:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::
"Hoho... apakah rantai kemenangan akan putus disini?" sindir Kumiho.
"Apakah kita bergerak setelah ini Ratu?" tanya Rika.
"Satu dan lain hal dia berhasil menang. Kita standby saja... biar kan dia memilih, lawan yang sudah lemah akan memilih lawan yang lemah menurutnya, hohoho" jawab Kumiho.
"Siap Ratu!" tegas Rika.
Dilain sisi Raja mondok tampak tenang dan sempat terukir senyum diwajah. Baginya jika eksekusi sihir ini berhasil maka tidak ada cara 43 mampu untuk melepaskan diri, selama pasokan mana cukup. Bukan rahasia umum bagi mereka. Sejak 3 pertandingan sebelumnya sedikit banyak mereka memahami karakter 43.
Tubuh yang kuat, serangan yang hebat, dan tingkat regenerasi tinggi. Itu semua dapat memberikan tingkat kepercayaan tinggi namun membawa kesombongan dalam batas tertentu. Apalagi dengan kemenangan berlanjut tanpa kalah. Bagai pedang bermata dua, jika tingkat kontrol diri dan mental kurang. Persentase kekalahan bisa meningkat.
Mondok tersenyum sinis, "ceritamu cukup sampai disini saja 43, heh..."
"Jangan senang dulu, ini belum berakhir." ucap Kappa.
"Cihh..." Mondok meringis.
Semua mata melirik ke arah caesar. Seperti biasa, Caesar Jata duduk dengan tenang sambil menyesap teh. Satu kesimpulan pasti, bahwa ini belum berakhir. Mereka menantikan hal menarik apa yang akan dilakukan 43 kali ini. Bagaimanapun juga hal hal baru dan menarik selalu lebih manis terasa.
:::::::::: Arena 4 ::::::::::
Terikat sihir rantai tanah ditangan kaki dan badan. Terjepit pasir hisap dari ujung kaki hingga paha. Bahkan klon Bele ikut ambil peran. Tidak seperti sebelumnya, kelima klon yang terakhir bukan melemparkan pukulan namun malah memeluk kaki tangan badan 43. 3 lapisan segel ini membuat 43 frustasi tapi tidak ada panik diwajahnya, seakan tahu ini yang akan terjadi. Menutup mata menghimpun Karma dan menyalurkan terus menyalurkan, seakan arus air yang mengalir seluruh tubuhnya. 1 menit berlalu 43 membuka mata dan berteriak.
Haaaaa
Booomm
Diikuti bunyi ledakan, semua rantai, klon bahkan pasir hancur berhamburan dalam lingkaran radius 3 meter dengan 43 sebagai poros. Memberikan kebebasan sesaat yang dibutuhkan 43. Mengambil ancang ancang 43 bersiap melompat. Disisi lain Bele yang masih melantunkan mantra membuka mata, lalu meletakan kedua tangan ke tanah.
Penjara pasir! PIRAMID!
Radius 500 meter dari 43 sebagai pusat. Pasir mulai bergejolak dan bergerumuh bagaikan ombak besar disaat badai. Disaat kaki lepas dari daratan menuju langit, pasir tidak hanya diam. Bagai bayangan dengan tubuh, badai pasir merambah ke atas mengikuti dan mengepung dari semua sisi. Melayang diudara terus ke atas 43 terlihat sibuk melirik kiri kanan seakan mencari sesuatu. Sampai dipuncak momentum lompatan, mata masih tajam melirik sekitar.
43 tersenyum, "Ketemu!"
Dalam pandangan 43, langit semakin gelap yang telah mulai ditutupi oleh badai pasir. Menghadapi itu 43 merentangkan tangan sambil menutup mata. Pasrah dengan keadaan, 43 hanya diam ketika pasir mulai mengerumuni setiap inci tubuhnya. Menariknya ke kebawah, tumpuk demi tumpukan gelombang pasir mulai menimbun 43 hidup hidup. Akhirnya membentuk piramid berdiameter 500 meter setinggi 300 meter.
Boomm
Ada celah kecil disisi piramid akibat ledakan, tidak butuh waktu lama sisi piramid menutup kembali seperti semula.
Boomm Boomm
Ledakan ledakan kecil terus berlanjut, ini merupakan yang ketiga kalinya. Seakan akan memiliki kehidupan. Setiap kerusakan yang terjadi, tidak memakan waktu yang lama semua pulih seperti semula. Terlihat apa yang dilakukan menjadi sia sia.
