Hari sudah mulai sore, Naura saat ini sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumahnya. Sedari tadi kelas di kosongkan, setelah rapat selesai mereka di beri pengumuman terlebih dahulu di setiap kelasnya oleh wali kelas mereka masing-masing.
"Selama sore anak-anak, " ucap wali kelas di kelas Naura sambil berjalan masuk ke klas tersebut.
"Sore Bu, " balas semua murid serentak.
"Baiklah, ibu datang ke sini hanya untuk memberikan formulir pendaftaran perlombaan pada kalian, sebelum perlombaan yang sebenarnya di lakukan kita dari pihak sekolah akan benar-benar memilih yang terbaik dari yang terbaik terlebih dahulu," jelas guru itu sambil membagikan Formulirnya.
"Tapi bu kalau ada yang gak mau ikutan gimana? " tanya salah satu murid yang duduk di barisan paling depan pojok kanan.
"Jika tidak mau kalian tidak usah mengisi formulir itu, " balas guru itu.
Setelah selesai membagikan Formulir wali kelasnya langsung berdiri kembali di depan, "Ada yang mau di tanyakan lagi? " tanya wali kelas tersebut.
Naura angkat tangan, "Formulir nya harus di kumpulkan kapan yah bu? " tanya Naura sambil angkat tangan.
"Besok kalian harus mengumpulkan nya, " jawab wali kelas.
"Baik bu, " balas Naura.
"Ada lagi? " tanya wali kelas.
Semua nampak terdiam, sepertinya memang tak ada yang perlu di tanyakan lagi semuanya sudah jelas, "Baiklah kalau memang tidak ada pertanyaan lagi, kalian boleh pulang sekarang," sambung wali kelas itu sambil berjalan keluar dari kelas.
Semua murid langsung berdiri dan berjalan keluar dari kelasnya, saat sedang berjalan kerjaan Naura hanya terdiam sambil memperhatikan formulir yang tadi di berikan nya padanya.
"Ngapain sih di liatin mulu? nanti lu suka sama dia baru tau rasa lu, " ledek Nilam sambil tertawa kecil.
"Gak bakalan, emangnya gue manusia apa yang suka sama kertas? " bantah Naura sambil menatap Nilam.
"Gue cuman bingung aja mau ikutan atau enggak, " sambung Naura sambil memasang wajah memelas.
"Ikutan aja, kesempatan tau. Biar semua orang tuh tau kalau Naura nya kita tuh hebat, " timpa Balqis.
"Tau ah nanti aku pikirin lagi aja kalau udah di rumah, " balas Naura yang tak mau pusing sekarang.
"Ya udah kita duluan yah, " Balqis dan Nilam berpisah dengan Naura karena mereka berdua masih harus les tambahan. Sementara kini Naura pergi sendirian menuju parkiran, saat ia akan berjalan menuju jalan raya.
Tiba-tiba seseorang berhenti di depannya, membuat Naura menatap pria itu dengan tatapan aneh.
"Naik! " titah pria itu. Pria itu meminta Naura untuk naik ke motornya.
"Gak ah, gak mau, takutnya ngerepotin, " balas Naura yang menolak ajakan pria itu.
"Gue bilang naik-naik, gak usah banyak protes deh, " titah pria itu kembali.
"Iya deh iya gue naik, pemaksaan amat si luh jadi cowok, " balas Naura yang akhirnya terpaksa ikut dengan pria itu.
Saat di perjalanan tak ada obrolan apapun, sampai akhirnya Naura memecahkan keheningan dan kecanggungan diantara mereka berdua.
"Lu mau ikutan lomba? " tanya Naura.
"Tau, " balas pria itu datar.
"Kalau mau ikut lomba mau ikut lomba main basket yah? " tanya Naura kembali dengan nada suara imut.
Deg sesuatu terjadi di dalam hati sang pria itu, pria itu adalah Ken. Entah kenapa akhir-akhir ini Ken sering sekali memperhatikan Naura, Ken merasa Naura adalah gadis yang berbeda.
Hingga mereka berdua sampai di rumahnya Naura, Naura segera turun dari motor Ken dengan bantuan Ken juga.
"Makasih yah walaupun ini pemaksaan, " ucap Naura sambil mengembalikan Helm nya Ken.
