16

Abaikan wajah nya ya !! beginilah pakaian Ling Mei.

Ling Mei dan kaisar Ming telah sampai di depan pintu gerbang desa Guangdong, seluruh warga desa Guangdong menyambut kedatangan kaisar Ming dan selir Ling Mei. Mereka berharap jika pemimpin mereka kali ini tidak memberikan mereka harapan yang palsu.

Suhu di desa Guangdong berubah - ubah , bila siang hari cuaca akan terasa sangat panas padahal suhu udara rendah seperti desa lain nya. Sedangkan bila malam hari desa Guangdong akan menjadi lebih dingin dari desa lain nya.

Letak desa Guangdong berada di bawah kaki gunung Erios gunung yang masih aktif sampai saat ini namun masih terletak sangat jauh dari pemukiman warga. Kaisar Ming melarang para warga nya untuk tinggal berdekatan dengan puncak gunung untuk meminimalisir terjadi nya sesuatu yang tidak di inginkan.

"Salam.yang mulia kaisar agung , salam selir Ling semoga keberkahan menyertai kaisar dan selir. " ucap warga desa Guangdong.

Ling Mei tersenyum, kemudian ia meminta para pengawal untuk membagikan ubi jalar , kentang , dan juga jagung untuk mereka konsumsi. Ling Mei mencoba mengakrabkan diri dengan para ibu - ibu desa.

"Desa kami mengalami krisis pangan yang mulia, kami sudah melakukan banyak cara agar desa kami tertolong. Namun krisis nya sumber air membuat hasil tanaman kami gagal panen dan selalu di serang hama ". ucap kepala desa.

"Kami juga sangat kesulitan mencari kayu bakar untuk memasak yang mulia " ucap salah satu warga.

Ling Mei berjalan - jalan mengelilingi desa Guangdong bersama Kaisar Ming di temani kepala desa dan putrinya. Ling Mei mengangguk paham dengan kondisi pangan mereka saat ini, di desa Guangdong terdapat hutan bambu dan juga sungai di sebelah nya yang memiliki air jernih dan sangat melimpah. Hanya saja letak sungai dan hutan bambu cukup jauh dari ladang para warga hingga mereka sangat kesulitan untuk mencari sumber air.

Sungai di hutan bambu itu sangat di limpahi udang karang yang bisa di konsumsi bagi para warga desa. Terdapat tumbuhan kopi, cengkeh dan kelapa sawit yang tumbuh subur di sana. Banyak nya jenis jamur membuat Ling Mei tahu apa yang harus ia lakukan.

"Sebenarnya desa ini memiliki banyak sekali sumber daya alam yang bisa di gunakan, " ucap Ling Mei membuat kepala desa dan anak nya bertanya - tanya.

Ling Mei memukul - mukul bambu untuk mencari bambu yang memiliki air di dalam nya. Kemudian Ling Mei menebang bambu tersebut dan meminum airnya rasanya cukup menyegarkan dan air yang di hasilkan cukup melimpah.

"Bambu ini bisa kalian gunakan sebagai pengganti kayu bakar, bambu ini juga bisa di jadikan penerangan di depan rumah kalian. " ucap Ling Mei.

"Air dari bambu bisa di minum jika kalian merasa angat haus, udang karang di sungai bisa kalian ambil secukupnya untuk kalian makan" sambungnya yang di simak secara baik - baik oleh mereka.

"Tapi bagaimana caranya membuat penerangan dari bambu ? " tanya putri kepala desa yang bernama Huan an.

"Kita ambil bambu bagian ini , lalu pasang kain yang tidak di gunakan lagi dan berikan sedikit minyak tanah " jawab Ling Mei.

"Di bagian sana terdapat jahe, pohon jujube, dan rempah - rempah masak lain nya. Jika desa ini mampu memperkenalkan rempah - rempah masak ini maka desa ini akan menjadi salah satu desa yang sangat di berkati dewa " ucap Ling Mei yang membuat mereka semangat.

