Saat malam sudah tiba, yang berjaga di warung kini Ashbel dan Izagiri. Mereka akan tutup kemungkinan tengah malam saja, ataupun jika ingin tidur paginya, mereka akan tidur saat sudah pagi.
"begadang gas ?"
"gas aja, cuman bingung mau ngapain" Izagiri yang tampak kebingungan.
kemudian Ashbel duduk dan membawa dua gelas bir dengan es, dan ada kue yang menjadi teman bir mereka. Mereka meminumnya sedikit, dan bilang enak dengan serentak. Mereka juga hanya fokus berjaga karena akhir akhir ini, desa yang baru mereka kunjungi dan dekat dari tempat rumah mereka yang baru, menurut informasi kemungkinan banyak petualang yang patroli sampai tengah malam, kemungkinan Rayy dan Ashbel akan dipanggil nantinya jika keadaan sudah bahaya, namun dari kondisi yang terlihat, kemungkinan hanya monster monster lemah dan bandit yang masih berkeliaran.
Kemudian Izagiri mengeluarkan bungkus rokok dan alat lintingan rokok.
"ngerokok ga ? Bantuin ngelinting dulu tapi." tanya Izagiri.
"kau ini...Shinobu tau kau punya alat beginian ?" Ashbel yang heran.
Izagiri tak menjawab dan malah memalingkan wajah dengan mulut rata dan wajah datar, Ashbel hanya menghela nafas. "Suka bener nyari mati ama Shinobu."
Akhirnya Ashbel membantu Izagiri melinting rokok dan Ashbel melakukannya dengan mudah, sekitar sudah dua puluhan sudah terkumpul, mereka mulai membakar rokok yang sudah terlinting.
Izagiri menghisap rokoknya dan mengeluarkan asap tebal, demikian juga Ashbel. Sambil memakan kue dan meminum bir menemani malam mereka saat berjaga di warung.
terkadang di malam hari hanya ada beberapa orang yang datang mampir untuk makan, dan beberapa prajurit patroli yang terkadang mampir untuk menyapa dan membeli minuman.
"Ashbel, bagaimana menurutmu tentang perjalanan kita ini?" Izagiri mulai berbicara lagi.
"Iya...ngebosenin kadang, kerjaannya menyelesaikan misi, terus pulang, tidur, makan, berak, ngerokok, mabuk, dimarahin Shinobu atau Misha. ....tapi ya, kalau keadaan yang begitu tiba tiba hilang, rasanya gimana juga..." Ashbel menjawab sambil menghisap rokoknya.
"iya, sejak kejadian Misha juga, lebih baik aku harus lebih memperhatikan sekitar. Musuh kita juga bukan sekedar monster atau mahkluk lain, tapi juga manusia." Izagiri meminum bir nya.
"tumben waras omongannya"
"Apalah"
Setelah berbicara begitu, mereka berdua tertawa bersama dan menikmati rokok serta bir mereka dimalam itu.
"hei, Shinobu akhir akhir ini kayaknya juga lebih banyak menaruh perhatian kepadamu, lagi deket ya ?" Ashbel bertanya.
"ah, kau kalau ketahuan mabok begini juga nanti dimarahin." Izagiri menjawab.
"Iya juga sih" Ashbel melanjutkan menghisap rokoknya.
Mereka melihat langit yang ditutupi awan gelap yang menandakan akan turunnya hujan, Rayy sedang tidur didalam kamarnya, Misha juga demikian. Nipa memberi surat kalau dia akan kembali nanti, tiba-tiba Shinobu keluar dengan mangkuk ukuran besar dan membawa makanan.
Saat melihat Shinobu datang, mereka bergegas menyimpan Bir mereka dan hanya menyisakan rokok yang mereka linting tadi.
"aku kira kalian akan bersiap tutup tadi, nih ada nasi goreng. Kalau mau, makanlah kalian lapar juga kan, gak mungkin juga kalian memakan lauk dari penjualan.
Izagiri bergegas mengambil mangkuk yang ada ditangan Shinobu dan menaruhnya diatas meja, Shinobu heran dengan sikap mereka berdua dan melihat kesekitar tidak ada yang mereka sembunyikan. Tapi Shinobu mengendus bau alkohol dari bir yang mereka minum sebelumnya.
dia memasang wajah yang kesal dan menatap mereka berdua dengan tatapan yang tajam, mata Shinobu menjadi merah dan ada garis runcing ditengahnya.
