Mengamati

Membuka mata, sedikit menengadah ke atas, 43 termenung. Mempertimbangkan banyak hal dari pertempuran lalu. Terlintas senyum kecut di wajahnya. Jika diingat ingat dengan seksama, sepertinya dia telah terdektesi sejak awal. Kecurigaannya terkait benang laba laba. Di bumi sarang laba laba tidak hanya berfungsi sebagai perangkap, Namun juga detektor.

Semua getaran yang terjadi di jaring akan langsung di kirim ke laba laba. Walaupun dia dan gemini sudah berusaha menghindar setiap jaring. Bila koneksi jaring itu ada dipohon maupun tanah, maka setiap gerakan akan mudah terdekteksi. Apalagi saat berjalan maupun memanjat pohon pasti menimbulkan guncangan. Bila itu yang terjadi maka sudah pasti Rika sudah mengetahui posisinya sejak awal. Bagaimanapun juga tidak ada orang lain selain mereka di dimensi itu.

"Cih!" kening 43 mengkerut.

"Luar biase! Apa dia benar benar bertaruh aku tidak akan menyerangnya saat itu juga? Apa dia bisa membaca pikiran?" gumam 43.

:::::::::: arena 2 ::::::::::

Arena 2 yang dipilih Raka bukan pilihan tanpa pertimbangan. Tidak ada tempat bagi laba laba untuk bisa memasang jaring sesuka hatinya disini. Dengan demikian, rencana mengurangi mobilitas menggunakan jaring tidak akan terwujud. Aspek kamuflase juga sepertinya tidak berguna. Rerumputan yang ada akan membentuk pola tertentu jika tertindih. Maka mengetahui posisi bunglon tidaklah sulit, cuma perlu sedikit jeli. Beda cerita jika bisa tembus pandang.

2 dari 4 roh sudah dibatasi kemampuannya. Tidak banyak yang bisa diperbuat bagi roh yang bisa terbang. Sedangkan serigala malah sama seperti dirinya petarung jarak dekat. Tujuan Raka adalah membawa Rika dalam pertarungan fisik jarak dekat bukan kucing kucingan seperti sebelumnya. Disisi lain Rika juga tidak banyak pilihan. Jika adu kekuatan yang dicari, dia akan memberikannya.

Berhadapan satu dengan lainnya, tampak keduanya dalam posisi siaga. Rika mengangkat tangannya kedepan dan sedikit bergumam. Keempat rohnya muncul dari udara tipis. Tidak tinggal diam Raka merentangkan tangan dengan sedikit menengadah dan mulai berteriak.

Roaarrrr

Ledakan energi cakra yang besar membuat tanah retak dan rumput berguncang. Cakra merembes keluar dari tubuh Raka. Secara bertahap cakra itu membentuk pola kobaran api yang membara,   membakar seluruh tubuh Raka. Seiring waktu kobaran cakra mulai tenang, dengan tajam Raka memandang Rika. Tatapan itu membuat Rika merinding dan mengambil langkah mundur.

whuzz whuzz whuzz

Prangg

Sedikit kibasan tangan, 3 serangan bulu dari elang tersingkirkan.

"Aku tidak selemah itu!" tegas Raka.

Rika mengerenyit dan mulai bergumam dengan sendirinya. Mengangkat tangan kedepan.

GABUNG!

Keempat roh mulai bercahaya, memudar dan hilang. Sedangkan Rika mulai tertutupi oleh energi roh. Kedua kaki mulai terselimuti seperti kaos kaki bercakar berukuran 2 x kali kakinya Rika. Sayap energi mulai tumbuh dari punggung dan kepala juga tertutupi semacam topeng kepala elang dari energi roh.

Dari udara tipis muncul busur putih dan tangan terselimuti lapisan benang energi. Sisa tubuh yang tidak tertutupi diisi oleh energi dari roh bunglon. Layaknya seorang panglima perang, lengkap dengan armor dan senjatanya.

Melihat apa yang terjadi didepannya, Raka mengepalkan tangannya. Secara bertahap cakra mulai bergabung dan terbentuk sarung tangan dengan cakar besar di kedua tangannya. Sarung tangan cakra ini 2x lipat lebih besar dari tangannya bahkan mirip perisai kecil.

