Harusnya kau tidak disini

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam ketika Wayren dan Ayatha sampai di rumah, mereka disambut oleh Bibi moi yang berdiri tegak...Wayren menatapnya dengan wajah bertanya, biasanya jika Bibi moi seperti ini pasti ada sesuatu.

" Selamat malam Tuan Muda, " kata Bibi Moi dengan sopan.

" Ada apa bibi?, " tanya Wayren pada Bibi Moi.

" Nyonya meminta saya untuk memberitahukan kepada Tuan bahwa Nyonya menunggu Tuan di kamar Tuan Muda Pertama sekarang, " kata Bibi Moi.

" Kamar Kakak? Ada apa?, " kata Wayren tambah penasaran dengan pernyataan Bibi Moi.

" Tuan Muda Pertama baru saja pulang Tuan" kata Bibi Moi.

" Benarkah?, " kata Wayren kegirangan segera meninggalkan Bibi Moi dan Ayatha berdua.

Bibi Moi memperhatikan Wayren yang langsung pergi, dia memastikan Wayren benar benar telah pergi, lalu dia menatap Ayatha dengan sangat cemas.

" Apa yang dilakukan Tuan Muda padamu? Dia tidak meninggalkanmu sendiri di suatu tempat kan?, " kata Bibi sambil memegang tangan Ayatha, Ayatha jadi bingung dengan kelakuan Bibi Moi yang sepertinya sudah sangat berlebihan karena apa yang dikatakan Bibi tentang Wayren berbeda sekali dengan sikap Wayren yang dia tahu.

" Aku tidak apa apa Bi, Kami hanya ke panti asuhan, " kata Ayatha tersenyum.

" Bagus lah, soalnya dulu ada pelayan baru yang juga diajak pergi oleh Tuan Muda dan dia ditinggalkan begitu saja di taman yang gelap, aku sangat cemas jika tiba - tiba dia melakukannya padamu, " kata Bibi Moi.

" Benarkah? Dia sejahat itu, " kata Ayatha hampir tidak percaya.

" Kau hanya belum pernah melihat sifat asli Tuan Wayren," kata Bibi Moi.

Ayatha hanya tersenyum melihat wajah Bibi Moi yang sedikit kesal mungkin ingat beberapa kejadian saat Wayren menjahilinya.

" Ahhhh... Apa yang aku lakukan.. Bersiaplah kita harus bertemu dengan Tuan Muda Pertama" kata bibi moi pada ayatha

" Harus kah?, " kata Ayatha.

" Tentu...banyak pelayan disini juga tidak mengenal Tuan Muda Pertama, ayo cepat mandi dan bersiap-siap, " kata Bibi Moi tersenyum.

" Baiklah, " kata Ayatha sambil melangkah meninggalkan Bibi Moi.

Wayren segera mengetuk pintu kamar kakaknya, sudah lama dia tidak pernah mengetuk kamar ini lagi.

" Masuk, " suara Ibunya dari dalam.

" Di mana dia?, " kata Wayren segera ketika melihat ibunya sedang duduk santai sendirian di ruangan baca di kamar kakaknya.

" Kau baru pulang? Selarut ini membawa seorang gadis, kali ini kau membawanya pulang kan?, " tanya Nyonya Renata pada anaknya yang langsung duduk di sampingnya.

" Tentu, kenapa semua orang selalu mencurigai aku akan menjahilinya?, " kata Wayren sedikit kesal.

" Ibu hanya bertanya, ibu tidak mau mengerahkan seluruh rumah untuk mencari seorang gadis yang kau tinggalkan begitu saja ntah di mana malam-malam seperti ini," kata Nyonya Renta sambil melirik anaknya dan meminum minumannya.

" Di mana kakak?, " tanya Wayren.

" Dia sedang mandi"

" Kenapa dia pulang tiba-tiba? Ibu tahu dia akan pulang?"

" Tidak ibu tidak tahu, ibu terkejut saat tiba-tiba dia pulang"

" Apakah Ayah menyuruhnya pulang? Apa sekolahnya sudah selesai disana?"

" Entahlah... Owh ya di mana Ayatha?"

" Kenapa ibu mencarinya?, " kata wayren penasaran.

