Akhir & Awal

Melihat apa yang terjadi 43 segera mengambil langkah mundur. Jangankan mengalami kerusakan, tengkorak itu bahkan tidak terpental sama sekali. Hanya termundur beberapa meter bukanlah sesuatu yang diharapkan terjadi. Seakan akan apa yang dilancarkan adalah hal biasa. Titik kepercayaan diri 43 mulai goyah, dia memiliki kebanggaan atas pukulannya itu namun untuk kali ini, itu bahkan tidak memberikan banyak dampak. walaupun itu bukanlah pukulan penuh miliknya, tidak berarti bahwa tengkorak itu tidak bisa mengalami sedikitpun kerusakan.

tatapan mata 43 kini mulai serius, dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Apakah mereka bertiga benar-benar kebal terhadap serangan fisik? ataukah hanya tengkorak saja yang memang kebal terhadap serangan fisik? banyak hal yang berkecamuk di kepala 43. seolah-olah tidak akan memberikan ruang untuk 43, ketiga patung kini mulai melancarkan serangan lagi terhadap dia.

Serangan demi serangan mulai dilancarkan oleh ketiga patung, namun 43 tidak hanya tinggal diam. Di saat ada kesempatan 43 akan melancarkan serangan balik, permasalahannya adalah beberapa kali pun 43 Melancarkan serangan itu tidak menimbulkan sedikitpun kerusakan bagi mereka.  Satu hal yang pasti bisa dilakukan oleh 43 saat ini adalah menjauh. Dengan menghilangkan titik keseimbangan mereka, 43 memiliki kesempatan untuk menangkap lengan maupun kaki dan melemparkannya ke sisi yang lain. Dengan demikian 43 berusaha mengurangi potensi terkepung dari segala arah.

sebelumnya prajurit itu bisa terluka! tapi kalau sekarang kok nggak bisa!? Kenapa?

Mengingat apa yang terjadi sebelumnya, 43 menyadari kalau kerusakan itu bukan ditimbulkan oleh dia. Melainkan oleh serangan patung naga atau mungkin juga oleh senjata yang dimiliki oleh patung itu. Sambil berpikir 43 terus menghindar dan berlari di sekitaran ruangan, dengan kecepatan yang dimiliki oleh patung-patung itu, tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengejar 43 apalagi dengan ruangan yang sebesar ini.

:::::::::: PULAU PELANGI ::::::::::

euhhh!

Sialan itu 43!

Bisa-bisanya dia menyerang aku dari belakang!

Sura benar-benar kesal dengan apa yang telah terjadi, tidak menyangka kalau dia akan berakhir seperti ini. Seharusnya dia bisa lebih sangat berhati-hati, namun nasi sudah menjadi bubur.

ehh?

Sura terkejut ketika menyadari perubahan disekitar, lapangan ini terlihat sepi. Tidak Ada raja maupun Ratu yang terlihat di sana bahkan Kaisar juga menghilang, yang tersisa hanya semua peserta turnamen. Namun Keterkejutan surat tidak bertahan lama, bukan menjadi rahasia lagi semenjak Kaisar menawarkan diri menjadi tuan rumah.

Ini memiliki makna lain selain pertandingan, sepertinya raja dan ratu dengan Kaisar memiliki sesuatu yang penting harus dibahas. Tentu saja itu hanya melibatkan level atas tidak termasuk mereka yang berada di level bawah.

Berdasarkan penjelasan rekan yang lain, mereka sudah melakukan pertemuan tertutup sejak pertandingan dimulai, pilihan masuk akal adalah mereka sekarang berada di kediaman Kaisar.

Tidak ada yang perlu dikuatirkan, setelah merapikan bajunya sedikit kini tatapan sudah kembali ke layar di arena. Tidak banyak kata yang terucap di sana, mereka cukup serius mengamati. Perihal perilaku dan pola serangan 43 telah membukakan wawasan mereka terhadap pola pertempuran  baru. Bukan seberapa kuat kamu untuk menghadapi lawan, namun yang terpenting adalah seberapa pintar kamu mengakali lawanmu. Dialam liar tidak ada guna sekuat mana dirimu, jika mati cerita juga mati sampai disitu. Orang mati tidak akan bercerita, hanya yang hidup bisa.

