Hari ini sudah hari ke 5 aku dirawat di Rumah Sakit. Alhamdulillah, aku pun sudah mulai membaik, bahkan sangat baik. Kepalaku juga sudah tak terasa sakit.
"Aisyah, alhamdulillah hari ini kamu sudah boleh pulang. Dengan kondisi tubuh kamu yang cepat pulih, kamu sudah di ijinkan untuk pulang." Ucap dokter yang habis memeriksa kondisiku.
"Alhamdulillah, terimakasih ya dok!" Ucap papa dan kak Maryam secara bersamaan. Entahlah dengan diriku, aku harus senang apa sedih. Karena selama masih dirumah sakit, aku selalu dapat hadiah kecil dari Yulian. Ya_walaupun dia memberikannya tak secara langsung. Sedangkan dirumah nanti, aku belum tahu aku bakalan mendapatkan hadiah itu lagi apa tidak.
"Aisyah, kok diam saja sih?" Tanya kak Maryam yang melihatku melamunkan sesuatu.
"Emm...tidak kok kak. Aisyah senang kok. Aisyah hari ini akhirnya bisa pulang." Jawabku dengan senyum kecil.
Ya_siang ini kami disibukkan dengan bersih-bersih dan siap-siap untuk segera pulang kerumah. Dan setelah beberapa menit kami selesai bersih-bersih, kami melangkahkan kaki untuk menuju mobil yang sudah terparkir di parkiran.
"Ya sudah kalian tunggu saja disini dulu, Papa mau ambil mobilnya dulu!" Ucap papa kepada kami.
"Iya pa!" Ucapku dan kak Maryam secara bersamaan.
Kami berdiri sebentar menunggu papa kembali dengan mobilnya. Tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil kak Maryam. Rasanya aku tidak asing dengan suara itu, dan ternyata benar. Aku memang tidak asing dengan orang itu, karena yang memanggil kak Maryam adalah bu Maria.
"Maryam!" Panggil bu Maria yang melangkahkan kakinya mendekati kami.
"Ibu, Assalamu'alaikum bu! Ngapain ibu kesini?" Ucap kak Maryam yang memberi salam dan tak lupa mencium tangan bu Maria. Begitupun dengan diriku, tak lupa memberi salam dan mencium tangan bu Maria.
"Kebetulan tadi ibu lewat sini, dan sekalian saja mau jenguk Aisyah. Eh ternyata Aisyah sudah pulang, alhamdulillah kalau begitu!" Ucap bu Maria dengan senyuman melebar.
"Oh gitu ya bu! Oh iya, tadi ibu naik apa kesini?" Tanya kak Maryam kepada ibunya.
"Tadi ibu naik taxi, soalnya mobil ibu masih dibengkel. Butuh diperbaiki sedikit." Jawab bu Maria yang memberi penjelasan.
Tiba-tiba mobil papa mendekati kami dan pembicaraan kami pun terhenti.
"Eh ada bu Maria!" Ucap papa basa-basi.
"Iya pak, kebetulan tadi lewat sini terus sekalian mau jenguk Aisyah. Ternyata, Aisyahnya sudah mau pulang." Balas bu Maria.
"Iya bu, alhamdulillah!" Ucap papa dengan senyuman.
"Ibu sebaiknya pulang dengan kami saja, tadikan ibu naik taxi." Sambung kak Maryam.
"Ahh tidak, nanti malah meroptkan kalian, terutama pak Brian." Ucap bu Maria malu-malu.
"Tidak kok bu, sekalian nanti ibu bisa bersama-sama dengan Maria." Balas papa yang menunjukkan tanpa ada kerepotan.
Kami pun membujuk terus bu Maria agar mau pulang bersama kita. Karena aku juga penasaran awal cerita hubungan kak Maryam dengan bu Maria. Hingga akhirnya hati bu Maria luluh juga dan mau pulang bersama kita.
"Ya sudah kalau kalian memaksa." Ucap bu Maria dengan lembut.
Kami ber empat pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil secara perlahan. Terasa begitu hening dalam setiap perjalanan. Tanpa ada suara apapun, hanya ada suara mesin mobil yang sedang melaju. Suasana terasa kikuk dan canggung antara papa dan bu Maria. Sedangkan kami, aku dan kak Maryam sibuk dengan ponsel kami.
💝💝💝💝
"Fadli, selama kamu mengajar di kampus apa kamu pernah melihat Aisyah?" Tanya bu Laila kepada Fadli.
"Emm...tidak sih bu, Fadli sudah lama juga tidak melihat Aisyah. Memangnya kenapa bu?" Jawab Fadli yang sekaligus melontarkan pertanyaan kepada ibunya.