" Ibu sudah berpikir, mungkin lebih baik Ayatha menjadi pelayan pribadi untuk kakakmu?"

" Hah? Kenapa untuk kakak? Aku juga butuh pelayan pribadi, kenapa Ibu tidak memberikannya padaku?, " kata wayren keberatan

" Wayren, kakakmu baru pulang selama 8 tahun, Ibu hanya ingin dia dilayani dengan baik disini, jadi Ibu berpikir dia lebih membutuhkan pelayan pribadi dari pada kita, lagi pula kau bisa menyuruh Bibi Moi menjadi pelayan pribadimu sebelum Ayahmu pulang," kata Nyonya Renata menenangkan anak bungsunya.

" Tidak, Ibu seharusnya memberikannya padaku"

" Tadder!" kata Nyonya Renata sambil melihat Wayren.

" Stop memanggilku dengan Tadder, kita bertiga punya nama itu, " kata Wayren kelihatan masih tidak bisa merima gagasan ibunya itu.

" Sudahlah bu, berikan adik kecil ini apa yang dia mau," kata seseorang yang baru keluar dari kamarnya.

Nyonya Renata tersenyum pada pemuda itu.

"aku bukan anak kecil lagi kakak, " kata Wayren berdiri.

" Wahh aku takut..kau semakin tinggi adik kecil, " katanya tersenyum.

" Diam lah Andra.. Kita hanya beda 5 menit... " kata Wayren memeluk kakaknya.

Nyonya Renata tersenyum apa yang sedang dilakukan kedua anaknya... Andra membalas senyum ibunya.

" Kau masih kecil juga Wayren, " kata Andra mengoda adiknya.

" Tidak...kau yang kecil dan aneh...tidak pernah pulang selama delapan tahun dan pulang tanpa memberitahu kami, " kata Wayren dan Andra kembali duduk bersama ibunya.

" Aku menemui ibu, bukan kau, " kata Andra melempar handuk kecil pada saudara kembarnya.

" Hentikan, di sini sudah tidak boleh lagi melempar handuk, semua harus sesuai dengan peraturan Nanny, kita harus sopan, " kata Wayren mencoba kembali bersifat formal.

" Sejak kapan kau menjadi anak penurut?," kata Andra tertawa melihat tingkah laku Wayren, Nyonya Renata pun ikut tertawa.

" Suasana dirumah ini jadi beda begitu kau pulang, kau seharusnya lebih sering pulang, " kata Nyonya Renata dengan kasih sanyangnya pada Andra.

" Maafkan aku ibu meninggalkanmu begitu lama dengan adik kecilku yang aneh ini, " kata Andra sambil melihat Wayren dengan tatapan mengoda.

" Ah, sudah ku bilang kita hanya beda 5 menit " kata Wayren sedikit kesal melihat tingkah kakaknya.

" Ibu sudah memutuskan untuk memberikanmu seorang pelayan pribadi untuk membantumu selama ada disini, " kata Nyonya Renata sambil memegang tangan anak sulungnya.

" Tidak perlu, Bu, di sini tidak terlalu banyak yang berubah, aku juga tidak tahu sampai kapan ada di sini, " kata Andra.

" Nah, kalau begitu berikan dia padaku, Bu, " kata Wayren.

" Yah.. Berikan saja dia pada adik kecilku, sepertinya dia masih butuh pelayan pribadi, " kata Andra kembali menggoda adiknya.

" Lihat bu, kakak sudah memberikannya padaku, " kata Wayren tanpa menghiraukan godaan kakaknya.

" Tidak..aku ingin semua kebutuhan mu selama disini terpenuhi, karena ibu mau kau merasa nyaman disini, kau pasti merasa sangat kesusahan dan kesepian tinggal di sana sendiri, " kata Nyonya Renata dengan tatapan kasih sayang.

" Kalau Ibu sudah menatapku seperti itu aku tidak aka bisa menolaknya, " kata Andra tersenyum pada ibunya.

" Hah... kalian seperti di dalam drama," kata Wayren.

" Baiklah, sepertinya kita harus ke ruang tengah untuk bertemu beberapa pelayan yang ada di rumah ini... Sudah banyak yang berganti berkat adik kecilmu itu, " kata Byonya Renata sambil meminum tehnya.

