Pagi ini rasanya aku malas banget mau bangun, ditambah lagi pagi yang diguyur dengan air hujan. Hmm...semakin membuatku betahlah diranjang. Untung saja hari ini hari minggu, jadi jadwal kuliah libur.
"kring...kring...!" Suara handphone ku telah berdering. Yang membuatku seketika harus membuka mataku untuk melihat siapa yang menelfon.
"Hallo, assalamu'alaikum Aisyah!" Suara salam dari seberang. Dan suara itu adalah suara sahabatku, Aida. Entah ada hal apa Aida menelfonku sepagi ini.
"Wa'alaikumsalam Aida, ada apa? Dan ya, kenapa kamu menelfon ku sepagi ini Aida?" Tanyaku kepada Aida karena penasaran.
Aku merasa penasaran kenapa Aida menelfonku sepagi ini. Sedangkan yang aku tahu hari ini libur kuliah dan aku juga tidak mempunyai janji dengan Aida sebelumnya.
"Kamu hari ini sibuk tidak? Aku mau bertemu sama kamu." Ujar Aida yang berbalik menanyaiku.
Aku terdiam sejenak sambil memikirkan ada yang aneh dengan Aida. Suaranya pun nampak terlihat sedang bersedih. Aku semakin penasaran dibuatnya. Sehingga aku bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi.
"Emm...bisa kok, tapi kenapa kamu terlihat seperti bersedih begitu Aida? Memangnya apa yang terjadi?" Tanyaku padanya dengan rasa penasaran.
"Nanti aku akan cerita sama kamu Aisyah. Kita ketemu di restoran dekat toko bunga ya!" Ujar Aida yang memintaku untuk menemuinya.
"Ok, kalau begitu aku bersiap-siap dulu!" Balasku yang mengiyakan mau bertemu dengannya.
Bergegaslah aku menuju kamar mandi untuk mandi. Dan setelah itu, ku ambil dress panjang ku yang berwarna hitam. Seperti biasa, tanpa make up apapun dan hanya dengan rambut yang terurai.
"Selamat pagi bik! Oh iya bik, nanti kalau papa mencari aku, bilang saja sama papa kalau aku sedqng keluar ketemu sama Aida. Dan pagi ini aku tidak sarapan di rumah." Ucapku berpamitan kepada bik Murni sambil berlari menuju tempat sepedaku terparkir.
"Iya non, hati-hati!" Balas bik Murni yang ku dengarkan dari jarak jauh.
*******
Setelah sampai di restoran, aku langsung bertemu dengan Aida yang sudah duduk di sana. Untung saja hujan yang deras tadi sempat reda, sehingga aku tidak kehujanan ketika dalam perjalanan.
"Hai Aida, kamu sudah lama kah di sini?" Tanyaku sedikit basa-basi.
"Belum kok Aisyah, baru juga sampai." Jawabnya dengan lembut.
"Kita pesan makanan dan minuman dulu saja Aisyah, nanti kita bisa makan sambil mengobrol." Imbuhnya kemudian yang langsung aku beri jawaban dengan anggukan.
Aku begitu merasa lapar, karena hari sudah jam 09.00 pagi. Di mana itu sudah waktunya sarapan pagi yang hampir berlalu. Dan hampir berganti jam makan siang lagi.
Kami pun langsung memesan makanan dan minuman di restoran ini. Dan restoran ini lah yang menjadi tempat favorit aku dan Aida, karena makanannya yang enak-enak. Dan kita juga sudah biasa janjian beretemu di sini. Ditambah lagi, toko bunga yang kita maksud tadi itu adalah toko bunga milik ibunya Aida.
Beberapa menit kemudian makanan pesanan kami telah sampai. Sambil makan ya kita juga mengobrol tentang masalah Aida tadi.
"Aida, sebenarnya apa yang sedang terjadi sama kamu?" Tanyaku penasaran, karena dari tadi Aida belum cerita apa-apa tentang masalahnya.
"Emm....begini Aisyah, kamu tahu kan laki-laki yang bekerja di toko ibu aku?" Jawabnya yang berbalik bertanya kepadaku tentang lelaki yang bekerja di toko ibunya.
"Iya. Memang ada apa dengannya?" Jawabku dengan nada penuh tanya sambil mengerutkan keningku.
"Emm....ternyata dia suka sama aku. Dan katanya dia nanti malam mau melamar aku." Kata Aida yang memberi penjelasan dengan nada sedikit ragu-ragu.
"Wah...bagus dong Aida. Dia juga terlihat baik dan keren loh! Terus masalah kamu apa Aida?" Ujarku yang memuji lelaki itu. Lelaki yang akan melamar Aida.
