BAB 15

Suasana pagi begitu cerah. Cahaya matahari masuk ke dalam ruangan yang kini menjadi tempat tidurku untuk sementara waktu, Ya_selama aku masih di rawat saja.

Sebenarnya sih, aku sudah merasa ngap di Rumah Sakit. Tapi mau bagaimana lagi, keadaanku masih belum memungkinkan untuk pulang ke rumah. Uppsss aku hampir lupa, aku kan bukan anak kandung Papa. Rasanya masih begitu terngiang ditelingaku dan terasa begitu hancur ketika ucapan itu sesaat terlintas di otakku.

****

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" Tanya papa kepada dokter yang membuatku sadar dari lamunanaku.

"*Putri bapak baik-baik saja, cuma harus banyak istirahat dulu di Rumah Sakit untuk sementara wakt*u." Jawab dokter menjelaskan.

"Alhamdulillah kalau begitu. Terimakasih ya dok!" Ucap papa berterimakasih.

"Ya sudah pak, saya keluar dulu ya, permisi!" Ucap dokter kepada kami, lalu meninggalkan ruangan dan tak lupa juga untuk menyuruhku meminum obat yang membuatku mual dengan rasa pahitnya. Ya, harap maklum saja dari kecil aku tidak suka obat.

"Alhamdulillah dek, kamu sudah semakin membaik. Ini juga berkat Yulian yang selalu mendo'akan kamu!" Kata kak Maryam dengan senyumnya yang melebar.

Disaat itulah aku merasa bingung apa maksud dari perkataan kak Maryam. Kenapa bersangkutan dengan Yulian?

"Maksud kak Maryam apa?" Tanyaku kepada kak Maryam dengan penasaran.

"Emmm...kasih tau tidak ya sama adek kakak yang satu ini?" Kata kak Maryam yang meledekku dan itu sungguh membuatku semakin penasaran.

"Apaan sih kakak ini, nggak lucu tau!" Gerutuku pada kak Maryam.

"Ok, kakak minta ma'af. Sebelum kakak cerita, kakak boleh tanya sesuatu sama Aisyah?" Tanya kak Maryam dengan serius.

"Tanya apa kak?" Jawabku dengan mengerutkan keningku dan membuat sebelah alisku ke atas. Ya, kalian bayangin ajalah bagaimana ekspresi wajahku.

"Aisyah sayang apa tidak sama papa dan kakak?" Tanya kak Maryam dengan lembut.

"Emm...Aisyah sayang sama kalian. Aisyah juga sudah menganggap kak Maryam adalah kakakku sendiri. Tapi jujur saja, Aisyah bersedih mendengar perkataan kak Maryam dengan papa waktu itu. Sekarang Aisyah merasa bukan siapa-siapa lagi dan Aisyah merasa sendirian ." Jawabku jujur dengan menundukkan kepala dan kedua mataku yang berkaca-kaca akhirnya tak dapat membendungnya.

Suasana menjadi hening seketika, karena hanya ada aku dan kak Maryam yang saat itu berada di dalam ruangan. Dan sedangkan papa, beliau ijin keluar untuk mencari makanan pagi ini.

"Teessssss!" Jatuhlah air mataku membasahi pipi.

"Janganlah menangis! Hapus air mata kesedihanmu. Jangan merasa kamu sendirian. Kamu masih punya papa dan kakak. Sampai kapanpun, kamu tetap keluarga kami. Papa dan kak Maryam sangat sayang sama kamu. Ingat perkataan kakak ya Aisyah!" Tutur Kak Maryam sambil memelukku.

Aku merasa nyaman sekali berada dipelukkan kak Maryam. Dia kakak yang baik, aku bersyukur memiliki keluarga yang menyayangiku dengan tulus. Ya, walaupun aku menyadari bahwa aku bukan saudara kandungnya.

Akhirnya, dengan sedikit penjelasan dan perkataan dari kak Maryam aku mulai mengerti. Dan aku berdo'a kepada Tuhan untuk bisa kuat dalam menghadapi segala cobaan yang harus aku hadapi. Termasuk juga ya, mendengar penjelasan dari papa entah itu menyakitkan atau...apalah, aku tidak mau tau!

"Kakak harap Aisyah selalu sabar dalam mengahadapi apapun. Oh iya, Aisyah masih mau kan menjadi seseorang yang lebih baik lagi?" Tanya kak Maryam dengan menatap kedua mataku dan ekspresi wajah yang begitu serius.