" Yang benar?, " tanya Andra melirik adiknya, Wayren hanya tersenyum bangga.

" Tanyakan saja padanya, " kata Nyonya Renata sambil berdiri.

Andra memasang wajah herannya, Wayren hanya tersenyum dengan wajah nakalnya, lalu mereka mengikuti ibunya dari belakang menuju ke ruang tengah. Di sana semua pelayan sudah berjajar rapi menunggu kedatangan mereka.

" Selamat malam nyonya, Tuan Muda Andra, dan Tuan Muda Wayren, " kata Bibi Moi memberi hormat.

" Malam Bibi Moi... kau masih ingat aku?, " tanya Andra ramah.

" Tentu Tuan Muda, " kata Bibi Moi tersenyum.

" Senang ternyata kau masih di sini, Bibi moi, adik kecilku masih nakal padamu?, " kata Andra sambil melirik Wayren yang pura pura tidak tahu.

" Tidak Tuan, " kata Bibi Moi.

" Bagus lah, " kata Andra, Bibi Moi hanya tersenyum.

" Selamat malam...seperti yang kalihan lihat putra sulung keluarga ini sudah pulang, mungkin banyak dari kalian tidak mengenalinya, mulai sekarang kalian harus melayani semua kebutuhan Tuan Muda, kalian mengerti, berilah hormat pada Tuan Muda, " kata Bibi Moi sambil memberi instruksi.

" Selamat malam Tuan Muda, " kata mereka serempak sambil memberikan hormat,

Andra hanya tersenyum merespon salam mereka.

" Eh...di mana dia Bi?, " tanya Nyonya Renata yang sedang mencari Ayatha.

" Mungkin dia sedikit terlambat Nyonya," kata Bibi Moi.

" Owh, " kata Nyonya Renata.

Ayatha segera berlari, dia sudah terlambat, Aduh... Pasti Bibi Moi akan memarahinya, atau lebih parah Nyonya Renata yang akan marah.

Ayatha segera menjumpai Bibi Moi yang di dekatnya juga terlihat Nyonya Renata dengan dua anak prianya.

" Maaf nyonya saya terlambat, " kata Ayatha segera menunduk.

"Owh tidak apa-apa, owh iya, selama anakkku di sini, kamu akan mejadi pelayan pribadinya, "

" Baik nyonya, " kata Ayatha mencoba melihat untuk siapa nanti dia akan bekerja.

Mata Ayatha terbelalak, dia terkejut setengah mati melihat siapa yang ada di depannya, tapi dia diam saja, mencoba untuk tidak terlihat terkejut, dia langsung tertunduk, berharap Andra tidak melihatnya dan lebih penting lagi agar Wayren dan Nyonya Renata tidak melihat ekspresinya saat melihat Andra.

Begitu juga dengan Andra, dia tidak menyangka melihat Ayatha ada di rumahnya dan menjadi pelayan pribadinya, seperti juga Ayatha, Andra mencoba bersikap biasa saja, dia langsung memalingkan wajahnya ke tempat lain, hanya Wayren yang sempat melihat keanehan kakaknya dengan Ayatha.

" Ini putra pertamaku, Andra, kau harus melayani semua kebutuhannya dengan baik yah, " kata Nyonya Renata ramah.

" Baik Nyonya, " kata Ayatha terus menunduk.

" Andra, dia yang akan menjadi pelayan pribadimu selama di sini, " kata Nyonya Renata yang tidak sadar dengan kelakuan aneh dari Andra dan Ayatha.

"Ehm... Iya ibu, " kata Andra seadanya.

" Ibu, sepertinya aku sangat lelah, aku kembali ke kamar dulu boleh?, " kata Andra.

" Owh...iya benar, kau sudah menempuh perjalan begitu lama, baiklah, " kata Nyonya Renata.

Andra hanya tersenyum melihat ibunya dan Wayren, Ayatha meliriknya, memastikan apakah dia benar-benar Andra, waktu dia melihat Andra, Andra ternyata juga sedang melihat Ayatha... Yap, itu pasti dia, kata hati Ayatha.

