“Kamu jangan mencemaskan itu anak aku menyukai anak kamu
juga, dia yang memintaku menanyakannya padamu.” Jawab Pak Marco.
“ Baiklah aku yakin anakmu anak yang baik selain memiliki
wajah tampan. Nanti aku coba bicarakan dengan istriku dan Arini.” Jawab Pak
Permana karena merasa Vico serius dengan putrinya selain itu dia dan Marco
memang rekan bisnis sejak lama dan beberapa kali menangani bisnis yang sama
sudah seperti saudara.
Setelah pembicaraan perjodohan antara Vico dan Arini
disepakati keduanya mereka pun membicarakan tentang bisnis.
Kantor Arini
Selamat siang Pak Aldo untuk desainnya sudah selesai dan
dapat diambil di kantor desain saya, Terima Kasih—Klien Aldo
Begitulah isi pesan yang Arini kirim pada Aldo. Tidak
beberapa lama pesan sudah diterima Aldo dan dia baca. Mengetahui informasi
tersebut Aldo tidak menyuruh anak buahnya kesana tetapi memilih datang sendiri
ke kantor Arini.
“Siang nona, tuan Aldo datang untuk mengambil desainnya.”
Ucap Vivi kepada Arini di ruangannya.
“Iya Vivi terima kasih, saya akan menemuinya.” Balas Arini
“Baik Nona.” Vivi menjawab dan meninggalkan ruangan Arini.
Arini bergegas memasukkan desainnya ke kalam wadah gulungan.
Dan berjalan ke ruang meeting untuk menemui Aldo.
“Selamat siang Pak Aldo ini untuk desainnya sudah saya selesaikan, jika ada tambahan nanti bisa
menghubungi saya.” Ucap Arini dengan menyerahkan Desainnya pada Aldo
“ Baik Nona Arini, o iya nona maaf kalau saya terdengar
lancang, Apakah nona sudah memiliki pasangan ?” Tanyanya yang sedikit
ragu-ragu.
“ Sementara saya masih sendiri Pak Aldo.” Ucap Arini singkat
Sepertinya apa yang Vivi ucapkan tempo hari kalau Pak
Aldo tertarik denganku benar. Batin Arini
Wah aku masih memiliki harapan untuk mendekati nona
Arini, aku sudah tertarik dengannya
sejak dia bersekolah sama denganku saat di Belanda. Sepertinya dia tidak
mengingatku. Batin Aldo
Mereka berdua pun terdiam setelah membicarakan hal yang
memang dirasa sangat pribadi tersebut.
“Nona Arini jangan memanggil saya Pak Aldo, panggil Aldo
saja agar lebih akrab, sebenarnya kita dulu pernah satu sekolah lho saat di
Belanda.” Ucap Aldo mengingatkan Arini.
“ Iya mohon maaf saya tidak terlalu ingat, karena memang
saya jarang bergaul saat disekolah dulu.” Ucap Arini. Arini memang gadis yang
cukup pendiam saat bersekolah di Belanda karena memang dia pernah mengalami
trauma saat sekolah dasar di Indonesia sehingga dia diajak Kakeknya untuk bersekolah
di Belanda. Dan Arini mulai berubah menjadi orang yang periang kembali. Arini
memang sangat dekat dengan kakeknya. Dia sejak kecil tinggal di sana karena
memang kedua orang tuanya sangat sibuk saat itu sampai Arini sekolah dasar dan
orang tuanya mengajak ke Indonesia untuk pindah sekolah dasar dan menetap tapi
ada sebuah kecelakaan yang membuatnya Trauma, Pembulian anak-anak karena
melihat Arini sangat cantik, dan menjadikannya korban bulian. Sebenarnya Arini
beberapa kali dibuli dan diselamatkan anak laki-laki setiap kali dibulli, tapi
saat kejadian itu anak laki-laki tersebut sedang tidak masuk sekolah.
Arini Terkurung dalam gudang gelap sampai malam dengan kedua
tangannya diikat dan mulut disumpal Dasi. Sejak saat itu Arini sangat takut
dengan ruang gelap dan sendirian. Kejadian itu pula yang membuatnya pindah
kembali ke Belanda dan tidak pernah mau bersekolah di Indonesia.