Whuzzzz

Raka memulai langkah pertama. Menyerang dari depan menggunakan tangan dan kakinya. Selang beberapa menit telah berlalu keduanya bertukar pukulan cukup banyak. Walaupun Rika tipe roh, ternyata tidak kalah juga dari Raka. Namun kemenangan tidak diperuntukan untuk Rika jika terus seperti ini. Rika mengambil langkah mundur sambil mengaktifkan skill tornado. Asap debu dan rumput berhamburan membuat Raka menarik diri kebelakang.

Whuzzz Whuzzz Whuzzz

3 anak panah melesat dari kepulan debu.

Klangg Klangg Klangg

Ketiga anak panak itu terpental akibat sarung tangan energi. Serangan ini bahkan tidak membuat Raka berkedip. Namun tidak sampai disitu saja, tornado kian mendekat.

Whinggg Whinggg

Menggunakan kedua tangan Raka menahan tornado. Gesekan itu terdengar cukup nyaring, membuat telinga sedikit sakit. Tidak butuh waktu lama akhirnya tornado berhasil diredam. Kepulan debu berangsur angsur hilang. Begitu debu menghilang begitu juga mata Raka menyipit. Bagaimana tidak, ternyata Rika juga menghilang. Selain ketangkasan, kekuatan, dan kecepatan, clan Mondou juga memiliki penglihatan yang sangat bagus. Walau begitu Rika tidak terlihat dimana mana.

"Apa dia menggunakan kemampuan kamuflase?" gumam Raka.

Keadaan sudah berbalik, kini Raka dalam posisi siaga penuh. Matanya terlihat melirik kiri dan kanan tanpa kehilangan fokus. Tersentak instingnya merasakan sesuatu yang datang dari belakang. Dengan sigap dan cepat Raka merunduk.

Qingggg

Desiran angin melesat dari belakang. Tidak tinggal diam Raka melancarkan serangan balasan. Apa daya serangan itu hanya mengenai udara kosong. Sekali lagi kembali ke sikap siaga. Kini otak Raka berkecamuk dengan berbagai hal.

Tidak ada tanda tanda pergerakan!

Bagaimana mungkin?

Serangan barusan menunjukan kalau dia masih disekitar sini?

Jangan bilang!

Raka memiliki kecurigaan akan sesuatu, kewaspadaan makin meningkat. Tiba tiba instingnya merasakan sesuatu bahaya. Dengan sigap Raka berbalik arah dan menyilangkan tangannya.

Pannggg

Satu serangan datang dari belakang. Tidak sampai disitu, serangan demi serangan terus diluncurkan oleh Rika. Menangkis, merunduk bahkan harus berguling untuk menghindari serangan yang datang. Tidak ada waktu bagi Raka untuk melancarkan serangan balasan.

Selama dia tidak mengetahui posisi  lawan dengan tepat maka Raka hanya bisa bertahan. Bahkan sesekali Raka berbicara untuk mengumpan Rika, namun tidak berhasil. Rika tetap terus menyerang tanpa bicara, jika bukan karena naluri binatangnya mungkin Raka sudah roboh dari tadi.

Raka bergumam dalam hati,"sepertinya cuma ada satu cara."

wenggg

Raka meningkatkan cakranya ke maksimum. Jika tadi hanya ada sarung tangan, kini seluruh tubuhnya tertutup armor dari cakra. Apa yang dilakukan Raka seperti kura kura yang bersembunyi dalam cangkangnya. Dalam persepsi Rika, apa yang dilakukan Raka tidak lebih dari beradu siapa yang mempunyai energi lebih banyak.

Rika hanya bisa tersenyum, baginya armor cakra itu terlalu banyak mengkonsumsi energi. Dengan adanya kerusakan tentu menguras lebih banyak lagi. Kesimpulan itu membuat Rika tambah yakin untuk terus menyerang. Jika satu dan lain hal ada yang tidak beres dia tinggal menjauh dan menunggu waktu habis. Sekarang yang perlu dilakukan cukup mudah, serang terus dan buat Raka menjadi semakin lemah dengan tetap fokus jangan sampai tertangkap basah.

