ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN

Kecepatan kian terus melambat seiring gelapnya hari. Terkadang 43 harus memanjat pohon hingga puncak untuk menerawang kemana arah danau berada, keberadaan cahaya dipulau sangat membantu saat ini. Melewati hutan berkabut adalah yang paling sulit. Mata 43 memang mudah beradaptasi dengan suasana minim cahaya, namun kabut membuatnya lebih parah. Ketika sudah lepas hutan berkabut dan memasuki hutan tropis, 43 bisa menarik nafas lega dan kecepatan mulai meningkat sedikit.

Tidak butuh waktu lama bagi 43 untuk tiba ditepi danau. Merenung sebentar 43 mulai mengatur nafas. Jika membuat garis bantu ditanah sudah bikin pusing, maka membuat parit mengikuti garis bisa tergolong gila. Tapi tidak ada kata mundur sekarang, ada banyak pikiran untuk menyerah tapi segera disingkirkan jauh jauh oleh 43. Melirik kearah jari tangan 43 mulai menggerakan dan menggeretakan jari, tidak ada sekop tanganpun jadi. Segera dari sisi danau 43 mulai menggali mengikuti garis yang telah dibuat. Harapannya malam ini tidak menemui salah satu dari lima.

:::::::::: Candi ::::::::::

Terlihat ada 5 orang sedang berdiskusi dipuncak candi dimana piala berada. Sebelum hari benar benar gelap mereka berempat yang berada dihutan tropis sudah memutuskan untuk bergerak ke pulau tengah. keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan masalah kelelahan, keamanan maupun teka-teki. Bersatu membuat mereka menjadi solid, dilain sisi juga menenangkan pikiran dari kenyataan mungkin saja mereka bisa diserang diam diam pada malam hari.

Wiro menyadari sekilas bagaimana pola pikir Giro setelah kejadian kecurian diwaktu lalu. Namun jika berlima berdiskusi mungkin akan ada ide yang bagus muncul disana. Wiro percaya lima kepala jauh lebih baik daripada satu, sebodoh apapun mereka paling tidak masih bisa mikir sedikit. Siapa tahu dari hasil ceplas ceplos mulut bicara, bisa keluar sedikit pencerahan. Kenyataannya mereka memang mencari suatu benda. Tentu saja benda benda yang ada disekitaran candi memang terlihat unik. Walaupun begitu, malam ini dicukupkan sampai disini saja. Dengan Giro sebagai mandor keempat yang lain bisa mengambil waktu untuk istirahat.

Disaat orang lain terlena dalam mimpi, 43 benar benar harus bekerja keras. Satu hal yang penting adalah air danau tetap mengalir dalam parit. Jadi parit tidak harus lebar dan dalam, paling lebar juga hanya sejengkal sedangkan kedalaman bisa sejengkal atau dua jengkal.

Seorang amatir bekerja dalam pembuatan parit tidaklah mudah, harus melewati semak dan menggali akar akarnya, belum lagi ada batu besar yang harus juga digali atau dihancurkan, dan tidak terhitung ada berapa akar pohon yang harus dirapikan.  Jika jari 43 tidak tangguh mungkin sudah lama harus masuk bengkel untuk dipreteli.

Fiuh!

Selesai uga!

Waktu berlalu terasa lebih cepat, karena tidak ada jam disini 43 hanya bisa mengira ngira. Hari belum juga cerah, jadi seharusnya pekerjaan ini tidak lebih dari 3 jam. Memutar mutar bola ditangan 43 terus memperhatikan genangan air didepan. Hasil kerja kerasnya akan segera dinilai, namun genangan air masih keruh. Tetap sabar dengan bola terus diputar ditangan, setelah air mulai bening dengan santai 43 menanam bola setengah dari tanah di genangan air.

Seketika bola mulai bercahaya, dengan kondisi malam hari setiap perubahan cahaya tentu nampak jelas dimata. Dalam pandangan 43 cahaya itu walau redup kelihatan mulai ada peningkat dalam kecerahan. Warna bola yang semula hijau muda kini mulai beranjak ke hijau tua. Lebih kurang 10 menit sudah berlalu, kini bola sudah sampai kepuncak warna hijau tua dan cahaya lumayan terang. Tidak ada ketenangan diraut wajah 43, besar harapan ini akan berujung baik.