Bele tersenyum*\, "Tidak semudah itu\, selama pasokan mana aku cukup tidak ada yang pernah bisa lepas dari piramid ku. Silahkan mencoba\, walaupun kamu menggunakan kekuatan penuh seperti sebelumnya. Selama kamu tidak menhancurkan semuanya bersamaan. Tidak akan ada artinya jika hanya satu sisi yang hancur\, hahahaha.... kita lihat seberapa lama nafasmu bertahan\, hahaha..."*
:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::
Yuna terpukau,"woww, apa itu sihir kelas S!"
"Tidak, itu masih kelas C." bantah Caesar.
"Tapi itu tampak lebih kuat dan megah?" protes Yuna.
"Ada berbagai macam sihir didunia ini, walau terlihat megah tetap saja itu masih kelas C."ujar Caesar.
Yuna mulai khawatir, "Apa 43 tidak bisa keluar."
"Keunggulan sihir penjara pasir ini adalah 1 vs 1. Jika sudah terjebak akan sangat sulit untuk keluar." Kata Caesar.
:::::::::: Arena 4 ::::::::::
Boommm Boommm Boommm
Ledakan terus berlanjut dengan selang waktu tertentu. Terlihat bahwa 43 tidak akan pasrah dengan kenyataan yang terjadi. Namun tujuan sebenarnya memang bukan menghancurkan, tapi mengalihkan perhatian Bele. Jika hanya diam saja menunggu bidak terakhir berjalan, kemungkinan bisa gagal. Namun membuat Bele tetap fokus pada dirinya maka kemenangan bisa terjamin.
Tanpa disadari tepat dibelakang Bele, terlihat satu sosok yang berdiri menatap dirinya. Ini adalah golem yang digunakan 43 untuk sparing dimasa latihannya. Dibutakan kemenangan sesaat yang belum pasti, Bele tidak menyadari apa yang ada dibelakangnya.
Melingkar satu tangan dileher Bele dan tangan satunya mengunci tangan kiri Bele. Tersentak kaget namun golem makin kuat menyekik leher Bele dengan tangannya. Kepanikan mulai terjadi sambil meronta ronta, Bele mencoba melepaskan diri. Apa daya tidak ada yang bisa dilakukan, semakin meronta semakin erat kuncian Golem yang membuat Bele susah bernafas.
Lepasnya tangan dari tanah memutuskan koneksi mana Bele dengan piramid. Sihir penjara pasir piramid akhirnya mulai runtuh.
:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::
Apa!
Raja Mondok bangkit berdiri dengan tangan terkepal. Emosi berkecamuk tersirat di wajah Raja Mondok. Bagaimanapun juga ini adalah rencana yang telah dia susun sedemikian rupa. Dengan memperhitungkan bahkan jika pukulan mematikan 43 digunakan, itu tidak meruntuhkan rencananya.
Sihir yang digunakan sangatlah efektif terhadap lawan yang sendiri. Walau satu dan lain hal 43 tidak termakan umpan. Dia telah menyiapkan rencana cadangan yang akan memaksanya terjebak. 43 benar benar terjebak dan itu merupakan 99% kemenangan. 1% adalah ketidak tahuan akan golem itu.
Fuahhh
43 akhirnya bisa merasakan udara segar.
Crack Crack
Merenggangkan jari tangan kaki badan 43 melompat. Kemudian berlari dan tiba didepan Bele beberapa saat setelah itu. Meletakan ujung tongkat ke kepala Bele.
43 tersenyum sinis, "Tersenyum sangatlah mudah pada saat keadaan baik. Namun tantangan sebenarnya adalah menjaga senyum itu disaat keadaan memburuk."
lemas lesu Bele mengangkat satu tangannya.
"Aku meny... tidak, aku kalah." ucap Bele.
Menarik tongkat dan menyentuh kepala golem. Menyusut terus menyusut menjadi serat kayu tipis dan akhirnya menjadi semacam biji seukuran biji karet.
Lepasnya kuncian Golem, Bele menarik nafas lega. Terbatuk batuk Bele menatap 43.
"Sejak kapan?" tanya Bele.
"Golem? sejak awal." Jawab 43.
"Bagaimana mungkin?" Bele tidak percaya.