Apakah Raka tidak tahu konsekuensi itu? tentu saja dia mengetahuinya. Namun ada rencana lain yang sedang disiapkan. Satu satunya tujuan Raka adalah membiarkan Rika tetap disekitar dengan memberikan peluang ini. Sementara intesitas cakra dari armor akan mengkaburkan apa yang telah disiapkan Raka.

:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::

43 menganalisa, "Jadi begitu, dia ada di udara. Tidakkah kepakan sayap itu menimbulkan suara?"

"Itu sayap energi beda dari sayap fisik. Tentu akan menimbulkan suara jika dalam kecepatan tertentu. Jika dalam radius 5 meter serangan dan terbang disekitar tidaklah terlalu bising." pungkas Caesar.

43 mengangguk setuju, "benar juga, jika terus begini pasti Rika yang menang."

"Pertandingan belum selesai." potong Caesar.

:::::::::: Arena 2 ::::::::::

pangg Pangg Pangg

20 menit sudah berlalu, Rika terus menyerang dari semua sisi secara berkala. Sedikit demi sedikit armor Raka tampak semakin buram. 5-6 serangan berikutnya akan membuatnya lebih rapuh. Hanya butuh satu serangan tunggal dan selesai. Posisi Raka juga sudah berlutut dengan satu kaki dan kelihatannya sudah mencapai batas. Peluang telah tiba, dengan gesit Rika menyerang punggung Raka.

Craackkk

Whizzz

Ada yang berbeda, memang armor Raka sudah hancur akibat serangan tunggal itu. Namun serangan cakarnya tidak mengenai kulit melainkan ada lapisan lain energi diatas kulit. Cukup tipis sehingga tidak tampak jelas dengan mata.

"Jebakan! bahaya!" Rika merasakan sesuatu bahaya.

Sudah terlambat bagi Rika untuk mundur? Tidak, tindakan ini masih dalam perhitungannya. Dengan gesit Rika mengambil langkah mundur. Berhasil menghindari tangkapan tangan Raka yang menggores lengannya sedikit. Jika berhasil menangkap lengan Rika, itu akan jauh lebih mudah, namun itu bukanlah niat aslinya. 2 hal saja yang dibutuhkan Raka yaitu Jarak yang dekat dan perkiraan posisi Rika.

RROAAAARRR!

Menggunakan sisa sisa energi yang telah terkumpul. Raka mengeluarkan skill "ROAR" miliknya. Selama mahluk hidup memiliki indera pendengaran akan sangat sulit bagi mereka untuk menghindari maupun menangkis skill berbasis gelombang suara ini. Apalagi Rika dalam radius yang dekat, tentu saja terkena telak oleh skill Raka ini. Auman itu bukan hanya sekedar teriakan. Itu merupakan salah satu skill pamungkas milik Raka. Tidak membawa banyak energi kehancuran, namun gelombang suara yang dihasilkan bisa merambah ke otak. Akibatnya korban bisa terlumpuhkan untuk beberapa waktu tergantung kemampuan bertahan terhadap gelombang suara.

Aaaahhhhhhh

Sentakan gelombang itu membuat Rika pusing dan linglung. Aliran energi tubuhnya pun menjadi kacau. Dengan demikian Rika kini sudah terlihat kembali.

Tappp

Raka melangkah maju dan menangkap leher Rika. Kemudian mengangkatnya ke udara. Serangan barusan membuat Rika seperti boneka tidak bernyawa. Diam membisu, pandangan kosong dengan pikiran terawang kemana mana. Melihat kondisi itu Raka melepaskannya, Rika pun terjatuh dengan berlutut ke tanah. Tidak lama setelah itu Rika menghilang. Tentu saja Raka menyadari apa arti menghilangnya Rika. Berselang beberapa detik muncul retakan dimensi disampingnya.

Baja : 0

43    : 9

Lina : 0

Bele : 0

Rika : 3

Raka : 3

:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::

Hooo.. akan sangat sulit menahan serangan gelombang suara itu.

Apalagi dengan inderaku yang telah diupgrade.