Beberapa detik kemudian timbul perubahan dari bola. Ada sedikit retakan disana, dan mulai melebar sedikit demi sedikit. Tidak lama dari retakan muncul sulur putih. Mata 43 mulai berkaca kaca melihat sulur putih ini tumbuh. Sampai batas ketinggian tertentu sulur mulai melengkung ke bawah, tertancap kedalam tanah untuk beberapa waktu dengan sulur semakin lebar. Bola mulai terangkat dari dalam tanah. Muncul retakan pada Sisi berlawanan dari retakan pertama, namun yang keluar bukan sulur tapi daun muda.

Astaga!

Ini biji tanaman bukan bola!?

43 sempat menepuk jidat dan geleng-geleng kepala. Kesalahan persepsi ini yang membuatnya menjadi kesalahan alur pikir. 43 benar benar lupa, jangan pernah menilai buku dari sampulnya.

Pertumbuhan daun muda bersamaan dengan biji yang mulai terangkat lurus keatas. Melewati batas air daun mulai terbuka dan melebar dengan sulur mulai tumbuh menjadi batang. 43 menjadi sangat bersemangat saat ini, bahkan terukir senyum dibibir. Senyum itu mulai buyar ketika tanaman itu tidak berkembang lebih lanjut. Berhenti pada posisi dua daun muda. Walaupun begitu sulur tadi sudah berubah menjadi batang muda seukuran pergelangan tangan, daun muda sudah selebar telapak tangan.

menanti dengan sabar 43 terus memperhatikan, namun apa daya tidak ada pertumbuhan lebih lanjut. Mondar mandir 43 terus mulai berfikir, tindakan dia sudah benar mungkin ada yang kurang. Tidak hanya itu pemahaman 43 mengenai tanaman memang cukup dangkal. Namun anak SD juga bisa paham, bahwa sebelumnya merupakan fase berkecambah sekarang sudah pada fase bibit. Jika bibit sudah sebesar ini bagaimana jika sudah tumbuh dewasa? Apalagi yang dibutuhkan?

Ehmm...

Variabel terakhir seharusnya cahaya!?

Pucuk dicinta ulampun tiba, berangsur angsur hari mulai cerah. Kembali 43 mulai menatap bibit, pandang punya pandang, pelotot punya pelotot, bibit tetap saja tidak berkembang.

Haizzz!

Apa ke!

Merebah ditanah 43 mulai merenung, mengulangi kata demi kata kalimat ditablet batu itu. Mungkin saja ada sesuatu yang terlupakan.

Air sudah!

Tanah sudah!

Cahaya sudah!

lalu apa lagi yang kurang!?

Pandangan mata mulai kosong menatap kearah langit.

Rimbun benar hutan ni haizz!

.

.

.

Rimbun?

Benar juga!

Segera 43 bangkit dan mulai memanjat pohon, dari situ terlihat 43 sedang merapikan setiap dahan pohon. Satu demi satu pohon disekitar 43 panjat dan dirapikan. Menatap dahan waktu mereba telah membuka pikiran 43. Suasana disini memang sudah terang tapi bibit tidak benar benar mendapat cahaya secara langsung. Tentu saja itu yang menghambatnya untuk terus berkembang.

Dugaan 43 benar, setelah dahan terakhir dirapikan, cahaya datang menembus kabut dan menjadi pelangi ke arah bibit. Getaran mulai terjadi dan bibit kini tumbuh lagi. Mulai tumbuh satu dahan dua dahan tiga dahan terus semakin banyak, begitu juga daun mulai rimbun disetiap cabang, tidak terkecuali batang yang kini semakin besar. Sulur sulur tanaman juga mulai terlihat menyelimuti setiap dahan terjuntai kebawah.