43 tersenyum sambil berkata, "Semua orang juga tahu kemampuan bertempur jarak dekatku. Melihat karateristikmu aku yakin kamu tidak akan menghadapiku langsung. Pilihan paling bijak mungkin dari bawah (menunjuk ke tanah dengan jari) karena kamu memilih arena ini dengan tegas. Kejadian di rawa membuka mataku, jika saja aku tetap dikurung seperti sebelumnya apa yang bisa diperbuat? Daripada mengambil resiko lebih baik sedia payung sebelum hujan. Pada akhirnya jika kamu memutuskan untuk terus berada dalam tanah sulit bagi ku untuk mendeteksi dengan indera yang kumiliki. Hanya mengandalkan geteran tanah melalui kaki itu tidaklah cukup. Aku memutuskan masuk dalam jebakanmu untuk memancing mu keluar. Dimanakah awal mula golem itu?"
"......." Bele terdiam sambil geleng geleng kepala.
"Disepatu !! maka aku bilang itu sejak awal hahahah... bagaimanapun juga golem ini terkoneksi dengan pikiranku. Dia memiliki apa yang aku miliki bahkan pikiranku. Untuk kamu ketahui saja, aku bahkan belum pernah menang melawannya,hahaha.. dia adalah aku... aku adalah dia." Jawab 43 sambil tertawa.
Mengulurkan tangan, 43 menawarkan bantuan untuk Bele berdiri. Termenung sebentar, akhirnya Bele meraih tangan 43.
:::::::::: Pulau Pelangi ::::::::::
"Aku pikir golem itu hanya untuk pelatihan." Yuna terlihat tidak percaya.
"Sama, sampai aku terjebak dalam penjara air sempat terlintas ide ini." ucap 43. "Minta buah dan minuman."
"Tapi..tidak pernah menang melawan golem?" Yuna bingung sambil menyodorkan buah dan air.
"Heyy... itu adalah realita, aku tidak pernah menang melawan golem selama hanya mengandalkan fisik saja. Toh itu kenyataan!" pungkas 43 dengan tegas. "Aku memang belum pernah beradu menggunakan energi sebelumnya. Jadi selama pelatihan aku memang belum pernah menang."
"........" Yuna terdiam tidak tahu harus berkata apa.
Sebelumnya 43 sudah meminta Yuna mengumpulkan beberapa buah dan minuman. Tidak mungkin berlanjut jika tidak ada pasokan makanan dan minuman. Bagaimanapun juga turnamen ini masih berlanjut beberapa babak lagi. Karena golem sudah terpapar, rencana selanjutnya main kucing kucingan.
Baja : 0
43 : 9
Lina : 0
Bele : 0
Sementara 43 masih bersemedi memulihkan diri. Caesar Jata telah menawarkan pertandingan selanjutnya. Simpang siur, bisikan terdengar disana sini tapi tidak ada yang melangkah keluar. Tidak pernah muncul dalam pikiran mereka untuk memakai artefak kelas atas untuk turnamen sederhana ini.
Sebenarnya dari awal memang tidak ada larangan pemakaian senjata, artefak atau apapun dalam turnamen. Pertandingan terakhir memaksa mereka berpikir ulang, urusan menang kalah memang biasa namun harga diri harga mati. 3 menit sudah berlalu tetap saja tidak ada yang melangkah keluar. Melirik kiri dan kanan tatapan Caesar berhenti pada 43.
Ehmm...
Walaupun bersemedi bukan berarti buta terhadap lingkungan sekitar. Mendengar apa yang terjadi, 43 membuka mata seolah-olah paham akan situasinya. Bangkit berdiri dan melirik kiri kanan, mata terjatuh pada Ratu Kumiho dan seseorang di belakangnya. Bukan takut, hanya saja 43 tidak begitu siap untuk menghadapi lawan dengan tipe full cakra yang fokus pada kekuatan fisik.
Walaupun tipe mana dan roh memiliki beragam kombinasi teknik maupun sihir. Yang bahkan bisa lebih merepotkan, namun bagi 43 fisik mereka tetaplah lebih lemah dari pemegang energi cakra. Mengandalkan kecepatan dan kekuatan. Satu pukulan kuat yang mendarat kelawan, kemenangan bisa ditentukan. Jika bisa menyerang dari belakang untuk apa repot-repot dari depan. 43 menakupkan tangan membungkuk sedikit dan terus menatap Ratu Kumiho.
Kumiho sadar akan tatapan itu, "namanya Rika."
