Malam ini cuacanya begitu cerah. Banyak bintang yang berkilau dan rembulan yang memancarkan cahanya nya dengan begitu terang. Sehingga suasana menjadi begitu tenang. Dan aku sangat menikmati pemandangan di malam ini yang indah bagiku. Karena, menurutku jarang-jarang suasana tenang dikeramaian kota seperti saat ini terjadi. Mungkin menurut kalian aneh, tapi bagiku aku nyaman melihat bintang dan rembulan yang terang.
Dan aku membayangkan hal yang romantis saat ku nikmati peejalananku. Tapi sayang, hubungan aku dan Yulian saat ini sedang tidak baik. Andaikan saja aku bisa berdua an dengan Yulian. Orang yang aku sayang, pasti bahagia sekali. Namun, aku masih kecewa atas perbuatannya yang melakukan perselingkuhan dengan mantan pacarnya.
"Huh, ah sudahlah! Lupakan saja masalah tentang dia!" Kataku yang seakan sudah lelah memikirkan tentang Yulian.
Aku yang menyerah saat memikirkan tentang dirinya. Dan kembali aku fokuskan pikiranku untuk melanjutkan perjalanan yang sebentar lagi hampir sampai di rumahku.
Beberapa menit kemudian sampai lah aku di rumah. Rumah mewah milik papa ku yang sudah membesarkan aku selama ini. Rumah yang menjadi tempat untuk ku berteduh dari panasnya matahari dan derasnya hujan.
"Aku pulang!" Kataku sambil membuka pintu setelah sampai dirumah.
Lagi-lagi aku terbiasa tak mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah. Mungkin aku terlalu buruk tentang agama. Oh Tuhan, ma'afkanlah hamba-Mu ini yang tidak memiliki sikap sopan dan santun.
"Hai sayang, kenapa kamu pulang terlambat? Papa sudah menunggu kamu loh dari tadi!" Ujar papaku yang mungkin memang sengaja sedang menunggu kepulanganku. Entah ada apa dan mau apa, karena tidak biasanya saja papaku sengaja menungguku pulang kuliah. Serasa aku sedang menaruh kecurigaan sama papaku.
"Ngapain Papa nungguin Aisyah, tidak biasa-baisanya saja Papa nungguin Aisyah pulang Kuliah?" Jawabku sambil mengerutkan kening dengan nada sedikit sinis.
"Jangan gitu dong sayang, Papa itu kangen banget sama kamu. Masak Papa tidak boleh kangen sama anak sendiri?" Jawab beliau dengan penuh kelembutan.
Oh iya, kalian belum tahu dan juga belum mengenal papaku kan? Nah, perkenalkan Nama papaku itu pak Brian, keren kan namanya! Sekeren dengan orangnya dong pastinya! Dan Jujur saja sih, papaku itu sebenarnya orang yang sabar dan penuh kelembutan. Namun aku tidak bisa menahan rasa kecewa dan kesalku karena papa yang memiliki selingkuhan. Kalian bayangin saja gimana perasaanku.
"Huh!" Sejenak aku memgehembuskan nagas kasarku dihadapan papa ku.
"Yaelah, basa basi apa lagi ini Pa? Papa hanya modus saja kan! Lebih baik sekarang tidak usah berbelit-belit. Papa mau apa hah? Jangan-jangan Papa mau menikah lagi gitu? Akh sudahlah Pa, Aisyah capek. Aisyah mau ke kamar saja." Ucapku tanpa jeda dan sangat sinis. Mengkin salah sih ya aku berbicara seperti itu, karena dianggap tidak sopan. Tapi aku tidak bisa menahan amarah terhadap papa.
"Aisyah, jangan marah nak! Mungkin kamu salah paham! Papa bisa menjelaskan semuanya. " Teriak papaku yang ingin menjelaskan, namun aku tidak menghiraukan satu katapun dari ucapan Papa ku. Karena aku berlari dan langsung menuju ke kamar sambil membanting pintu, tapi tidak terlalu keras.
*****
Pak Brian yang masih berdiri mematung sambil memandangi punggung Aisyah yang kini tidak terlihat lagi oleh kedua mata nya, ia menghembuskan nafas panjang karena memikirkan tentang kesalah pahaman yang sudah terjadi di antara dirinya dengan Aisyah, putrinya.
"Hmmm...!" Pak Brian yang menghela nafas panjang.
****
"Tuhan, sebenarnya aku lelah menaruh curiga sama papa. Aku pengen merasakan nyamannya dipeluk sama papa. Seperti dulu, disaat papa yang tidak terlalu sibuk. Yang selalu ada waktu buat aku." Ungkapku dengan lirih.
Aku merasa sedikit lelah. Agar tubuhku segar kembali, bergegaslah aku menuju kamar mandi dan mandi untuk beberapa menit saja. Dan setelah itu, aku ambil baju tidur kesukaanku yang membuatku nyaman. Baju tidur yang bermotih keropy.
Ku rebahkan tubuhku diatas kasur empuk, kasur ternyaman bagiku. Diruangan kamar yang bisa membuatku meluapakan semuanya dengan hiasan meja rias dekat almari bagian pojok kanan, meja belajar yang tidak terlalu lebar dekat dengan ruang kamar mandi dan dinding yang terhiasi dengan poster wanita bercadar.