Berpikir berapa lamapun 43 masih tidak menemukan cara untuk menangkalnya. Paling hanya berusaha menghindar. Kecuali berniat mengorbankan indera pendengaran. Walaupun begitu, 43 masih ragu untuk dapat mengatasinya. Bukan khawatir akan kehilangan indera pendengaran, melainkan dampak kelumpuhan itu yang bisa merepotkan. Setiap detik sangat berharga yang dapat menentukan menang atau kalah.

"Tidak ingin naik lagi ke sana?" tanya Yuna.

"Sabar.. ada satu lawan yang aku sedikit mengantisipasi" balas 43.

"Siapa?" Yuna mulai penasaran.

43 tersenyum, "menurutmu siapa dari antara mereka yang mungkin mengambil keuntungan dari arena 5?"

Yuna mulai merenung, "Ohhh... tidak mau mengambil resiko?"

"Jelas! Kita ketemu hanya sekali, dia turun aku tantang." jawab 43.

"Dirawa yang gelap kamu bahkan bisa bergerak bebas. Apa yang ditakutkan didalam goa." Sindir Yuna.

43 menatap Yuna, "mahluk yang terbiasa gelap selalu memiliki kemampuan menyerang dari belakang. Selip sana selip sini... beuhh risau tau!.. belum lagi dalam goa suara bergema. Cukup sulit menentukan posisi lawan kalau hanya mengandalkan suara telinga."

"Kue lapis, bilang saja takut." celoteh Yuna.

"......." 43 hanya terdiam tidak tahu harus berkata apa.

"Sudah waktunya menunjukan siapa kita, Fira!" perintah Youngi.

"Siap ratu!" Tegas Fira.

Tidak butuh waktu lama, Fira dari clan kelelawar menantang Raka. Raka hanya tersenyum kecut. Dia bisa menebak apa arena yang akan digunakan. Seperti yang diharapkan Fira menantang Raka di arena 5.

:::::::::: Arena 5 ::::::::::

Ditengah arena dibawah pancaran cahaya. Raka sedang berdiring tenang sambil memejamkan mata. Bagaimanapun juga, perlu sedikit penyesuaian mata untuk arena gelap dalam goa ini. Sedikit demi sedikit cakra merembes keluar dari tubuhnya. Mulai dari kepala, seluruh badan menuju kaki, cakra terbentuk membentuk armor.

Layaknya seorang panglima perang siap bertempur. Raka terlihat tenang, tampak membuka mata perlahan sambil tetap berdiri kokoh. Walaupun clan singa terkenal karena sebagai pemburu yang handal dengan mata yang tajam, bukan berarti pendengarannya kurang. Dengan cukup berlatih walaupun tidak setajam penglihatan, telinga bisa jadi senjata kedua.

Didalam bayangan gelap, mata merah Fira tampak sengit memandang Raka yang terus diam. Tidak ada clan yang mampu mengalahkan penglihatan clan kelelawar dalam gelap. Bukan hanya itu, mereka juga berspesialisasi dalam gelombang suara.

Kemiripan dengan kelelawar memang cukup banyak. Namun jika diperhatikan dengan seksama, clan mereka lebih mengarah kepada 'dracula' dalam mitos mitos barat di bumi. Kuku panjang tajam, bertaring, mata merah, mengenakan jubah dengan sayap kelelawar dibawah tangannya.

Senyum sinis Fira melebar dari bibirnya. Sambil berdiri dilangit langit dinding goa Fira merentakan tangan dan jubahnya berkibar. Ratusan kalong hitam berukuran seperti kucing normal, bermunculan dan menyebar disekitarnya. Dengan sedikit lirikan kalong ini mulai terbang menyebar disekitar Raka. Hanya menyisakan 5 kalong dibelakang.

Seakan akan tahu sesuatu, Raka membuka mata dan mulai menyebarkan cakra dalam radius 3 meter sebagai pendetektor.

Swuuzzzz Swuuzzzz

Satu demi satu kalong mulai melancarkan serangan. Pertama cuma satu, diikuti 2, kemudian 3.. 4.. 5 dan seterusnya. Serangan demi serangan dilancarkan bak layaknya rudal menghantam tank. Menyamping dari atas Raka menunduk. Menghantam kesisi kiri Raka mengelak kekanan.