Setelah Andra pergi, Nyonya Renata dan Wayren tak lama pergi, Bibi Moi segera membubarkan mereka, Ayatha berjalan lemas.. Kenapa Andra ada disini? Kenapa dia tiba-tiba muncul dan menjadi anak Nyonya Renata, bukannya dia dulu ada di desa? Pertanyaan itu terus mengiang dikepala a

Ayatha.

" Kau tidak tidur?" tanya Bibi Moi sambil mengambil minum dan melihat Ayatha yang sedang duduk di meja dapur sendirian, jam sudah menunjukkan jam 12 malam.

"Eh, Bibi, aku tidak bisa tidur, " kata Ayatha.

" Kenapa?"

" Mungkin aku hanya rindu dengan rumah "

" Cepat lah tidur, besok kau harus bangun pagi, Tuan Muda Pertama selalu bangun pagi biasanya, tapi ntah lah apa dia sudah berubah atau tidak, " kata Bibi membawa minumannya lalu pergi menuju kekamarnya.

Ayatha tahu betul apa yang sebenarnya yang membuat dia tidak bisa tidur, dia tidak habis pikir kenapa Andra bisa disana, lalu besok dia harus bagaimana? Harus bersikap bagaimana? Ayatha tidak mungkin bisa bersikap seperti biasa saja, trus apa yang akan dipikirkan oleh Andra.

Tiba-tiba pintu dapur terbuka, Ayatha kaget segera melihat kearah pintu, dia berpikir mungkin Wayren datang untuk menggangunya seperti semalam, tapi dia salah... Andra yang sekarang berdiri di depannya.

" Eh.. Ma..malam Tuan Muda, " kata Ayatha salah tingkah melihat Andra yang mendekat kearahnya, Ayatha makin menunduk saat Andra tepat bediri didepannya.

" Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau tiba- tiba ada dirumahku?, " kata Andra datar sambil menatap Ayatha dingin.

" Naaf, aku sama sekali tidak tahu ini rumah Anda, aku hanya ingin bekerja, " kata Ayatha gemetar karena terlalu gugup.

" Kau pergi begitu saja saat di desa, aku mencarimu dimana-mana, tapi tidak ada yang tau, tiba-tiba aku menemukanmu di rumahku, kau seharusnya tidak boleh ada di sini, saat aku benar benar tidak ingin melihatmu, " kata Andra dengan nada kesal.

" Maafkan aku, tapi aku benar tidak tahu kalau ini rumahmu, aku kira kau benar benar tinggal di desa, " kata Ayatha ketakutan.

" Tidak ada yang tau, dan jangan sampai ada yang tau, anggap saja kita tidak pernah mengenal, " kata Andra memandang Ayatha yang gemetar di depannya dengan serius.

" Baik tuan, " kata Ayatha dengan suara gemetar.

Andra segera pergi meninggalkan Ayatha, dia kembali ke kamarnya dan segera dia hempaskan tubuhnya ke tempat tidur namun dia segera duduk kembali di ujung ranjangnya, wajahnya kelihatan kesal...dia tidak tahu bagaimana perasaannya, sebenarnya dia bingung harus bangaimana? Sesaat tadi dia merasa kasihan melihat Ayatha yang selalu menjadi objek pelampiasaannya, namun di sisi lain, jika dia melihat Ayatha dia langsung teringat yosa, dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melupakan gadis yang disayanginya itu.

Dia menghempaskan selimutnya ke lantai, dia ingin ayatha tidak disini, tapi dia juga tidak ingin Ayatha kehilangan pekerjaan... Seharusnya aku tidak pulang kesini, pikirnya

Ayatha masih terdiam di dapur, mematung, badannya masih gemetar melihat kemarahan Andra, itu memang salahnya, saat didesa Ayatha yang pergi tanpa berbicara apa-apa dan memberi tahu apapun pada nya, kalau dia menjadi Andra, pasti dia juga akan melakukan hal yang sama, tanpa terasa air matanya mengalir, dan Ayatha menangis menahan rasa bersalah dan takutnya.

Terpopuler

Comments

Mimilngemil

Mimilngemil

Ah... bener Andra temen sekelasnya.

2024-01-04

0

Mimilngemil

Mimilngemil

😍😍😍
Benarkah Andra nya Ayatha?