“Mungkin karena kita hanya sebentar satu sekolahnya karena
aku harus pindah kesini karena orang tuaku ada pindah menjadi kedutaan besar di
sini sampai sekarang sehingga kita tidak pernah bertemu lagi, sampai aku
mendengar kabar dari teman-teman di Belanda bahwa kamu pulang ke Indonesia.”
Ucap Aldo panjang dan lebar menjelaskan.
“ Iya .” Ucap Arini singkat.
“ Oiya ini aku perlihatkan foto saat kita berfoto bersekolah
bersama di Belanda.” Tunjuk Aldo pada selembar foto. Karena memang terlihat
raut sedikit tidak percaya akan cerita Aldo tersebut.
“Oiya sekarang aku ingat denganmu Aldo, tapi sepertinya
panggilanmu bukan Aldo saat itu tapi Albert ? Tanya Arini mengingat foto itu.
“Iya karena kata teman-temanku nama Aldo aneh di sana jadi
mereka memberiku nama Albert. Oiya bagaimana kalau untuk pertemuan kita kali
ini kita makan ke Restoran di Mall X” Ucap Aldo
“ Baiklah selain untuk reunian juga sebagai ucapan terima kasih
untuk kerja sama desain rumahnya. Sebentar saya ambil tas dan kunci mobil saya.”
Ucap Arini akan meninggalkan Aldo
“Tidak perlu membawa kunci bareng dengan aku saja nanti akan
aku antar ke kantor lagi setelah selesai.” Ucap Aldo.
Arini pun mengangguk dan pergi meninggalkan Aldo untuk
mengambil tasnya. Mereka berdua pun berangkat ke restoran yang mereka sepakati
tadi.
Sesampainya di restoran mereka memesan makanan pada pelayan
yang menyerahkan buku menu dan mencatatnya. Setelah pelayan pergi mereka
berbincang bincang sambil mengenang masa-masa sekolahnya di Belanda.
“Kegiatanmu selain desain apa Arini ?” Tanya Aldo yang mulai
mengakrabkan diri dengan Arini
“ Tidak ada hanya mengurus perusahaan desain saja, kamu
sendiri apa kegiatanmu Pak Aldo ?” Jawab Arini yang masih belum akrab dengan
Aldo.
“Pak lagi, Aldo saja kita kan seumuran selain itu kita juga
bisa berteman.” Ucap Aldo sambil tersenyum.
“ Iya Aldo.’ Jawab Arini yang sedikit canggung sudah mulai memanggil
Aldo tanda diikuti Pak.
“Nah Begitu dong. Oiya Arini kamu kalau akhir pekan apa
bagaimana kalau pergi jalan-jalan.” Ajak Aldo yang mulai menerapkan trik
PDKTnya.
“ Aku biasanya di rumah tidak kemana-mana.” Jawab Arini
“ Kamu di Indonesia sudah kemana saja ?” Aldo bertanya lagi
pada Arini
“ Bali dan beberapa tempat wisata bersama keluargaku atau
kakakku .”Walaupun sedikit risih dengan pertanyaan yang terlalu pribadi Arini
tetap menjawab pertanyaan dari Aldo.
“Kalau di Jakarta kamu kemana saja ?” Tanya Aldo yang
seperti ingin sekali tahu apa pun tentang Arini.
“ di Jakarta tidak pernah kemana-mana selain ke kantor dan
Mall dengan kakakku ?” Jawab Arini.
Arini memang tidak terlalu tertarik untuk menjalani hubungan
saat ini jadi dia hanya menjawab tanpa balas bertanya.
Selama pembicaraan mereka berdua terlihat mata yang memperhatikan
mereka berdua dari mulai mereka duduk sampai mereka terlihat berbincang-bincang
berdua.
Makanan yang Arini dan Aldo pesan mereka lalu makan, saat
Aldo berbicara Arini memintanya untuk diam saat makan. Ya Begitulah Arini
karena sudah jadi kebiasaan dia sangat tidak suka kalau saat makan diajak
berbicara.
Vico yang menatap dari kursi sebelah sedikit tersenyum
dengan tidakan Arini tersebut.
Vico dan Sekretaris Kim memang tidak terlihat dari pandangan
mereka karena ditutupi tanaman yang menjadi pembatas setiap meja kecuali
memperhatikan dengan seksama.
Selesai menyantap makanannya Arini dan Aldo pergi
meninggalkan restoran tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Aam Sumiati
Hadeuh ada yg kepo
2020-10-19
2