43 harus menyingkir kesisi melihat lahan semakin sempit oleh tanaman itu. Pertumbuhannya terhenti saat mencapai puncak tertinggi dari semua pohon dihutan berkabut. Tidak hanya tinggi, tebaran dahan yang melebar kesisi membuatnya tampak sangat rimbun. Walaupun perkembangan itu terkesan pelan, dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman selama ini yang dia ketahui, yang satu ini mungkin 10 kali lebih cepat. Itu hanya untuk perkecambahan, sedangkan dari kecambah menjadi pohon dewasa bahkan lebih gila lagi pertumbuhannya.

waslii!

Keren ko!

Rimbun, lebar, bersulur, udah pasti ini pohon BERINGIN!

wkwkwkwkw

Ada nilai keindahan yang terpancar dari Beringin, jika ditempat kelahirannya sudah pasti ade sesajen dan kain putih. Sesuatu yang seperti ini terkadang selalu dikaitkan dengan hal mistis. Apalagi kalau yang bicara itu orang pinter, satu kampung pasti menjadi jadi.

Sekian lama mengagumi beringi, mata 43 menangkap sesuatu yang menarik. Diantara semua sulur itu, ada sesuatu yang terikat disalah satu bagian dahan. Segera 43 melangkah dan meraihnya. Benda itu berbentuk ketupat dengan 2 sisi yang berdekatan ada semacam retakan, seolah olah ada patahan lain. Tetapi 2 sisi lain terlihat mulus, dibagian atas ada semacam ukiran yang belum begitu jelas ukiran apa. Dibagian bawahnya mulus tidak ada apapun.

Ini mungkin salah satu artefak?

43 mencoba menoleh kiri kanan, atas bawah. Siapa tahu ada semacam pemberitahuan seperti dipulau waktu piala diambil. Namun sejak kepemilikan benda itu berada pada 43 tidak terjadi perubahan apapun. Dengan adanya bentuk patahan 43 berasumsi akan ada bagian yang lain yang menyatu dengan sisi petahan ini, untuk sementara ini dapat diartikan artefak 1.

Untuk memastikan lebih lanjut 43 mulai mengembara didalam maupun sekitar beringin. Hanya satu hal yang menarik, ada semacam slot untuk meletakan sesuatu di badan pohon beringin. Slot ini berbentuk segi enam, selebar satu jengkal, kedalaman setengah jari telunjuk pria dewasa. Seperti biasa dibawah slot ada semacam tulisan.

"TANPA AKU SAMUDERA TIDAK MEMILIKI APA YANG TERSEMBUNYI, NAMUN AKU JUGA TIDAK MEMILIKI TANPA BUMI, TIDAK ADA YANG GRASTIS DIDUNIA INI"

Dibawah tulisan 43 melihat ada semacam lubang kecil seukuran kelingking. Disekitar ada retakan lurus mengarah kelubang, enam retakan terlihat disana. Mencoba memasuki lubang dengan kelingking, 43 menemukan bahwa ada semacam ruangan. Karena terlalu gelap tidak ada sesuatu yang bisa dilihat disana.

Merenung kembali ada beberapa asumsi yang 43 bisa dipastikan.

Pertama :

Bisa jadi apa yang dimiliki samudera adalah harta, dalam kasus ini itu dapat menjadi artefak 2.

Kedua :

Ruangan dalam lubang kemungkinan menyimpan sesuatu yang penting untuk langka berikutnya. Beringin sepertinya menyimpan sesuatu yang dapat digunakan untuk mendapati apa yang dimiliki oleh samudera.

Ketiga :

Untuk mendapati apa yang dimiliki beringin, kita harus mendapatkan apa yang dimiliki oleh bumi. Secara kasar dapat diartikan benda yang cocok untuk slot diatas dimiliki oleh bumi.

Jika samudera kemungkinan besar adalah danau, otomatis keberadaan artefak 2 ada dikedalaman atau dasar danau. Sedangkan bumi cuma satu yang dapat dipikirkan 43, Kolosus. Sedikit kecut raut wajah 43 ketika memikirkan Kolosus, menemuinya kembali sama saja dengan menerjang maut. Belum juga selesai membayangkan hal hal bahaya dari Kolosus, telinga menangkap sesuatu seperti ledakan cukup jauh dari sini.

