Santi sudah sampai di sekolahan nya ayahnya Arga, ia berjalan menuju seseorang yang tadi memotret Arga dengan seorang wanita di parkiran. Setelah Santi cari-cari keberadaan orang itu akhirnya Santi menemukan orang itu sedang terdiam di kantor.
Dengan anggun Santi masuk ke kantor lalu semua yang berada di sana langsung memberi hormat pada Santi, yah karena mereka tau siapa Santi.
"Maaf, ada apa yah? " tanya salah satu gitu wanita yang berada di sana.
"Saya mau bertemu dengan Bu Arin, " balas Santi sambil tersenyum dan menatap Arin yang sedang duduk.
"Saya? " tanya Arin sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iyah anda, " balas Santi sambil menatap ke arah Arin.
Arin pun berjalan menghampiri Santi, setelah mereka berdampingan Santi langsung mengajak Arin untuk keluar dari ruangan itu. Mereka mencari tempat yang sepi untuk bicara, sampai akhirnya mereka sampai di lorong kamar mandi wanita yang berada di lantai satu.
"Mau ngomongin soal foto? " tanya Arin yang sudah tau alasan Santi datang ke sekolah.
"Iyah, lu tau siapa wanita nya? " tanya balik Santi sambil menatap penasaran pada Arin.
"Enggak, kalau gue tau pasti langsung gue kasih tau sama lu, " balas Arin.
Mereka adalah teman sekolah dulu, jadi mereka sudah sangat akrab.
"Ah kenapa lu gak samperin dia aja sih? Lu liat gitu ceweknya siapa? " ucap Santi sambil memegang kepalanya.
"Lu mau gue mati? Ya kali Arga bakal biarin gue hidup kalau dia tau gue liat dia lagi gituan sama cewek lain, " tanya Arin.
"Ya diem-diem kek, bisa kan? " balas Santi.
"Ah serah lu dah, urusin aja hidup lu sendiri, " ucap Arin yang tak mau pusing, Arin berjalan pergi dari sana. Namun Santi malah menarik tangannya, ia belum selesai bicara pada Arin.
"Apa lagi sih? " tanya Arin sambil menatap Santi.
"Lu mau bantuin gue gak? " tanya balik Santi sambil memasang wajah imut.
"Wajah sok imut lu tuh dah gak mempan di gue, lepasin gak? " balas Arin yang tak mau membantu Santi.
"Gue mohon lah, gue janji kalau lu mau bantuin gue, gue bakal kasih apapun yang lu mau, " rayu Santi.
"Lu bisa ngasih gue bintang gak? Atau pelangi? " tanya Arin sinis.
"Ya-yah jangan minta yang kayak gitu juga kali, " balas Santi.
"Katanya mau ngasih apapun yang gue mau?" tanya Arin.
"Abisnya gue bingung sama lu, lu gak capek aja hidup rumah tangga gitu-gitu aja, boro-boro malam pertama di pegang sama Arga aja pasti lu gak pernah, " sambung Arin.
"Ya kan gue tetep mau berusaha, gue sayang, gue cinta sama Arga. Sampai kapan pun gue gak bakalan lepasin dia, " balas Santi sambil tersenyum membayangkan wajah Arga yang tersenyum ke arahnya.
"Itu bukan cinta ataupun sayang, tapi itu bodoh namanya, emang susah banget yah Bedain mana cinta sama bodoh? " tanya Arin sinis sambil melepaskan genggaman tangan Santi.
Arin berjalan meninggalkan Santi sendirian di sana, Kata-kata Arin memang sangat benar, Santi pun dapat menerimanya. Tapi hatinya tetap berpegang teguh kalau pada dasarnya Arga nanti akan jatuh cinta padanya.
Santi berjalan meninggalkan tempat itu, rasanya bicara pada Ari hanya akan membuang-buang waktunya, sebenarnya Arin tak mau membantu Santi karena ia tau kalau pada dasarnya cinta Arga bukan untuk Santi, melainkan masih untuk wanita di masa lalunya.