Kurang dari sepuluh serangan tidaklah sulit bagi Raka untuk menghindar. Memasuki angka belasan, puluhan, yang datang dari berbagai sisi, Raka terpaksa mengandalkan armornya. Walaupun serangan kalong ini tidak cukup kuat untuk meruntuhkan armornya, namun jika dihantam terus menerus cakranya akan terkuras juga sampai habis.

Tetap tenang Raka mulai berspekulasi. jika serangan seperti ini terus berlanjut cakranya bahkan cukup untuk bertahan selama 24 jam penuh. Apalagi duel ini hanya bertahan selama 1 jam, bahkan jika serangan meningkat menjadi 10 x lipat tidaklah sulit untuk bertahan.

Kucing garong, jika kamu bisa bertahan dari yang satu ini aku akan menghadapimu langsung hohoho

Suara Fira bergema diseluruh goa, tampak kening Raka mulai mengkerut. Tidak ada dalam bayangannya clan licik seperti mereka akan menghadapinya face to face. Bagaimanapun juga tidak banyak yang bisa dia diperbuat. Hanya menunggu dan menanti kesempatan yang mungkin ada.

Swuzzz Swuzzz

Seketika kalong mulai berhenti menyerang, terlihat terbang disekitar Raka. Satu kalong terbang rendah dihadapan Raka, dalam hitungan detik matanya mulai semakin merah terang.

Swuuzz

Melihat datangnya kalong dari depan bagi Raka ini cukup aneh. Tidakkah ini sama saja dengan gelombang serangan pertama. Walau begitu Raka menyilangkan tangannya didepan kepala siap bertahan. Kian mendekatnya kalong, insting Raka merasa ada yang tidak beres dengan mata merah itu. Begitu 3 detik terakhir Raka berubah pikiran dan mengelak ke samping.

BOOM

"Yang benar saja!" gumam Raka.

Melirik ke arah kawah bekas ledakan, kemudian Raka melirik ke arah sekitar.

"Masih ada ratusan kalong disana!" Raka terlihat tidak percaya.

Tidak perlu pikir panjang, Raka segera mengambil langkah seribu berpindah dari titik terang itu.

BOOM BOOM BOOM

Ledakan demi ledakan terjadi. Apapun harus dilakukan. Bahkan jika harus membuang badan kesamping. Jika sempat terpojok dan terhenti lalu dihantam ratusan rudal kalong! bukankah itu mimpi buruk yang paling buruk. Lari dan terus berlari, walaupun tidak sesempurnah berlari didaratan. Raka hanya bisa berusaha lari dengan medan yang licin dan tidak rata ini. Kadang sempat tergelincir dan terguling, bangkit berdiri memaksa kaki tetap berlari.

BOOM BOOM BOOM

Ledakan 3 kalong secara bersamaan cukup dekat membuat Raka terpental. Berguling beberapa kali ditanah, Raka memaksa badan berputar untuk salto dan mulai berdiri. Ketika mulai memutar badan dan berbalik, Raka tiba tiba berhenti. Seketika Raka menjadi pucat berkeringat. Bagaimana tidak, apa yang ada dihadapannya adalah dinding goa.

Walau terkesan membabi buta, namun kalong ini masih dalam rencana Fira. Apa yang ditunggu Fira kini terwujud. Dengan banyaknya tekanan dan medan yang sulit. Raka menjadi ceroboh dan tidak menyadari kalau dia sudah digiring ke dinding. Melintangkan tangan bujur depan kepala, merapat ke dinding dan kaki ditekuk Raka siap dengan pertahanan terakhir.

Senyum melebar dari bibir Fira. Melirik sedikit ke arah 5 kalong yang selama ini terus bersamanya. Seakan menyadari apa yang perlu dilakukan, kelimanya terbang menyebar menuju Raka. Mengangkat tangannya setengah, kalong yang telah mengepung Raka mulai terbang lurus layaknya rudal ke arah Raka.

