Setelah menerima informasi tersebut Arini sangat senang dan
mengirim pesan pada kakaknya bahwa dia berhasil memenangkan tender tersebut.
Kak Arini menang tender Perusahaan Angkasa kakak tidak
traktir Arini ? -----Kakakku Sayang
Setelah mengirim pesan tersebut Arini lalu pergi ditemani
Vivi untuk bertemu kliennya hari ini.
Dia sampai di sebuah Cafe tempat mereka berjanji untuk
bertemu. Tidak berapa lama kliennya sampai dan menemui Arini serta Vivi dan
duduk di depan Arini.
“Selamat siang Nona Arini dan Nona Vivi saya Aldo.” Ucap
Aldo sambil berjabat tangan dengan Arini dan Vivi
“Selamat siang tuan Aldo.” Jawab Arini dan Vivi serempak.
“Berikut beberapa contoh desain yang sudah saya buat untuk
rumah yang Pak Aldo pesan kemarin.” Jelas Arini sambil menyerahkan desainnya
kepada kliennya tersebut.
Aldo pun menerima desain tersebut dan melihat setiap detail
yang tergambar di dalamnya.
“Sepertinya saya menyukai desain yang ini, tolong
ditambahkan pencahayaan di beberapa titik yang saya tandai dan desain taman pada
area ini dan tolong untuk pewarnaannya saya ingin yang lebih ke abu-abu karena
saya menyukai warna itu, mmm sepertinya itu yang perlu diubah, over all saya
suka dengan desainnya.” Ucap Aldo sambil menjelaskan keinginan desainnya.
“Baik Pak Aldo akan kami perbaiki desainnya dan akan kami
informasikan pak Aldo saat sudah selesai, terima kasih atas kerja samanya.”
Jawab Arini kepada Aldo sambil menerima desain yang dipilih Aldo dan
memperhatikan beberapa tanda yang telah dibuat Aldo.
“ Baik begitu dulu yang Nona Arini dan Vivi saya akan pergi
dulu karena ada pertemuan dengan teman saya.” Pamit Aldo pada Arini dan Vivi.
“Baik Pak Aldo semoga selamat sampai tujuan, terima kasih
banyak atas kepercayaannya pada perusahaan kami.” Ucap Arini sambil menjabat
tangan Aldo.
Selesai pertemuannya Vivi dan Arini kembali ke kantor dan
memberitahu Vivi bahwa besok ada rapat di perusahaan Angkasa Grup untuk
membahas pembagian desain Proyek.
Sesampainya di perusahaan Arini dan Vivi lalu menuju mushola
untuk sholat dzuhur dan ashar lalu Arini kembali ke ruangannya untuk
menyelesaikan desain kantor firma Kang&Han karena besok dia berencana
bertemu dengan teman ayahnya tersebut untuk persetujuan akhir.
Waktu menunjukkan sudah jam 6 sore Arini bergegas sholat dan
melanjutkan desainnya. Jam 8 malam dia sudah menyelesaikan desainnya, lalu dia
bergegas pulang.
Saat akan memasuki mobil dia mengecek telepon genggamnya.
Huh kak Putra tidak balas pesanku. Gerutu Arini
Arini memanyunkan bibirnya sambil masuk ke dalam mobil dan
melajukannya untuk pulang.
Sesampainya di dalam rumah dia bertanya ke salah satu
pembantu rumahnya.
“Bi Kak Putra sudah pulang ?” Tanyanya ke Bibinya tersebut
“Sudah non, Den Putra ada di dalam ruang kerja.” Jawab bibi
yang Arini tanyai.
“Baik bi , Terima kasih.” Ucap Arini lalu meninggalnya bibi
tadi dan menuju ke ruang kerja kakaknya.
“Kak Putra tidak baca pesan Arini ?” Arini masuk dan
bertanya pada kakaknya dengan wajah cemberut.
“Oh belum dek maafin kakak ya, hari ini kakak sibuk sekali
belum sempat buka pesan hanya menerima panggilan saja. Ada apa ?” Tanya Putra
pada Arini
“Arini menang tendernya perusahaan Angkasa Grup, besok kita
ada meeting untuk pembagian desain yang akan menjadi tanggung jawab
perusahaanku.” Jelas Arini dengan wajah terlihat bahagia.
“Selamat ya dek.” Jawab Putra singkat.
“Selamat saja ?” Tanya Arini dengan ekspresi cemberut.
“Terus?” Tanya Putra singkat.
“Traktir begitu atau apa kek.. ?” Tuntut Arini
“Oke nanti kalau kakak senggang kakak ajak kamu makan ya? ya
sudah cepat pergi sana kakak sedang sibuk.” Jawab Putra dan menyuruh adiknya
pergi.