.
.
.
43 berkata, "menantang Rika di arena 1."
"Cuaca cerah." balas Rika.
"ohh..." 43 tidak menduganya.
:::::::::: Arena 1 ::::::::::
Disudut arena 1, diujung sisi yang benar benar terpojok. Tampak 43 sedang berjongkok menghadap golem yang juga berjongkok. Dengan serius terus menatap golem.
43 membuka pembicaraan, "dengar, aku tahu kamu bisa mengerti pikiran aku. Jujur aku tidak terbiasa bahkan aneh dengan namanya telepati. Karena dengan bicara pun kamu bisa mengerti jadi cukup begini, jauh lebih bagus kan.. toss dulu (mengangkat tangan)"
Golem mengangguk dan mengangkat tangan menerima toss 43
"Hehe.. anak pinter, ehmm... kita perlu membuat rencana. Itu rubah licik bukan tipe fisik. Info dari Yuna yang Yuna juga dapat dari Caesar kalau mereka itu tipe roh. Dukun lah gitu, anggap saja gitu usah ditanya tanya lagi. Jadi kamu dari depan hadapi itu hantu hantunya. Aku tunggu kesempatan hantam dari belakang. Ok!" Pungkas 43 dengan tatapan serius.
Golem terdiam tidak bergerak. Memiringkan kepala sedikit seakan akan berkata, "kenapa aku dapat tugas sulit?"
"Ehmm... gini... siapa yang lebih kuat antara aku dan kamu?" tanya 43.
Golem membusungkan dada dan mengangguk, seakan berkata "aku tidak terkalahkan."
"****** bolong, itu karena kondisi aku yang tidak fit ini." gerutu 43 memasang muka melas.
Golem mengangguk, seakan akan berkata "lemah"
"Kolor sobek, makanya kamu dari depan. Kalau aku yang depan bisa bonyok nanti. Bagaimanapun juga jika aku kalah kamu kalah, sedangkan kamu kalah belum tentu aku kalah. Kamu lihat ini." ucap 43 sambil mengambil ranting dan memukulkannya kesisi.
tok tok tok
43 berkata, "batas dari arena ada disini. Artinya kita terpojok disudut yang paling sudut. Tupai oren (Rika) pasti disudut juga. Karena aku penantang jadi udah jadi logika umum aku yang mencari, sekarang itu menjadi tugasmu. Aku mau break dulu bentar, kondisi aku belum fit benar. ok, toss dulu."
Golem mengangguk mengerti sambil membalas toss.
Harapan 43 golem segera beranjak dan bekerja, namun diluar dugaan golem masih jongkok dan menatap 43.
"Apalagi maumu!" bentak 43.
Golem menggunakan jarinya menulis sesuatu ditanah.
43 menatap ke tanah "nama"
Terdiam dan merenung kemudian menepuk jidatnya. 43 lupa bahwa golem memiliki koneksi pikiran dengannya. Dengan kata lain mengapa golem menulis kata "nama" menggunakan bahasa indonesia adalah karena dia juga. Bukannya memikirkan sebuah nama. 43 malah berkutak dengan tingkat aneh golem menulis kata "nama". 43 sempat merasa bodoh, kenapa tidak dari tadi saja nulisnya biar aku tahu apa yang dipikirkan.
43 mulai bergumam, "ehmm, kita esensinya adalah satu namun juga berbeda. Mulai sekarang kamu adalah GEMINI."
Gemini mengangguk tanda setuju.
Atas instruksi 43, Gemini mulai bergerak ke tengah dengan menyisir dari tepi. Prioritas utamanya adalah menentukan posisi Rika. Sambil menunggu 43 selesai memulihkan stamina. Tidak juga 100% pulih, paling tidak jika sudah 70% itu lebih dari cukup. Setelah itu baru menyusun rencana menyergapnya dengan Gemini sebagai ujung tombak. Berlari tidak laju juga tidak pelan Gemini dengan hati hati menelusuri hutan.
Bertengger pada salah satu dahan pohon Gemini menengadah keatas. Terlihat semacam burung elang yang terus terbang berputar putar dengan pola tertentu. Perlu dipahami memang benar Gemini tidak memiliki indra selayaknya mahluk hidup. Namun untuk bisa mendeteksi keberadaan mahluk hidup lain, Gemini memiliki sistem sensor dengan Karma sebagai basisnya.
