Suasana malam ini terasa menyejukkan, entah kenapa hatiku merasa tenang dan nyaman setelah memakai baju yang baru aku beli tadi. Bahkan aku juga melakukan sholat magrib yang sebelumnya jarang aku lakukan.
Setelah aku merasa sudah siap bergabung dengan papa dan kak Maryam, aku menuruni tangga menuju ke ruang keluarga. Namun, ternyata aku tidak mendapatkan mereka di ruangan itu. Sehingga aku duduk sendirian di sana sekalian menunggu kak Maryam yang mungkin masih sibuk dikamarnya, sedangkan papa mungkin juga masih sibuk di ruang kerjanya.
Aku jadi merasa kesepian, tapi memang biasanya kesepian sih! Hmmm....
"Aisyah, masya Allah cantik sekali kamu sayang!" Ucap papa secara tiba-tiba yang membuatku terkejut dari lamunanku.
"Akh, Papa ini bisa saja." Balasku dengan malu-malu.
"Nah gitu, baru kakak akan selalu mendukung kamu dan siap membantu kamu dalam hal kebaikan!" Sahut Kak Maryam tiba-tiba.
"Yang bener nih kak, kakak mau bantu aku buat yang lebih baik lagi?" Tanyaku kepada kak Maryam dengan mengerdipkan mataku sebagai tanda rayuan.
"Iya dong Aisyah, kakak akan membantu kamu semampu kakak!" Jawab kak Maryam meyakinkan.
"Oh iya Aisyah, kamu bisa baca Al-Qur'an juga kan?" Tanya kak Maryam secara tiba-tiba.
"Emm...bisa sih kak, tapi tidak begitu lancar. Kak Maryam mau kan ngajarin Aisyah mengaji, terus sholat, dan lainnya begitu kak?" Jawabku dengan sedikit rayuan, agar kak Maryam mau membantuku.
"Ok, tidak masalah. Nanti dimulai saja ya!" Ucap kak Maryam yang belum ku mengerti.
"Maksud nya mulai apa kak?" Tanyaku yang masih memutar otak.
"Ya kita bisa sholat isya' bersama, terus sekalian kita belajar mengaji." Ucap kak Maryam dengan rencananya.
"Ok kak, Aisyah siap!" Balasku dengan senyuman.
Nah_setelah ngobrol sebentar di ruang tamu , kita beralih diruang makan untuk makan malam. Ya_selayaknya keluarga kecil yang sedang makan bersama-sama, yang membuat suasana hatiku semakin bahagia. Karena ya_ternyata gadis yang berada dihadapanku sekarang dia adalah kakak sepupuku, bukan calon ibu tiriku.
Setelah selesai makan, kita istirahat sebentar diruang kekuarga. Dan tak lama kemudian, kita mendengar suara adzan isya' sedang berkumandang. Bergegaslah kita semua, di mana itu ada papa, kak Maryam dan aku sendiri. Kami pun segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat berjama'ah dirumah. Ya karena, jarak rumahku dengan masjid agak berjauhan.
Papa sebagai imam dan aku dengan kak Maryam sebagai makmumnya. Setelah sholat berakhir, sesuai rencana semula ya, kita mengaji bersama. Sedangkan papa sudah pergi dari ruangan sholat, karena akan melanjutkan tugas kantornya.
Terasa begitu kaku ketika aku mencoba menggerakkan lidahku yang membaca Al-Qur'an. Tapi, untung saja kak Maryam tidak mudah lelah selama mengajariku.
"Terimakasih ya kak, kak Maryam sudah sabar dalam mengajarkanku mengaji!" Kataku dengan lembut dan entah kenapa air mataku menetes secara perlahan.
"Sama-sama Aisyah, kenapa kamu menangis Aisyah?" Tanya kak Maryam yang khawatir.
"Emm...Aisyah menangis karena bahagia saja kak. Aisyah merasa lebih dingin dan tenang dihati." Jawabku dengan jujur.
"Sini kakak peluk kamu!" Ucap kak Maryam dengan menarikku dalam pelukannya.
Aku pun terharu dengan semua perubahanku, ya meskipun belum semuanya berubah tentang diriku yang buruk. Aku masih berproses menjadi yang lebih baik.
Setelah selesai mengaji, kamipun memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Sebelum aku tertidur pulas malam ini, tak lupa aku mengganti bajuku dengan baju tidurku yaitu bukan dress lagi, melainkan baju daster panjang yang memiliki lengan panjang.
Ku otak-atik sebentar ponselku. Dan setelah ku buka, ternyata ada beberapa pesan entah dari siapa itu.