"Iya kak, Aisyah masih mencoba untuk beristiqomah!" Jawabku dengan sedikit senyum, tapi bukan berarti aku masih dalam keadaan bersedih ya! Hanya karena keadaanku yang masih sedikit merasa lemas.

"Emm...Aisyah mau tidak pakai jilbab dan cadar kembali?" Tanya kak Maryam yang membuatku langsung menyadari dan meraba-raba rambut sekaligus melihat dadaku yang kebetulan sedikit terbuka.

"Ya Allah kak, ternyata Aisyah tidak memakai jilbab dan cadar sedari tadi? Untung saja tadi dokternya perempuan dan hanya ada papa sama kak Maryam disini!" Jawabku panjang lebar sambil menepuk jidadku dengan pelan.

"Emm...gimana Aisyah? Aisyah mau kan memakainya kembali?"

"Jelaslah kak, Aisyah mau banget memakainya. Kenapa kakak tidak bilang dari tadi kalau Aisyah tidak memakai jilbab dan cadarnya?" Lagi-lagi aku menggerutu sambil memanyunkan sedikit bibirku, tapi aku tidak marah kok. Hanya saja, sedikit manja sama kak Maryam.

"Hmm....iiihhhh Aisyah, jelek tahu kalau ekspresi wajah adik kakak ini seperti itu. Nanti Yulian tidak mau lagi loh sama kamu!" Ucap kak Maryam yang meledekku. Dan andai kalian tahu, ucapan kak Maryam membuat pipiku memerah.

"Ihhh apa sih kak Maryam. Ah sudahlah, jangan ledek in Aisyah melulu!" Balasku dengan rasa malu.

"Ok, baiklah! Ya sudah sini kakak pakaikan jilbab dan cadarnya!" Ucap kak Maryam sambil tertawa kecil.

Setelah kak Maryam selesai membantuku dalam memakai jilbab dan cadar, tiba-tiba papa datang membawa makanan dan beberapa buah-buahan. Dan sungguh, rasanya aku ingin segera memakan buah-buahan segar yang dibawa oleh papa.

"Assalamu'alaikum sayangnya papa!" Ucap papa yang menyapa kami dan tak lupa dengan senyuman melebar.

"Wa'alaikumsalam pa!" Balas kami bersamaan.

"Maryam, kamu makan dulu! Biar papa yang temenin Aisyah." Ucap papa kepada kak Maryam dengan menyodorkan makanan yang dibawanya.

"Tid**ak usah pa, papa saja makan dulu. Aisyah biar Maryam yang temenin." Balas kak Maryam dengan lembut.

"Sudah, papa dan kak Maryam makan bersama saja! Aisyah tidak apa-apa kok sendirian. Lagi pula, papa dan kak Maryam makannya kan tidak jauh juga dari Aisyah!" Ucapku yang menyela perdebatan kecil antara papa dan kak Maryam.

Akhirnya mereka makan bersama dalam ruangan ini. Yang jaraknya tak begitu jauh juga dengan tempat aku terbaring lemah. Ya, sekitar 2 meter lah. Kebetulan juga ruangan ini sedikit luas dan ada sofanya juga. Ya, seperti ruang tamu kecillah. Di mana itu yang menjadi meja makan papa dan kak maryam.

Suasana menjadi sepi, karena aku yang tak ingin mengganggu papa dan kak Maryam sarapan pagi. Jujur, aku merasa bosan sekali hanya bisa terbaring di kasur yang tak senyaman kasurku di rumah. Dan akhirnya aku mencoba menghibur diri dalam kebosananku dengan mengotak-atik ponselku yang ku raih dari atas nakas yang tak begitu jauh juga dariku.

"Oh My God!" Kataku yang merasa terkejut, karena ada 5 pesan dari bu Laila dan beberapa juga dari Aida.

"Assalamu'alaikum Aisyah, bagaimana kabar kamu nak?" Pesan dari bu Laila.

"Aisyah, kenapa tidak dibalas pesan dari ibu?"

"Assalamu'alaikum Aisyah, Aisyah lagi sibuk apa tidak? Ibu mau bertemu.

"Aisyah, ibu merasa sedih kalau tidak ada kabar dari kamu nak! Tolong balas pesan ibu ya!

"Aisyah baik-baik saja kan? Ibu merasa khawatir dengan keadaan Aisyah!"