2024-01-04

0

Mimilngemil

Mimilngemil

😅

2024-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Selamat Tinggal Sahabat
2 Siapa dia?
3 Akan sulit menulis jika luka
4 Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5 Rumah ini bukan milikmu
6 Tolong jangan membantuku lagi.
7 Di sini sering terjadi pembunuhan
8 Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9 Kau terluka?
10 Usiamu masih sangat muda
11 Selamat pagi Tuan muda
12 Duduklah di sampingku
13 Kau hanya ingin menatapku
14 Pacarku banyak
15 Harusnya kau tidak disini
16 Karena dia sangat manis
17 Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18 Jatuh cinta pada pandangan pertama
19 Ke mana dia?
20 Jangan begitu lagi ya
21 Dia hanya memamfaatkanmu.
22 Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23 Dia akan mempermalukannya
24 Kau tidak akan terganti
25 Yosa akan datang
26 Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27 Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28 Sepertinya kita salah memulainya
29 Andra pasti marah besar
30 Oh, kau suka melihat aku begini
31 Hati yang sakit
32 Terlalu Naif
33 Aku sudah menemukan pangeranku
34 Kau Jeremy yang itu?
35 Janji akan memperjuangkannya
36 Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37 Aku yang menyukainya
38 Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39 Maxi?
40 Pernahkah kau menyukai seseorang?
41 Hanya memandang saja sudah bahagia
42 Kau tidak tahu aku siapa?
43 Andra, Kau menyukai dia?
44 Walau sedikit, sukailah aku
45 Aku tidak ingin seperti dia
46 Selamat datang Tuan Ray
47 Dia telah mencelakakan Yosa
48 Siapa dia?
49 Ciuman Pertama
50 Merasa bersalah
51 Tolong jangan dekati aku lagi
52 Tolong jemput pelayan pribadiku
53 Kau cantik dengan gaun ini
54 Cobalah tidak membuat orang berharap
55 Pergi
56 Apa jawabanmu masih sama?
57 Menyimpan banyak luka
58 Mungkinkah?
59 Disini banyak hantunya
60 Anak laki laki itu aku
61 Wanita yang Licik
62 Aku juga merindukanmu
63 Bintang
64 Ayo kita ketaman bermain
65 Kepergian yang menyedihkan
66 Tidak Percaya? Percayalah
67 Jangan bekerja lagi
68 Terserah Padanya
69 Inikah Akhirnya?
70 Bertemu Keluarga
71 Wanita yang berbeda
72 Pasar Malam
73 Apa tidak sakit?
74 Ups, aku tidak sengaja
75 Aku punya informasi
76 Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77 Akan kuhabisi dia
78 Maaf, aku sudah mengodamu
79 Aku peringatkan kau
80 3 Hari
81 Aku berubah pikiran
82 Terlambat....
83 Pria yang kau nikahi itu adalah....
84 Mau kemana, calon suami?
85 Apa yang harus aku lakukan padamu?
86 Kenapa?
87 Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88 Andra, apa kau menyukaiku?
89 Mari bercerai
90 Pacar?
91 Percintaan yang mengenaskan
92 Aku Nadine, Tunangan Andra
93 Aku akan membatalkan pertunangan
94 Jangan coba-coba menyentuhnya
95 Impian yang terwujud
96 Aku ingin pergi kesuatu tempat
97 Terbangun di tengah mimpi
98 Hati yang hancur di rerumputan
99 Lebih mencintai dirinya sendiri
100 Belajar melepaskan
101 Kau tahu cara memanggilku kan?
102 Jadi orang yang baru
103 Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104 Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105 Coba setia dengan pasanganmu
106 Jangan ganggu dia
107 Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108 Ada apa dengan mereka malam ini?
109 Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110 Masihkah ada rasa atau tidak?
111 Berjanji tidak akan pergi lagi
112 Apa hubunganmu dengannya?
113 Kita harus bicara!
114 Tak butuh apapun hanya kau
115 Bagaimana kabarmu?