"Aku bingung Aisyah, sedangkan aku masih kepengen kuliah dan aku belum siap untuk menikah." Jawabnya dengan bersedih dan sambil menundukkan kepala.
"Aida, jodoh itu ada ditangan Tuhan. Kalau kamu masih ragu, kamu bisa kok nanti shalat istikharah dan berdo'a kepada Tuhan. " Ucapku memberi saran kepadanya.
Emm....betul apa tidak ya saranku ini? Dan ternyata aku juga tahu tentang shalat malam 2 rakaat yang menandakan kalau kita memiliki pilihan yang sulit kita bisa melakukan dengan shalat itu. Yaitu shalat istikharah namanya.
"Emm....iya ya Aisyah, kamu betul juga. Kenapa dari tadi aku tidak kepikiran ya mengarah ke situ! Makasih ya Aisyah, kamu memang sahabatku yang the best deh." Ucapnya yang seakan-akan sedang memujiku.
Oh jangan terbang sekarang ya Aisyah. Dan aku tidak bermaksud untuk percaya diri ya!
"Ya sudah, kamu tidak usah bersedih lagi Aida. " Kataku yang menenangkannya.
Tak terasa setelah panjang lebar kita mengobrol dan saling curhat, ternyata sudah jam 17.00 sore. Memang benar ya, kalau kita punya sahabat yang bisa diajak keluar dan bisa saling mendukung kayak gini, bisa jadi lupa sama waktu.
"Ya sudah kalau gitu Aida, aku pamit pulang dulu ya!" Pamitku kepada Aida yang sedang berdiri di depan toko bunga milik ibunya.
******
Setelah perjalanan yang cukup jauh, tapi mengasyikkan. Akhirnya aku sampai juga di rumah. Dan andai kalian tahu, tadi aku sempat berfoto juga didepat toko ibunya Aida. Menurutku aku terlihat cantik loh! Tapi aku tidak bermaksud sok cantik sih! Dan sekarang tubuhku terasa begitu lengket dan bau keringat. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Aku masih asik di kamar, sedangkan bik Murni pasti sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur. Terlintas dalam pikiranku, entah kenapa aku merasa pengen sekali berhijab. Namun aku masih sedikit ragu, karena aku tidak yakin bisa se istiqomah AISYAH istri Nabi. Tapi, berbeda dengan hatiku, aku begitu berkeinginan berhijab dan bercadar. Entah lah, aku menunggu waktu yang tepat dengan hati yang mantap saja.
******
"Tok...tok...tok...!" Suara pintu kamarku yang sedang diketuk, entah siapa yang ada dibalik pintu itu.
"Siapa?" Tanyaku untuk memastikan.
"Saya Non, bik Murni. Itu Non, makan malam sudah siap." Jawab bik Murni yang memberi tahu bahwa makan malam sudah siap. Tak sabar nih segera menyantap makanan yang dimasak oleh bik Murni.
"Ok bik." Sahutku dan segera beranjak dari kursi belajar menuju ruang makan.
Beberapa menit kemudian. Akhirnya selesai juga makan malamnya. Alhamdulillah, makan malam hari ini sungguh nikmat dan ada juga papa yang menemaniku tanpa ada pertanyaan-pertanyaan maupun ucapan yang membuatku kesal.
Aku bersantai dulu lah diruang keluarga. Disusul lagi sama Papaku yang sedang duduk disebelahku.
"Aisyah, papa mau bicara sesuatu sama kamu dan ini penting." Ucap papaku yang membuatku penasaran dengan apa yang akan dibicarakannya.
"Papa mau bicara apa memangnya? Apa Papa mau bicara kalau Papa mau menikah lagi? Iya begitu Pa? Ah_sudahlah Pa, Papa tidak usah buat Aisyah kecewa lagi. Kalau Papa mau menikah, terserah Papa. Aisyah sudah tidak perduli lagi sama Papa." Ujarku dengan tegas, nyerocos tanpa henti dengan rasa penuh kecewa dan amarah.
Tanpa menghiraukan dan mendengarkan penjelasan dari papaku, aku langsung berlari dan membawa sepedaku dengan mengayuh sekeras-kerasnya. Rasanya aku ingin menangis disetiap perjalanan.
"Sssttttttt, gubrakkkk!" Suara sepeda terjatuh.
Ya, aku telah terjatuh dari sepedaku. Sehingga aku tertimbun oleh sepeda yang aku ayuh setelah mengerem secara dadakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Andie Youlee
semangat ya syah...
2021-08-04
1
Sunarty Narty
blm jg dgr penjelasan papanya udh main kabur aj,seharusnya dgrn dl..
2021-06-07
1
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-22
2