tangisan Nindy semakin menjadi,Nindy pun melihat ada vas bunga datas meja kecil tepat berada di atas kepalanya.Nindy mencoba meraihnya namun sulit, sementara Niko setelah puas melahap gunung kembar Nindy menarik paksa celana dalam yang dikenakan Nindy.spontan Nindy menarik kaki nya dan menghantamkan nya ke dada Niko dan Niko pun jatuh tersungkur.
Dengan cepat Nindy bangkit dan mencari ponsel di tasnya,setelah Nindy mendapatkan ponselnya dia langsung menelpon Rian. Karena hanya Rian yang ada dipikiran nya saat ini yang bisa menolongnya.
"Rian Rian tolong aku Rian,aku sedang di kantor" ucap Nindy disela tangisnya.
"Nindy apa yang terjadi" tanya Rian khawatir mendengar tangisan Nindy, namun tak ada jawaban karena Nindy meletakkan ponselnya tanpa mematikannya sesaat setelah Niko menarik paksa dirinya.
"lepaskan lepaskan aku ku mohon"
"kau tak akan bisa lepas dariku,hari ini kau harus jadi milikku"
Rian mendengar suara Nindy yang memohon,dan suara lelaki dari seberang ponselnya.
Rian terus berlari keluar,menaiki mobilnya dan melajukan nya sangat kencang menuju kantor dimana Nindy bekerja.
sementara Adit yang tanpa sengaja melihat Rian begitu panik langsung membuntutinya dengan membawa beberapa anak buah terbaiknya.
"bukannya ini arah ke gedung ArgayaJaksa,untuk apa Rian kesana" gumam Adit
sesampainya Rian didepan gedung ArgayaJaksa Rian langsung masuk ke dalam."kenapa gedung ini sepi sekali" batin Rian sembari menyusuri setiap sudut ruangan.karena tak menemukan seorang pun Rian bergegas mencari ruangan Niko.
setelah Rian melihat tulisan CEO di depan pintu sebuah ruangan,Rian pun bergegas masuk.saat Rian mencari keberadaan Niko matanya terbelalak melihat kearah sekat kaca pemisah ruangan Nindy dan Niko, Rian melihat Nindy tanpa busana sedang di cumbu oleh Niko. Rian bergegas masuk ke dalam ruangan Nindy. Rian mencekik leher Niko dari belakang dan membantingnya ke lantai.
Nindy pun dengan cepat bangkit dan menarik gorden jendela diruangan itu kemudian menutupi seluruh tubuhnya lalu duduk di sudut ruangan tersebut sambil menangis dengan tatapan kosong Dimata nya.
sementara Rian membabi buta menghajar Niko tanpa perlawanan karena Niko sedang dalam pengaruh alkohol membuatnya tak berdaya.
sementara adit yang baru tiba langsung memasuki ruangan Niko,Adit pun berlari keluar menuju ruangan Nindy ketika melihat adit sedang memukuli Niko di dalam ruangan Nindy.
Adit pun menarik Rian mencoba menghentikan nya.
"Rian stop hentikan kau bisa membunuhnya"
ucap Adit sambil menarik Rian.
namun Rian tetap mencoba melepaskan tangan Adit yang menahannya.
"lepaskan aku,dia memang pantas mati,pria biadab sepertinya pantas mendapat hukuman mati" ucap Rian dengan marahnya.
"Rian hentikan dia sudah tidak berdaya,sebaiknya kau tenangkan Nindy dulu" ucap adit mencoba menenangkan Rian yang sedang dikuasai amarah.
Rian pun melepaskan tangan Adit dan mencari Nindy. Nindy memang tak terlihat karena Nindy duduk di sudut yang didepannya terdapat sofa yang lumayan besar yang menutupi tubuh mungilnya.
Adit pun memberi kode dimana Nindy berada,Rian langsung menghampiri Nindy.
"apa kau baik baik saja" ucap Rian sembari membelai rambut Nindy,namun ditepis oleh Nindy.
"lepaskan lepaskan aku,aku mohon, jangan nodai aku,lepaskan" teriak Nindy meronta ronta sambil mendorong tubuh Rian.seketika gorden yang membalut tubuh Nindy pun tersingkap dan memperlihatkan gundukan gunung kembar nya.
"balikkan badan mu" ucap Rian dengan sorot mata tajam ke Adit yang saat itu sedang memperhatikan mereka.Rian tidak ingin Adit melihat tubuh Nindy.
adit pun membalikkan badannya sesuai perintah Rian.
