14

Ling Mei melihat ke arah depan saat sang kusir berhenti secara mendadak.

"Yang mulia di depan ada sekelompok orang yang memakai pakaian berwarna hitam yang sedang mengepung kita " ucap salah satu pengawal.

"Bunuh mereka " ucap kaisar memberi perintah.

"Ingat untuk tidak keluar dari sini apa pun keadaan nya ! ambil lah pedang ini untuk melindungi dirimu jika mereka berani mendekat ke arah mu " kaisar memberikan pedang milik pengawal yang memang di bawa nya.

"Bagaimana bisa aku menggunakan pedang ? lebih baik aku mencari benda lain untuk di jadikan sebagai senjata ". mata Ling Mei berbinar ketika menemukan busur dan anak panah yang berada di bawah tempat duduk kaisar tadi.

"Setidaknya aku bisa menggunakan ini " gumam nya.

Ling Mei mengintip dari celah kereta terlihat kaisar dan para pengawal telah melawan sehingga beberapa dari mereka telah tumbang dan mati mengenaskan. Salah satu orang tersebut masuk ke dalam kereta dan menjambak rambut Ling Mei.

"Bangsat berani nya kamu menyentuh rambut indah ku " marah Ling Mei.

"Berhenti lah kaisar lihatlah bagaimana aku akan membunuh selir mu ini " teriak orang tersebut yang membuat kaisar Ming mengepalkan tangan nya.

"Hahaha kamu akan mati dan aku akan mendapatkan bayaran yang besar " ucap orang itu tertawa.

"Berhentilah tertawa mulut mu sangat bau " kesal Ling Mei.

Orang tersebut tampak sombong dan terus menghina dan mengolok - olok kaisar, Ling Mei yang melihat cela dari orang itu pun menendang kelamin dari orang tersebut.

Bugh.

"Akhhh dasar jalang sialan " maki orang itu.

Ling Mei mengambil alih pedang tersebut dengan kencang ia menendang sekali lagi kemaluan pria itu hingga terdengar teriakan yang menyakitkan dari nya. Kaisar Ming dan para pengawal bergidik merasa ngilu melihat nya hingga mereka menutupi kemaluan mereka sendiri.

"Berani nya mulut bau mu mengataiku jalang, lihat lah bagaimana cara ku mensucikan mulut mu itu." marah Ling Mei yang semakin menekan kaki nya yang berada di atas kemaluan pria itu.

"Sakit aku mohon lepaskan aku akhh.... sakit tolong ... tolong lepaskan aku .. aku mohon " ucap pria itu.

"Aku tidak akan melepaskan mu ! bagaimana caranya untuk menebus tangan kotor mu yang berani menyentuh rambut ku ? " tanya Ling Mei.

Pria itu melihat ke arah tangan yang terdapat rambut Ling Mei yang rontok karena nya.

"Apakah seperti ini ? " Ling Mei menebas tangan pria itu hingga putus dan di saksikan oleh anggota nya yang lain.

Sepertinya mereka salah mencari lawan.

"Tolong maafkan aku .. bunuh saja aku " ucap pria itu.

"Aku tidak akan membiarkan mu mati dengan mudah " ucap Ling Mei.

Ling Mei mengikat tubuh laki - laki itu di kaki kuda, Kemudian Ling Mei menaiki kuda dan memutari hutan hingga tubuh pria itu tampak robek dan beberapa bagian nya hancur. Para pengawal melihat itu dengan ngeri , betapa sadisnya selir yang selama ini di anggap lemah.

Kaisar Ming hanya diam tanpa berniat melerai, diam - diam ia tersenyum tipis melihat keberanian istrinya itu. Ling Mei turun dari kuda lalu ia berpura - pura terkejut melihat pria itu yang masih hidup.

"Aku tidak menyangka ternyata nyawamu cukup banyak hingga kamu tidak mati dengan begitu mudah. Mungkin dewa menolak mu di akhirat bahkan untuk menyentuh neraka saja dewa menolak nya " ejek Ling Mei.

"Pengawal tolong bantu aku untuk mengikat mereka di pohon sana agar tubuh mereka di patuk burung pemangsa dan bagi mereka yang hidup bawa mereka ke penjara bawah tanah untuk di interogasi lebih lanjut " ucap Ling Mei memberi perintah.

"Menyebalkan tubuh ku menjadi penuh dengan darah dan bau " kesal Ling Mei.

"Ayo aku akan mengarahkan mu menuju sungai untuk membersihkan diri " ajak kaisar Ming dan Ling Mei mengangguk.

Sementara itu di istana dingin, Menteri He mengepalkan tangan nya rencana nya kali ini gagal dan semua orang suruhan nya mati dan tertangkap oleh kaisar.

"Aku harap mereka tidak memberitahu siapa orang yang telah menyuruh mereka " gumam menteri He.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***