09

Kaisar Ming dan para istrinya pergi untuk mengunjungi ibu suri yang di kabarkan sedang sakit. Ibu suri memilih tinggal di tanah kelahiran nya setelah kepergian sang suami. Keseharian ibu suri hanya di rumah dan pergi menuju kuil untuk berdoa, ibu suri hanya di dampingi lima pengawal kerajaan dan juga lima pelayan termasuk pelayan pribadi.

Ling Mei duduk satu kereta dengan selir agung, selir agung merupakan orang yang tidak banyak bicara karena. Keseharian selir agung sendiri ialah menyendiri di kuil untuk mendoakan dirinya dan keluarga nya.

"Bagaimana kabar mu selir Ling ? " tanya selir agung Yi Huang.

"Kabar hamba baik yang mulia selir agung " jawab Ling Mei sopan.

Selir agung Yi Hua memiliki kewibawaan yang membuat Ling Mei segan untuk berdekatan dengan nya. Selir agung Yi Huang tersenyum dengan tipis membalas perkataan Ling Mei sebelum akhirnya ia membaca buku mengenai politik.

Ling Mei sendiri sedang menepuk - nepuk punggung Xiao Hui karena anak itu tampak sangat mengantuk, tidak ada percakapan di antara mereka keduanya sama - sama sibuk dengan anak mereka masing - masing. Sementara di kereta kuda permaisuri Xie He dan selir Jia, mereka sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mempermalukan Ling Mei di depan ibu suri.

Sedangkan pangeran mahkota dan pangeran Liang Huo menatap malas ke arah ibu mereka begitu juga dengan Liang Yi yang lebih memilih untuk diam seperti kakak - kakak nya. Rasanya ketiga anak itu merindukan Ling Mei dan Xiao Hui, pasti perjalanan tidak akan terasa bosan jika bersama dengan orang - orang yang kita sayangi.

"Liang yi apa yang sedang kamu makan itu ? " tanya selir Jia Yi menatap marah ke arah Liang Yi yang tampak memakan sesuatu dari tadi.

"Seorang gadis bangsawan harus memiliki tubuh yang bagus , lihat lah lemak tubuh dan pipi mu itu " lanjut selir jia yi.

"Ibu aku hanya makan kripik bayam - " .

"Apa kripik ! apakah kamu tahu makanan seperti itu bisw membuat mu tampak seperti babi ? " marah Jia Yi dengan menarik telinga Liang Yi.

Tubuh Liang Yi tidak lah gemuk hanya saja pipi anak itu terlihat chuby dan sebenarnya itu tampak menggemaskan. Liang Yi memiliki tubuh yang sangat pas untuk seorang anak wajah nya yang bulat serta pipi nya yang chubby membuat orang - orang gemas melihat nya.

"Ibu hentikan ! jika ibu berani menyakiti adik maka aku akan mengadukan nya kepada ayah " ancam Liang Huo.

"Apakah ini yang di ajarkan wanita rendahan itu kepada kalian ? sehingga kalian berani berucap tidak sopan dengan ibu kalian sendiri " marah selir Jia Yi.

"Ibu telah melahirkan kalian dengan susah payah dan ini balasan kalian kepada ibu ! " sambung nya dengan mata yang melotot.

"Ibu memang telah melahirkan kami tapi ibu juga tidak pernah menghargai kami sebagai anak ibu " ucap Liang Huo dengan wajah datar.

"Kami juga tahu ibu melahirkan kami hanya atas dasar memiliki keturunan kaisar dan membuat posisi ibu semakin nyata di kerajaan " Wajah selir Jia Yi berubah pias dan tidak percaya anak yang selama ini ia lahirkan berkata seperti itu.

"Kamu dasar anak tidak - ".

"Kita sudah sampai aku harap anda jangan bertindak gegabah selir Jia Yi " ucap permaisuri Xie He.

Mereka semua segera turun dari kereta, Ling Mei membantu Xiao Hui untuk turun anak itu masih terlihat sangat mengantuk namun ia mencoba menyadarkan dirinya. Ling Mei membasuh wajah Xiao Hui agar terlihat lebih segar.

"Salam ibu suri " ucap mereka semua.

"Ibu bagaimana keadaan ibu ? " tanya kaisar Ming.

"Ibu suri ini baik - baik saja kaisar, bagaimana kabar mu ? " tanya ibu suri.

"Kabar saya baik ibu suri, saya dengar ibu suri sedang sakit makanya saya dan keluarga hadir untuk menjenguk " jawab kaisar Ming.

Ibu suri tersenyum melihat kaisar Ming mereka semua pun di suruh untuk beristirahat namun Ling Mei ingin membuat sesuatu agar ibu suri menilai nya sebagi menantu yang paling baik dan cantik. Ling mei membuat teh ginseng dan jeruk mandarin untuk daya tahan tubuh ibu suri.

Teh ginseng dan jeruk mandarin biasanya di gunakan untuk membantu mencegah masuk angin dan flu serta keparahan gejalanya. Ling Mei masuk ke dalam kamar ibu suri bersama Xia Hui.

"Salam ibu suri , maaf jika saya mengganggu " ucap Ling Mei.

"Tidak perlu terlalu formal putri ku ,kemarilah apa yang sedang kamu bawa ? " tanya ibu suri.

"Saya membawa teh ginseng dan jeruk mandarin, teh ini baik untuk daya tahan tubuh agar tubuh ibu suri semakin sehat " jawab Ling Mei.

Ibu suri menyukai kepribadian Ling Mei yang telah berubah, ia jadi merindukan sahabat lama nya yang merupakan ibu dari Ling Mei. Ibu suri sangat teramat terpukul mendengar kabar kematian sahabat nya, seandainya dulu Ling Mei tidak mengalami trauma mungkin ia yang akan menjadi permaisuri kerajaan awan.

"Terimakasih nak , kamu terlalu repot - repot " ucap ibu suri.

"Tidak ibu " Ling Mei meletakkan teh di atas nakas yang berada di samping ibu suri.

"Bagaimana keadaan ibu ? Bolehkah aku tahu ibu sakit apa ? " tanya Ling Mei sambil memijat kaki ibu suri.

"Ibu hanya kelelahan saja nak tekanan darah ibu sangat rendah biasa penyakit orang tua " jawab ibu suri dengan bercanda.

"Apakah ini cucu ku Xiao Hui ? sini lah nak mendekat lah kepada nenek mu " ucap ibu suri.

Xiao Hui naik ke atas ranjang ibu suri, ibu suri mencium wajah Xiao Hui dan memberikan nya sekantung koin di kantung warna merah sebagai angpao.

"Ibu tidak perlu memberikan hal itu kepada Xiao Hui " Ling Mei merasa sangat tidak enak hati.

"Benar nenek , ayahku sudah memiliki banyak uang aku tidak mau uang nenek habis nanti " Xiao Hui menolak namun ibu suri memaksa.

Mereka bercerita mengenai kabar burung yang memberitahukan kabar - kabar terbaru di kerjaan awan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***