"Aisyah, ibu mau bertemu sama kamu ditaman besok. Apa Aisyah mau?" Tanyanya padaku.
Dan setelah ku ingat-ingat beberapa saat, ternyata nomor yang memberi pesan padaku adalah tak lain dari ibu Laila. Ya_sebelum kami berpisah di toko tadi, aku sempat memberikan nomor handphoneku kepada beliau.
"Oh iya bu Laila, insyaallah Aisyah bisa." Jawabku dengan singkat.
"Baiklah, Ibu tunggu ditaman besok ya!" Balasnya kemudian.
"Iya bu Laila." Jawabku mengiyakan.
Kuletakkan ponselku diatas meja dekat dengan lampu tidurku. Dan kutarik selimut tebalku.
"Etttssss....hampir saja aku lupa membaca do'a sebelum tidur." Kataku yang belum sempat menarik selimutku sampai ke atas.
Setelah membaca do'a, barulah aku tidur dan menarik selimutku kembali sampai ke atas, hanya kepalaku yang tersisa.
******
"Aisyah, bangun!" Suara lembut yang membangunkanku dari tidurku.
"Iya kak. jam berapa sih ini ....kak Maryam udah stand by saja untuk bangunin aku!" Jawabku yang masih mengantuk.
"Jam 12.30 Aisyah, kita sholat tahajud dulu yuk! Katanya kamu mau berubah menjadi lebih baik!" Ucap kak Maryam dengan santai.
"Hah, iya kak. Aku mau kok berubah menjadi lebih baik." Balasku seketika dengan terkejut, lalu aku beranjak dari tempat tidurku.
"Ok, kakak tunggu kalau gitu." Ucap Kak Maryam yang menantang.
Bergegaslah aku menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhku, tapi aku tidak mandi hanya mencuci muka dan menggosok gigiku. Lalu, aku mengambil air wudhu untuk melakukan sholat sunnah tahajud.
Setelah selesai berwudhu, aku menghampiri kak Maryam yang sedari tadi sudah menungguku.
"Kak, Aisyah sudah siap." Kataku dengan wajah cerah setelah membasuhnya dengan air wudhu.
"Baiklah, kita sholat bergantian ya!" Ucap Kak Maryam dengan lembut.
Kita pun sholat tahajud dengan bergantian, dimana kak Maryam yang sholat terlebih dahulu. Sedangkan aku, masih menunggu dan melihat kak Maryam yang sholat. Etss...bukan berarti aku nggak bisa ya sholat sendiri, tapi aku masih butuh proses dalam perubahan.
Setelah kak Maryam selesai, barulah aku yang sholat. Alhamdulillah, aku melakukannya dengan baik. Namun aku juga tidak tahu, akan diterima atau tidak sama yang Maha Kuasa. Tapi, yang pasti aku sudah menjalankan dengan sepenuh hatiku.
"Nah Aisyah, bagaimana sekarang perasaan kamu?" Tanya kak Maryam.
"Menurut Aisyah, Aisyah jadi lebih tenang kak. Kayak merasa lega gitu setelah sholat malam." Jawabku dengan senyum lembut.
"Ya pasti itu, bukan hanya itu saja yang harus kamu rubah Aisyah, tapi perilaku kamu yang buruk. Termasuk juga rasa sabar dan masih banyak lagi." Ucap kak Maryam yang memberitahu dan menasehatiku.
"Iya kak, insyaallah Aisyah akan berusaha sabar dan menahan amarah dalam setiap apapun." Kataku merasa bersemangat.
"Hatiku merasa terketuk untuk menjalani perubahan menjadi lebih baik. Semoga aku bisa sepenuhnya berhijrah, termasuk juga dalam percintaanku nanti. Semoga diberikan jodoh yang mampu memimpinku ke jalan yang baik. Amin...!" Gumamku dalam batin.
Antusias yang tinggi dari dalam diriku untuk berubah menjadi wanita yang lebih baik, wanita yang mampu menutup auratnya demi semuanya dan menjadi wanita yang lebih bersikap lembut. Seakan tidak ada yang bisa menggoyahkan keinginanku itu. Hati sudah bertekad bulat untuk menjadi wanita beristiqomah. Rasa mantap di hati pun juga sudah aku rasakan. Semoga selalu dilancarkan dalam segala hal baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Sunarty Narty
amin...
2021-06-08
1
Herlina Sukawati
siapa si sebenarx maryam,jd penasaran dibuatx
2021-03-14
2
Herlina Sukawati
siapa si sebenarx maryam,jd penasaran
2021-03-14
2