Di sekolah Naura saat ini sedang berada di kelasnya bersama dengan teman-temannya. Saat ini di kelas tidak ada pelajaran, karena para guru sedang ada rapat di kantor. Mereka sedang membicarakan sebuah perlombaan antar sekolah yang akan di adakan minggu depan.
"Hey mau ikutan lomba apa? " tanya Nilam sambil menatap Naura yang berada di depannya.
"Entahlah aku juga gak tau, gimana yang nunjuk aja, " balas Naura yang tidak memikirkan perlombaan itu.
"Ih kamu kan pinter, siapa tau aja mau lomba pelajaran sekolah, " ucap Nilam kembali.
"Yang pinter kan juga banyak, " balas Naura.
"Lu gak udah maksa dia deh, kalau dia gak mau yah gak papa lah, " Timpa Balqis yang merasa Nilam memaksa Naura.
"Aku ke kamar mandi dulu yah, " Naura berpamitan untuk pergi ke kamar mandi.
Setelah Naura sampai di kamar mandi tiba-tiba tiga orang wanita berdiri di hadapan Naura yang akan masuk ke kamar mandi.
"Kalian bisa minggir gak? aku mau ke makar mandi, " tanya Naura baik-baik.
Bukannya minggir atau menjawab ucapan Naura mereka malah terdiam sambil tersenyum kecut ke arah Naura, sampai membuat Naura kebingungan.
"Kalian mau apa? " tanya Naura kembali.
"Jangan sok polos, aku ingetin sama kamu, Jauhi Ken atau kau akan kehilangan beasiswa mu untuk bersekolah di sini, " ucap salah satu wanita itu sambil menunjuk Naura secara tidak sopan.
Naura hanya terdiam sambil menatap ketiga wanita itu.
"Jawab dong jangan malah diem aja, " balas wanita itu kembali sambil melipat kedua tangganya di dada.
"Memangnya kalian siapa sampai-sampai kalian melarang ku untuk dekat dengan Ken? apakah dia pacarmu? " tanya balik Naura.
"Hey jangan berani-beraninya berkata seperti itu padaku, atau kau akan menyesalinya, " balas Wanita itu sambil mendekatkan wajahnya ke hadapan Naura.
"Aku tidak takut dengan ancaman mu, aku diam saja saat kalian menyuruhku itu memang karena kemauan ku. Tapi kalian harus ingat aku tidak bisa membiarkan kalian memperlakukan ku seenaknya, " ucap Naura yang tidak takut dengan ketiga wanita itu.
"Oh sudah berani yah kau bicara seperti itu pada ku, " Wanita itu menjambak rambut Naura.
Bukannya teriak minta tolong atau minta ampun Naura malah tersenyum, "Kakak ku pernah bilang jangan memukul atau menyakiti orang terlebih dahulu, jadi artinya aku bisa menyakiti dan memukul seseorang setelah dia memukul ku, " balas Naura yang langsung membalikan keadaan.
Kedua teman wanita itu berusaha melawan Naura, namun sayang mereka di tendang oleh Naura dengan sangat mudah. Naura membawa wanita itu kehadapan cermin, "Kau lihat wajah memprihatinkan mu itu, sangat-sangat tidak aku suka, " ucap Naura sambil tersenyum.
"Lepaskan aku, atau aku akan benar-benar membuat perhitungan padamu, " ancam wanita itu.
Naura langsung menghadapkan wanita itu agar menatapnya, "Benarkah? kau mau kasih aku perhitungan apa? matematika? fisika? atau Kimia? " tanya Naura sambil tersenyum sinis.
"Kau harus tau, selama ini aku diam bukan berarti aku takut dengan kalian. Hanya saja aku takut dengan kakakku, aku takut kalau kakakku dengar aku menghajar kalian maka kakakku nanti akan sedih. Tapi aku liat semakin aku diam kalian malah semakin membuatku muak, " Sambung Naura sambil melepaskan rambut wanita itu.
"Sudahlah aku mau kembali saja ke kelas, rasanya aku sudah tidak punya nafsu untuk buang air kecil. Kalian jangan bilang sama orang lain kalau aku menghajar kalian yah, karena itu akan sangat memalukan untuk kalian, " Lanjut Naura sambil berjalan keluar dari kamar mandi itu, ia kembali ke kelasnya.
