Aku terdiam dengan keanehan yang terjadi dalam diriku. Bagaimana tidak, aku harus ketemu sama dia lagi. Masak iya kalau aku berjodoh dengannya. Ahhh, aku rasa tidak mungkin lah!
Acara akad nikah akan dimulai. Aku menemani Aida diacara itu, lebih tepatnya aku duduk disebelah Aida. Aida terlihat begitu cantik dan tak kalah juga dengan pengantin pria nya. Dia terlihat ganteng dan gagah.
"Apakah sudah siap?" Tanya pak penghulu yang memastikan.
"Iya pak, kami semua sudah siap. Acara bisa langsung dilanjutkan." Jawab pak Hardi ayah Aida.
"Ya sudah, kalau begitu saya mulai acaranya." Ucap pak penghulu dengan tegas.
"Saya terima nikah dan kawinnya Aida Assifa binti Hardi dengan mas kawin sebesar 250.000 dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Ucap Fahri dengan lantang yang sebagai pengantin pria.
"Sah...?" Ujar pak penghulu yang bertanya pada para hadirin.
"Sah...!" Dan serentak menjawab bersamaan.
"Alhamdulillah...!" Ucap pak penghulu dengan lega dan setelah itu membaca do'a.
Alhamdulillah, sah juga deh Aida dengan Fahri. Semoga kalian bahagia, menjadi pasangan yang sakinah, mawadah warahmah dan bisa menjadi pasangan sampai kaki nini.
Dan acara selanjutnya, taraaaa... Makan-makan. Ada beberapa makanan yang disajikan untuk para tamu undangan saat acara berlangsung.
"Assalamu'alaikum Aisyah!" Ucap Yulian yang menghampiriku.
"Wa'alaikumsalam!" Jawabku dengan singkat
Ya, kalian tau kan siapa yang aku maksud lelaki tadi? Dan ternyata itu Yulian. Padahal baru tadi loh aku bertemu dan memperingatkan kepadanya untuk tidak saling bertemu, lah sekarang malah bertemu lagi tanpa disengaja.
"Maaf, bukan maksud ku untuk mendekati kamu. Aku hanya ingin menyapa kamu saja dan tidak lebih dari itu. Ya sudah kalau begitu, aku ke sana dulu." Katanya dengan pelan dan lembut.
Setelah itu dia pergi meninggalkanku yang masih berdiri mematung dekat tempat makanan berada.
"Aneh sekali dia, rasanya aneh juga kalau dia cuek seperti ini. Aku merasa rindu padanya. Akhh_mikir apa aku ini. Aku kan sudah tidak ada hubungan apa-apa dengannya." Gumamku dalam batin.
Semua orang masih menikmati acaranya. Ada yang sedang mengambil minuman ada juga yang sedang makan. Dan sekarang aku merasa bahwa aku cukup kenyang dengan hidangan yang menurutku enak dilidahku.
Tak lama kemudian, aku berpamitan untuk ijin pulang terlebih dahulu. Karena ada urusan mendadak.
"Aida, aku ijin pulang dulu ya sama kamu. Dan selamat dengan acaranya. Alhamdulillah juga sudah diberikan kelancaran. Semoga kau dan suami kamu dijadikan pasangan yang sakinah mawadah warohmah. Amin...!" Ucapku pada Aida yang sedang sibuk menyalami para tamu.
"Terimakasih Aisyah atas ucapan kamu, tapi kenapa kamu buru-buru pulang Aisyah?" Tanya Aida
"Sebenarnya aku ada urusan Aida, jadi aku buru-buru mau pulang! Ma'af ya aku tidak bisa menemani kamu sampai selesai acara!" Jawabku yang menjelaskan.
Tak perlu waktu yang lama aku berbincang-bincang dengan Aida, lalu aku pergi dan meninggalkannya. Sebenarnya sih aku tidak ada urusan apapun, tapi aku tidak betah aja kalau ada Yulian di sana.
"Assalamu'alaikum Aisyah, kamu ada dimana?" Tiba-tiba ponselku berbunyi dan menandakan ada yang mengirim pesan kepadaku.
"Wa'alaikumsalam siapa ya kamu?" Tanyaku yang merasa tidak kenal dengan nomor baru yang sudah mengirim pesan tadi.
"Oh iya, aku lupa. Aku Maryam Aisyah," jawabnya memberi tahu.
"Oh kak Maryam, ada apa kak memangnya?" Tanyaku lagi dengan rasa penasaran.
"Aku bosen dirumah, temenin aku jalan-jalan sebentar bisa?" Jawabnya yang mengajakku untuk pergi jalan-jalan.
"Baiklah tidak masalah kak. Aku pulang dulu kalau begitu." Balasku dengan semangat, karena sudah lama juga aku tidak jalan-jalan.