Seketika aku merasa aneh dengan pesan-pesan dari bu Laila yang menurutku begitu berlebihan. Padahalkan, tidak ada hubungan apa-apa antara kami. Tapi jujur saja, itu juga membuatku bersedih atas rasa kekhawatirannya. Entahlah, ada hubungan apa antara aku dan bu Laila. Penuh dengan tanda tanya???

Bersambung...

Terpopuler

Comments

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

Bu Laila kangen sama Aisyah ya

2022-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 Bab 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 Bab 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 Hari Yang Dinanti
112 Balai Raya Aceh Sepakat
113 Akad Nikah
114 Aisyah Galery
115 Aku dan Kamu
116 Seperti Malam Itu
117 Memberi Pengertian
118 Malam yang Menghangatkan
119 Tamu di Pagi Hari
120 Dua Tahun Lalu
121 Berprasangka Baik
122 Sebuah Kejutan
123 Bahagia di Hari Itu
124 Aisyah Galery
125 Jesica
126 Finally
127 Edinburgh
128 Janji Yang Terucap
129 Royal Mile (Edinburgh)
130 Sebuah Pertemuan
131 Tatapan Itu
132 Nicolson Square Gardens
133 Cemburu (tidak) Buta
134 Percayai Aku
135 Selalu Beriktikad Baik
136 Hanya Berdua
137 Merindukan Kota Medan
138 Amanah Dan Khadijah?
139 Galeri Seni
140 Come Back To Indonesia
141 Yulian Pergi?
142 Melakukan Tugas
143 Terima Kasih Tuhan
144 Apa Yang Terjadi?
145 Darah
146 Bayangan Semu
147 Wanita Itu?
148 Rasa Yang Menyelimuti Hati
149 Di Atas Kuasa-Nya
150 Remuknya Hatiku
151 Takdir
152 Hanya Arumi
153 Sepasang Mata?
154 Selembar Foto
155 Aku Percaya kepadamu
156 Rintihan Air Mataku
157 Kepulangan Yulian
158 Kembali Pulang
159 Ketakutan Dalam Diriku
160 Sangat Berantusias
161 Ada Apa?
162 Apakah Itu Khadijah?
163 RSIA Stella Maris Medan
164 Keputusanku
165 Promise
166 Amanah Darimu
167 Selamat Datang
168 Rasa Syukurku
169 Cinta Terakhirku
Episodes

Updated 169 Episodes

1
BAB 1
2
Bab 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
Bab 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
Hari Yang Dinanti
112
Balai Raya Aceh Sepakat
113
Akad Nikah
114
Aisyah Galery
115
Aku dan Kamu
116
Seperti Malam Itu
117
Memberi Pengertian
118
Malam yang Menghangatkan
119
Tamu di Pagi Hari
120
Dua Tahun Lalu
121
Berprasangka Baik
122
Sebuah Kejutan
123
Bahagia di Hari Itu
124
Aisyah Galery
125
Jesica
126
Finally
127
Edinburgh
128
Janji Yang Terucap
129
Royal Mile (Edinburgh)
130
Sebuah Pertemuan
131
Tatapan Itu
132
Nicolson Square Gardens
133
Cemburu (tidak) Buta
134
Percayai Aku
135
Selalu Beriktikad Baik
136
Hanya Berdua
137
Merindukan Kota Medan
138
Amanah Dan Khadijah?
139
Galeri Seni
140
Come Back To Indonesia
141
Yulian Pergi?
142
Melakukan Tugas
143
Terima Kasih Tuhan
144
Apa Yang Terjadi?
145
Darah
146
Bayangan Semu
147
Wanita Itu?
148
Rasa Yang Menyelimuti Hati
149
Di Atas Kuasa-Nya
150
Remuknya Hatiku
151
Takdir
152
Hanya Arumi
153
Sepasang Mata?
154
Selembar Foto
155
Aku Percaya kepadamu
156
Rintihan Air Mataku
157
Kepulangan Yulian
158
Kembali Pulang
159
Ketakutan Dalam Diriku
160
Sangat Berantusias
161
Ada Apa?
162
Apakah Itu Khadijah?
163
RSIA Stella Maris Medan
164
Keputusanku
165
Promise
166
Amanah Darimu
167
Selamat Datang
168
Rasa Syukurku
169
Cinta Terakhirku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!