Apa ini berkah atau petaka?
Dengan tangan bersilang didada, Giro merenungi apa yang dilihatnya saat ini. Walaupun tidak terang benderang, cahaya merah ini cukup untuk menutupi gelapnya malam. Candi tua dengan remang remang cahaya merah memang membuatnya tampak lebih angker. Belum lagi cahaya ini muncul dari permata yang ada di mata naga dalam ukiran di candi dan pilar.
Mata elang miliknya memang tidak cocok dimalan hari, jadi kehadiran cahaya ini sangat membantu Giro. Tapi dari pemahaman Giro, cahaya ini bagai pedang bermata dua. Disatu sisi menerangi sekitar, sekaligus membuka jalan bagi 43. Bagai satu titik diatas kertas putih, walau kecil namun itu mencolok dan terlihat jelas. Jujur saja kalau bisa memilih Giro lebih menyukai kalau suasananya gelap sekali atau terang sekali, remang remang hanya membuat banyak spekulasi tidak jelas.
Mata Giro segera menyipit tajam, tangan kanan menggenggam erat busur. Giro dalam posisi siaga penuh. Terkadang membagi pandangannya kesisi Timur mengarah Selatan dan Utara. Terkadang berpindah ke Barat dan pandangan ke Utara menuju Selatan. Dia hanya perlu bertahan siaga penuh dalam kurun waktu 3 jam.
Spekulasi 3 jam ini dinilai dari apa yang terjadi dikala waktu masih cerah. Lebih kurang 2 jam langit cerah, hanya sisa 1 jam menjadi sore hari sebelum malam tiba. Seharusnya malam begitu juga, walau dia tidak yakin benar, tidak ada salahnya memperkirakan.
2 jam telah berlalu namun tidak ada tanda tanda kehadiran 43 dimanapun. Hanya sejam tersisa, merasa sedikit tenang Giro menyarungkan busur dan mulai sedikit santai.
BOOOMMMM
:::::::::: HUTAN BERKABUT ::::::::::
2 jam sebelumnya.
Masih berjongkok di dahan pohon, terlihat 43 memejamkan mata. Minimnya cahaya membuat 43 harus membiaskan mata dalam kondisi gelap. 2 menit telah berlalu kemudian 43 bangkit berdiri dan melompat ke udara. Akan sangat beresiko untuk melintas hutan saat ini, jika udara bebas hambatan kenapa harus direpotkan? tujuan 43 adalah perbatasan hutan berkabut dengan gurun. Namun tidak terlalu dekat dengan batas hutan berkabut, jika harus betabrakan dengan monyet pengintai kan jadi repot.
melintasi sisi gurun 43 mengarah kepada hutan tropis. 43 sempat tertegun ketika melintasi hutan tropis. Tidak heran Caesar tidak memberikan batas waktu, rupanya ada makanan disini yang bisa dipanen. Sambil mengunyah buah 43 terus bergerak ke arah pulau tengah. Sebelumnya dia sudah merekam jalur yang akan dipilih berdasarkan situasi saat ini.
Sesampai ditepi danau 43 malah menghentikan langkahnya. Menyesap sedikit air sambil istirahat sebentar dengan buah ditangan. 43 masih berkutak dengan pikirannya, apa langkah terbaik untuk mendapatkan piala itu. Tidak ada arti lagi jika dia sudah menginjakan kaki di pulau. Disana dia seharusnya sudah berada dalam sikap siaga penuh.
merampas atau mencuri?
Ini merupakan hal penting untuk dipertimbangkan demi kelancaran langkah selanjutnya. Dengan merampas berarti dia harus berhadapan langsung dengan Giro. Tentu saja 43 bukan pengecut, namun jika pertarungan berlarut larut yang menimbulkan rekan rekan mereka bersatu, bencana mungkin tidak terelakan lagi.
Kenapa bisa berlarut tidak sampai satu pukulan saja lalu selesai? Bagaimana tidak, sejak Giro memutuskan menjaga itu otomatis dia memiliki kemampuan. Walaupun 43 tidak yakin apakah dia sendiri atau bersama yang lain. Hal yang pasti saat dia masih digurun, Giro terlihat dalam pandangan 43 yang sedang bergerak ketengah. Mustahil untuk merampas jika dia beramai ramai, namun 43 harus memutuskan jika Giro sendiri apakah dia memiliki kenyakinan untuk merampas.