Walaupun mereka sudah tinggal di sini cukup lama, pada dasarnya pengalaman mereka di lapangan tidak jauh berbeda dengan 43 saat ini. Selain lingkungan tempat tinggal mereka dan pulau pelangi Tidak ada tempat lainnya pernah mereka kunjungi.

:::::::::: ARENA ::::::::::

Melepaskan cengkraman tongkat dari patung naga tidaklah mudah . Belum lagi 43 harus menghindari serangan dari prajurit dan tengkorak. Namun hal yang menarik dari makhluk buatan adalah pola serangan mereka sifatnya monoton. Setelah sekian lama mengamati tidak akan sulit Bagi siapapun untuk mengerti pola ini.

Setelah menyingkirkan tengkorak ke Sisi 43 mulai menghantam prajurit dan menyingkirkannya ke sisi yang lain, menyisakan patung naga sendiri. Dengan memanfaatkan titik buta genggaman tongkat, 43 berhasil merebutnya dari tangan naga. Di saat itu juga 43 mulai melancarkan pukulan ke arah perut naga menggunakan tongkat itu.

Kening 43 kembali mengkerut, Dia sudah melancarkan Serangan yang cukup keras di sana. Lagi lagi itu bahkan tidak menimbulkan adanya kerusakan bagi naga.

43 menangkis sabetan Sabit tengkorak. Menepisnya kesisi 43 mulai melancarkan tendangan ke siku belakang lutut tengkorak. HaL ini membuat tengkorak berlutut tersungkur dengan kedua kakinya.

bang!

Berbekal tongkat 43 menghantam kepala tengkorak.

whuzzz!

Tengkorak terpelanting dan berguling di lantai berapa kali, seperti semula itu juga tidak ada kerusakan yang terlihat Tatapan 43 beralih ke patung prajurit.

pang! pang! pang!

Serangan demi serangan dilancarkan 43 ke arah prajurit, berbekal perisai prajurit terus bertahan dari gempuran serangan. Perisai begitu erat melekat didada, tidak ada celah yang terlihat bagus disana.

Kalau kesempatan tidak datang dengan sendirinya? maka harus dibuat demikian!

43 sengaja melonggarkan sedikit pertahanan, membuat ruang buat patung prajurit menyerang. Orang sudah lapar roti tawarpun disembat, begitu juga patung prajurit. Melihat adanya kesempatan segera pedang menusuk kedepan kearah dada kanan 43. Memiliki mata yang jeli ditambah dengan kecepatan gerak badan, tidak sulit bagi 43 menyesuaikan serangan patung prajurit dan mulai melancarkan serangan balik.

Serangan dari patung prajurit membuat sedikit ruang yang bisa dimanfaatkan. 43 berhasil menepis kedua tangan patung dan membuat kepala sampai dada terbuka lebar. Tusukan tongkat berhasil menghancurkan kepala patung prajurit.

Slashh!

Kehilangan kepala tidak membuat patung kehilangan pergerakan. Sabetan vertikal pedang melintas dikepala 43, serangan ini tidak disangka sangka. Pikir 43 dengan menghilangkan kepala berarti mengalahkan patung ini. Walaupun begitu dengan merunduk 43 masih bisa mengelak tebasan pedang.

Bang!

43 bergulir beberapa meter akibat tendangan patung prajurit. Lepas dari sabetan pedang tidak membuat 43 lepas dari rangkaian tendangan prajurit.

Keuhh!