Santi sudah masuk ke dalam mobil, ia menatap ke arah depan sambil memegang setir mobilnya dengan erat. Ia tak tau hari ini ia harus pergi ke mana untuk menenangkan hatinya, setelah berpikir cukup lama Akhirnya ia ingin pergi ke mall untuk belanja.
Di tempat lain Maira masih berada di mobil Arga, Arga belum juga keluar sedari tadi. Padahal Maira sudah menunggunya cukup lama dan itu membuat Maira sangat bosan.
Sampai akhirnya Maira ketiduran di mobil.
Di dalam rupanya Arga masih mengurus-ngurus berkas, yah walaupun ia juga tidak tega meninggalkan Maira sendirian di mobil. Sedari tadi Arga juga sering sekali mengecek jam tangannya hanya untuk melihat seberapa lama ia sudah meninggalkan Maira sendiri.
Di sekolah kini Naura sudah berada di kantin bersama dengan ketiga temannya, mereka. sedang makan siang sambil bercanda, Ken dan kedua sahabatnya datang dan duduk di depan mereka tanpa minta izin terlebih dahulu.
"Lu udah tau mau ikut lomba apa? " tanya Ken sambil menatap Naura.
Naura bukannya langsung menjawab pertanyaan Ken, ia malah menatap Ken dengan tatapan kaget. Seketika ia langsung memukul jidatnya refleks.
"Kenapa? " tanya Nilam sambil ikut menatap Naura.
"Gue lupa belum tentuin mau ikutan lomba apa, " balas Naura sambil cengengesan.
"Kebiasaan deh lu mah kalau hidup pasti aja lupa mulu, " timpa Balqis yang sudah tak heran dengan sikap pelupa yang dimiliki Naura.
"Terus mau ikutan apa dong? " tanya Juna dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.
"Kayaknya enggak ikutan apa-apa deh, soalnya masih bingung, " balas Naura.
"Ya ampun ampe segitunya yah lu jadi orang, tibang tentuin mau lomba apa aja sudah banget dah, " sindir Karen.
"Biarin dia ini yang susah, ngapain jadi lu yang ribet, " timpa Nilam.
"Jangan ribut bisa gak? " tanya Ken datar dan dingin.
"Dia tuh yang mulai duluan, " balas Nilam sambil menunjuk Karen.
"Dih dia yah yang mulai duluan, " bantah Karen sambil berbalik menunjuk Nilam.
"Oh mau nantangin gue lu? " tanya Nilam sambil berdiri.
"Jadi lu mau berantem sama gue, " balas Karen sambil ikut berdiri.
"Nil udah duduk jangan di ladenin! " Naura menarik tangan Nilam untuk duduk kembali.
"Kalian tuh jangan kebanyakan berantem nanti kalau jodoh gimana? " tanya Juna sambil menyindir mereka berdua.
"Iyah, sekarang tuh dah banyak tau yang awalnya suka berantem tapi ujung-ujungnya malah nikah deh, " setuju Balqis.
"Dih amit-amit tujuh turunan dah gue nikah sama orang yang keras kepalanya mengalahkan batu, " balas Nilam yang kembali duduk.
"Emangnya gue mau gitu, gak bakalan yah mon maaf, lu gak selevel sama gue " ucap Karen sambil ikut duduk.
"Lu tibang makan siang aja harus banget pada ribut dulu yah, pusing gue nih, " ujar Ken sambil menatap tajam Karen.
"Iyah deh gue gak bakalan ribut lagi hari ini, jadi udah dong liatin gue nya, " balas Karen yang merasa risih menjadi pusat perhatian.
"Jangan hari ini aja dong, selamanya ke gitu, " ucap Juna.
"Ah udah ah mau makan lapar, nanti keburu masuk, " Karen mencoba mengalihkan pembicaraan sambil makan tanpa memperdulikan tatapan mereka lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Tionar Linda
bisa jadi jodoh Karen dn Nilam hehehe 😉
2020-11-24
2
Nhanha Xaviera
Naura Ken
Nilam Karen
Balqis juna
2020-10-12
3