Entah kenapa aku merasa tenang saja ketika memandang wanita yang memakai cadarnya untuk menutupi aurat, yang menurutku bukan hanya hiasan semata. Dan pernah tersirat dalam pikiranku bahwa suatu saat aku berkeinginan seperti dia. Dia yang ada digambar poster itu.
********
Pagi ini cuaca tak begitu cerah. Ada sedikit langit yang mendung, sehingga menutupi cahaya matahari. Dan seakan-akan menandakan akan datangnya hujan.
Tidak seperti biasa, pagi ini aku bangun pagi. Karena semalam tidak sempat makan, jadi perutku merasa lapar dan cacing-cacing diperutku sudah meronta-ronta meminta jatah makan.
"Pagi sayang, kamu sudah bangun?" Sapa papaku yang sedang duduk dimeja makan sambil meneduh secangkir kopi hangat kesukaan papa.
"Pagi juga pa!" Balasku yang sedikit ketus. Entah sampai kapan aku akan memiliki amarah ini terhadap papa.
"Sini duduk yuk, kita sarapan bersama!" Ujar papa yang mengajak ku untuk sarapan bersama.
"*Tid*ak pa, Aisyah langsung berangkat ke kampus saja. Aisyah tidak merasa lapar." Kataku dengan menahan lapar. Bohong sekali kan jika aku tidak lapar, padahalkan perutku merasa lapar banget. Tapi ya sudahlah, aku bisa menahannya dan nanti bisa makan di kantin kampus.
"Cusss... Werrrr!" Berangkatlah aku dengan sepeda kesayanganku yang berwana hitam dan hijau ditambah ada tempat untuk menaruh wadah minum. Baguskan sepedaku!
Beberapa jam kemudian sampai lah aku di lingkungan kampus. Dan aku juga bertemu dengan sahabatku ketika aku melintasi taman di kampusku.
"Aida....!" Sapaku kepada Aida yang sedang duduk di sebuah taman kampus.
"Assalamu'alaikum Aisyah!" Balasnya yang mungkin sedikit menyindirku.
"Wa'alaikumsalam. Ma'af Aida, lagi-lagi Aisyah lupa mengucap salam!" Ucapku kepada Aida dengan lantunan yang manja sambil mengerdipan kedua mataku dan sedikit senyum. Mungkin menurut Aida aku aneh, tapi ya sudahlah biarkan saja.
"Kamu itu sih, kebiasaan buruk kok dipelihara!" Katanya lagi-lagi menegurku.
"Iya-iya Aida, Aku minta ma'af ya! " Ucapku dengan menyesali apa yang aku lakukan. Kebiasaan buruk yang seakan melekat di dalam diriku.
Perutku semakin merasa lapar. Dan seakan tidak mampu aku tahan lagi. Sehingga aku mengajak Aida untuk menemaniku ke kantin kampus.
"Huh...!" Sedikit menghela nafasku.
"Aida, temenin aku yuk ke kantin. Aku belum makan nih dari kemaren malam dan sekarang aku merasa begitu lapar!" Pintaku kepada Aida dengan nada yang memelas. Mungkin aku juga jago kalau disuruh untuk berakting.
"Hmm... Ya sudah ayo kalau begitu!" Kata Aida yang luluh dengan rayuanku.
Seorang pelayan kantin menghampiri kami dan menanyakan kepada kami tentang makanan apa yang akan kami pesan dan menjadi santapan pagi kami.
"Mau pesan apa mbak?" Tanya nya dengan sopan.
"Emm...! Pesen bakso pedas sama minumnya kopi hangat ya mbak!" Sahutku yang begitu cepat, karena aku yang sudah nggak sabar ingin makan.
"Kalau saya, pesan bakso juga mbak, minumnya teh hangat saja. " Ucap Aida berikutnya.
Ya, aku dan papa memiliki kesamaan tentang minuman yang selalu kami seduh di pagi hari. Kopi hangat lah yang menjadi minuman spesial bagi kami. Karena kopi bagi kami bermanfaat sebagai penghangat sekaligus pemberi rasa semangat dan inspiratif.
Kami menyantap makanan yang sudah dihidangkan dengan lahapnya. Kami sudah terbiasa makan di kantin ini dan kami juga suka makanan di kantin ini.
Setelah makan, kami berpisah sementara waktu. Karena jam kuliah dan kelas kami yang berbeda. Namun setelah selesai semuanya, kami sering bertemu di taman kampus lagi. Kami mengobrol banyak hal, terkadang itu semua hampir membuat kita jadi lupa waktu. Ya, namanya juga anak muda.
*****
"Assalamu'alaikum Yulian!" Sapa Aida kepada Yulian yang kebetulan satu ruangan dengannya.
"Wa'alaikumsalam Aida!" Balas Yulian dengan senyuman.
Suasana diruangan seketika terasa hening, karena Dosen baru telah datang. Dosen yang terlihat sangat ramah dan dermawan. Yang membuat hati mahasiswi terpana ketika melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Hasriani Tato
belum terbayang akan kemana alur ceritanya 🤷
2021-06-26
3
Aldita Heryana
ceritanya kok belum dapat ya thor
2021-05-01
3
Jarkasih
emng jurusan apa ya kok ada matkul bahasa arab.. tp kok aisyah ga berhijab.. berarti bukan kmpus berbasis agama ya???
2021-02-02
1