Serangan berantai itu cukup membuat 43 terpukul. Tidak sampai disitu, patung naga dan tengkorang bahkan sudah didekat dan mulai melancarkan serangan lagi. Menepis kedua patung untuk beberapa waktu, kini patung perajurit juga ambil bagian. Kondisinya sudah seperti sedia kala. 43 tidak habis pikir melihat ini, dia kembali ke titik awal dan harus mengulang semuanya lagi.

Tidak ada habisnya kalau pulih terus seperti ini!

cih!

.

.

.

Bentar!?

Kalau memang dia seperti gemini, seharusnya patung itu ada inti energi juga?

kalau tidak ada dikepala maupun kaki, maka tinggal satu yang mungkin masuk akal!

Sekali lagi 43 mulai bergerak dan melancarkan serangan. Trik yang digunakan tidak berbeda dari yang pertama, walaupun begitu patung ini tidak memiliki kemampuan belajar dari kesalahan. Terjerat trik yang sama kali ini serangan diarahkan ke dada.

Bang! Bang! Bang!

Dari dada yang retak terlihat cristal biru bercahaya, dengan sigap 43 melancarkan serangan yang lain dan merebut cristal. Begitu cristal lepas dari badan, patung itu terdiam kaku.

Crak!

Cristal pecah menjadi pecahan kecil akibat genggaman 43, cahaya pun mulai sirna secara perlahan. Dilain sisi patung prajurit hancur menjadi debu menyisakan pedang dan perisai. Memungut pedang, memutar mutarkannya, kemudian mengarahkan ujung pedang kepada patung yang tersisa.

Mari kita lihat siapa yang rentan terhadap pedang!

Saat ini patung yang tidak memiliki senjata hanya patung naga, karena itu dia menjadi target selanjutnya. Tidak cukup satu tebasan, 43 melancarkan beberapa serangan lain untuk memastikan. Tidak ada kerusakan yang terlihat disana, dengan demikian pedang diarahkan ke patung tengkorak.

Crak! Crak! Crak!

Ada banyak retakan disana sini pada badan patung tengkorak. Pada akhirnya patung tengkorak itu menjadi debu juga, cukup jelas dengan badan tengkorak semua. Satu satunya pilihan bisa menyimpan batu energi hanya ada di tulang kepala. Dua patung tumbang sisa satu tidaklah sulit. Memungut sabit tengkorak 43 mulai bergerak.

Haizz!

Merepotkan jak!

43 terduduk dilantai sambil geleng geleng kepala. Semua kekacauan ini akibat kerakusannya. Jika saja dia tidak membuka kunci terakhir maka dia tidak perlu melalui  semua ini.

Tidak ada tanda tanda pintu depan dan belakang terbuka, 43 mulai melangkah keprasasti. Hatinya mulai tenang saat kunci bisa dicabut, segera dia mulai membuka lubang kunci pintu. Sekali lagi pintu depan terbuka membuat 43 menghela nafas lega.

:::::::::: CANDI ::::::::::

Raka membuka pembicaraan, "apa kamu pikirkan apa yang aku pikirkan?"

"Aku rasa!?" balas Kana.

Keduanya saling bertatapan, mereka tidak begitu yakin apa yang sebenarnya terjadi. Menghilangnya guardian secara tiba tiba tanpa ada pemberitahuan tentu saja membuat mereka bingung. Bagaimanapun juga cuma ada dua pilihan, sengaja atau dikalahkan.

"Ada Giro dan Wiro disana, kalau mereka kalah apa guna kita yang berdua ini?" Kana berspekulasi.

"Tapi monyet Wiro masih ada, berarti masih aman, mungkin?" pungkas Raka.

"Kalau begitu, seharusnya Wiro sudah tahu kan?" Kana balik bertanya.

"Seharusnya!" tegas Raka.

Duduk santai dipuncak candi sambil berhadapan, keduanya terlihat tenang sambil ngobrol dan tertawa. Pada akhirnya rasa khawatir hanya keluar dari mulut, namun sikap mereka malah berlawanan. Hari juga sudah gelap dan mereka menikmati waktu istirahat ini dengan maksimal. Tanpa sadar mereka telah diintai dari balik bayang.