:::::::::: Candi ::::::::::

Sura melirik ke arah Wiro, "bagaimana?"

"Terima kasih, aku merasa baikan." jawab Wiro.

"Apakah kita harus berangkat sekarang?" tanya Sura sekali lagi.

Wiro mengangguk, "tentu saja, semakin cepat semakin baik. Kita bertiga akan berangkat kesana."

Sebelum hari menjadi cerah, mereka berlima telah panjang lebar diskusi. Dengan peningkatan oleh Sura mereka berdua cukup untuk mengimbangi Kolosus walaupun tidak dalam tahap mengalahkannya.  Bahkan berlima peluang sangat kecil untuk dapat menumbangkan Kolosus. menyadari itu Kolosus tidak dimaksudkan untuk dikalahkan, maka satu satunya logika adalah ada sesuatu yang dijaga disana seperti halnya singa dipadang gurun. Jika tidak mempertimbangkan kejadian di padang rumput, tidak akan ada niat sedikitpun bagi mereka mendekati Kolosus.

Dengan bantuan Giro dari udara itu dapat mempermudah pencarian, disatu sisi dapat juga dijadikan pengalihan. Maka ada kesempatan yang lain untuk mencari, sedangkan Sura tidak akan berada dalam lingkaran pertempuran. Tugasnya cukup simple, memberikan peningkatan kemampuan kepada teman sekaligus menyembuhkan. Wiro mengambil peran didarat sebagai pengalihan juga. Untuk antisipasi Raka dan Kana ditempatkan di Candi juga ditemani oleh guardian Sura.

:::::::::: Padang Gurun ::::::::::

Aku menemukannya!

Dengan kemampuan elemen angin Giro ditambah peningkatan Sura, mereka dapat melacak keberadaan Kolosus dari jarah jauh.

Dia sepertinya sedang duduk didepan tebing itu!

Giro menunjuk kearah tertentu diperbukitan batu. Sebenarnya radar angin milik Giro cukup mudah. Dengan menyebar angin kesegala arah bagai gelombang suara, pantulan itu akan diterima Giro dalam bentuk 3 dimensi, selama mahluk itu memiliki energi tidak akan lepas dari pengawasan Giro. Tentu saja ini akan sangat menguras energi dengan area seluas gurun, namun keberadaan Sura membuatnya jauh lebih mudah. Bagaimanapun juga Giro merupakan 70% tipe cakra dan 30% merupakan mana, berbeda dengan Wiro yang 90% cakra dan hanya 10% mana, untuk Sura 100% mana.

Apakah kalian sudah siap!

Sura dan Giro mengangguk. Disamping Sura sudah berdiri Guardiannya, sebelum ini Sura sudah membagi Guardian menjadi dua. Namun kepadatan energinya berbeda, jiak dicandi itu 70% sedangkan di gurun itu 30%. Karena tujuannya merupakan pengintaian maka tidak dibutuhkan terlalu banyak energi, jika bisa beregenerasi sudah lebih dari cukup. Disisi lain Giro dan Wiro mulai menghimpun cakra, dibantu oleh Sura energi mereka kini berlipat ganda.

Wenggg!

Roaarrr! Kiaaakk!

Berlimpah dengan energi Wiro dan Giro mengalami metamorfosis. Jika sebelumnya tubuh mereka merupakan 80% humanoid, namun sekarang berubah menjadi 50% humanoid dan 50% monster sesuai dengan garis darah mereka.

Dengan otot yang mulai mengembang, bulu tumbuh semakin lebat disekujur tubuh, mata merah, bahkan bertaring. Kini proporsi tubuh Wiro meningkat setengah lebih besar dari sebelumnya. Mudahnya jika sebelum ini Wiro tergolong monyet, mungkin sekarang dapat dikatakan sebagai gorila. Berbeda dengan Wiro, kepala Giro kini menyerupai kepala elang, sayap semakin lebar dan besar, kaki sudah seperti cakar elang namun tangan tetap sama, otot mulai mengembang dari semula, bulu bulu mulai tumbuh cukup banyak disekujur tubuh. Seperti halnya Wiro, Giro juga tumbuh besar dari semula. Melirik satu sama lain mereka berdua mengangguk dan mulai melesat ke arah Kolosus.

