Melihat Dawg yang berupaya keras untuk membunuh Izagiri, dia mengambil belatinya lagi dan berjalan dengan sempoyongan untuk menyerang Izagiri. Izagiri berhenti berjalan dan berbicara sekali lagi dengan Dawg.
"sudah kubilang hentikan. Kondisimu tidak prima"
Tiba tiba, saat Izagiri lengah. Tangan Izagiri terpotong dengan sangat cepat dan tangan Izagiri mengeluarkan banyak darah, namun sama seperti sebelumnya. Dia tak merasakan sakit atau ketakutan sama sekali. Ini diluar ekspektasi Dawg yang sebelumnya dia saat ingin membunuh musuh, musuh akan ketakutan saat menghadapi ajalnya, namun pria ini....sudah seperti tak akan berhenti meski nyawa ditubuhnya melayang sekalipun.
Tangan Izagiri yang terputus tadi, berubah menjadi bulu merah yang kemudian diambil oleh Dawg, dia menyerap bulu tersebut dan memulihkan seluruh luka yang ada ditubuhnya menjadi pulih seketika dan mengeluarkan sayap berwarna merah oranye, dia melepaskan topengnya dan menatap tajam kearah Izagiri.
"aku....tidak tau monster seperti apa kau ini....tapi aku akan mengalahkanmu"
Izagiri tiba-tiba ada dibelakang Dawg, dan memeriksa keadaan tubuhnya, Dawg terkejut, dia lansung menusuk leher Izagiri dan menancap begitu dalam dan sulit menariknya kembali.
"patah tulang ditubuhmu belum pulih sepenuhnya...jangan memaksakan pertarungan yang tidak mungkin kamu menangkan, keajaiban tidak selalu terjadi meski dengan usahamu sendiri."
Dawg yang mendengar ucapan Izagiri kaget, karena baru kali ini ada musuh yang memulihkan lukanya dan menasihatinya
"sudah duduk tenang disini, lagipula aku bukan brengsek seperti omonganku sebelumnya"
"aku juga tidak punya alasan untuk membunuhmu, itu saja."
Dawg yang mendengar ucapan Izagiri lansung merasa lemas dan duduk seketika, dia merasa ada yang aneh dengan orang ini, Izagiri kemudian mencabut belati yang tertancap di lehernya. Dan mengembalikan belati itu pada Dawg.
Dawg sekali lagi mencoba menebas Izagiri setelah belatinya ada ditangannya. Namun Belati itu tak menusuk lengan yang sudah sembuh yang sebelumnya putus karenanya. Melihat tangan Izagiri yang sembuh seketika dia terkejut dan tak habis pikir lagi dengan Izagiri.
"usahamu itu sia sia. Aku tidak akan melawanmu lagi, pergilah. Kalaupun kamu ingin ikut, setidaknya jangan bertindak merepotkan."
Ini bukanlah gaya bertarung Dawg, Dawg sendiri merasa dia akan lebih liar saat bertarung, itu yang dia rasakan saat bertarung dengan Izagiri sebelumnya, terlebih Izagiri tidak bisa dilukai dengan cara yang sama dua kali menurut penilaiannya.
Izagiri berdiri dan hendak berjalan menuju selatan kerajaan Sigrat. Dawg yang juga tidak tau ingin pergi kemana dia mengikuti Izagiri sambil merenung dan diam. Dia memakai kembali topengnya dan berjalan sambil memegang tangan kiri dengan tangan kanan. Izagiri menyadari bahwa Dawg mengikutinya dan Izagiri memilih untuk tidak bicara dulu.
"gadis ini merepotkan, kenapa harus mengikutiku sih..."
batin Izagiri.
___________________________________________
Ashbel yang tiba-tiba turun di sebuah kuil kosong, dia lebih memilih untuk duduk sejenak karena belum mengetahui dunia ini. Melihat kuil yang sepertinya sudah tidak layak digunakan, dia menggunakan fasilitas tersebut untuk bersantai dan berpikir untuk menjadikan tempat itu sebagai markas sementaranya.
"panas terik begini, mau nyari minuman segar juga sulit" Ashbel melirik kesekitar dan berjalan kearah sebuah hutan. Tidak ada tanda kehidupan, hanya banyak hewan hewan liar yang bisa dijadikan target berburu.
Kemudian dia berjalan lagi untuk melihat-lihat sekitar, saat itu dia melihat ada sebuah tangga yang menuju kearah bawah. Kemungkinan besar itu adalah tangga untuk turun dari kuil tersebut, jika dilihat secara geografis kuil ini terletak disebuah gunung, jadi mau tidak mau jika Ashbel ingin menjelajahi tempat ini, dia harus turun.
