Cuaca pagi ini cukup cerah. Cahaya matahari telah bersinar disela-sela gorden kamarku. Namun, aku masih saja merasa malas untuk beranjak dari kasur yang sangat nyaman aku tiduri saat ini. Bukan berarti aku wanita pemalas ya namun, aku merasa begitu lelah. Entahlah_jam berapa aku mulai tertidur dan handphoneku pun juga masih dalam genggaman tanganku. Rasanya cuma pengen rebahan saja, tapi aku ingit kalau hari ini kuliahku sudah mulai masuk.
"Non Aisyah bangun! Sarapannya sudah siap non!" Ucap bik Murni yang membangunkanku dan memanggilku dari luar pintu seraya memberi tahu bahwa sarapan pagi ini sudah siap.
"Iya bik, nanti aku turun kok!" Ucapku yang penuh dengan rasa males, tapi aku sadar cacing-cacing yang ada didalam perutku sudah berbaris dan bergoyang-goyang minta jatah makan.
Beranjaklah aku dan bergegas untuk mandi beberapa menit saja, karena aku tidak suka kalau harus lama-lama berada dikamar mandi.
Setelah usai mandi, ku ambil kaos polos unguku dan ku padukan dengan celana panjang yang berbentuk menyerupai pensil. Aku juga tidak suka berdandan yang memakai make up dan segala macemlah. Aku cukup menguncit rambutku ke atas dan sudah selesai.
"Selamat pagi bik!" Sapaku pada bik Murni dengan senyuman manis pagi ini, sembari dengan basa-basi kecil sebelum aku bersiap untuk menyantap makanan yang sudah tersedia di atas meja makan. Karena tidak mungkin jika aku langsung menyantap makanannya, takutnya nanti aku dikira tidak sopan. Sedangkan aku masih punya rasa sopan dan malu di dalam diriku.
"Iya Non, selamat pagi juga!" Balas bik Murni dengan senyuman lebar dan mengambilkanku makanan yang sudah tersedia tadi di atas piring. Ini kebiasaanku setiap hari, memang bik Murni yang mengerti aku. Nah, maka dari itulah aku menganggap bik Murni sebagai ibuku sendiri. Tapi bukan berarti aku anak yang manja terhadap bik Murni.
Sarapan pagi ini benar-benar sesuai dengan bayanganku, sehingga membuatku berselera saat memakannya. Begitu lezat pokoknya. Tidak ada yang bisa menandingi masakan bik Murni.
Sejenak suasana terhening. Tidak ada pembiacaraan antara aku dengan bik Murni. Tapi, karena rasa penasaran yang tidak dapat aku tahan, kini aku tanyakan kepada bik Murni.
"Oh iya bik, papa belum pulang juga ya?" Tanyaku disela-sela keheningan.
"Belum Non, mungkin saja Tuan masih sibuk bekerja!" Jawab bik Murni yang menjelaskan.
Di dalam hatiku berkata. "Hah, sibuk kerja sampai lupa sama anaknya."
Entahlah, papaku memang sibuk bekerja atau sibuk dengan wanita selingkuhannya. Yang membuatku selalu pusing jika terpikirkan tentang papa ku yang tidak pulang ke rumah.
********
Banyak suara langkah kaki yang berjalan maupun berlari. Banyak juga suara mengobrol yang bernada keras maupun pelan. Ya, ini dia kampusku. Kampus idamanku yang cukup terkenal.
"Aisyah...!" Seseorang memanggilku dari jarak yang tak begitu jauh, ya_sekitar 2 meteranlah.
"Eh Aida...!" Balasku dengan lambaian tangan dan senyuman manis. Dan memang aku manis tanpa senyum pun!
Ya_dia Aida sahabatku sejak kami masih duduk di bangku SMU sampai kami didunia perkuliahan. Memang benar kami satu kampus tapi, kami berbeda dalam mengambil jurusan.
"Aku kangen sama kamu Aisyah!" Ucap Aida sembari memelukku.
"Iya Aida, aku juga kangen sama kamu." Balasku dengan memeluknya pula.
Sejak liburan kuliah yang cukup lama, aku dan Aida jadi jarang bertemu. Ya_karena Aida sibuk bekerja membantu ibunya dan sedangkan aku, aku tidak mau lah ya kalau mengganggu Aida, jadi aku ya dirumah saja sambil baca novel kesukaanku. Bukan berarti aku tidak mau mencari perkerjaan seperti Aida, tapi karena aku belum siap saja.
Oh iya, Aida itu gadis cerdas dan baik hati yang berkulit putih. Sedangkan tingginya, ya lebih tinggi aku cuma berbeda beberapa cm saja kok. Aida itu juga suka berjilbab dalam setiap kesehariannya. Lebih hebatnya lagi dia itu dapat beasiswa loh, waw kan...!