Merampas merupakan satu hal lain, bagaimana dengan mencuri? sebenarnya 43 lebih berat ke arah mencuri. Terutama dalam kondisi malam. Ada banyak tempat dan posisi bagus dibalik bayang untuk melancarkan target operasi. 43 sangat yakin Giro pasti bukan burung hantu, namun kebenaran itu harus dibuktikan terlebih dahulu sebelum melangkah. Belum terlambat untuk memaksa menjadi pencuri jika tidak memiliki ruang gerak, paling tidak harus mempersiapkan rencana pengalihan.
Sebelum menuju pulau tengah 43 terlihat sedang berkeliaran disekitar mencari tali. Dalam kasus ini tali digantikan tumbuhan merambat. Diperlukan 2 utas tali sepanjang 100 meter, satu akan digunakan untuk pengalihan dicandi sedangkan yang satu untuk pelarian ditepi danau dekat pulau. Juga mengambil 2 dahan kayu seukuran kepala tangan dan panjang hanya sejengkal. Apa yang dibutuhkan hanya dentuman lumayan keras, bisa dari batu ataupun batang pohon yang cukup besar.
Oke, sudah saatnya menjadi ninja!
"Hura! Hura! Huraaa!" 43 berucap dan berpose layaknya seorang ninja. Kemudian melangkah ke tengah pulau. Begerak dan bersembunyi daibalik semak. Tanpa berkedip kedua mata 43 terus mengamati dari balik semak.
Rela rela aku jadi cacing!
Posisi 43 masih dalam kisaran hutan, belum memasuki area candi kecil dan pilar. Namun dari situ remang remang 43 melihat Giro masih tegar dengan siaga 86. Tidak semua area dapat dipantau Giro, begitu dia memalingkan muka 43 merangkap ke candi kecil terdekat. Berbekal gelap malam 43 sampai kepada pilar terdekat.
Sambil mengamati pilar 43 sedikit curi pandang ke Giro, merasa aman 43 mulai menggali dasar pilar. Sampai kepada kedalaman tertentu, kedua stick kayu tadi diikat dengan tali kemudian ditancapkan ketanah dibawah dasar pilar untuk menyokong pilar itu. Didasar lubang itu 43 menyematkan batu pipih agar tongkat kayu tidak tertanam kedalam tanah akibat beban pilar. Melirik sedikit ke atas 43 menjadi cacing sekali lagi.
Bukan mundur kali ini, tapi mepet kedepan dekat sisi candi sejauh tali terbentang. Jika bukan karena Giro sudah sedikit mengendor mungkin akan sulit bagi 43 menemukan celah. Hampir 1 jam 43 menunggu dari mulai memantau sampai memasang pengalih, namun belum menemukan waktu yang tepat.
Pucuk dicinta ulampun tiba, melihat Giro menyarungkan busur pertanda dia sudah mulai santai. Senyum terukir dibibir 43. Sesaat setelah Giro memalingkan muka 43 menarik tali.
Kletakk
sreekkk eeekkk
Tangg! Tangg! Tangg!
BOOMMMMMM
Pilar jatuh bagai domino sejajar, menghantam yang satu dengan lainnya. Semua itu terhenti pada pilar ke tiga dan yang terakhir menghantam tanah.
Tentu saja Giro tersentak kaget. Baru juga hendak santai sedikit sudah ada yang buat hal. Busur yang disarungkan kini di tangan. Melirik kearah sumber suara, sekilas Giro menebak mungkin ada pilar yang tumbang. Permasalahannya tumbang karena apa?
Disatu sisi 43 sedang menunggu langkah Giro selanjutnya. Dengan sabar 43 menunggu disisi candi berlawanan arah dengan tempat kejadian. Hanya sedikit langkah lagi untuk mendapatkan piala. Hati kini bergejolak, seolah olah piala itu sudah dalam genggaman namun masih jauh. Melihat Giro sudah bergerak selangkah untuk turun, 43 mulai berdebar senang. Kaki juga mulai ikutan terangkat sedikit, dalam hitungan detik dia siap melompat.
Namun ada sedikit perasaan curiga dan tidak nyaman, tanpa sadar Giro menoleh kebelakang diarah piala, tersentak kaget 43 segera mepet lagi di dinding batu. Ada perasaan tidak tenang dan jantung kian berdebar. Nafas sedikit kurang teratur khawatir akan ketahuan.
Mencoba menjadi tenang 43 tetap mencuri pandang ke Giro. Banyak spekulasi dalam pikirian Giro membuatnya ragu dalam mengambil keputusan, apakah turun memeriksa atau tetap berjaga diatas. Tarik ulur antara tetap dan turun berulang 5 kali, membuat 43 geram tidak berlawan.