Booommm! Booommm!

Wiro melempar sebongkah batu besar sedangkan Wiro menembak panah energi besar, keduanya diarahkan kepada Kolosus yang sedang duduk bersila. Serangan tadi membangunkan Kolosus dan kini mulai bangkit berdiri.

ROAAARRRR!

Kolosus meraung keras dengan adanya pengganggu ini. Mencoba menggapai Giro namun tidak semudah itu. Giro sangat gesit terbang diudara, selama dia menjaga jarak yang cukup dan menyerang dari jauh, Kolosus tidak dapat berbuat apa apa. Karena itu dia mencoba melampiaskan semuanya kepada Wiro. Dengan telapak tangan mencoba menangkap Wiro, dengan kaki mencoba menghantam. Seperti halnya Giro, selama Wiro cukup hati hati Kolosus tidak akan dapat mencederai dirinya.

Serangan bergantian terus dilancarkan Giro dan Wiro. Disaat Kolosus fokus kepada Giro giliran Wiro melakukan serangan, begitu sebaliknya. Mereka terkesan seperti frontal, namun apa yang sebenarnya terjadi adalah mereka mengambil langkah mundur. Secara bertahap Kolosus mengikuti mereka dan mulai menjauh dari posisi semula. Dari situ Sura dan guardiannya mulai bergerak, Sura mengambil sisi kanan sedangkan guardian mengambil sisi kiri.

Tidak susah buat Kolosus menyadari keberadaan mereka, 43 yang berbasis karma saja dapat diketahui dimanapun dia sembunyi. Namun akibat pergerakan Giro dan Wiro maka fokus Kolosus kepada mereka berdua, karena hanya mereka berdua yang melakukan serangan secara langsung kepada dirinya. Satu hal yang pasti, Kolosus sepertinya sudah diset begitu dari awal berbeda dengan singa.

Tentu saja kesimpulan ini dipahami oleh Wiro setelah mendengar kesaksian Sura. Jika tidak, waktu digurun mungkin Sura sudah check out dari kompetisi. Sampai kepada posisi yang telah ditetapkan, Giro dan Wiro merubah formasi dari mundur kini berada dikiri dan kanan. Serangan bergantian mereka kini tidak lagi membuat Kolosus menjauh, namun berputar dalam lingkaran tertentu bahkan terlihat menetap dalam satu posisi.

Mereka memiliki satu jam untuk menahan Kolosus, setelah itu mode monster akan menghilang. Jika kondisi normal dengan level saat ini, paling lama juga 15 menit dalam mode monster ini. Itulah sebabnya Wiro tidak menggunakan secara langsung saat menghadapi 43, padahal jika dia menggunakannya dari awal peluang menangnya cukup tinggi. Akibat terlalu berhati hati dia harus menelan kekalahan.

Dibukit batu ujung terlihat seseorang sedang duduk sambil mengunyah buah. Kegaduhan oleh Kolosus sebesar itu tentu tidak luput menarik perhatian 43. Kebetulan juga tujuan dia sama. Melihat mereka senyum licik terukir dibibir. Jika dia tidak ketahuan juga dan berhasil menyelinap seperti yang pertama, maka tinggal selangkah lagi semua ini selesai.

Eh!?

Ikan itu lagi!

Sepertinya kamu dan aku ditakdirkan, hehehe !

Melihat keberadaan Sura segera 43 melompat dan mulai mengintainya. Disatu sisi Sura benar benar sedang fokus mencari sesuatu yang dia juga tidak tahu itu apa, paling tidak itu merupakan hal unik, atau aneh, yang pasti berada diluar keadaan normal. Sehingga tidak menyadari keberadaan 43. Guardian bertugas memantau Kolosus dari sisi sekali waktu, jika satu dan lain dia berbalik dan mulai menyerang Sura, maka Guardian yang pertama menghadapi memberikan waktu untuk Sura kabur. Jika tidak ada kejadian maka Guardian juga bermata tajam kepada area sekitar.