Sementara itu di tempat lain Maira sedang terdiam sambil melihat pelayan lainnya bekerja menyiapkan makan siang untuk Santi dan yang lainnya.
"Biar saya bantu, " Maira ingin membantu mereka menyiapkan semuanya.
"Sudahlah kau diam saja, kerjaan mu kan hanya tinggal memperhatikan kita bekerja dengan baik atau tidak, " balas pelayan yang merasa Maira tak perlu membantunya.
"Hey aku juga di sini bekerja, jadi sudahlah, " Maira tetap ingin membantu menyiapkan makanan.
"Nanti kau antar kan makanan ke lantai dua yah? biasanya Marisa yang mengantarkan makanan pada Tuan Arga, tapi karena tidak ada kau saja yah. Sekalian kau kenalan dengan nya, " ucap pelayan tadi sambil tersenyum.
"Aku sudah kenal, " balas Maira sambil tersenyum.
"Benarkah? " tanya pelayan itu sambil menatap Maira, ia penasaran kenapa Maira bisa kenal dengan tuannya.
"Yah aku tidak sengaja mengenalnya di jalan, tapi aku tidak punya hubungan apapun dengannya. Teman pun kita bukan, yah memang aku hanya dapat mengobrol dengannya beberapa detik saja pada waktu itu, " balas Maira sambil tersenyum.
"Aku pikir kau temannya, " ucap pelayan itu sambil terus memasak.
Dia adalah chef di rumah ini, ada tiga orang chef di rumah ini yang memiliki kemampuan yang cukup baik.
Di sini para pelayannya di bagi menjadi beberapa bagian, ada pelayan yang memang tugasnya hanya membereskan rumah. Menyapu, mengepel, mencuci dan lain sebagainya.
Ada juga yang memang di tugaskan untuk keamanan rumah, beberapa perawat dan juga beberapa chef. Para penjaga di rumah ini juga di lengkapi dengan beberapa senjata tajam, di mulai dari pistol dan pisau.
Yah kalian tau sendiri lah dunia saing antar perusahaannya itu sangat berbahaya. Kalau kita lengah sedikit maka musuh akan dengan mudahnya mengambil kesempatan itu untuk mengambil keuntungan yang besar.
Setelah makanannya selesai Maira langsung berjalan menuju lantai atas sambil membawa nampan makanan untuk Arga, di dalam hatinya ia sangat senang dengan ini. Yah walaupun rasa takut ketahuan nya jauh lebih besar dari rasa senangnya, tapi yah sudahlah.
"Ini tuan makanannya, " ucap Maira sambil menyimpan makanan di meja yang berada di samping Arga.
Arga sedang menonton televisi pun langsung menatap Maira, pria itu benar-benar sudah sangat mengenal suara dari gadisnya itu. Arga langsung tersenyum saat melihat Maira ada di hadapannya.
"Kau anak nakal rupanya, " ucap Arga sambil memukul kepala Maira dengan perlahan.
Maira ikut tersenyum, "Jangan memukul ku sakit tau, " balas Maira sambil memasang wajah marah.
"Hey jangan marah, atau aku akan mencium mu, " ancam Arga sambil memegang pipi Maira.
"Lepasin! nanti kalau ada yang liat gimana? " Maira menyingkirkan tangan Arga yang berada di pipinya.
"Biarin, biar mereka semua tau siapa yang menjadi ratu di rumah ku, " balas Arga.
"Ah sudahlah aku mau turun lagi, lagian tugasku hanya menyimpan ini di sini, " Maira berdiri dan hendak meninggalkan Arga.
Namun Arga yang masih tak mau di tinggalkan langsung menarik Maira dan membuat Maira terduduk di pangkuan Arga. Maira yang kaget langsung menatap ke hadapan Arga dengan wajah datarnya.
Sedangkan Arga saat ini malah tersenyum sambil mencium kening Maira lumayan lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
chusnul chotimah
thor di rumah sampe ada 3 chef, perawat ,penjaga bersenjata...gak usa berlebihan ...maaf itu saran qu sih
sekelas mentri aja gak sampe gitu
2021-05-08
2
Yani SNA
deg degan bacanya thor.. makin seruu .. lanjutkaan
2020-10-04
7
Suyati Najwa
hem....
2020-10-03
3