"Oh...begitu ya.... pantes tadi buru buru kayaknya, ternyata mabuk disini....begitu ya..hmmm ??" Shinobu menatap penuh amarah
Shinobu melirik kearah meja dan menatap benda yang disebut Izagiri alat untuk melinting rokok. Shinobu memegangnya dan membantingnya ketanah, kemudian menginjak itu dan lansung menatap wajah Izagiri dari dekat, dan dia membisiki telinga Izagiri dengan suara yang sangat mengerikan tapi pelan.
"temui...aku...dikamar ya ? Setelah tutup warung..." Shinobu sambil memegang bahu Izagiri dengan keras. Dan lansung pergi masuk kedalam rumah.
"dibilang juga apa. Heran, demen banget nyari mati." Ashbel yang menatap Izagiri dengan perasaan yang masih sedikit ketakutan dengan Shinobu.
Kemudian Ashbel membereskan gelas yang mereka gunakan untuk menaruh bir, dan Izagiri membereskan alat lintingan rokok yang dihancurkan oleh Shinobu.
"ahh....sialan....yaudahlah mau gimana lagi" Izagiri yang tak bisa berkata-kata lagi.
Saat sudah selesai membereskan mereka kemudian memakan nasi goreng buatan Shinobu. Mereka memakannya dengan terburu buru, dan saat sudah selesai makan, mereka berdua menutup warung dan duduk. Mereka membakar rokok mereka dan menghisap rokok tersebut. Ashbel masih penasaran kenapa Izagiri masih sempat-sempatnya merokok dulu sebelum bertemu Shinobu.
"gak lansung masuk ?" Ashbel menatap Izagiri.
"nantilah, gampang. Aku jalan dulu deh, nanti gak dibiarin tidur lagi." Izagiri kemudian berangkat dan menanyakan Ashbel.
"ikut masuk ga ? "
"nanti aja, aku masih ingin disini" Ashbel kemudian duduk dan mengangkat kakinya keatas meja. Mendengar itu, Izagiri lansung berjalan menuju rumah. Dan Ashbel sedikit melirik Izagiri. Kemudian melirik keatas dan sambil memegang dadanya.
"sakit, sampai kapan aku bisa menahan ini ?"
pada malam itu Ashbel tidur di warung yang sudah tutup karena kondisi hujan dan dia malas untuk pulang kerumah. Sementara Izagiri masuk kekamar Shinobu dan dia duduk.
"udah berani ya beli begituan, gak ngasih tau juga lagi." Shinobu sambil melipat kedua tangan.
Kemudian Izagiri melompat dan memegang kaki Shinobu dengan wajah memelas.
"ampuni aku nyonya ! Hamba berjanji tidak akan mengulanginya !!" sambil memeluk kedua kaki Shinobu.
"Baiklah, mulai sekarang setiap pengeluaran kamu, kamu rincikan dan beri aku catatan apa yang kamu beli...You understand?" sambil menatap Izagiri dengan tatapan sinis.
"Yes mam !!!" Izagiri spontan menjawab.
Kemudian Shinobu tertawa kecil saat melihat tingkah Izagiri dan kemudian dia duduk menghadap peta dan diatasnya ada sebuah surat.
"udah udah bercandanya, liat ini, surat ini mengirim peta sekaligus pesan."
Saat Izagiri melihat dan membaca surat tersebut, isi surat tersebut adalah..."Hal itu akan terus berlanjut dan berlanjut." tak sampai disitu saja, peta itu menandakan beberapa titik yang menandai beberapa wilayah.
terdapat tiga titik yang ditandai di peta tersebut, mulai dari utara kerajaan Sigrat, disana ada tulisan "asal". diikuti di Barat Daya, disitu ada tulisan "kejahatan". Dan terakhir yang ada di arah timur kerajaan Sigrat, ada tulisan "bermula". Itu membuat Shinobu dan Izagiri nampak kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh peta ini, terlebih peta ini memperingati untuk menjauhi "World Explorer Slayer"
"setelah melihat ini, kamu tau maksudnya ? Gii..." Shinobu menatap wajah Izagiri yang melihat peta sambil memegang dagunya.
"hmmm....sulit membuat keputusan jika Nipa belum kembali."
"tapi...jika diurutkan kita bisa melakukan ini dengan mudah, darimana peta ini kamu ambil ?" Izagiri menatap heran.
"saat aku ingin merapikan kamarmu, aku melihat ada surat diatas meja, aku awalnya mengira itu sudah dibuka, ternyata belum. Dan aku melihat tidak ada indikasi untuk dirimu, dan posisimu juga tidak mengetahui itu." Shinobu menjelaskan.