"Lagi jak kw berulah! Ku pangkong ga kw nanti!"
43 hanya bisa berucap dalam hati. Jarak itu hanya selangkah lagi, namun Giro sudah bertingkah aneh. Jika ragu kenapa tidak tetap saja, kalau yakin ya sudah turun saja. Apapun keputusannya jauh lebih dari abu abu seperti ini. Rasa geram dan kesal menumpuk dihati. Bahkan kini kening sudah mengkerut, tangan terkepal, mata tajam melototi. Kesabarannya mulai teruji, jika tidak 43 mungkin sudah bertindak gila.
Whuzzz
Giro meninggalkan lantai candi menuju ke pilar, seketika itu juga kaki 43 lepas landas menuju altar. Seolah olah mereka bergerak bersamaan, disaat Giro sampai dipilar begitu juga 43 sampai dialtar. Dengan singap 43 menyambar piala dan segera turun kebawah siap bergabung dengan hutan dan semak belukar.
5... 4... 3...
Tidak ada satupun yang menyadari semenjak piala lepas dari altar hitungan mundur dimulai, terpampang cukup jelas dan terang dengan angka dilangit.
Wengg! Wengg! Wengg!
Sirene bergema diseluruh daratan, membuat kaget semua yang mendengarnya. Melompat dan tiarap di semak semak 43 berubah menjadi cacing, hanya mata yang terlihat tajam mengamati dari balik semak dengan tangan erat menggenggam piala. Giro menarik langkah mundur dengan siaga 86 serta busur yang siap ditembakan. Wiro dan Sura juga tersentak kaget apalagi Raka dan Kana yang dalam kondisi setengah tidur. Suara bergema kemana mana sehingga tidak ada satupun yang tahu dari mana asalnya. Mereka hanya bisa melirik kiri dan kanan dengan sikap siaga.
PERHATIAN! PERHATIAN! PERHATIAN!
PIALA SUDAH BERPINDAH TEMPAT!
KINI KEPEMILIKAN ATAS NAMA 43!
HITUNGAN MUNDUR SEGERA DIMULAI!
02:59:59
Mendengar pemberitahuan itu Giro segera mengambil langkah seribu menuju altar.
SIAL!
BOOOMMM
Ada sedikit retakan dialtar akibat pukuluan Giro. Kekecewaan, marah, dan kesal terukir di wajah Giro. Dia tidak bisa menerima ternyata sudah dipermainkan oleh 43. Namun itu tidak berlangsung lama, mengatur nafas dan mencoba untuk kembali tenang. Merenungi sebentar apa yang telah terjadi.
Jika benar pilar itu sebuah pengalihan?
Seharusnya dia berada pada sisi lain!
Giro segera melakukan pengejaran kepada 43. Disisi lain bangkit dari semak semak 43 langsung menuju ke rencana pengalihan kedua miliknya. Sejak pemberitahuan itu 43 menyadari kalau Giro pasti tersadar seketika jika dia sudah dipermainkan. Maka dia dan Giro seharusnya berada pada satu jalur yang sama menuju tepi danau. Namun 43 mengambil simpang sedikit ke arah tepi hutan. Duduk diam dengan semak sebagai pelindung, berusaha untuk tenang mencoba mendengar pergerakan Giro.
Mendengar pergerakan Giro yang semakin dekat 43 menarik utas tali yang telah disiapkannya.
SPLASSHHH
Mendengar percikan air Giro terhenti ditengah jalan, tanpa basa basi langsung menuju arah suara.
SIAL!
Tipuan lagi!
Apa dia berada disisi lain?
Mengepakan sayapnya lebar lebar Giro melompat dan memacu kecepatan kearah yang berlawanan lagi. Beberapa detik setelah kepergian Giro, tampak sosok keluar dari semak semak hutan. Menggenggam piala ditangan kiri senyum manis terukir dibibir.
Panik memang bisa membuat orang tidak berpikir jernih!
Bodo bale!
WKWKWKWK
Ada kebahagian tersendiri saat berhasil mengelabuhi seseorang, namun itu tidak bertahan lama. Ketika kaki lepas dari daratan melewati tepi danau piala tiba tiba bercahaya. Cahaya itu memancar dari badan piala menuju langit. Tentu saja 43 tersentak kaget, ini tidak ada dalam rencana dia. Dengan panik 43 mencoba menuntupi piala dengan tangan dan baju, tapi tidak ada gunanya cahaya itu tetap tembus menuju langit.