Tidak banyak yang bisa diperhatikan dari pasir ini, bagaimanapun juga waktu Sura hanya 1 jam. Merasa tidak ada yang aneh Sura berpindah memeriksa setiap inci batu, mulai dari bukit batu, tebing, patahan, maupun dinding batu. Dari balik bayang 43 terus mengikuti, cukup mudah untuk mengurus Sura saat ini. Tapi dia masih melihat keadaan dulu, mungkin saja Sura bisa menemukan sesuatu disana. Seperti kata orang dia yang nanam, kita yang panen.

Sampai kepada suatu momen dimana perilaku Sura terlihat aneh bagi 43. Selama ini Sura sangat sadar lingkungan dan teliti, namun ketika sampai kepada dinding batu tertentu Sura seakan akan tidak melihatnya. Melewatinya begitu saja bahkan tidak ada lirikan sedikitpun. Kening 43 mulai mengkerut.

Apa sengaja atau sudah buta?

Apa dia takut masuk dalam retakan itu?

Tidak! yang sebelumnya dia periksa juga walau sebentar keluar lagi!

Ehhmm, mencurigakan!

Kepergian Sura ketempat lain menjadi tanda buat 43 untuk turun. Berdiri tegak dengan tangan bersilang didada sambil terus mengamati retakan batu. Memiliki lebar untuk satu orang pria dewasa, tinggi celah lebih kurang 3 meter. Jika diperhatikan celah cukup dalam, dengan retakan yang menembus hingga keatas. Cahaya dapat masuk melalui celah celah itu dan tentu saja cukup terang untuk dilalui.

Merasa kurang yakin 43 mengambil segenggam pasir dan melemparnya kedepan, tidak cukup sampai disitu 43 juga mengambil batu kecil dan melemparnya kedalam. Hanya ada bunyi gema yang terdengar, merasa cukup aman langkah pertamapun diambil.

Setelah berjalan cukup dalam perubahanpun terjadi. Celah ini bagaikan ngarai yang ada diantara tebing terjal. Sepertinya apa yang ada didepan merupakan pintu masuk, sekarang ukuran celah cukup besar untuk 3 orang, bahkan celah diatas cukup besar agar cahaya bisa menerangi seluruh ngarai.

Dipenghujung jalan 43 melihat ada semacam celah, tidak tahu sedalam mana hanya saja cukup gelap gulita. Melangkah pelan dengan dinding sebagai pemandu 43 mulai menelusuri celah ini. 5 menit berjalan terlihat ada cahaya biru muda. 43 bergerak lebih pelan dan hati hati.

43 merasa takjub dengan apa yang dilihatnya. Kehati hatiannya berkurang setelah melihat keindahan ini. Ruangan gua berukuran lebih kurang 5 meter dalam diameter ini menampung kristal biru, tersebar merata didinding maupun lantai gua. Semuanya berkilauan dengan cahaya biru, namun ada satu yang berbeda. Sebongkah batu berkilau warna hijau bersegi enam menempel pada dinding diujung kedalaman gua.

mencabutnya dari dinding terlihat bahwa ukuran dan ketebalan kristal hijau ini persis seperti apa yang dicarinya. Sesuatu yang seharusnya menempel pada pohon beringin dihutan berkabut.

Bingo!

wkwkwkwkwwk!

Berniat meninggalkan gua 43 teringat akan sesuatu. Hal berikut yang harus dicari 43 adalah harta yang ada dikepemilikan samudera, bisa jadi itu ada didalam danau. Tentu saja mencari dikedalaman danau gelap dengan harta yang diam tidak bergerak akan sangat sulit.

Melirik kearah cristal biru 43 mengambil salah satu yang seukuran genggaman tangan dan mengoceknya. Segera 43 keluar darimana dia masuk, saking senangnya 43 melompat keluar celah tanpa menoleh dan memastikan keamanan. Terus bergerak menelusuri bukit batu untuk keluar gurun menuju hutan berkabut.