Shinobu kemudian mencatat segala kemungkinannya di jurnal miliknya, dan Izagiri mencoba mengingat sesuatu tentang peta dan surat misterius ini. Mereka terus berteori dan membuat segala kemungkinan semalaman, dan lingkaran teleportasi Shinobu saat ini masih belum melanjutkan, karena waktu yang dia gunakan lebih baik untuk bertahan hidup.
Pagi sudah tiba dan kedua orang ini masih belum tidur, Ashbel tidur di sofa ruang depan, Shinobu tertidur di meja kamarnya dan Izagiri masih melihat peta serta surat. Dia masih terus mencoba berteori tentang hal yang dimaksud, ada kemungkinan titik yang ditandai bisa membunuh mereka semua. Mengingat kejadian Misha, Izagiri berusaha menghindari kejadian itu lagi.
Melihat Shinobu tidur, Izagiri menggendong Shinobu dan menaruhnya dikasur secara perlahan, dan menaruh selimut untuk menutupi tubuhnya.
Saat sudah melihat Shinobu yang tertidur dengan lelap, dia lansung mematikan lampu dan mengambil peta serta surat yang menjadi bahan diskusi mereka malam tadi. Saat Izagiri keluar dari kamar Shinobu, Izagiri melihat Nipa yang sedang memasak dan Rayy sedang meminum kopi dan memakan roti dipagi hari.
Izagiri menyimpan peta tadi di dimensi saku miliknya dan lansung meminta kopi hangat kepada Nipa.
"Shinobu masih tidur ?" Tanya Nipa.
"Masih. Biarin aja dia istirahat, jangan diganggu, dia bergadang semalaman."
"ohh...tentang peta yang ditandai titik itu ? Ternyata kalian mencoba memecahkan maksud dari peta itu" Nipa mengerti apa yang mereka lakukan semalam dan menaruh secangkir kopi panas untuk Izagiri dan beberapa potong roti yang dia sediakan untuk Izagiri sarapan.
Kemudian Izagiri berbicara pada Rayy, pendapatnya untuk menyelesaikan beberapa titik yang ditentukan dan melihat apa yang terjadi dengan cara berpencar atau rencana lainnya. Penjelasan tentang peta yang semalam dijelaskan secara mendetail oleh Izagiri kepada Rayy.
"menurutku, lebih baik kita bertiga yang mencoba eksplorasi, Shinobu, kau, aku. Pergi ke Utara dan mencoba mencari tau apa maksud dari surat dan peta, Nipa dan Ashbel usahakan tetap tinggal menjaga rumah ini dan Misha."
Kemudian Rayy menghabiskan kopinya dan berdiri sambil membawa pedang yang dia miliki, dan menodongnya ke leher Izagiri.
"Awalnya aku mengira karena kau buronan bersama Nipa, akhirnya ada petualang yang tergiur dan malah menyakiti Misha untuk membuatmu muncul." Rayy menatap dengan tatapan membunuh.
Izagiri masih menyeruput kopi dan memakan roti tersebut tanpa merasa takut kepada Rayy dan hanya melirik kearahnya.
"hentikan itu, Nipa." Izagiri memperingati Nipa.
Rayy tak menyadari, ada sebilah belati yang sudah berada di lehernya, dan Rayy menatap mereka berdua seolah olah dia diremehkan. Izagiri kemudian berdiri dan memegang belati yang Nipa pegang dan menyingkirkannya dari leher Rayy.
"Aku tau, kau juga tidak akan keberatan untuk melawan kami berdua bahkan jika kau mati sekalipun, Rayy. Jika aku mengkhianati dan malah memancing para pemburu buronan seperti mereka dan jika aku ingin membunuh kalian. Lebih baik aku membunuh kalian dengan cara mengikis energi kehidupan. Tapi, terima kasih sudah peduli terhadap rekan rekanmu." Izagiri kemudian berjalan menuju pintu keluar sambil membawa kopinya.
"Gii...aku salah menganggapmu brengsek."
batin Nipa..
"oh iya Nipa, gantungan kunci model kelincimu lucu juga ya" Izagiri melihat kearah Nipa.
Nipa kemudian sedikit menunduk dan menarik kedua belatinya, Rayy yang melihat itu lansung mundur dan bersembunyi dibalik pintu belakang.
"aku tarik ucapanku....bunuh...." kemudian mata Nipa merah menyala dan berlari menuju Izagiri.
Izagiri yang mengetahui itu lansung melarikan diri menuju keluar dan berlari sekencang mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Liosaa.
Next Chapter bau bau panggung Rayy nih😋
2024-06-29
0
Fadillah
Dan akhirnya mereka berdua saling kejar-kejaran sampai ujung dunia awoakwoak //ga deng
2024-06-29
0
Fadillah
Wew mau ngapain tuh🌚
2024-06-29
0