116 Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117 Dia di sana
118 Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119 Selalu menjaga walaupun jauh
120 Tak pernah melakukan hal itu
121 Jangan banyak bergerak dulu
122 Aku tak akan ragu
123 Aku hamil
124 Ayatha, ini asli
125 Bagaimana jika positif hamil
126 Jangan pernah minta putus
127 Aku akan pergi
128 Tak akan buat dia khawatir
129 Keluar negerimu lama sekali
130 Anda terlalu agresif sekarang
131 Hari-Hari yang indah
132 Kejadian tak terduga
133 Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134 Tolong jangan bicarakan Andra
135 Menangis dalam diam
136 Aku terbawa suasana
137 Akan bertemu besok
138 Kehidupan cinta yang manis
139 Pertemuan ke dua
140 Seperti sudah kehilangan akal
141 Hilang Tanpa Jejak
142 Kemana saja asalkan berdua
143 Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144 Aku malu
145 Suara yang menyayat hati
146 Ingin bersama dirinya
147 Biarkan Aku mati saja
148 Senyuman yang sangat akrab
149 Siapa dia sebenarnya?
150 Kau harus mengundangnya
151 Baiklah, ayo kita pacaran
152 Wanita sebelum diriku
153 Tinggalah bersamaku malam ini
154 Akhirnya juga harus menikah
155 Setelah menikah tetap sedingin ini
156 Di suatu tempat di bumi ini
157 Bagaimana dengan cintaku?
158 Jangan panggil aku ibumu
159 A melody of tears
160 Selena, siapa dia?
161 Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162 Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163 Kita jalani pelan-pelan saja
164 Paman jangan menangis
165 Hidup bahagia di sini
166 Aku ingin bermain dengan ayah
167 Apakah hanya halusinasi?
168 Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169 Max, kau juga seorang ayah
170 Will you marry me?
171 Sedingin angin dalam badai salju
172 Jangan sering-sering datang kemari ya
173 Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174 Mari hidup sesuai keinginan takdir
175 Aku Ayahnya!
176 Jagalah mereka selagi aku pergi
177 Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178 Tugasku di sini sudah selesai.
179 Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180 Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181 Nanny!!!
182 Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183 Kau tahu aku pulang?
184 Kenapa tidak mengetuk dulu?
185 Akan ku pikirkan lagi
186 Baiklah, ayo menikah
187 Ayah yang baik
188 Aku ingin satu
189 Berikan aku cucu lagi
190 Malam ini aku temani ya
191 Ingin pernikahan yang bagaimana?
192 Haruskah bertemu ayah?
193 langkah pertama sudah terlewati...
194 Hamil?
195 Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196 Aku iri padanya
197 Tak ingin menyia-yiakan waktu
198 Pagi dengan senyuman
199 Akhirnya menikah juga
200 Kehidupan bahagia
201 Hidup begini saja sudah indah.
202 Ini penghormatan kami
203 Lahirkan lah anak perempuan untukku
204 Ayatha, terima kasih
205 Aku akan nyaman jika di dekatmu
206 Bahagiakah dia melihat kami?
207 Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208 Kebahagiaan yang akan lengkap
209 Hal yang membuat canggung
210 Seseorang menunggu Anda.
211 Menangis sambil tertawa
212 Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213 Aku yang egois
214 Kemana dia pergi?
215 Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216 Tak pernah berpikir untuk mendua
217 Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218 Ayo bicara...
219 Coba dulu saja ya...
220 Hanya pelukan persahabatan
221 Kau serius mengajakku jalan?
222 Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223 Suasana keluarga yang hangat
224 Aku bukan ayahmu!
225 Dia Anakmu!
