HIJRAH CINTA
Assalamu'alaikum! Buat temen-temen semua yang baca, ini hasil karya aku yang pertama. Jadi, aku mohon bantuan dari kalian juga. Kasih komentar dan jangan lupa juga kasih tanda love nya ya...!😊
Hijrah Cinta-Aisyah
"Kenapa hati dan perasaanku serasa sangat hancur? Sakit, terasa sakit! Kenapa air mata ini terus mengalir dipipiku? Tuhan... Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ma... Seandainya mama ada disini, aku ingin peluk Mama." Kataku dalam hati dengan perasaan sedih, hancur, kecewa dan campur aduklah pokoknya.
Siang itu suasana begitu senada denganku. Matahari tak begitu memancarkan cahanya dan langit juga tak begitu terlihat mendung. Ya_bisa dibilang dengan cuaca redup. Ditambah lagi dengan hembusan angin yang sepoi mampu menemaniku dalam kesedihanku.
Begitu nyamannya aku bersandar dibawah pohon besar yang berada diatas bukit namun , juga tidak terlalu tinggi. Dan bukit inilah yang selalu jadi tempat favoritku untuk meluapkan segala masalahku termasuk juga saat aku merasakan kerinduan dengan mamaku yang sudah lumayan lama meninggal, disaat umurku masih 17tahun lalu.
Hari sudah semakin sore. Aku masih merasa nyaman dibukit itu. Meskipun air mata sudah tidak lagi membasahi pipiku namun, raut wajahku masih terlihat sangat bersedih. Entahlah, kesedihan ini kapan akan cepat berlalu.
Waktu begitu cepat berganti, jam sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB.
"Ya ampun, sudah pukul sekian ternyata!" Ucapku dengan terkejut.
Aku beranjak dari dudukku dan mengambil sepeda yang aku kendarai. Karena aku suka sekali jika kemana-mana pakai sepeda, itung-itung tidak menebar polusi. Lagi pula sudah banyak sekali kendaraan bermesin yang menebar polusi kemana-mana. Bahkan jalan raya pun sering dipadatkan pengguna kendaraan beemesin.
Serasa males banget harus pulang ke rumah. Entah kenapa seakan merasa malas begitu bertemu dengan Papa. Tapi, aku memang harus pulang, setidaknya bisa bertemu dengan bik Murni pembantu di rumahku.
Bik Murni itu, orangnya ramah, baik hati dan sudah aku anggap seperti ibuku sendiri. Ya karena, bik Murni lah yang sudah merawatku sejak aku kecil. Apalagi sesudah mama ku meninggal, bik Murni lah yang selalu menemaniku setiap aku tidak memiliki seorang teman.
Oh iya, dari tadi belum sempat kenalan ya! Perkenalkan, namaku Aisyah. menurut orang-orang aku itu orangnya perfect loh! Karena tubuhku yang bagus, tinggi, berkulit putih dan dengan rambut yang selalu terurai mesra. Tapi aku tidak memiliki sifat sombong yang ada dalam diriku.
Setelah aku mengayuh sepedaku selama beberapa jam, akhirnya sampai juga aku di rumah.
"Krekkk...!" Suara pintu yang telah aku buka pelan.
"Aku pulang!" Teriakku memasuki rumah.
Aku memang tidak pernah hafal dalam mengucapkan salam terlwbih dahulu sebelum masuk rumah. Dan mungkin, kebiasaanku ini menurut kalian sangatlah tidak baik. Tapi, aku tidak seburuk itu. Hanya saja aku tidak terbiasa mengucapkan salam sebelum atau sesudah keluar rumah.
Malam itu rumah nampak begitu sepi, hanya ada sura berisik dari dapur. Mungkin saja itu bik Murni yang sedang memasak untuk makan malam.
"Bik, papa di mana?" Tanyaku kepada bik Murni yang masih sibuk di dapur.
"Eh Non Aisyah, bikin kaget bibik saja ah non ini." Jawab bik Murni dengan terkjut dan seketika menghentikan sebentar aktifitasnya.
"Hmm... Masak gitu saja bibik terkejut sih!" Kataku dengan senyum kecil yang sengaja menggoda bik Murni. Tapi aku tidak bermaksud untuk jailin bik Murni kok.
"Ya habis tadi tidak ada siapa-siapa kok non di dapur. Lalu non Aisyah tiba-tiba saja datang dan bersuara." Ucap bik Murni dengan lembut selembut hatinya.
"Ya sudah kalau begitu bik, bibik lanjut saja masaknya. Aisyah ke kamar mau mandi dulu!"
Kataku dengan meninggalkan bik Murni dan bergegas ke kamar untuk membersihkan badanku yang sudah bau keringat dan macem-macemlah. Tapi aku tidak sejorok yang kalian pikirkan ya.