KABOOOMMMM

Ledakan yang memekakan telinga bergema di seluruh goa.T tampak Raka terpental ke atas. Pada detik terakhir Raka sempat melakukan lompat tinggi. Walaupun tidak terkena ledakan secara langsung. Dampaknya masih terasa dan membuat Raka terpental ke atas. Berputar beberapa kali di udara, kedua kaki Raka jejak di dinding. Seperti harapannya, Fira ternyata tidak mengerahkan semua kalong pada serangan pertama, sisanya kini mulai membidik Raka.

Swuzzz Swuzzz Swuzzz

Mempertaruhkan segalanya disini, Raka meledakan gelombang cakra. Mempusatkan banyak cakra dikakinya. Yang kini mengembang besar dan tampak urat urat otot menonjol.

Bang

Tampak retakan didinding akibat lompatan cakra Raka, yang kini menembak lurus kedepan dengan cepat ke arah bombardir kalong pada gelombang kedua.

Swuzzz

Ledakan cakra yang awal merupakan detektor untuk menentukan posisi lintasan kalong. Sesuai harapan, Raka berhasil menempis bombardir kedua. Melewati celah beberapa centimeter dari formasi kalong. Sedikit ceroboh itu bahkan bisa menyentuh tubuhnya. Alhasil bisa menimbulkan ledakan yang mematikan.

Masih mengambang diudara, Raka memperkuat armor cakranya ke maksimum. Jika perkiraannya benar, bombarbir pertama merupakan setengah dari keseluruhan, setengah lagi terbagi menjadi setengah untuk bombardir kedua. Maka yang tersisa adalah puluhan kalong untuk bombardir ke 3. Namun apa yang bisa diperbuat saat mengambang diudara? Menjadi kura kura adalah pilihan terakhir Raka. Mempertaruhkan semuanya pada pertahanan terakhir ini.

KABOOOMMMMM

Ledakan besar terjadi lagi. Kali ini tepat menghantam Raka yang masih berada di udara. Membuatnya terkapar ditanah dengan sekujur luka. Masih dalam posisi terlentang dilantai goa. Raka memuntahkan seteguk darah. Menyekat dengan lengannya dan mencoba bangkit berdiri secepat mungkin.

Terhuyung huyung Raka mencoba bangkit berdiri. Namun kembali jatuh dengan satu kaki bertekut di tanah. Pandangan menjadi buram, seluruh badan bergetar. Terdapat luka memar disana sini, itu masih bisa dipahami. Permasalahannya sekarang adalah armor cakranya telah hancur.

Tidak bisa dibayangkan kalau semua kalong meledak mengenai dirinya saat ini. Lebih kurang 1/4 saja sudah membuatnya menjadi serentan ini. Mengoyangkan kepala sedikit Raka mencoba menghilang rasa pusingnya. Ada sedikit kejanggalan apa yang dirasakan Raka, seharusnya ledakan ini tidak membuatnya sepusing ini.

Hohohoho....

Karena sudah sejauh ini ada sedikit reward untukmu, hohoho

MARIII... aku akan menghadapi mu langsung... hohoho

Suara Fira bergema diseluruh goa. Dari kejauhan terlihat aura merah seperti api yang kian membesar. Pandangan blur Raka sedikit demi sedikit mulai pulih. Sosok yang berbayang dari kejauhan kini tampak jelas. Sosok wanita seksi berjubah, dengan 2 taring dan mata merah, memegang cambuk dikedua tangan. Aura merah api disekitarnya membuat Fira terlihat seperti setan neraka yang menagih hutang nyawa.

Bangkit berdiri Raka menghempaskan kedua tangannya kesisi. Terbentuk 2 sarung tangan dari cakra di kedua kepal tangannya. Senjata dan pertahanan terakhir, tidak banyak cakra yang tersisa. Bahkan untuk mengesekusi skill sudah menjadi beban yang sulit dan pasti tidak akan sempurna. Walau hanya berbekal sarung tangan dan seni bertarung fisik, cahaya perang masih berkobar dimatanya. Ada harga diri yang dipertaruhkan disini.

Roaarrrr

Raka mulai berteriak marah, meyalahkan api pertempuran terakhir. Berteriak dan melesat maju Raka melakukan langkah pertama.