Ashbel memutuskan untuk turun dan sambil mengamati sekitar, semuanya tampak sunyi serta diiringi suara jangkrik ditengah hari yang panas. Aura dingin dirasakan oleh Ashbel, Ashbel ingin mengabaikan hal tersebut namun aura ini semakin mendekati dirinya. Tiba-tiba serangan muncul dari belakang Ashbel, pria berambut ungu tersebut menyerang Ashbel dengan pedangnya.
"Huh...hampir saja ya"
ucap Ashbel.
Rantai yang melindungi Ashbel dari serangan pria tadi. Ashbel dapat mengendalikan rantai magis yang bisa digunakan sebagai senjata maupun pertahanan miliknya. Ashbel menggunakan rantainya untuk menyerang pria tadi.
"serangan pembengkok, Michi no Gengo"
pria tadi ingin melancarkan serangannya.
Ashbel yang menyadari itu kemudian menyerangnya dengan rantai sekali lagi dalam jumlah yang banyak, namun serangan proyektil rantai milik Ashbel dibengkokkan dan terputus. tiba-tiba pria tadi lansung dihadapan Ashbel dan menebasnya dengan sangat kuat.
Serangan itu membuat Ashbel terpental dan menghantam batu besar. Namun, yang membuat pria tadi terkejut adalah Ashbel menahan serangannya. Ashbel menahan serangan pria tadi dengan rantainya yang ditumpuk sehingga dapat menahan tebasan tadi.
"hampir saja....hampir aku mati konyol sebelum mengetahui dunia ini."
Pria tadi kemudian menodong pedangnya kearah Ashbel, dia bertanya nama kepadanya.
"kau, pria kuat. Sebutkan namamu..."
Ashbel yang merapikan kemejanya sambil menyebut namanya kepada pria tadi. "Ashbel Grandelbell, dan kau ?" pria tadi menurunkan pedangnya dan menyebut namanya sambil menatap Asbel dengan tatapan yang sinis.
"Rayy" dia hanya menyebut namanya dan kembali menyerang Ashbel dengan sangat brutal, serangan tadi menghancurkan batu yang menahan Ashbel saat terpental, batu itu hancur lebur dan Ashbel terus menghindari serangan itu.
"kau ! Apa kau dari dunia ini !?" Ashbel berteriak dan Rayy menghentikan serangannya. Dia kemudian menatap Ashbel dengan tatapan terkejut. Sepertinya Rayy bisa bicara pada Ashbel tanpa harus mengintrogasinya saat sekarat.
"kau, bukan dari dunia ini ?" Rayy bertanya kepada Ashbel.
"ya tentu, aku juga sedang mencari tahu tempat apa ini, jadi aku pikir aku akan menjelajah dulu" Ashbel yang menjawab pertanyaan Rayy.
Rayy menghela nafas, kemudian memasukkan pedangnya dalam sarung. "aku pikir kau manusia dari dunia ini, jadi kupikir aku akan membuatmu sekarat dan bertanya padamu."
"apa apaan itu jingan" Ashbel yang kesal dengan perkataan Rayy
"tapi kemampuanmu dalam pertarungan tadi sangat hebat, kau kuakui sebagai pria tangguh." Rayy yang sepertinya memuji ? Tidak tahu juga dia memuji atau menyindir setelah melihat Ashbel sempat terpojok.
"sepertinya kalau kamu dari dunia lain, ada lagi seseorang yang mirip kita." Ashbel menyatakan sesuatu kepada Rayy.
Dia mengingat sesuatu tentang dunia lain, biasanya akan muncul satu sampai tiga orang yang ditugaskan untuk menyelamatkan dunia ini, kemungkinan itu ulah manusia yang sudah kehabisan ide untuk menyelamatkan mereka.
"itu bukankah hanya dongeng?" ucap Rayy.
"Bisa jadi, tapi kemungkinan teori ini juga bisa kita gunakan, jika kita di teleportasikan ditempat seperti ini secara acak, pasti juga ada kemungkinan orang lain juga terpanggil."
Rayy menatap Ashbel dengan ragu, dan dia berpikir sejenak. Ucapan Ashbel masuk akal jika mereka dipanggil secara acak dan kemungkinan bisa lebih dari tiga orang, Rayy kemudian duduk, dan memegang dagunya sembari berpikir.