:::::::::: RUANG BAWAH TANAH ::::::::::

Tak! Tak! Tak!

Tangga yang dinaiki 43 sepertinya memutari sesuatu, semakin tinggi dia berada semakin mengerucut tangga ini. Diujung tangga 43 melihat bongkahan batu persegi yang menutup jalan. Ada cahaya remang remang yang tembus dari sisi batu, sepertinya batu ini tidak rapat. 43 berfikir mungkin ada ruangan lain dibalik tembok batu ini, niat menghancurkannya pun sirna dikala dia mendengan suara seseorang. 43 sedikit familiar dengan suara ini, semakin dia mendekatkan diri dicelah batu, semakin jelas dia sadar kalau suara ini milik Raka dan Kana.

Apa yang mereka lakukan disini!?

jangan bilang ini Candi?

43 mulai membayangkan dan memperkirakan semenjak dia memasuki gua bawah tanah. Sekaligus tangga yang memutar keatas ini. Sangat mungkin kalau dia memang berada dicandi, lebih masuk akal lagi semenjak mendengar suara Raka dan Kana. Jika sebelumnya yang menjaga piala dicandi adalah Giro, namun sebelumnya dia juga bertemu mereka Giro dan kawan kawan digurun. Maka tidak mungkin piala ditinggal tanpa penjagaan, dengan Raka dan Kana disini semua terlihat jelas.

Dengan pelan 43 mulai menggeser balok batu. Ternyata itu tehubung pada sisi candi lantai kedua dari atas dengan ruang bawah tanah. Memanfaatkan bayang dan malam 43 mengambil sebongkah batu dan bersembunyi tidak jauh dari belakang Kana.

Kletak! Kletak! Kletak!

Batu bergulir dilantai candi membuat Raka menoleh kebelakang, sedangkan Kana tajam lurus kedepan.

Whuzzz!

Seketika 43 telah tiba dibelakang Kana, tentu saja Kana kaget melihat ada tangan melingkar dileher dan memegang kepalanya. Belum sempat juga Kana bersuara untuk memperingatkan Raka dia sudah menghilang dari udara tipis.

Woaakk! Woaakk! Woaakk!

mendengar monyet monyet berteriak segera Raka siaga dan berbalik, namun terlambat Kana tidak terlihat dimanapun. Menyisakan 43 yang tersenyum memandangnya.

Whengg!

Armor energi cakra Raka segera terbentuk melapisi dirinya, tidak sampai disitu dia juga mulai menghimpun energi. Monyet monyet disekitar tanpa basa basi semua menyerang 43 dari segala arah. 43 tidak menghiraukan monyet itu, malah berniat menyerang Raka. Namun gelagat Raka mencurigakan, perasaannya mengatakan bahaya kalau menyerang kedepan.

ROAARRRRR!

Teriakan disertai gelombang suara berbaur energi menerpa apapun yang ada didepan Raka. Keputusan 43 menghindar kesisi adalah pilihan tepat. Bahkan jika harus menerima langsung serangan itu tubuhnya yang kuat tidak ada arti terhadap gelombang suara. Satu satunya yang terkena adalah monyet monyet kecil itu. Tidak ada yang tersisa dari mereka akibat teriakan Raka.

Pukulan demi pukulan silih berganti, seiring waktu Raka mulai tertekan oleh serangan 43. Raka memang memiliki kemampuan namun itu tidaklah cukup untuk mengimbangi kemampuan 43.

"Hehh, terima nasib saja kucing garong!" teriak 43.

Raka tahu bahwa peluang dia menang melawan 43 cukup kecil. Apalagi dengan suasana gelap malam hari. Walaupun begitu bukan berarti dia tidak bisa mengulur waktu. Bala bantuan pasti datang, tidak mungkin Wiro dan Giro tidak mendengar skill roar miliknya. Jika mereka berada diujung yang lain mungkin saja, namun Raka tetap saja percaya mereka mungkin disekitar. Bagaimanapun juga hanya ini pilihan yang tersisa selain menyerah.