Tanpa berkata-kata lagi Arini meninggalkan ruangan kerja
kakaknya. Putra memang sangat serius saat bekerja dan tidak suka jika ada yang
mengganggunya. Tidak berapa lama mata-mata yang ditugaskannya melaporkan
kegiatan Arini hari ini. Karena merasa tidak ada yang dibicarakan lagi Putra
mengakhiri panggilannya.
Putra segera menyelesaikan pekerjaannya dan beranjak
meninggalkan ruangnya untuk istirahat.
Pagi hari di tempat parkir Perusahaan Angkasa Grup
Terlihat Arini dan Vivi keluar dari dalam mobilnya dan
menuju ruang rapat.
Vico yang terlihat tidak sabar dalam hatinya untuk bertemu
Arini bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, walaupun perasaan itu tidak ia
tunjukkan. Dia tetap terlihat seperti Vico yang biasanya.
Sesampainya di kantor Vico langsung menuju ruang rapat dan
mengikuti jalannya rapat diikuti Sekretaris Kim. Rapat pun dimulai kali ini
dipimpin oleh pimpinan tim desain. Vico hanya terlihat mendengarkan dan
kadang-kadang mencuri pandang melihat Arini.
Arini dan Vivi tidak menyadari hal tersebut karena fokus
dengan penjelasan Pimpinan desain tersebut dibandingkan dengan sekitarnya.
Hanya sekretaris Kim yang melihat Tuannya tersebut melakukan hal itu. Dia hanya
menghela nafas melihatnya.
Pimpinan tim desain menjelaskan ke masing-masing perusahaan
bagian mana yang akan menjadi tanggung jawab desainnya. Perusahaan Arini berkesempatan
untuk mendesain tempat hiburan.
Meeting pun selesai dan pimpinan tim desain mengakhirinya.
Semua peserta Rapat keluar dari ruangan. Vico pergi menuju ke ruangannya, dia
duduk di kursinya. Dia berpikir bagaimana cara mendekati Arini dengan tidak
membuatnya terlihat mengejar Arini tetapi Arini bisa menjadi miliknya.
Tidak beberapa lama dia memiliki ide untuk membuat panggilan
kepada orang tuanya.
“Hallo Vic, ada apa menghubungi papah ?” Sahutan dari papah
Vico.
“Pah Vico ingin menikah.” Ungkap Vico.
“Hah menikah, kenapa tiba-tiba dan siapa calonnya ?” Tanya
Papahnya Vico
“ Papah kenal sama Permana Grup ?” Tanya Vico lagi walaupun
dia terlihat dingin di hadapan orang lain tapi di depan orang tuanya Vico cukup
baik dan sedikit manja.
“ Kenal dia rekan bisnis papah, ini kita lagi bertemu di
Amerika untuk rencana pembangunan Hotel di sini, ada apa Vic ?” Tanya ayahnya
lagi yang bingung dengan yang anaknya bicarakan dan hanya menjawabnya saja.
“Pah bisa minta dia menjodohkan anak perempuannya dengan
Vico ?” Ungkap Vico yang sedikit malu dengan apa yang dia minta pada ayahnya
tersebut.
“Bagaimana Vic ? Papah bingung maksud kamu, tadi kamu bilang
mau nikah, sekarang minta dijodohkan?” Tanya Papah Vico yang bingung dengan
panggilan anaknya yang tiba-tiba meminta dijodohkan.
“Begini pah Vico suka sama anaknya om Permana, Vico baru 3x
ketemu, Vico juga tidak mengerti tapi Vico suka sama Arini pah anaknya om
Permana, Vico ingin menikah dengan dia.” Jelas Vico yang masih membuat ayahnya
bingung.
“ Kenapa kamu tidak mendekatinya saja, kenapa harus minta
papah untuk menjodohkan kamu, selain itu kamu juga baru bertemu 3x sudah minta
dinikahkan, memangnya kamu sudah mengenal anaknya om Permana dengan baik, Ingat
ya Vic ini pernikahan, dimana kamu tidak boleh main-main dan harus bertanggung
jawab seumur hidup ?” Ungkap Ayah Vico mewanti-wanti pada anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Iza
baru kali ini aq baca novel minta dijodohkan😀😀😀
2021-08-11
0
Queen Jessie👑
dia bilang mau nikah kok kyk mau beli es boba si,, ringan bgt keknya😌🤣
2021-04-08
0
Franki Lengkey
swmangat thor lanjud
2021-04-06
0