Ya_aku memanggil kak Maryam dengan sebutan kakak, karena umurnya yang lebih tua dariku. Asal kalian tahu yah, Kak Maryam itu lulusan di Mesir loh! Karena beasiswa yang dia dapatkan di Madasrahnya dulu jadi, dia bisa kuliah di mesir sampai lulus S1. Dan dia juga mengambil jurusan Kedokteran. Hebatkan...! Udah cantik, berhidung mancung, berkulit putih, namun sayang semua kecantikannya tidak dapat dilihat oleh banyak orang. Karena, dia menggunakan cadar setiap hari-harinya.
*********
Sampailah aku dirumah setelah beberapa menit mengayuh sepeda. Dan ku parkir sepedaku di garasi mobil.
"Assalamu'alaikum!" Ku ucap salam sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam!" Balas dari dalam yang mungkin saja itu kak Maryam.
"Oh kamu sudah pulang Aisyah. Bagaimana, kamu mau tidak menemani kakak jalan-jalan?" Tanya kak Maryam memastikan.
"Iya kak, Aisyah mau kok. Tapi Aisyah ganti baju dulu ya! Soalnya memakai beginian gerah. Memangnya kak Maryam nggak gerah gitu pakai pakain yang serba tertutup?" Tanyaku kepada kak Maryam.
"Maksud kamu apa Aisyah?" Tanya kak Maryam dengan mengerutkan keningnya, karena yang tidak mengerti keluh kesahku saat berhijab.
"Masak kak maryam tidak mengerti sih? Akh_sudahlah, Aisyah mau ganti baju dulu saja." Jawabku yang tak ingin menjelaskan apa-apa kepadanya.
Beranjaklah aku ke kamar dan mandi sebentar. Lalu ku ambil mini dress ku yang berwarna merah cerah. Mungkin terlihat anggun dan tidak bikin gerah.
"Kak Maryam, Aisyah sudah siap!" Teriakku yang menuruni tangga.
"Astaghfirullahalazim, Aisyah kamu memakai apa ini?" Tanya kak Maryam yang sedikit terkejut dengan pakain yang aku pakai.
"Ya pake mini dress lah kak, biasanya kan Aisyah pakai pakaian kayak gini." Jawabku dengan senyum lebar yang mungkin terlihat begitu manis.
"Aisyah, hapus kelakuan kamu yang buruk. Jangan kamu pakai lagi pakaian yang terbuka seperti itu. Karena itu tidak baik buat kaum lelaki dan pastinya buat diri kamu sendiri." Tutur kak Maryam yang mengingatkanku seperti peringatan atau apalah itu.
"*Sud*lah kak, Aisyah belum siap pakai pakaian yang tertutup. Jujur Aisyah pengen, tapi Aisyah belum siap." Balasku dengan menundukkan kepalaku.
"Ok, tapi lebih baik kamu segera berubah. Bukan hanya pakaian kamu, tapi hati dan perilaku kamu juga harus berubah." Pinta kak Maryam dengan lembut.
"Baiklah kak, insyaallah Aisyah akan segera melakukannya. Oh iya kak, bagaimana kalau kakak menemani Aisyah belanja baju-baju gamis terlebih dahulu sekalian jalan-jalan." Tawarku kepada kak Maryam.
"Ok, tidak masalah." Ucap Kak Maryam dengan senyumannya yang begitu manis.
Kami pun berangkat menuju sebuah toko baju yang pastinya baju syar'i seperti apa yang sudah kami rencanakan tadi dirumah. Kali ini aku tidak memakai sepeda kesayanganku, karena tidak mungkinlah kalau aku membonceng kak Maryam pakai sepeda. Ya kali!
Kami menaiki motor Honda beat berwarna merah hitam. Motor itupun jarang sekali aku pakai, karena sebenarnya aku tidak mau menebar polusi udara. Tapi ya mau bagaimana lagi, kini aku pergi bersama kak Maryam dan lagipula sepedanya cuma ada 1.
Cuaca siang ini begitu panas, ditambah lagi dengan kemacetan di sepanjang jalan. Huh, rasanya waw! Tapi, kita tetap menikmatinya tanpa ada keluh kesah. Dan akhirnya, kita sampai di sebuah toko baju yang lengkap dengan jilbabnya sekalian.
Ya_lumayanlah tidak harus jauh-jauh lagi mencari toko jilbab. Dan ketika kita sedang sibuk memilih baju, tiba-tiba ada seorang ibu paruh baya yang menyapaku. Entahlah siapa dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Ulfatul Husniyah
kok ma keponakan Aisya gk kenal yaa
2021-02-04
1
Dewi Ariyanti
Masyallah untuk sesuatu yg bagus, subhanallah untuk sesuatu yg buruk
2021-02-04
2
Joanne March⚘
jejak like ke 3
2020-09-17
1