Semakin 43 melancarkan serangan, semakin dia sadar kalau Raka tidak berniat bertarung dengannya. Selama ini dia hanya bertahan dan menghindar. Jika 43 mulai berhenti menyerang Raka malah menjaga jarak, permasalahannya adalah dia tidak lari melainkan berputar disekitaran candi.

Menunggu mereka, iya kan?

Raka tetap diam dan terus menjaga kuda kuda bertahan. 43 tidak menunda lebih lanjut lagi. Jika harus 3 lawan 1, tidakah itu merepotkan. Mempersiapkan serangan pamungkasnya 43 mulai menghimpun energi ditubuh. Bergerak cepat kedepan siap menghantam Raka. Menyadari betapa mengerikannya pukulan mematikan milik 43 tentu saja Raka tidak tinggal diam. Dari tadi dia sudah mempersiapkan jurus roar miliknya. Jika 43 dalam jarak tembak dia tidak akan segan segan melancarkan serangan.

43 juga tidak berani gegabah, serangan gelombang suara itu pasti akan mengacaukan otaknya. Jika dalam suatu kesempatan dia kehilangan kendali tubuh dalam kondisi ini maka resikonya cukup besar terhadap tubuh.

Ada beberapa kali 43 mencoba memancing Raka mengaktifkan jurusnya dengan dengan bergerak seolah olah akan menyerang. Sepertinya Raka tidak muda termakan umpan dengan mudah, dia benar benar menahan itu sampai batas yang memungkinkan. Sebaliknya 43 juga tidak berani lepas sampai batas itu, bagaimanapun juga jurus Raka mencangkup area yang luas. Bahkan sedetik saja dia terkena akibatnya cukup mengerikan. Bukan berarti jurus Raka itu mematikan secara langsung, hanya saja energi yang bergerak dan terakumulasi di tubuh 43 bisa menjadi lepas kontrol dan itu merusak tubuhnya sendiri.

Bang! Bang! Bang!

43 menendang 3 pilar batu, menangkap dan melemparkan ketiga nya berurutan. Kemudia lari kesisi kanan Raka sambil menendang 2 pilar lagi dan terus melemparkannya dari sisi. Raka mencoba mundur namun datang dari sisi membuat dia terhenti dan siap mengatasi pilar yang terbang kearahnya. Mata Raka terus mengamati 43 yang terus bergerak kesisi dan sepertinya dia mengincar belakang dirinya dengan pengalihan pilar pilar ini.

Semakin dekat pilar itu semakin kecil jarak pandang Raka, membuat pandangannya lepas dari 43. Cakar energi tangan kiri menebas pilar didepan muka, tangan kanan mulai menghadapi yang disisi, segera Raka mulai berbalik untuk mengantisipasi 43 menyerang dari belakang. Namun apa yang dilihatnya adalah pandangan kosong.

43 yang terlihat berlari disisi Raka membuat pengalihan seolah olah dia akan menyerang dibelakang. Tapi saat pandangan Raka mulai hilang dari dirinya 43 mulai membanting stir. Dari sisi dia mulai merubah langkah kearah depan Raka, yaitu berada dibelakang 3 pilar pertama yang dia lempar. Sedikit saja pandangan teralihkan sudah cukup bagi 43, bagaimanapun juga jurus itu hanya keluar dari mulut. Maka area serangan seharusnya ada didepan muka selain itu titik buta namanya.

Tangan 43 sudah terkepal, akumulasi energi ada disana. Jarak dia sudah begitu dekat, akan sangat sulit bagi Raka untuk menghindar sesuatu yang belum disadarinya. Dengan berbalik itu sudah terlambat bagi Raka.

BOOMMM!

