Suasana hati Vico berubah 180 derajat dari yang mulanya murung
karena melihat adegan di cafe menjadi tersenyum setelah mendengar kabar yang
sangat membahagiakan ini. Bahkan beberapa karyawan wanita yang melihatnya
terpukau dengan wajah Vico yang tersenyum tersebut. Vico tersenyum adalah
ekspresi yang langka menurut karyawan wanita di kantor, bagaimana tidak dia
selalu berwajah dingin dan saat menatap seseorang akan membuatnya bergetar.
Belanda
Tujuan utama Putra selain menemui kakek dan mengurus bisnis
di sana dia juga dapat informasi dari anak buahnya telah menangkap mata-mata
yang mengikuti Arini.
“Kakek dimana bi ?” Tanya Putra kesalah satu pelayan di sana.
“ Tuan besar ada di kamarnya tuan.” Jawab pelayan tersebut
“Terima Kasih.” Ucap Putra dan bergegas ke kamar kakeknya.
“Kakek. Apa kabar ?” Tanya Putra.
“Jagoan kakek, kakek baik-baik saja, kamu kenapa tidak
bilang kalau kesini biar kakek jemput tadi.” Ucap kakeknya dan memeluk cucu
laki-laki satu-satunya tersebut.
Mamah putra adalah anak satu-satunya kakek putra sehingga
kakek sangat menyayangi putra dan Arini, tetapi karena beberapa bisnisnya di
Belanda dia tidak mau ikut putrinya tinggal di Indonesia.
“Kakek, putra langsung ke kantor ya, dan beresin beberapa
masalah laporan dari Felix dan George kemarin.” Ucap Putra dan berdiri akan meninggalkan
kakeknya.
“Kenapa buru-buru nanti saja, kakek masih kangen sama kamu.”
Ucap kakek.
“ Nanti kalau sudah selesai Putra akan temani kakek ya, ini
penting untuk putra. O iya kek dapat salam dari mamah papah dan Arini.” Ucap
Putra dan pergi.
“Iya hati-hati.” Ucap kakek
Putra lalu menuju kesalah satu Gedung di sana yang memiliki
ruang bawah tanah dimana biasanya menjadi tempat penyiksaan anak buahnya atau
lawannya yang mengganggu bisnisnya.
“Selamat malam Tuan.” Ucap Felix dan beberapa orang di sana.
“Malam, bagaimana sudah kalian dapat informasi siapa yang
menyuruhnya.” Tanya Putra pada Felix
“ Belum Tuan. Dia tidak mau memberitahukan siapa yang
menyuruhnya.” Jawab Felix.
“ Siksa lebih kejam sampai dia memberitahu siapa yang
menyuruh, tapi ingat jangan sampai dia mati, akan lebih sulit kita menemukan
tersangka utamanya.” Perintah Putra.
“Baik Tuan, apa perlu kita mendatangi Orlando ?” Tanya Felix
lagi.
“Sementara jangan dulu aku akan menghubunginya jika, anak
buahnya ini tidak mengatakan siapa yang menyuruhnya.” Jawab Putra. Karena dia
tidak ingin berurusan dengan Orlando.
“Baik Tuan.” Jawab Felix
Putra segera meninggalkan ruangan tersebut dan naik ke
lantai paling atas ditemani Felix meninggalkan algojo yang menyiksa Alex.
“Panggilkan George, suruh ke kantor sekarang aku
menunggunya.” Perintah Putra.
George dan Felix adalah orang kepercayaan Putra untuk
mengurusi Bisnisnya.
Felix untuk mengurus bisnis gelap, seperti jual-beli senjata
ilegal, tempat hiburan malam, dan beberapa jaringan kerja ilegal penghasil uang
yang berkuasa di eropa. Sedangkan George mengurus bisnisnya yang resmi di sana
untuk membantu kakeknya.
Felix dan Putra sudah berada di dalam ruangannya.
“Selamat malam Tuan.” George yang baru datang dari rapat
masuk ke ruangan Putra.
“Malam, bagaimana pekerjaan disini ?” Tanya Putra pada
George.
“Lancar tuan, tapi ada sedikit masalah tentang lahan yang
akan kita gunakan untuk proyek terbaru ada geng yang menghalangi saat perluasan
lahannya.” Ucap George yang memang tidak tahu kalau Putra juga memiliki bisnis
gelap.
“Selain itu ?” Tanya Putra lagi
“ Ada beberapa proyek baru untuk pengembangan Pabrik mobil
dan perhiasan yang perlu persetujuan tuan Putra.” Ucap George lagi.
