelasakan
" kalau begitu, setiap keluar dengan ku, kau harus bersikap seperti aku adalah temanmu, dan kau harus memanggilku wayren" kata wayren
" eh...tidak boleh tuan, bagaimanapun tuan adalah majikan saya" kata ayatha memandang wayren
" kata siapa tidak boleh, ini adalah perintahku? Kau keberatan" kata wayren sedikit dengan nada angkuhnya
Ayatha ingin menjelaskan lagi, tapi wayren menatapnya dengan mata tegasnya, ayatha jadi hanya bisa tertunduk dan menjawab
" baik tuan"
" kau masih memanggilku tuan?" kata wayren lagi
" eh...baik wayren"
" begitu kan lebih akrab" kata wayren tersenyum manis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Mimilngemil
Ah... Syukurlah Wayren ternyata baik sepati Ibunya /Sleep/
2024-01-04
0
Mimilngemil
seharga motor ya Ayatha 😀
2024-01-04
0
💞ιиɑ͜͡✦🍃E©️©️E🍃💞
wayren kesepian
2022-01-26
0