Sebuah panah energi menghantam sisi kanan 43 membuatnya goyah sedikit. Bajunya hancur dengan luka yang cukup besar disana. 43 mulai menggertakan gigi mempertahankan tubuh untuk tidak lepas kendali. Jeda itu membuat Raka memiliki peluang untuk menoleh, namun sekali lagi jarak dia hanya tersisa 3 jengkal saja. Tentu itu tidak cukup bagi Raka melancarkan serangan, bahkan 43 tetap gigih melancarkan pukulan. 43 mulai berspekulasi dan bertaruh bahwa serangan ini akan berhasil walau harus terluka. Paling tidak dia bisa mengurangi 1 orang, sisanya tinggal kabur dan bertarung dengan sisa lawan dilain waktu.

Tinju 43 hanya beberapa centi lagi mengenai kepala Raka. Semakin dekat jarak tinju semakin berdebar jantung 43. Namun ada yang aneh, sampai pada batas tertentu jaraknya tidak berubah sama sekali. Tetap konstan dengan jarak hanya 3 jari. Jika pukulan itu tidak mengenai lawan maka tidak ada artinya.

Jantung 43 mulai merosot ketika melihat ada tongkat didada Raka yang mendorongnya kebelakang. Disaat yang genting Wiro sudah berada disisi Raka, dengan tongkatnya dia memiliki kesempatan menarik jarak Raka dengan tinju 43. Timingnya benar benar pas disaat yang genting, jeda itu tidak disia siakan oleh Raka. Posisi muka kini telah menghadap 43.

Anjirrr!

ROARRRR!

Serangan telak itu membuat 43 pusing dan mulai berkunang kunang setengah sadar, tidak lama kemudian 43 tersentak sadar ketika energi tubuh mulai lepas kendali dan bergejolak ditubuh. Mata mulai melotot dengan tubuh bergetar, 43 merasa dia disengat listrik langsung ratusan watt. Saat ini 43 seolah olah akan berteriak namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Terbujur kaku ditanah terus bergetar dengan badan mulai berkeringat serta pucat. Seiring waktu tubuh 43 mulai tenang namun masih kaku. Untuk beberapa waktu 43 tidak akan bisa menggerakan tubuhnya, dengan wajah pucat terlihat senyum kecut disana.

Berhentilah menatap aku seperti itu!

Singkirkan juga tongkat itu dari wajahku!

.

.

.

Apa aku harus menyatakannya juga!?

.

.

.

Ok! Ok!

Dengan ini aku menyatakan kalau diriku menyerah! Puas!?

Ketiganya untuk sekian lama bisa bernafas lega. Tidak terasa sudah beberapa jam mereka harus mengalami ketegangan ini yang akhirnya bisa berakhir. Walaupun ini bukan kemenangan yang membanggakan, paling tidak mereka tidak mengecewakan Raja/Ratu mereka, kalau tidak? pulang kerumah bukanlah hal menyenangkan lagi. Bagaimana tidak, jika sudah main keroyokan saja bisa kalah? apa mau dikata. Muka juga tidak tahu mau ditaruh kemana.

Hei!

Aku rasa terlalu hebat timing kalian kalau itu menjadi sebuah kebetulan?

43 akhirnya memecahkan keheningan, ini menjadi bayangan dikepalanya. Dia sudah memikirkannya berulang kali beberapa waktu ini.  Giro melirik kearah Wiro, sedangkan Raka hanya sedikit bingung apa yang dimaksud 43 becira seperti ini.

Wiro tersenyum, "kami memang sudah menunggumu disemak semak, menunggu waktu yang tepat."

"Walah, dewa ee.. tapi kenapa kalian bisa tahu aku disini?" 43 terlihat tidak percaya.

"Hanya perkiraan saja, tidak aku sangka itu benar, kakakaka..." kata Wiro sambil tertawa.

43 terlihat kecut, "******, emang tebak tebak berhadiah apa. Serius! kalian bisa menebak aku disini itu gimana?"

.

.

.

Wiro tenang kemudian menjelaskan, "semenjak kehilangan Sura, kami berpikir kamu pasti sudah menyelam kedalam danau. Hanya saja tidak tahu letak pastinya dimana. Namun Giro melihatmu muncul dari jauh."