Keberadaan 43 ternyata diketahui oleh guardian Sura, yang telah bersembunyi dibalik batu. Sesaat 43 pergi begitu juga guardian segera menghubungi Sura. Mendapati informasi itu segera Sura bergerak kembali. Sama seperti semula tidak ada yang berbeda, ada hanya dinding batu. Melirik kembali kearah Guardian yang mana mulai menunjukan ke arah tertentu di dinding batu itu. Menyadarinya Sura bergerak maju dan merentangkan tangan menyentuh dinding yang dimaksud.

Tersentak Sura terkejut, tangannya menembus kedalam. Menarik tangan dan menyentuh kembali. Ternyata benar ada ruangan dibalik dinding ini. Dugaan Sura ada semacam ilusi yang ditempatkan dimulut celah ini. Sejenak Sura merenung dan memutuskan memeriksanya berdua dengan Guardian tanpa memberitahu Giro dan Wiro. Menelusuri celah, ngarai dan akhirnya Sura sampai kedalam gua yang telah ditemukan 43.

Satu jam segera berakhir, Sura bergegas keluar untuk menginformasikannya kepada Giro dengan Guardian tetap ditempat. Melihat tanda dari Sura dikejauhan Wiro segera mengerti.

Giro! ambil alih sebentar!

ok!

Mengambil sisi yang berlawanan, Giro mulai menggempur Kolosus lebih intens. Cukup memberi ruang buat Wiro mengambil jarak dan menemui Sura. Penjelasan singkat Sura membuat Wiro mengkerut dan segera mereka berdua menuju gua dimaksud.

Wiro : Keberuntungan 43 cukup gila! bahkan aku tidak merasakan apapun dari ilusi itu!

Sura : itu dibuat dengan sangat sederhana, dimaksudkan hanya mengelabuhi mata! namun hal paling penting ada didalam!

Segera mereka berdua bergerak menuju di kedalaman ngarai. Gua dengan cahaya biru memang sangat memanjakan mata, keindahan ini sangat jarang terlihat. Jika kondisi normal mungkin mereka berperilaku begitu, namun saat ini ketegangan sedikit memuncak. Bgaimanapun juga mereka kalah satu langkah dari 43.

Sekian lama digua Guardian menunjukan sesuatu kepada Sura dan Wiro, pemeriksaannya memang membuahkan hasil.

Dengan tangan di dagu Wiro berkata "ehmm, sepertinya ada cristal yang hilang disini!"

"Apakah itu sama dengan cristal biru ini?" tanya Sura.

Wiro melanjutkan, "yang satu sepertinya sama dengan cristal biru, namun lubang bersegi enam ini nampaknya berbeda dari yang lain, mungkin saja itu petunju atau benda yang kita cari selama ini! Cih kita terlambat satu langkah!"