"ini aku Rian,ini aku Rian Nindy"
"lepaskan aku aku mohon" hanya itu saja yang diucapkan Nindy di sela tangisnya.
Rian pun memegang pundak Nindy dan menggoyang goyangkan dengan keras.
"Nindy sadarlah,ini aku Rian" ucapnya dengan keras.
Nindy pun terdiam dan mulai menatap lekat Rian,lalu memeluknya. "aku takut,aku takut" ucap Nindy di sela tangisan nya
"tenang lah aku sudah disini" ucap Rian sambil membelai lembut rambut Nindy dalam pelukannya.
Rian melepaskan pelukan Nindy lalu menggendongnya keluar dari ruangan itu.setelah berada di luar ruangan,Rian pun meletakkan Nindy dengan sangat hati-hati keatas sofa di ruang tunggu gedung itu.lalu Rian menghampiri Adit
"aku mau kau ambil rekaman cctv-nya"
ucap Rian.
aditpun mengangguk dan pergi mencari dimana ruangan cctv gedung itu.
"kalian ikutlah bersama ku " perintah Adit ke anak buahnya.
sementara Rian kembali menghampiri Nindy yang masih duduk dengan berlinang air mata dengan tatapan kosongnya.Rian menghela nafasnya lalu duduk disebelah Nindy dan memeluknya.
"apa kau baik baik saja" ucap Rian
"aku takut,aku takut" ucap Nindy di sela tangisnya dan mempererat pelukannya.
"tenanglah kau akan baik baik saja" ucap Rian menenangkan sambil membelai lembut rambut Nindy. Rian terus membelai rambut Nindy namun Rian sudah tidak mendengar lagi suara tangisan Nindy.
"Nindy apa kau sudah merasa lebih baik sekarang" ucap Rian namun Rian tak mendapatkan jawaban dari Nindy.
"Nindy ,Nindy " panggil Rian sambil menggoyang tubuh Nindy namun tetap tak ada sahutan dari Nindy. Rian pun mendongakkan kepala Nindy namun dia mendapati Nindy sudah tidak sadarkan diri. Rian terlihat panik dan langsung menggendong Nindy.
"cepat siapkan mobil" ucap Rian ke pada 2 anak buahnya.
setelah mobil berada tepat didepan pintu masuk gedung,Rian pun dengan cepat membawa Nindy masuk ke dalam mobil lalu membawanya kerumah sakit.
"apa kau tidak bisa melajukan mobil ini dengan lebih cepat lagi" ucap Rian kesal melihat sopirnya.
"baik tuan"
" apa tuan tidak bisa melihat sudah begitu kencangnya aku membawa mobil ini" batin sopir
tak lama pun mereka tiba didepan rumah sakit yang cukup besar yang merupakan salah satu rumah sakit milik Dirgantara Group.dengan sigap Rian menggendong Nindy keluar dari mobil.
"biar saya bantu tuan " ucap salah satu anak buahnya.
"tidak usah biar aku sendiri" tolak Rian yang tak ingin anak buahnya menyentuh tubuh Nindy.
Rian membawa Nindy masuk kedalam ruang UGD.
"cepat periksa dia" ucap Rian ke salah satu dokter yang menghampiri nya.
dokter itu pun mengangguk dan langsung memeriksa Nindy.
" hubungi dokter Reva dan minta dia kemari" perintah Rian ke anak buahnya.
anak buah Rian pun segera menghubungi dokter Reva.
sementara Adit menjemput kedua orang tua Nindy terlebih dahulu setelah mengambil rekaman cctv tadi dan tetap membiarkan Andan tertidur pulas di ruangan itu.
"apa yang terjadi nak " tanya ibu Nindy ke Rian sesaat setelah sampai di rumah sakit.Rian terlihat sedikit terkejut melihat kedatangan orang tua Nindy yang tidak disadarinya.
Rian menatap tajam Adit, Adit hanya mengangguk kan kepalanya seolah memberi isyarat,baik Rian maupun Adit seolah sama sama paham dari arti isyarat mereka masing masing.
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
mohammad junus
seru....lanjut thor
2021-02-11
1
IG. Siti. Rokhanah.562329
ciiee di tolong Rian♡
2021-01-12
1
zie_o_c ✔
nx kk
salam SF❄
2020-09-04
1