Tersentak 43 tersadar akan sesuatu, "ahh, itu... pasti saat aku menarik nafas sebelum menyelam ke gua."

"Namun kami mengulur sedikit waktu sebelum menyusulmu." Giro melanjutkan.

Wiro mengangguk, "benar, permasalahannya adalah kami tiba pada ujung lorong yang tertutup, bagaimanapun cara dilakukan itu tidak bergerak sedikitpun."

"Samalah, itu Caesar punya kerja!" wajah 43 terlihat kesal.

Wiro menambahkan, "dengan jarak dan posisi ini kami memperkirakan kalau itu mungkin berujung dipermukaan pulau. Tentu saja karena pintu masuk sudah tersegel."

Pembicaraan mereka terus berlanjut untuk beberapa waktu kedepan. memuaskan semua keingintahuan 43. Yang pada dasar 43 tidak terima akan kekalahan ini. Apalagi mengetahui kalau semua ini masuk dalam perangkap.

Untuk waktu tertentu mereka juga menanyakan kepada 43 tentang semua teka teki ini. Mereka tidak habis pikir ternyata mereka juga telah dibuntuti oleh 43, belum lagi dimanfaatkan terutama disaat melawan singa dipadang rumput. Menghabiskan waktu sebelum 43 benar benar pulih, 43 juga mulai menceritakan semuanya.

Tidak hanya 43, mereka juga mulai angkat bicara. Pertempuran sudah lama berlalu, seolah olah tidak ada yang terjadai sebelumnya mereka terlihat santai mengobrol. Kadang harus geleng geleng kepala bahkan tertawa mengingat semua ini. Sebelum akhirnya mereka melangkahkan kaki keluar arena.

Ada sambutan hangat dan sedikit meriah dikala mereka kembali kepulau pelangi. Chit chat disana sini sesama peserta. Orang baru memang cukup menarik perhatian, mendekatkan diri mereka mulai bertanya banyak hal kepada 43. Tentu saja 43 tidak sungkan menceritakannya, mulai dari pertama kali dia datang bahkan cerita tentang bumi juga. Imbal balik 43 juga bertanya dengan mereka tentang dunia ini.

Caesar dan Dewi Sri sudah tutup mulut tentang semua ini, karena itu kesempatan langka ini tidak disia siakan oleh 43. Sedikit banyak 43 mulai mendapat bayangan tentang dimana dia berada dan tata cara dunia ini bekerja. Sekali lagi apa yang dia pahami dan mereka pahami hanya sebatas titik kecil dunia ini.

Ada bayangan lembar baru segera terbuka, waktunya untuk melangkah lebih jauh.

