15

Ling Mei dan kaisar Ming memutuskan untuk bermalam di hutan, karena kedatangan musuh tidak di undang tadi membuat mereka terlambat untuk sampai ke penginapan. Mereka bisa saja melanjutkan perjalanan namun di malam yang semakin larut begini pasti semua penginapan sudah tutup.

Ling Mei menghangatkan tubuh nya di depan api unggun yang di buat oleh para pengawal, mereka memakan buah - buahan liar sebagai pengisi perut malam ini. Ling Mei menggali api unggun yang ia letak ubi jalar sebelum nya, dengan perlahan Ling Mei mengupas kulit ubi tersebut dan memakan nya.

"Apakah tumbuhan itu bisa di makan ? " tanya kaisar Ming.

Ling Mei mengangguk dan tangan nya masih fokus mengupas kulit ubi yang masih panas.

"Cobalah " Ling Mei memberikan ubi yang telah di kupas kepada kaisar Ming.

Dengan ragu kaisar Ming memakan nya, di rasa cukup lama makanan itu tidak berbahaya dan rasanya enak juga.

"Manis "ucap kaisar Ming, Ling Mei sangat setuju ubi jalar yang ia temui rasanya sangat manis dan enak.

"Kalian makan lah ubi ini agar tubuh kalian terasa lebih hangat, malam ini kita tidak mendapatkan hasil buruan jadi makanlah seadanya ". para prajurit mengambil ubi jalar masing - masing dan mencoba nya.

"Nyonya saya tadi juga melihat tanaman ini tapi berwarna ungu bukan kuning apakah itu bisa di makan juga ? " tanya salah satu pengawal.

"Tentu, ubi jalar ada yang berwarna ungu dan kuning rasanya sama - sama manis dan enak " jawab Ling Mei yang membuat pengawal itu mengangguk.

"Sepertinya kamu tampak tahu sekali mengenai tanaman ini ! " ucap kaisar Ming.

"Tentu saja aku tahu, sebagai selir kerajaan aku harus memiliki ilmu pengetahuan yang baik bukan malah sibuk memoles wajah setebal tepung kue bulan "balas Ling Mei.

Para pengawal setuju dengan nyonya selir nya kali ini, bahkan mereka membandingkan para istri kaisar mereka dan tidak ada yang sebaik dan sepintar Ling Mei. Ling Mei pun pergi beristirahat, sedangkan kaisar Ming dan pengawal berjaga - jaga takut nya ada binatang buas yang datang mendekat ke arah mereka.

...----------------...

Pagi hari tiba, Ling Mei meminta beberapa pengawal untuk mengumpulkan ubi jalar sebanyak mungkin dan sebagian ubi jalar nya ia bakar lagi untuk sarapan mereka. Mereka keluar dari dalam hutan, tubuh para musuh itu sudah di makan oleh burung pelatuk hanya saja pria yang mencari masalah dengan Ling Mei masih bertahan dengan kesadaran nya.

Mereka melanjutkan perjalanan lagi dan esok hari mungkin mereka sudah sampai ke desa Guangdong. Kaisar Ming juga meminta pengawal untuk menyampaikan berita kedatangan nya ke desa Guangdong bersama selir Ling Mei.

Di tempat lain lebih tepat nya di kediaman ibu suri pangeran Zhang Rui duduk di depan rumah bersama Liang Huo dengan tidak semangat. Baru saja di tinggal satu hari mereka sudah tampak lemas dan lesu.

"Pangeran , ibu suri memanggil untuk sarapan " ucap Aimi.

Dengan langkah cintai mereka berjalan menuju meja makan yang di mana sudah ada yang lain nya di sana.

"Ayo dimakan , mungkin masakan ini tidak seenak buatan ibu kalian tapi ibu kalian akan merasa sangat sedih jika ia pulang melihat kondisi kalian yang semakin kurus " ucap ibu suri membuat mereka merubah ekspresi wajah mereka.

"Kami sangat merindukan ibu nek " ucap Liang Huo.

"Jangan bersedih jika tidak ada ibu selir Ling masih ada ibu selir agung dan ibu selir Jia " ucap selir agung.

Kedua anak itu menghela nafas mereka dengan pasrah, Xiao Hui hanya diam saja memperhatikan kedua kakak nya. Bukan Xiao Hui tidak menyayangi ibu nya tetapi ibunya sedang melakukan pekerjaan yang mulia dan sebagai anak ia akan mendukung itu.

Selir Jia menatap anak - anak itu dengan bosan bahkan setelah selesai sarapan ia terus menambal wajah nya dengan bedak yang sudah sangat tebal di wajah nya.

"Akan jauh lebih layak jika aku yang menjadi permaisuri kerajaan awan " gumam selir Jia memperhatikan riasan nya.

Selir Jia berpamitan untuk pergi ke rumah teman nya yang berada di desa, sesampainya di rumah bangsawan tersebut ia semakin di sanjung - sanjung oleh para penjilat dan selir Jia menyukai hal itu.

Selir Jia melihat kedatangan seorang kesatria yang selama ini menjadi kekasih gelap nya, ia berpamitan kepada teman sosialita nya dan datang menghampiri kesatria tersebut.

" Guo aku sangat merindukan mu " tangan selir Jia melingkar di leher pria itu.

"Aku juga sangat merindukan mu sayang , kamu tampak semakin cantik " puji Guo membuat selir Jia semakin menyukai Guo.

"Maaf sayang aku tidak bisa berlama - lama karena aku harus melakukan pekerjaan. Kamu tahu kan ayah ku sedang sakit dan membutuhkan banyak uang - ".

"Apa ayah mertua sedang sakit ? mengapa kamu tidak memberitahukan nya kepada ku , " Selir Jia mengeluarkan sekantung koin emas dan di berikan kepada Guo.

"Ini - , aku tidak bisa menerima nya sayang aku - "

"Sudah jangan katakan apa pun lagi , ambil lah uang ini dan jika kurang aku akan memberikan nya lagi yang penting ayah mertua sembuh " ucap selir Jia.

Guo tersenyum penuh kemenangan kemudian mereka bercumbu dan melakukan adegan panas yang membuat selir Jia semakin mencintai Guo.

Aku akan bersenang - senang malam ini , tidak di sangka selir jia terlalu bodoh dan naif. batin Guo.

Jangan lupa komen dan like nya ya !!!!!! 😘

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

kaisar kaisar lu raja , tp cari bini gk ada yg beres , najis bener , obral sana obral sini , tuh badan byk kuman bakteri , anda kaisar gk cium bau busuk apa 😓😓😓

2025-04-04

0

aphrodite

aphrodite

tapi selir Agung juga pintar dan baik sepertinya

2025-01-06

0

aphrodite

aphrodite

pria pengeretan..bodohnya selir Jia

2025-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!