Episodes
1 Malang Melintang
2 Khuldi di Hutan Pelangi
3 Dewi Sri
4 Mengejar Batas Tubuh
5 Satu Langkah Satu Pukulan
6 Satu Tinju
7 Gemini
8 Ada Udang Di Balik Bakwan
9 Mengamati
10 Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11 Lari Seperti Maling
12 Aturan Baru
13 Hari Yang Melelahkan
14 Persimpangan Jalan
15 Dibalik Bayang
16 Teka-Teki
17 Semua Hal Butuh Usaha
18 ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19 JANGAN TAMAK!
20 Akhir & Awal
21 Si Babi
22 Lelucon
23 Untung Apa Rugi?
24 Ga Ada Akhlak!
25 Legenda Antah Berantah
26 Mawar Hitam
27 Setan Berkulit Babi
28 Jalan Pedang
29 Kota Nes
30 Keindahan, Ambisi dan Uang
31 Cuma Satu Kata
32 Legenda 7 Pedang
33 Bunga Bangkai
34 Monster Hijau
35 Pahlawan Tidak Di Kenal
36 Penjara
37 KONG KALI KONG
38 Pintu Tersembunyi
39 Pertikaian
40 Hujan sebelum badai
41 Sebuah Tipuan
42 Ikutan Silau
43 Keluar Penjara
44 Gerbang Neraka
45 Memasuki Tanah Terlarang
46 Harus Berakhir Seri
47 Zodiak
48 Melihat danau berbicara samudera
49 Dataran Tengah
50 Persiapan
51 Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52 Kupu Kupu Biru
53 Kota Kuno?
54 Kebangkitan Iblis
55 Langit Biru
56 Sebuah Harapan
57 Menyegel Iblis
58 Keputusasaan
59 Akhir dari Bencana
60 Kemunculan Mahluk Laut
61 Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62 Sunda Kelapa
63 LEVIATHAN ALPHA
64 Bertaruh Nyawa
65 Putri Duyung Melia
66 Orang Tua Misterius
67 Menerobos Hutan Mencari Jalan
68 Raptor
69 Membuka Segel Kutukan
70 Harta Karun Pandai Besi
71 Tidak Sesuai Rencana
72 Cerita Di Balik Si Iblis
73 Belati Hitam dari dunia hitam
74 Kota Hochi
75 Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76 Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77 Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78 Petir Merupakan Petaka
79 Lepas Kendali Sekali Lagi
80 Mencari Pintu masuk
81 Kota Yang Terlupakan
82 Yang Terlupakan Kini Kembali
83 MORAI
84 Salam dari penulis
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Malang Melintang
2
Khuldi di Hutan Pelangi
3
Dewi Sri
4
Mengejar Batas Tubuh
5
Satu Langkah Satu Pukulan
6
Satu Tinju
7
Gemini
8
Ada Udang Di Balik Bakwan
9
Mengamati
10
Sial dan Beruntung Dalam Satu Koin
11
Lari Seperti Maling
12
Aturan Baru
13
Hari Yang Melelahkan
14
Persimpangan Jalan
15
Dibalik Bayang
16
Teka-Teki
17
Semua Hal Butuh Usaha
18
ORANG YANG NANAM, KITA YANG PANEN
19
JANGAN TAMAK!
20
Akhir & Awal
21
Si Babi
22
Lelucon
23
Untung Apa Rugi?
24
Ga Ada Akhlak!
25
Legenda Antah Berantah
26
Mawar Hitam
27
Setan Berkulit Babi
28
Jalan Pedang
29
Kota Nes
30
Keindahan, Ambisi dan Uang
31
Cuma Satu Kata
32
Legenda 7 Pedang
33
Bunga Bangkai
34
Monster Hijau
35
Pahlawan Tidak Di Kenal
36
Penjara
37
KONG KALI KONG
38
Pintu Tersembunyi
39
Pertikaian
40
Hujan sebelum badai
41
Sebuah Tipuan
42
Ikutan Silau
43
Keluar Penjara
44
Gerbang Neraka
45
Memasuki Tanah Terlarang
46
Harus Berakhir Seri
47
Zodiak
48
Melihat danau berbicara samudera
49
Dataran Tengah
50
Persiapan
51
Menanam Kecerobohan Menuai Bencana
52
Kupu Kupu Biru
53
Kota Kuno?
54
Kebangkitan Iblis
55
Langit Biru
56
Sebuah Harapan
57
Menyegel Iblis
58
Keputusasaan
59
Akhir dari Bencana
60
Kemunculan Mahluk Laut
61
Jiwa Dari Pohon Kehidupan
62
Sunda Kelapa
63
LEVIATHAN ALPHA
64
Bertaruh Nyawa
65
Putri Duyung Melia
66
Orang Tua Misterius
67
Menerobos Hutan Mencari Jalan
68
Raptor
69
Membuka Segel Kutukan
70
Harta Karun Pandai Besi
71
Tidak Sesuai Rencana
72
Cerita Di Balik Si Iblis
73
Belati Hitam dari dunia hitam
74
Kota Hochi
75
Air Mata Bulan dan Buah Coral Putih
76
Akhir dari Legenda Seribu Pedang
77
Kehadiran satu dari 3 yang terkuat, Burung Hantu
78
Petir Merupakan Petaka
79
Lepas Kendali Sekali Lagi
80
Mencari Pintu masuk
81
Kota Yang Terlupakan
82
Yang Terlupakan Kini Kembali
83
MORAI
84
Salam dari penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!