Dengan menyebarkan karma disekitar seperti halnya radar ultrasonic. Pantulan energi yang sebarkan dapat menentukan lokasi lawan maupun memetakan lokasi disekitarnya. Walaupun tidak memiliki indra Gemini masih bisa bergerak bebas. Tentu saja dalam radius 1 km.
5 menit sudah berlalu, Gemini masih tetap bertengger didahan semula. Terus memperhatikan burung elang ini. Walaupun nampak seperti acak namun ada celah yang terbaca oleh Gemini.
Pertama :
Pola terbang Burung itu memang terlihat acak, tapi ada dalam kisaran lingkaran tertentu. Dari itu dapat dipastikan tugas burung tidak semata mata mencari lawan. Tapi lebih kepada menjaga perimeter masternya untuk cepat tanggap terhadap lawan yang mendekat.
Kedua :
Burung ini terlalu mencolok dengan pola terbangnya. Disatu sisi dapat diartikan sebagai pengawas, namun disisi lain itu juga merupakan umpan. Seakan akan berkata "master aku ada disekitar sini, kalau berani masuk saja".
Berkutak dengan lamunannya, beberapa saat kemudian akhirnya Gemini melangkah. Namun dia memutuskan tidak lewat darat. Melompat dari dahan ke dahan tidaklah serumit itu apalagi dengan jarak yang terjangkau. Resikonya adalah dahan memiliki pijakan yang terbatas dan tentu saja jauh lebih ribut jika dibandingkan dengan jalan didarat.
Terus berjalan dengan hati hati Gemini belum menemukan apa yang dicari. Tiba tiba Gemini tersentak diam. Merasa ada yang aneh Gemini memperkecil radiasi Karmanya. Dengan memperkecil radius jangkau Karma maka tingkat sensitifnya akan kondisi sekitar semakin kuat. Awalnya adalah 1km kini gemini memperkecil menjadi 500 meter. Ada sesuatu yang mengusiknya selama ini, namun masih ragu akan sesuatu. Menepi pada salah satu pohon dan berjongkok disana. Gemini menemukan jawaban atas apa yang mengusiknya selama ini.
Ternyata ada benang benang tipis yang transparan saling terkait antar pohon, dahan dan tanah. Begitu tipisnya bahkan mata telanjang akan sangat sulit melihatnya. Selain dengan berkonsentrasi penuh. Terlihat seperti benang laba laba, dengan kata lain ini juga merupakan alat untuk mendeteksi keberadaan lawan. Melangkahi, menunduk, bahkan harus tiarap tetap dilakukan Gemini untuk menghindari benang ini. Sedikit saja getaran akan membuat posisinya terbaca dan tentu saja ini akan merusakan rencana penyergapan yang telah direncanakan.
Selang beberapa menit berlalu Gemini berhenti, dan mulai berjongkok dibelakang pohon. Deteksinya menemukan keberadaan lawan. Tentu saja Gemini tidak memiliki mata yang bisa menentukan dengan pasti apa yang ada didepannya itu. Tapi dengan resonansi Karma ada 3 keberadaan mahkluk hidup yang ditemukan selain burung elang dilangit.
Pertama, sepertinya itu semacam berkaki empat dengan badan besar bertaring, masih belum bisa dipastikan binatang apa itu. Namun bisa diprediksi mirip singa, harimau atapun serigala.Sepertinya salah roh panggilan tipe penyerang dengan kecepatan.
Kedua, roh dengan kaki 3 pasang melata menempel pada salah satu pohon disekitar. Melihat perangkap benang sebelumnya, pilihan yang masuk akal bahwa ini merupakan roh laba-laba. Mahkluk terakhir sepertinya Rika, dengan kaki 2 tinggi kurang dari 2 meter memiliki ekor 4. Posisi Rika sedang bersandar pada salah satu pohon sambil mengusap kepala roh berkaki empat miliknya sedangkan laba laba berada diatas.
Tidak sampai disitu Gemini masih terus menyebarkan Karma semakin luas, setiap detail kecil sangatlah berharga jadi Gemini tidak mau ketinggalan apapun. Merasa yakin dengan hasil survey, Gemini kembali kejalur awal menemui 43.