Tarian 2 cambuk yang dimainkan Fira layaknya ombak yang melanda kapal. Maju mundur, kiri kanan, atas dan bawah. Sesekali Raka sempat terpental dan mundur, namun bangkit maju dan menyerang kembali. Dalam benaknya, jika berhasil menembus pertahanan cambuk ini maka sisanya adalah pertarungan jarak dekat. Raka cukup percaya diri jika dapat mengambil jarak dekat, peluang untuk menang masih terbuka.

:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::

Hahahahaha

Terdengar tawa bergema dilapangan. Semua terlihat senang memandangi layar didepan. Kecuali raja singa.

Ratu kelelawar tersenyum dan melirik raja singa. Disisi lain raja singa hanya bisa menggelengkan kepala. Kalah dan menang adalah hal biasa, namun apa yang tampak adalah Raka melompat kesana kemari, berguling bahkan berteriak seperti badut gila. Parahnya dia melakukannya sendiri di arena sedangkan Fira hanya menonton dari samping terkikik melihat kegilaan Raka.

:::::::::: arena 5 ::::::::::

Selang beberapa menit tampak Raka mengangkat tangan ke atas memegang sesuatu. Dimatanya seakan akan dia telah mencekik Fira di leher dan mengangkatnya ke udara.

makan itu!

Kamu tidak seharusnya menghadapiku face to face!

Wuahahahah...

AKU MENANG! AKU MENANG!

AKHIRNYA AKU MENANGGGGG, WKWKWKWKWKW

Teriak Raka dengan wajah bahagia.

Dalam kedipan mata Raka menghilang dan kembali ke pulau pelangi. Begitu juga Fira, masih dengan senyum manisnya telah berada di sisi ratu. Menyilangkan dadanya Raka tersenyum bangga. Selayaknya panglima yang menghadapi seribu pasukan dan masih keluar sebagai orang yang berdiri terakhir.

DIAMLAHHH!

Belum sempat Raka berbicara. Raja singa telah memotong dan menyuruhnya diam. Dari sekian banyak orang hanya Raka sendiri yang bingung, bahkan raja tampak sedikit marah dimatanya.

Baja : 0

43    : 9

Lina : 0

Bele : 0

Rika : 3

Raka : 3

Fira : 3

Memecahkan keheningan caesar menjelaskan semuanya dan sekali lagi tawa pecah disana. Raka hanya bisa diam membisu sambil menundukan kepala. Apa yang tidak disadari oleh Raka, dalam bombardir terakhir Fira juga mengesekusi jurus ilusinya.

Dari mana jurus ini dilancarkan? tentu saja peran ini dimainkan oleh 5 kalong terakhir milik Fira. Kelima kalong itu mengintari Raka yang mengambang di udara dan mengarahkan gelombang suara khusus yang bahkan tidak terdengar oleh telinga normal. Akibat ledakan kondisi Raka menjadi sedikit tidak stabil, yang membuatnya mudah terkena ilusi tanpa bisa dia sadari.

Tawa pecah sana sini mengenang kisah kegilaan Raka di arena. Namun semua itu terhenti saat 43 mulai bangkit berdiri.