226 Jangan takut-takuti aku lagi
227 Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228 Meadow - The End
229 Pengumuman saja!!
230 Terima Kasih.
231 penguman Novel Baru
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Selamat Tinggal Sahabat
2
Siapa dia?
3
Akan sulit menulis jika luka
4
Tuhan Mengirimkannya untuk mengantikan dia
5
Rumah ini bukan milikmu
6
Tolong jangan membantuku lagi.
7
Di sini sering terjadi pembunuhan
8
Bolehkah besok aku pergi sendiri?
9
Kau terluka?
10
Usiamu masih sangat muda
11
Selamat pagi Tuan muda
12
Duduklah di sampingku
13
Kau hanya ingin menatapku
14
Pacarku banyak
15
Harusnya kau tidak disini
16
Karena dia sangat manis
17
Aku tidak memakai apapun di balik jas ini.
18
Jatuh cinta pada pandangan pertama
19
Ke mana dia?
20
Jangan begitu lagi ya
21
Dia hanya memamfaatkanmu.
22
Aku pinjam pelayanmu malam ini.
23
Dia akan mempermalukannya
24
Kau tidak akan terganti
25
Yosa akan datang
26
Ibu seharusnya kau memberikannya pada ku
27
Ayatha kenapa kau tidak menemuiku pagi ini?
28
Sepertinya kita salah memulainya
29
Andra pasti marah besar
30
Oh, kau suka melihat aku begini
31
Hati yang sakit
32
Terlalu Naif
33
Aku sudah menemukan pangeranku
34
Kau Jeremy yang itu?
35
Janji akan memperjuangkannya
36
Satu Lagi pesaing yang harus di hadapi
37
Aku yang menyukainya
38
Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
39
Maxi?
40
Pernahkah kau menyukai seseorang?
41
Hanya memandang saja sudah bahagia
42
Kau tidak tahu aku siapa?
43
Andra, Kau menyukai dia?
44
Walau sedikit, sukailah aku
45
Aku tidak ingin seperti dia
46
Selamat datang Tuan Ray
47
Dia telah mencelakakan Yosa
48
Siapa dia?
49
Ciuman Pertama
50
Merasa bersalah
51
Tolong jangan dekati aku lagi
52
Tolong jemput pelayan pribadiku
53
Kau cantik dengan gaun ini
54
Cobalah tidak membuat orang berharap
55
Pergi
56
Apa jawabanmu masih sama?
57
Menyimpan banyak luka
58
Mungkinkah?
59
Disini banyak hantunya
60
Anak laki laki itu aku
61
Wanita yang Licik
62
Aku juga merindukanmu
63
Bintang
64
Ayo kita ketaman bermain
65
Kepergian yang menyedihkan
66
Tidak Percaya? Percayalah
67
Jangan bekerja lagi
68
Terserah Padanya
69
Inikah Akhirnya?
70
Bertemu Keluarga
71
Wanita yang berbeda
72
Pasar Malam
73
Apa tidak sakit?
74
Ups, aku tidak sengaja
75
Aku punya informasi
76
Jangan uji kesabaranku, atau kau akan menyesal
77
Akan kuhabisi dia
78
Maaf, aku sudah mengodamu
79
Aku peringatkan kau
80
3 Hari
81
Aku berubah pikiran
82
Terlambat....
83
Pria yang kau nikahi itu adalah....
84
Mau kemana, calon suami?
85
Apa yang harus aku lakukan padamu?
86
Kenapa?
87
Besok aku tidak akan datang, jangan menungguku
88
Andra, apa kau menyukaiku?
89
Mari bercerai
90
Pacar?
91
Percintaan yang mengenaskan
92
Aku Nadine, Tunangan Andra
93
Aku akan membatalkan pertunangan
94
Jangan coba-coba menyentuhnya
95
Impian yang terwujud
96
Aku ingin pergi kesuatu tempat
97
Terbangun di tengah mimpi
98
Hati yang hancur di rerumputan
99
Lebih mencintai dirinya sendiri
100
Belajar melepaskan
101
Kau tahu cara memanggilku kan?
102
Jadi orang yang baru
103
Masih sama, masih gadis yang dicintainya dulu.
104
Kalau sudah meninggalkan, jangan pernah kembali
105
Coba setia dengan pasanganmu
106
Jangan ganggu dia
107
Kau tidak mengenalku, terima kasih basa basinya
108
Ada apa dengan mereka malam ini?
109
Mudah memberi harapan, mudah pula menghancurkan
110
Masihkah ada rasa atau tidak?
111
Berjanji tidak akan pergi lagi
112
Apa hubunganmu dengannya?
113
Kita harus bicara!
114
Tak butuh apapun hanya kau
115
Bagaimana kabarmu?
116
Aku marah jika kau tidak memberitahuku