"Tidak nak! Ibu hanya merasa rindu saja dengan Aisyah." Jawab bu Laila dengan menundukkan kepalanya dan menunjukkan raut wajah yang bersedih.
"Ya sudah bu, ibu jangan bersedih! Nanti kalau urusan Fadli sudah selesai, Fadli akan antar ibu ke rumah Aisyah." Ucap Fadli dengan senyum kecil dan merangkul ibunya dari belakang.
🌧🌧🌧🌧
Tiba-tiba hujan turun dengan begitu lebatnya. Awan berubah menjadi hitam. Papa yang awalnya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, kini mengendarai mobil dengan kecepatan sedang untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
"Kak, Aisyah merasa lapar." Bisikku kepada kak Maryam dengan senyum kecil.
"Hah? Ini jam berapa dek? Kamu kok sudah lapar lagi sih?" Tanya kak Maryam heran dan terkejut.
"Jam 1 kak, tadi kan Aisyah makannya jam 11 tapi sedikit. Terus, sekarang laper lagi!" Jawabku tanpa ekspresi.
"Hmm...!" Ucap kak Maryam dengan deheman.
"Apa Aisyah bilang sama papa saja ya kak? Tapi, Aisyah malu sama bu Maria." Ucapku kepada kak Maryam dengan nada yang masih berbisik.
"Nanti sajalah dek, bentar lagi juga sampai. Kita makan dirumah saja. Lagian kan, kamu juga belum boleh terkena udara dingin yang begini nih!" Ucap kak Maryam yang memberi saran.
"Emm...baiklah kalau begitu!" Balasku mengiyakan.
Papa terus melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sehingga kami sampai rumah sedikit terlambat. Suasana pun masih tetap sama, hening tanpa ada suara apapun.
Setelah beberapa menit ya_tak cukup lama juga sih, sekitar 10 menitan lah kami pun sampai di rumah. Bik Murni yang mendengar suara kami langsung membukakan pintu dan membawa payung untuk menjemput kami yang masih di dalam mobil.
"Akhirnya sampai juga dirumah!" Ucapku merasa lega.
"Ya sudah, kamu sekarang pergi ke kamar kamu dan istirahat dulu!" Ucap papa yang menyuruhku untuk istirahat dikamar.
"Non, non Aisyah!" Panggil bik Murni yang menghentikan langkahku.
"Iya bik, ada apa?" Tanyaku dengan penasaran.
"Non, tadi ada pengirim barang mengantar barang ke rumah dan ada nama non Aisyah, mungkin ini untuk non." Jawab bik Murni dengan menyodorkan sebuah barang yang terbungkus dengan kertas kado dan terhiasi dengan sebuah pita.
"Aku heran dan penasaran tentang bingkisan itu. Dari siapa? Apa Yulian lagi yang mengirimnya? Akhh_nanti sajalah aku pikirkan lagi, aku istirahat dulu sajalah!" Ucapku dalam hati, lalu melangkahkan kakiku kembali menuju kamar tercintaku yang sudah aku ridukan sejak kemaren-kemaren. Hohoho...!
"Ku rasa segar juga kalau aku berendam sebentar kali ya!" Pikirku yang menatap pintu kamar mandi. Dan tak butuh waktu lama untukku berpikir. Lalu, ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi dan menyalakan shower serta keran air hangat untuk ku berendam sejenak, melepaskan penat yang ada di dalam otakku selama di Rumah Sakit.
"Akhirnya segar juga!" Ucapku setelah keluar dari kamar mandi dan segera ku ambil baju gamis, jilbab dan tak lupa cadarku.
"Aisyah!" Tiba-tiba ada panggilan dari luar pintu kamarku dan ternyata tak lain adalah kak Maryam.
"Iya kak, masuk saja!" Balasku yang menyuruh kak Maryam masuk.
"Ayo makan dulu, tadi katanya lapar!" Ucap kak Maryam yang memberi tahu bahwa makanan sudah siap untuk disantap. Hohoho...!
"Baiklah kak, Aisyah sudah siap untuk langsung terjun!" Kataku dengan semangat.
Akupun turun menuju meja makan, di mana sudah ada penghuni disetiap kursi yang sudah tertata sesuai posisinya.
JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, LIKE DAN KOMENTAR KALIAN YA! 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
tyas aulia
suka banget sama ceritanya
2021-04-22
1
Ayuk Setiawan
semoga Aisyah dan Yulian berjodoh .
trus Maryam berjodoh sama Fadli ya Thor❤️❤️❤️
2020-12-21
2
IsNa WaTii Ummu Syifa
asyik ceritanya 😍
2020-09-27
3