Ling Mei mengambil beberapa jahe dan meminta beberapa pengawet untuk mengambil biji kopi yang telah siap untuk di panen. Mereka kembali ke rumah kepala desa karena hari sudah hampir menjelang malam, sebelum itu Ling Mei telah meminta pengawal untuk menangkap udang karang.

Sesampainya di rumah kepala desa , Ling Mei menyiapkan bambu - bambu yang akan ia gunakan untuk memasak pastinya bambu yang sudah kering. Ling Mei menyiapkan batu sebagai tungku wajan.

Ling mei juga menyiapkan air yang ia rebus dan di masukkan sereh dan jahe untuk membuat wedang jahe karena suhu yang semakin dingin. Semua pergerakan Ling Mei di lihat oleh para warga, Ling Mei memberikan edukasi agar kehidupan desa Guangdong menjadi lebih baik.

Ling Mei memotong bawah putih hingga halus, kemudian ia memasukkan bumbu cabai. jahe dan rempah - rempah lain nya di dalam tumisan bawang putih. Ling Mei juga sudah merebus ubi jalar di ikuti ibu - ibu yang ikut memasak apa yang di masak Ling Mei.

Semua makanan sudah matang dan Ling Mei pamit untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian nya. Todak butuh waktu lama Ling Mei selesai di barengi ibu - ibu desa yang selesai memasak.

"Kalian cobalah makan udang tersebut " pinta Ling Mei dan di coba oleh mereka.

Ling Mei juga memberikan nya kepada kaisar Ming untuk di cicipi.

"Sangat lezat " ucap kaisar Ming.

Setelah mereka selesai makan, Ling Mei terus berbicara bagaimana cara membuat kopi dan minyak dari kelapa sawit.

Kaisar Ming melepaskan mantel nya dan di berikan kepada Ling Mei.

"Malam semakin dingin, bagaimana bisaa kamu memakai pakaian setipis ini "Kaisar Ming berucap sangat datar dan terkesan tidak ramah. Namun perlakuan manis kaisar Ming membuat Ling Mei tersenyum manis.

"Terimakasih, jagung rebus dan air jahe ini sangat pas di nikmati di malam yang dingin " ucap Ling Mei.

"Air jahe ini sangat enak yang mulia selir, kami bisa mengkonsumsi nya di malam hari agar tubuh menjadi lebih hangat " ucap salah satu warga.

"Tentu, kalian bisa mencampurkan nya dengan susu agar anak - anak menyukai nya " ucap Ling Mei.

Para warga tersenyum hangat, ada setitik rasa bahagia di hati mereka. Sepertinya dewa telah mengirimkan bantuan dan mereka sangat berterimakasih karena di pertemukan dengan pemimpin yang bijaksana.

Mereka mulai masuk ke dalam rumah masing - masing di saat malam semakin larut dan dingin.

"Terimakasih Mei'er " ucap kaisar Ming dengan tulus.

"Sama - sama, aku melakukan ini untuk rakyat melihat rakyat bahagia aku juga sangat bahagia " balas Ling Mei.

"Tapi aku bahagia melihat kamu bahagia Mei'er " lanjut kaisar Ming.

Ling Mei tersenyum hingga rona merah muncul di kedua pipinya.

"Kamu tampak menggemaskan dengan rona merah itu " bisik Kaisar Ming.

"Diamlah ! lebih baik kamu tidur karena malam semakin dingin " ketus Ling Mei karena merasa malu.

Kaisar Ming tersenyum , senyuman yang tidak pernah ia perlihatkan kepada siapa pun.

"Bagaimana kalau kita menghangatkan tubuh dengan membuatkan adik untuk Xiao Hui " ucap Kaisar Ming sambil memeluk tubuh Ling Mei.

"Tidak, aku tidak ingin menambah anak lagi kehadiran mereka saja sudah cukup untuk ku " ucap Ling Mei kemudian mencari kenyamanan di dada kaisar Ming.

Terpopuler

Comments

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

bajunya cantik

2025-02-07

0

Aliah Nene

Aliah Nene

mantab lanjut thor

2024-10-25

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒌𝒂𝒊𝒔𝒂𝒓 𝑴𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒄𝒊𝒏 𝒊𝒏𝒊

2024-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!