Episodes
1 Malang Melintang
2 Khuldi di Hutan Pelangi
3 Dewi Sri
4 Mengejar Batas Tubuh
5 Satu Langkah Satu Pukulan
6 Satu Tinju
7 Gemini
8 Ada Udang Di Balik Bakwan
9 Mengamati
10 Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11 Lari Seperti Maling
12 Aturan Baru
13 Hari Yang Melelahkan
14 Persimpangan Jalan
15 Dibalik Bayang
16 Teka-Teki
17 Semua Hal Butuh Usaha
18 ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19 JANGAN TAMAK!
20 Akhir & Awal
21 Si Babi
22 Lelucon
23 Untung Apa Rugi?
24 Ga Ada Akhlak!
25 Legenda Antah Berantah
26 Mawar Hitam
27 Setan Berkulit Babi
28 Jalan Pedang
29 Kota Nes
30 Keindahan, Ambisi dan Uang
31 Cuma Satu Kata
32 Legenda 7 Pedang
33 Bunga Bangkai
34 Monster Hijau
35 Pahlawan Tidak Di Kenal
36 Penjara
37 KONG KALI KONG
38 Pintu Tersembunyi
39 Pertikaian
40 Hujan sebelum badai
41 Sebuah Tipuan
42 Ikutan Silau
43 Keluar Penjara
44 Gerbang Neraka
45 Memasuki Tanah Terlarang
46 Harus Berakhir Seri
47 Zodiak
48 Melihat danau berbicara samudera
49 Dataran Tengah
50 Persiapan
51 Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52 Kupu Kupu Biru
53 Kota Kuno?
54 Kebangkitan Iblis
55 Langit Biru
56 Sebuah Harapan
57 Menyegel Iblis
58 Keputusasaan
59 Akhir dari Bencana
60 Kemunculan Mahluk Laut
61 Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62 Sunda Kelapa
63 LEVIATHAN ALPHA
64 Bertaruh Nyawa
65 Putri Duyung Melia
66 Orang Tua Misterius
67 Menerobos Hutan Mencari Jalan
68 Raptor
69 Membuka Segel Kutukan
70 Harta Karun Pandai Besi
71 Tidak Sesuai Rencana
72 Cerita Di Balik Si Iblis
73 Belati Hitam dari dunia hitam
74 Kota Hochi
75 Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76 Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77 Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78 Petir Merupakan Petaka
79 Lepas Kendali Sekali Lagi
80 Mencari Pintu masuk
81 Kota Yang Terlupakan
82 Yang Terlupakan Kini Kembali
83 MORAI
84 Salam dari penulis
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Malang Melintang
2
Khuldi di Hutan Pelangi
3
Dewi Sri
4
Mengejar Batas Tubuh
5
Satu Langkah Satu Pukulan
6
Satu Tinju
7
Gemini
8
Ada Udang Di Balik Bakwan
9
Mengamati
10
Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11
Lari Seperti Maling
12
Aturan Baru
13
Hari Yang Melelahkan
14
Persimpangan Jalan
15
Dibalik Bayang
16
Teka-Teki
17
Semua Hal Butuh Usaha
18
ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19
JANGAN TAMAK!
20
Akhir & Awal
21
Si Babi
22
Lelucon
23
Untung Apa Rugi?
24
Ga Ada Akhlak!
25
Legenda Antah Berantah
26
Mawar Hitam
27
Setan Berkulit Babi
28
Jalan Pedang
29
Kota Nes
30
Keindahan, Ambisi dan Uang
31
Cuma Satu Kata
32
Legenda 7 Pedang
33
Bunga Bangkai
34
Monster Hijau
35
Pahlawan Tidak Di Kenal
36
Penjara
37
KONG KALI KONG
38
Pintu Tersembunyi
39
Pertikaian
40
Hujan sebelum badai
41
Sebuah Tipuan
42
Ikutan Silau
43
Keluar Penjara
44
Gerbang Neraka
45
Memasuki Tanah Terlarang
46
Harus Berakhir Seri
47
Zodiak
48
Melihat danau berbicara samudera
49
Dataran Tengah
50
Persiapan
51
Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52
Kupu Kupu Biru
53
Kota Kuno?
54
Kebangkitan Iblis
55
Langit Biru
56
Sebuah Harapan
57
Menyegel Iblis
58
Keputusasaan
59
Akhir dari Bencana
60
Kemunculan Mahluk Laut
61
Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62
Sunda Kelapa
63
LEVIATHAN ALPHA
64
Bertaruh Nyawa
65
Putri Duyung Melia
66
Orang Tua Misterius
67
Menerobos Hutan Mencari Jalan
68
Raptor
69
Membuka Segel Kutukan
70
Harta Karun Pandai Besi
71
Tidak Sesuai Rencana
72
Cerita Di Balik Si Iblis
73
Belati Hitam dari dunia hitam
74
Kota Hochi
75
Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76
Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77
Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78
Petir Merupakan Petaka
79
Lepas Kendali Sekali Lagi
80
Mencari Pintu masuk
81
Kota Yang Terlupakan
82
Yang Terlupakan Kini Kembali
83
MORAI
84
Salam dari penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!