“Oke nanti saya urus semua.” Jawab Putra
“George aku dengar ada penjualan saham kita secara ilegal di
bisnis gelap. Apa yang terjadi ? dan bagaimana tindakanmu hingga itu terjadi.
Aku tidak mau Kakek sampai tahu hal itu.” Perintah putra lagi.
“ Baik Tuan akan segera saya bereskan secepatnya.” Jawab
George
“Oke segera bereskan aku mau besok kamu sudah melaporkan
padaku semua itu sudah beres. Kamu bisa pergi sekarang” Ucap Putra
“ Felix kamu tahu masalahnya, segera bantu George
membereskannya tapi jangan sampai terlalu mencolok, Ingat harus rapi.” Perintah
putra
Rumah Arini
Terlihat makanan sudah tertata dengan rapi di meja makan.
Kedua orang tua Arini sudah berpakaian rapi untuk menyambut calon besannya
tersebut, begitu juga Arini sudah berpakaian cantik dengan rambut diurai, gaun
berwarna putih dan polesan tipis di wajahnya membuatnya terlihat anggun dan
elegan tidak berlebihan.
Terdengar mobil berhenti di depan rumah. Terlihat keluarga Vico
datang disambut keluarga Permana. Arini dan Vico yang memang sudah beberapa
kali bertemu hanya saling memandang tanpa berkata apa-apa.
Calon istriku cantik sekali, aku tidak sabar segera
menikahinya. Batin Vico
Mereka pun makan malam bersama setelah usai mereka saling
membicarakan rencana pernikahan Arini dan Vico.
“ Kapan kira-kira kita bisa mengadakan acara pernikahannya.”
Tanya papah Vico
“ Secepatnya tidak apa-apa, karena memang hal baik harus
segera dilaksanakan.” Jawab Pak Permana
“ Iya aku setuju bagaimana kalau minggu depan saja ?” Ucap
papah Vico
“ Tidak apa-apa ya Arini minggu depan kamu menikah ?” Tanya Papah
Arini pada Arini
“Arini terserah papah saja, tapi bisa tidak pah resepsinya
tidak perlu dirayakan , pernikahannya sederhana saja diikuti keluarga sendiri
saja, Arini tidak terlalu suka keramaian Pah.” Jawab Arini
“ Vico setuju pah dengan ide Arini.” Jawabnya tegas.
Membuat yang lain kaget dengannya karena memang dari tadi
Vico tidak berbicara sama sekali hanya tersenyum.
Setelah makan malam usai kedua keluarga itu berada di ruang
keluarga dan saling berbincang masalah bisnis dan penyelenggaraan pernikahan
sedangkan Arini dan Vico berada di taman untuk mengobrol.
“Halo Arini.” Sapa Vico yang bingung mau membicarakan apa
dan topik apa yang pas dibicarakan dengan Arini.
“Iya Pak Vico.” Jawab Arini yang sedikit malu di dekat
laki-laki itu.
“ Vico, panggil Vico saja tidak perlu Pak, Arini.” Ucap Vico
“Iya Vico.” Jawab Arini singkat
Aku harus membicarakan apa ya ? Dia ini kenapa hanya
menjawab singkat, dan tidak memulai obrolan atau tanya apa begitu tentangku,
kita kan minggu depan akan menikah apa dia tidak ingin mengenalku. Batin
Vico sedikit Frustasi dengan Arini
“ Arini selain desain Arsitektur kamu suka apa ?” Tanya Vico
memberanikan diri.
“Saya suka membaca buku.” Jawa Arini singkat
Tuh kan tuh kan coba dong jawabnya yang lengkap atau
beserta penjelasan dan balik tanya begitu. Batin Vico
Mereka terdiam cukup lama sampai Vico memulai pembicaraan
lagi.
“Arini kamu menyukai apa saja ?” Tanya Vico
“Buah strobbery, warna biru, buku, desain arsitektur makanan
asam dan manis.” Jawab Arini singkat padat dan jelas.
“O” itu jawaban Vico
“Kenapa kamu mau dijodohkan Arini ?” Tanya Vico
“ Karena Papah tidak pernah meminta apapun denganku, Papah
selalu mendukung apapun keputusanku dan tidak pernah mengekangku, jadi aku
menurutinya, selain itu pasti tujuan papah baik.” Jawab Arini yang membuat Vico
sedikit terkejut dengan jawaban itu
“ Kamu sendiri kenapa mau dijodohkan ?” Tanya Arini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
DD😇
KARENA AKU YANG MINTA. " JAWAB VICO
🤣🤣🤣🤣🤣
2020-12-07
0
Aam Sumiati
Loh
2020-10-19
0
Aam Sumiati
Nah lih Vico... Arini tanya balik.
2020-10-19
3