Setelah beberapa menit di kamar mandi, ku buka lemari dan ku ambil baju tidur kesayanganku. Kalian tau tidak apa itu? Tara... Baju tidur berlengan panjang dan celana panjang yang bermotif doraemon. Tahu kan kalian betapa lucunya dan itu pas buat aku yang terasa masih unyu-unyu, padahal umur sudah 22tahun. Ya ampun Aisyah, sadar diri lah kamu itu kalau sudah mulai menua.
"Non Aisyah, ayo makan dulu! Makanannya sudah siap non." Ucap bik Murni yang memanggilku sambil mengetuk pintu.
"Iya bik, Aisyah segera turun!" Sahutku dari dalam kamar yang tidak sabar ingin segera menyantap makanan dengan lahab, tapi aku tidak rakus kok. Ya_cuma sedikit keroncongan saja didalam perutku yang bertanda cacing-cacing sudah mulai berbaris meminta jatah makanan.
"Oh iya bik, sedari tadi Aisyah kok nggak lihat Papa. Memangnya Papa dimana bik? Aisyah tadikan sudah tanya sama bibik." Tanyaku lagi penasaran dengan keberadaan papaku yang sedari tadi aku tidak melihatnya.
"Oh iya non, bibik lupa tadi mau jawab. Tadi Tuan pergi dengan terburu-buru dan nggak pamit juga sama bibik. Jadi, bibik juga nggak tahu Non!" Ucap bik Murni yang berusaha menjelaskan.
"Yaelah, palingan juga pergi ketempat selingkuhannya itu!" Ucapku dengan nada yang sedikit kesal dan kecewa.
"Akh, Non Aisyah tidak boleh bicara seperti itu sama papanya Non." Sahut bik Murni seraya memberiku penuturan. Ya mungkin maksud bik Murni juga baik, tidak boleh berburuk sangka dengan orang lain.
"Kenapa sih bik, memang benarkan papa itu punya selingkuhan. Buktinya saja papa jarang ada di rumah dan makan bareng sama aku lagi."
Ucapku dengan sinis. Entah kenapa rasanya tidak rela saja kalau papaku menikah lagi sama wanita lain.
Setelah usai makan, ku mainkan handphone ku sebentar. Dan tak lama kemudian, aku menjatuhkan tubuh ini diatas kasur yang dibalut seprei dengan motif bunga-bunga mawar. Sehingga begitu indah dan romantis menurutku.
Kuregangkan otot-ototku yang terasa kaku, karena tubuh ini terlalu lelah setelah menghadapi beberapa konflik seharian. Dan membutuhkan waktu untuk beristirahat.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, tapi mata ini memang tidak bisa diajak untuk berkompromi. Karena memang masih ada yang aku pikirkan selain masalah dengan papaku, yaitu dengan Yulian. Coba kalian bayangin saja, melihat orang yang kita sayang sedang berduaan dengan wanita lain. Huh, sangat kecewa dan menyebalkan bukan!
Begitu sangat terasa hancur berkeping-keping hati ini.
"Hmm!" Gumamku sembari mengehembuskan nafas panjang.
"Sampai kapan sih masalah ini akan selesai?" Tanyaku dalam hati kecilku yang ingin segera menyudahi semua masalah ini.
Suasana begitu sunyi, karena hari sudah mulai malam. Bik Murni pun juga sudah beristirahat di kamarnya. Hanya terdengar suara jam yang berdetak.
Hari sudah semakin larut malam. Dan lagi-lagi mata ini masih saja tidak bisa terpejam. Padahal, lampu juga sudah aku matikan.
"Oh Tuhan, bagaimana ini? Kenapa aku masih saja belum bisa tertidur? Diri ini sudah lelah!" Ucapku resah dan merasa bingung harus bagaimana agar mataku bisa terpejam dan tertidur dengan pulas.
Ku mainkan handphoneku kembali, siapa tahu saja secara tiba-tiba aku bisa tertidur dengan lelap setelah bermain ponsel. Ku buka sebuah galeri di mana di dalmnya ada beberapa fotoku dengan Papa saat liburan tahun lalu dan ada juga beberapa fotoku dengan Yulian.
BERSAMBUNG...
JANGAN LUPA LIKE , KOMENTAR DAN VOTE NYA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
ZemuR ZenkKoL😎
halo..halo..assalamualaikum.ak mampir ya kak
yuk lanjut maraton🤗
2022-07-24
1
Ufika
hy kak aku mampir ya😊 salam dari ustadz impian❤
2022-05-12
0
Bara
gak sabar baca
2022-05-02
0