Sial bagi gemini ternyata surveynya telah diketahui oleh lawan. Memang dia telah menghindari setiap benang dan tidak melakukan gerakan yang tidak perlu untuk menghindari getaran. Namun roh berkaki 4 ini merupakan serigala, memiliki indra penciuman yang kuat. Walaupun Gemini merupakan pembentukan dari tanaman. Namun serrigala telah menghafal aroma hutan disekitar. Jadi dengan datangnya mahkluk baru tentu itu akan keciuman. Walau demikian Rika dan rohnya tampak tidak melakukan seuatu yang berarti dan tetap pada posisi dan kondisi semula. Sepertinya ini merupakan rencana dalam genggamannya.
Begitu keluar dari area jangkauan benang dan pantauan elang Gemini mempercepat langkah menuju 43. Masih dalam posisi bersila 43 memulai membuka mata seakan tahu Gemini kian mendekat. Sesampainya didekat 43, Gemini tidak membuang waktu. Langsung mencora coret ditanah menjelaskan apa yang diketahui sambil menggambar ulang peta posisi Rika. Sambil menggangguk 43 mengerti sebagian besar informasi yang diberikan. Setelah berpikir sejenak 43 kemudian menatap ke arah Gemini.
43 mulai menganalisa, "pertama ini pasti jebakan, tapi tidak apa apa. Selama aku berhasil memukul rubah itu telak dikepala. Sebelum dia bisa berbuat aneh aneh, aku pasti menang. Kedua aku curiga roh berkaki empat ini memiliki indra penciuman yang sensitif jadi keberadaamu mungkin sudah terbongkar."
Gemini mulai mengangguk.
"Karena itu (sambil membuka baju), aku serahkan baju ini ke kamu. Bawa dan letakan dibawah pohon begitu kamu masuk lingkaran jangkauan deteksi mereka dan melangkah ke sisi kanan. Soalnya aku akan mengambil sisi kiri dan mengintai dari belakang menunggu kesempatan emas. Semoga saja firasat aku salah tapi tidak ada salahnya persiapan. Sebelumnya aku akan meremas daun daun pohon dan melumurkannya keseluruh tubuh, semoga saja ini bisa menyamarkan aroma dan mempermudah penyergapan. Bawa tongkat ini, sudah aku sesuaikan beban dan panjangnya. Paling tidak akan mempermudahmu melawan roh itu." 43 menjabarkan rencananya.
43 menatap kearah Gemini, berhadapan muka dan saling mengangguk. Begitu keduanya siap mereka sama sama melangkah menuju ke Rika. Diluar jangkauan mata elang mereka berpisah. Gemini terus maju sedangkan 43 mengambil sisi kiri dan memutar ke belakang. meletakan baju dibelakang salah satu pohon kemudian Gemini melangkah ke sisi kanan. Menyebarkan karma Gemini menunggu 43 berada dalam posisi bagus sebelum menyerang.
Rika berkata "Apakah kamu akan keluar atau aku yang datang kesana?"
Apakah Gemini akan bergerak keluar? tentu saja tidak. Gemini hanya terkoneksi dengan 43 jadi apa yang dikatakan dan dipikirkan oleh 43 bisa dipahaminya namun ini tidak berlaku bagi orang lain. Radius deteksi Gemini maksimal 1 km begitu juga radius komunikasi dengan 43. Selama Karma yang disebar dalam jangkauan maka keduanya bisa berinteraksi, itupun tergantung dari Karma yang dipancarkan Gemini.
Salah satu kelemahan golem tanpa indera adalah ini. Mendengar apa yang disampaikan Rika, 43 juga terdiam apakah itu dimaksudkan untuknya atau Gemini? Karena jarak mereka berdua terpaut dekat antara Rika dari depan dan belakang. Demi memastikan 43 menyuruh Gemini keluar.
Konfrotasi akan segera dimulai 43 mulai memperkecil jarak. Tampak dimata memang ada 3 roh. Roh laba laba berukuran sedang berkaki 6 berbulu dan berwarna hitam abu abu, dengan mata 6 bertaring empat dimulut. Kemudian roh elang tampak melayang diatas tidak terlalu jauh. Bentuknya biasa seperti elang kebanyakan yang ada di Bumi. Memiliki cakar, bermata tajam dan bulu berwarna emas pudar. Yang terakhir disebut berkaki empat ternyata serigala besar setinggi dada berbulu putih bergaris hitam dengan 2 taring besar dan cakar tajam hitam.
Gemini melangkah keluar dengan tangan kiri menggenggam tongkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Desta
jadi ingat film will smith
2021-02-09
1