117
Dia di sana
118
Ibu, aku akan batalkan pertunangan
119
Selalu menjaga walaupun jauh
120
Tak pernah melakukan hal itu
121
Jangan banyak bergerak dulu
122
Aku tak akan ragu
123
Aku hamil
124
Ayatha, ini asli
125
Bagaimana jika positif hamil
126
Jangan pernah minta putus
127
Aku akan pergi
128
Tak akan buat dia khawatir
129
Keluar negerimu lama sekali
130
Anda terlalu agresif sekarang
131
Hari-Hari yang indah
132
Kejadian tak terduga
133
Jika melawanku, Kau pasti menyesal
134
Tolong jangan bicarakan Andra
135
Menangis dalam diam
136
Aku terbawa suasana
137
Akan bertemu besok
138
Kehidupan cinta yang manis
139
Pertemuan ke dua
140
Seperti sudah kehilangan akal
141
Hilang Tanpa Jejak
142
Kemana saja asalkan berdua
143
Ayatha, aku akan bertanggung jawab
144
Aku malu
145
Suara yang menyayat hati
146
Ingin bersama dirinya
147
Biarkan Aku mati saja
148
Senyuman yang sangat akrab
149
Siapa dia sebenarnya?
150
Kau harus mengundangnya
151
Baiklah, ayo kita pacaran
152
Wanita sebelum diriku
153
Tinggalah bersamaku malam ini
154
Akhirnya juga harus menikah
155
Setelah menikah tetap sedingin ini
156
Di suatu tempat di bumi ini
157
Bagaimana dengan cintaku?
158
Jangan panggil aku ibumu
159
A melody of tears
160
Selena, siapa dia?
161
Kau juga meyakinkan dia, aku sudah meninggal?
162
Kenangan yang sama sekali tidak ingin diingat.
163
Kita jalani pelan-pelan saja
164
Paman jangan menangis
165
Hidup bahagia di sini
166
Aku ingin bermain dengan ayah
167
Apakah hanya halusinasi?
168
Ayahmu sudah meninggal, dia bukan ayahmu
169
Max, kau juga seorang ayah
170
Will you marry me?
171
Sedingin angin dalam badai salju
172
Jangan sering-sering datang kemari ya
173
Sebuah cerita seperti Rama dan Sinta
174
Mari hidup sesuai keinginan takdir
175
Aku Ayahnya!
176
Jagalah mereka selagi aku pergi
177
Awalnya aku marah, sekarang aku senang
178
Tugasku di sini sudah selesai.
179
Apa yang terjadi ke depannya, biarlah terjadi
180
Kalian harus memperjuangkan cinta kalian
181
Nanny!!!
182
Dia tidak boleh menyadang nama itu...
183
Kau tahu aku pulang?
184
Kenapa tidak mengetuk dulu?
185
Akan ku pikirkan lagi
186
Baiklah, ayo menikah
187
Ayah yang baik
188
Aku ingin satu
189
Berikan aku cucu lagi
190
Malam ini aku temani ya
191
Ingin pernikahan yang bagaimana?
192
Haruskah bertemu ayah?
193
langkah pertama sudah terlewati...
194
Hamil?
195
Semoga anakmu tidak seperti dirimu
196
Aku iri padanya
197
Tak ingin menyia-yiakan waktu
198
Pagi dengan senyuman
199
Akhirnya menikah juga
200
Kehidupan bahagia
201
Hidup begini saja sudah indah.
202
Ini penghormatan kami
203
Lahirkan lah anak perempuan untukku
204
Ayatha, terima kasih
205
Aku akan nyaman jika di dekatmu
206
Bahagiakah dia melihat kami?
207
Dia berlebihan atau sangat mencintainya?
208
Kebahagiaan yang akan lengkap
209
Hal yang membuat canggung
210
Seseorang menunggu Anda.
211
Menangis sambil tertawa
212
Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?
213
Aku yang egois
214
Kemana dia pergi?
215
Hati yang tak tenang karena menerka-nerka
216
Tak pernah berpikir untuk mendua
217
Ayatha! Aku hanya mencintaimu!
218
Ayo bicara...
219
Coba dulu saja ya...
220
Hanya pelukan persahabatan
221
Kau serius mengajakku jalan?
222
Aku seorang CEO, tapi kau adalah bosku
223
Suasana keluarga yang hangat
224
Aku bukan ayahmu!
225
Dia Anakmu!
226
Jangan takut-takuti aku lagi
227
Jika di dunia ini ada kehidupan selanjutnya, aku ingin jadi pria yang menjagamu.
228
Meadow - The End
229
Pengumuman saja!!
230
Terima Kasih.
231
penguman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!