Aku menantang Fira di arena 2

Episodes
1 Malang Melintang
2 Khuldi di Hutan Pelangi
3 Dewi Sri
4 Mengejar Batas Tubuh
5 Satu Langkah Satu Pukulan
6 Satu Tinju
7 Gemini
8 Ada Udang Di Balik Bakwan
9 Mengamati
10 Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11 Lari Seperti Maling
12 Aturan Baru
13 Hari Yang Melelahkan
14 Persimpangan Jalan
15 Dibalik Bayang
16 Teka-Teki
17 Semua Hal Butuh Usaha
18 ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19 JANGAN TAMAK!
20 Akhir & Awal
21 Si Babi
22 Lelucon
23 Untung Apa Rugi?
24 Ga Ada Akhlak!
25 Legenda Antah Berantah
26 Mawar Hitam
27 Setan Berkulit Babi
28 Jalan Pedang
29 Kota Nes
30 Keindahan, Ambisi dan Uang
31 Cuma Satu Kata
32 Legenda 7 Pedang
33 Bunga Bangkai
34 Monster Hijau
35 Pahlawan Tidak Di Kenal
36 Penjara
37 KONG KALI KONG
38 Pintu Tersembunyi
39 Pertikaian
40 Hujan sebelum badai
41 Sebuah Tipuan
42 Ikutan Silau
43 Keluar Penjara
44 Gerbang Neraka
45 Memasuki Tanah Terlarang
46 Harus Berakhir Seri
47 Zodiak
48 Melihat danau berbicara samudera
49 Dataran Tengah
50 Persiapan
51 Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52 Kupu Kupu Biru
53 Kota Kuno?
54 Kebangkitan Iblis
55 Langit Biru
56 Sebuah Harapan
57 Menyegel Iblis
58 Keputusasaan
59 Akhir dari Bencana
60 Kemunculan Mahluk Laut
61 Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62 Sunda Kelapa
63 LEVIATHAN ALPHA
64 Bertaruh Nyawa
65 Putri Duyung Melia
66 Orang Tua Misterius
67 Menerobos Hutan Mencari Jalan
68 Raptor
69 Membuka Segel Kutukan
70 Harta Karun Pandai Besi
71 Tidak Sesuai Rencana
72 Cerita Di Balik Si Iblis
73 Belati Hitam dari dunia hitam
74 Kota Hochi
75 Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76 Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77 Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78 Petir Merupakan Petaka
79 Lepas Kendali Sekali Lagi
80 Mencari Pintu masuk
81 Kota Yang Terlupakan
82 Yang Terlupakan Kini Kembali
83 MORAI
84 Salam dari penulis
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Malang Melintang
2
Khuldi di Hutan Pelangi
3
Dewi Sri
4
Mengejar Batas Tubuh
5
Satu Langkah Satu Pukulan
6
Satu Tinju
7
Gemini
8
Ada Udang Di Balik Bakwan
9
Mengamati
10
Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11
Lari Seperti Maling
12
Aturan Baru
13
Hari Yang Melelahkan
14
Persimpangan Jalan
15
Dibalik Bayang
16
Teka-Teki
17
Semua Hal Butuh Usaha
18
ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19
JANGAN TAMAK!
20
Akhir & Awal
21
Si Babi
22
Lelucon
23
Untung Apa Rugi?
24
Ga Ada Akhlak!
25
Legenda Antah Berantah
26
Mawar Hitam
27
Setan Berkulit Babi
28
Jalan Pedang
29
Kota Nes
30
Keindahan, Ambisi dan Uang
31
Cuma Satu Kata
32
Legenda 7 Pedang
33
Bunga Bangkai
34
Monster Hijau
35
Pahlawan Tidak Di Kenal
36
Penjara
37
KONG KALI KONG
38
Pintu Tersembunyi
39
Pertikaian
40
Hujan sebelum badai
41
Sebuah Tipuan
42
Ikutan Silau
43
Keluar Penjara
44
Gerbang Neraka
45
Memasuki Tanah Terlarang
46
Harus Berakhir Seri
47
Zodiak
48
Melihat danau berbicara samudera
49
Dataran Tengah
50
Persiapan
51
Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52
Kupu Kupu Biru
53
Kota Kuno?
54
Kebangkitan Iblis
55
Langit Biru
56
Sebuah Harapan
57
Menyegel Iblis
58
Keputusasaan
59
Akhir dari Bencana
60
Kemunculan Mahluk Laut
61
Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62
Sunda Kelapa
63
LEVIATHAN ALPHA
64
Bertaruh Nyawa
65
Putri Duyung Melia
66
Orang Tua Misterius
67
Menerobos Hutan Mencari Jalan
68
Raptor
69
Membuka Segel Kutukan
70
Harta Karun Pandai Besi
71
Tidak Sesuai Rencana
72
Cerita Di Balik Si Iblis
73
Belati Hitam dari dunia hitam
74
Kota Hochi
75
Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76
Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77
Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78
Petir Merupakan Petaka
79
Lepas Kendali Sekali Lagi
80
Mencari Pintu masuk
81
Kota Yang Terlupakan
82
Yang Terlupakan Kini Kembali
83
MORAI
84
Salam dari penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!