Ken mengambil helm nya lalu menyimpannya di belakang tempat duduknya, dengan bantuan Naura juga.
"Mau mampir dulu gak? siapa tau aja gitu? " tanya Naura sambil menatap polos Ken.
Ken menatap Naura beberapa detik lalu memalingkan kembali tatapannya, "Gak usah, " balas Ken sambil menyalakan mesin motor dan langsung menancap gas untuk pergi dari sana.
Naura melihat kepergian Ken dengan ekspresi wajah yang kebingungan, "Tuh anak kenapa yah? Ah sudahlah, " Naura langsung masuk ke rumahnya untuk beres-beres dan membersihkan dirinya sendiri dari berbagai debu.
Sementara itu Maira pun akan pulang ke rumahnya, karena ia mengambil pekerjaan hanya setengah hari saja. Ia bilang kalau ia tak bisa meninggalkan adiknya sendiri di rumah, lagian kalau pekerjaan malam tidak akan terlalu rumit jadi pelayan lain pun pasti akan bisa melayani dengan baik.
"Saya pamit pulang dulu yah, " pamit Maira pada pelayan yang lainnya.
"Hati-hati yah, " balas mereka sambil melambaikan tangannya pada Maira.
Saat Maira sudah mengganti pakaiannya mengunakan pakaian biasa lagi ia langsung keluar dan pergi ke jalan raya untuk mencari angkutan umum, namun seseorang dengan mobil yang tampak asing di matanya malah berhenti di hadapannya saat ini.
Pemilik mobil itu menurunkan kaca mobil yang menghadap ke arah Maira, saat Maira tau siapa pria itu ia langsung tersenyum dan masuk ke mobil itu.
"Sengaja pinjam mobil buat anterin aku pulang? " tanya Maira sambil memeluk lengan pria itu.
Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Arga, pria yang memang sekarang telah menjadi bosnya.
"Mau pulang sekarang? " tanya Arga sambil memajukan mobilnya.
"Aku laper, beli makan dulu yuk. Tapi makannya di rumah aku aja, " balas Maira.
"Kenapa harus di rumah kamu sih? di restoran aja, " pinta Arga.
"Ih adikku juga pasti belum makan, mana bisa aku makan di sana sedangkan adikku nanti mati kelaparan karena nungguin aku pulang, " balas Maira yang tidak mau makan di restoran.
"Baiklah aku akan menuruti semua kemauan mu, karena setelah di luar kau lah yang menjadi bos nya, " ucap Arga yang akhirnya mau mengalah sambil mengelus rambut Maira.
Maira langsung menatap ke arah Arga lalu tersenyum manis.
Sementara itu di rumah Santi sedang mencari suaminya yang malah menghilang, " Kamu liat Arga gak? " tanya Santi pada salah satu pelayan yang sedang berdiri di ruang keluarga.
"Tadi sih saya liat tuan muda pergi ke luar, " balas pelayan itu.
"Pakai mobil warna apa? atau mobil yang mana? " tanya Santi kembali.
"Saya liat sih warna putih pucat, kalau masalah mobil yang mana saya kurang tau Nona, karena saya liatnya dari jarak jauh, jadi tidak bisa memastikannya, " balas Pelayan itu yang memang hanya tau hal itu saja.
"Ya sudahlah saya akan ke kamar lagi, tapi kalau ada suami ku. Kau harus langsung panggil aku yah, " perintah Santi pada pelayan itu sambil berjalan kembali ke kamarnya.
Ia masih ingin memamerkan harta suaminya pada teman-temannya. Setelah di kamar Santi langsung menidurkan tubuhnya ke kasur sambil menatap ponselnya, ia memfoto semua perhiasan yang sudah ia bereskan di tempat tidurnya.
Lalu ia mengirimkan Foto itu pada teman-temannya, dengan caption suami idaman seluruh wanita dan mertua idaman semua wanita juga.
Bagi mereka yang tidak tau bagaimana kehidupan Santi saat ini mungkin mereka akan sangat iri, tapi jika mereka tau yang sebenarnya maka mereka bahkan akan sangat prihatin pada Santi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nur Aminah
goodd
2020-10-11
3