"yah, kemungkinan itu kemungkinan kecil. Mau bekerjasama sementara ? Anggap saja gencatan senjata." saran Ashbel kepada Rayy.
Rayy berpikir sejenak, jika dia tidak kerjasama kemungkinan pengetahuan tentang dunia ini akan semakin kecil, dan kesulitan berinteraksi dengan budaya di dunia ini. Jika bekerja sama, maka kemungkinan untuk berinteraksi dengan orang lain akan mudah dan mempermudah koneksi. Rayy mengulurkan tangannya, dan ingin bekerjasama sama sementara dengan Ashbel.
"aku anggap pertarungan hari ini sebagai bentuk latihan kita saja" Rayy yang ingin menjabat tangan.
"Ya...yaudah deh, mohon kerjasamanya"
Ashbel dan Rayy kemudian menuruni gunung tersebut dan melanjutkan perjalanan mereka berdua.
____________________________________________
Shinobu yang kaget tiba-tiba dia berpindah tempat tanpa dia sadari. Dia melihat ke sekeliling dan berusaha mencari informasi sedikit demi sedikit untuk bertahan sementara, apapun yang dilewatinya dicatat dalam sebuah jurnal untuk mengumpulkan Informasi.
"bangunan bangunan ini terlihat lusuh, bagaimana cara pulang nanti ya..." Shinobu yang tampak kebingungan dengan keadaannya.
Dia terus berjalan tanpa arah dan memperhatikan sekitarnya, kemudian kekuatan yang dia miliki bernama
"Light Rapier" dengan nada suara kecil dia mengeluarkan rapier bercahaya emas untuk berjaga jaga jika dia harus bertarung. The Mind mendeteksi seseorang yang sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon.
Shinobu kemudian menghilangkan tubuh fisiknya dan berjalan secara perlahan menuju orang tersebut. Dan saat sudah semakin dekat Shinobu ingin lansung menodongnya dengan sebuah Rapier.
"eh..." Shinobu terkejut saat melihat orang yang dia curigai tadi, The Mind tidak mendeteksi atau menganggapnya sebagai ancaman, tapi hanya memberitahu bahwa ada seseorang dibalik pohon.
Gadis kucing bertelinga panjang serta rambut berwarna merah muda menatap Shinobu sambil duduk dan mengusap air matanya, sepertinya dia menangis karena sendirian. Shinobu yang melihat itu menghilangkan Rapier bercahaya emas miliknya dan menatap gadis tersebut.
"to..tolong jangan ganggu Misha....Misha tidak akan merepotkan kamu...." gadis tadi dengan nada suara ketakutan.
"namamu Misha ya ? Aku Shinobu, Shinobu Koneko...jadi apa yang kamu lakukan disini ?" Shinobu yang bertanya kepada Misha.
Misha kemudian menghapus air matanya dan mulai bercerita sedikit demi sedikit kepada Shinobu dengan perasaan ragu, dia sepertinya mengingat traumanya pada masa lalu.
"A....aku... tiba-tiba dibawa kedunia ini oleh sebuah cahaya....aku juga tidak tau ini dimana....Miyya....tolongg aku..." Gadis tadi mengeluarkan air matanya dan menangis karena ketakutan.
Shinobu yang melihat itu juga teringat pada masa lalunya. Dia juga tidak tega jika meninggalkan gadis setengah kucing ini sendirian. Shinobu kemudian mengusap kepalanya dan Misha melihat ke wajah Shinobu yang memasang raut wajah tersenyum.
"mau ikut denganku ? Tenang saja, selama denganku aman kok. Kalau kamu ragu....aku juga tidak tega meninggalkan kamu sendirian disini..." ucap Shinobu yang memberi saran kepada Misha.
Misha tanpa pikir panjang mempercayai Shinobu karena menurut instingnya dia akan baik baik saja jika mengikuti Shinobu, Shinobu kemudian memegang tangan Misha dan menariknya secara perlahan.
"sekali lagi, aku Shinobu Koneko, namamu ?"
Misha yang melihat Shinobu tersenyum, lansung menyebut namanya. "Misha Akane, panggil aku Misha" Misha yang ikut tersenyum, dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan menjelajahi dunia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Fadillah
Aaa seru bet, semangat nextnya thor🔥🔥✨
2024-06-17
0
Fadillah
Mishaa(≧◡≦) ♡
2024-06-17
0
Fadillah
Bro satu ini baru saja menyempitkan sdikit spoiler🌚
2024-06-17
0