Kita sering mengobrol dalam setiap perjalanan dilorong kampus. Ya_termasuk saling curhat terutama curhat tentang masalahku dengan papaku.
"Oh iya Aisyah, bagaimana kabar kamu sama Yulian?" Tanya Aida padaku secara tiba-tiba.
"Emm....Yulian? Ah_sudahlah Aida jangan bahas Yulian ya!" Pintaku sembari menjawab pertanyaan Aida.
"Loh, kenapa Aisyah? Apa kamu punya masalah dengan Yulian?" Lagi-lagi Aida bertanya dengan rasa penasarannya.
"Emm ma'af Aida, aku nggak bisa jawab sekarang. Akan aku ceritakan kalau waktunya sudah tepat. Aku harus pergi masuk ke kelas dulu ya!" Ucapku dengan meninggalkan Aida.
"Ya Aisyah, bukannya masih nanti jadwalnya masuk ke kelas?" Ucap Aida yang tak ku hiraukan.
Aku mencoba menghindari Aida dan sampai akhirnya ...
"Brukkk...!" Suara tubuh yang jatuh kelantai.
"Aduh!" Rintihku kesakitan setelah tubuhku terjatuh di lantai.
"Asif al-ukhty, laqad aisatadamat biulsudfat (ma'af , saya tidak sengaja)." Ucapnya dengan bahasa yang tidak aku mengerti apa artinya. Aku hanya bisa menatap dengan mulut ternganga atas perkataannya. Dan paling menyebalkan lagi lelaki itu langsung pergi meninggalkanku tanpa membantuku untuk berdiri. Coba bayangin, menurut kalian bagaimana coba? Cowok aneh dan angkuh bukan!
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang berjalan mendekatiku. Ya, aku mendongakkan kepalaku terlebih dulu untuk mihat wajah siapa yang ada dihadapanku. Dan ternyata.
"Sini aku bantu kamu berdiri!" Ucapnya sambil mengulurkan tangannya yang ingin mencoba membantuku.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri kok!" Ucapku dengan ketus dan sinis. Karena aku masih tidak mau melihatnya. Melihat wajah yang sudah membuatku terluka. Tahu kan kalian siapa yang aku maksud, pastinya Yulian.
"Sorry, aku harus pergi." Ujarku kemudian sambil berjalan meninggalkan Yulian yang masih berdiri terpaku.
"Emm... Aisyah, tunggu!" Panggilnya yang tak ku hiraukan. Dan pastinya dia tahu kalau aku masih memiliki rasa marah terhadapnya.
*******
Hari sudah mulai sore, semua Mahasiswa dan Mahasiswi lainnya sudah banyak yang pulang. Hanya beberapa sih yang masih berada di kampus. Dan kegiatan mereka kebanyakan hanya mengobrol.
"Kring...kring...!" Terdengar suara handphone ku yang berada didalam tas sedang berbunyi. Menandakan ada panggilan masuk ke nomor handphone ku.
"Hallo!" Ujarku setelah mengangkat telefon itu.
"Aisyah, kamu di mana sekarang?" Tanya seseorang dari seberang.
"Aisyah masih di kampus pa, sudah ya Aisyah tutup dulu." Jawabku dengan singkat, karena masih ada rasa sedikit kesal terhadap papa ku.
Kenapa sih, hari ini aku harus bertemu dengan Yulian dan sekarang aku harus bertemu dengan papa ketika setiba di rumah nanti. Huh, rasanya aku malas banget mau pulang. Tapi, aku juga merasa kangen sama bik Murni, jadi ya aku putus kan untuk segera pulang. Dan aku merasa kangen juga sama masakan bik Murni.
Terlintas sejenak dalam pikiranku tentang lelaki yang tidak sengaja tabrakan denganku tadi.
"Siapa ya kira-kira lelaki tadi? Sepertinya aku tidak pernah bertemu dengannya selama di kampus. Cowok yang cuek, angkuh dan tidak berperasaan." Entahlah, siapa dia. Aku juga tidak perduli, karena aku tidak kenal dengannya.
Ku lanjutkan perjalananku dengan mengayuh sepeda.
Di mana jarak rumahku dengan kampus ku tidak terlalu jauh, kira-kira sekitar 1 jam-an lah.
Indahnya kota menjadi penghias dalam setiap perjalananku. Ramainya kota membuatku harus berhati-hati dalam mengayuh dan menyeberangi setiap perjalanan. Aku sungguh menikmati berkendara bebas polusi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Bunga Syakila
lagi menyimak
2021-10-24
1
Andie Youlee
👍👍👍👍👍
2021-08-03
1
Sunarty Narty
calon jodoh..
2021-06-07
1