Giro yang telah berada setengah jalan terpaksa berhenti sejenak, cahaya itu tentu mencurigakan. Sekali lagi Giro kembali kejalan awal menuju cahaya. Tiba ditujuan dengan cahaya yang ada, Giro melihat jelas 43 sedang mengutak atik piala di udara. Sibuk dengan kerjaannya 43 menyadari keberadaan Giro, remang remang 43 bisa melihat Giro tidak jauh dari dia sedang berdiri ditanah sambil menatap tajam. Seolah olah hendak menelan hidup hidup dirinya.
Melihat keberadaan Giro banyak hal berkecamuk dalam pikirannya. Karena posisi dia telah diketahui, ada beberapa pilihan tersisa yang bisa dilakukan.
Pertama : tetap mempertahankan piala
Toh dia sudah ketahuan, namun mungkin bisa menghadapi Giro lebih kurang sejam dalam pengejaran. Dua jam berikutnya akan menjadi lebih rumit, cahaya ini telah menetapkan posisi dia layaknya koordinat, selama tidak padam selama itu juga dia terekspos. Hitungan mundur terus berlanjut, maka kepemilikan masih ditangan 43. Jika sejam berlalu masih dimiliki 43 tentu saja sisa 4 lainnya tidak akan tinggal diam.
Pertanyaannya apakah dia mampu bertahan 2 jam dalam pengepungan 5 orang? Seperti yang diketahui mungkin dalam sejam hari akan kembali cerah. Hutan tropis tidak akan cukup menutupi jejaknya untuk menghilang dari mereka. Apalagi jika lepas satu meter dari piala waktu akan direset ulang. Resiko ini memang cukup tinggi.
Kedua : melepas piala
Ada kemungkinan Giro tetap melakukan pengejaran, toh musuh mereka cuma aku. Jika dia terus mengekor 43 tidak perlu khawatir akan piala berada dimana. Tapi yang pasti waktu telah direset ulang, yang mana hal ini tentu membuat sisa 4 lainya berada dalam ketenangan bahwa piala sudah tidak dalam genggaman 43. Maka ada peluang hanya perlu melepaskan diri dari Giro. Berbekal gelap malam 43 masih ada waktu sejam untuk lari dan sembunyi. Hasil yang pasti adalah apa yang telah dia lakukan selama ini akan menjadi sia sia.
Melirik sebentar kepiala, merasa enggan berpisah dilihat dari apa yang telah dia lalui selama ini. Namun 43 tetap melemparnya ke arah semak semak. Hal aneh pun terlihat, ternyata begitu piala masuk kembali dalam lingkaran pulau cahaya itu redup dan menghilang. Satu hal yang pasti bahwa piala ini tidak bisa dibawah keluar pulau.
Giro menyadari piala sudah dilempar 43, hitungan mundurpun direset ulang. Namun Giro tetep tidak bergeming dan terus menatap 43. Emosinya masih meluap luap mengingat apa yang telah terjadi. Ditipu, harus bolak balik, dibuat pusing, semua itu menumpuk dihati. Ada pelampiasan didepan mata dan tentu saja tidak akan dilepaskan Giro semudah itu.
Dengan sigap Giro menarik busur dan mulai menembakan serentetan panah energi ke arah 43. Tidak tinggal diam, 43 pun mengeluarkan tongkat sambil menangkis semua panah yang mengarah kepada dirinya, tetap menjaga jarak dan terus bergerak mundur. Serangan demi serangan terus dilancarkan Giro, tapi 43 tidak mau kalah saing dengan terus menangkis.
BOOMM! BOOMM!
Percikan air dimana mana menambah buram penglihatan 43. Kesempatan itu tidak di sia siakan oleh Giro. Menghimpun energi yang cukup besar lalu menembakan satu panah besar keatas, kemudian dia menghimpun panah kedua yang ditembakan kedepan. Kesesuaian waktu di tata oleh Giro sehingga kedua panah besar itu pecah menjadi panah kecil berjumlah ratusan. Datang dari berbagai sisi atas dan depan bersamaan siap menghantam 43. Tidak sampai disitu Giro pun mempersiapkan panah pamungkas miliknya yang cukup besar untuk serangan akhir.
Dilain sisi, 43 melihat datangnya ratusan panah dari atas dan depan. Segera membentuk kuda kuda perlindungan, dengan memutar tongkatnya 43 menangkis semua panah yang datang kepada dirinya. Ada goresan disana sini pada badan tongkat miliknya, percikan airpun bertaburan dimana mana.
WHIINGGGG!
Melihat 43 sibuk mengatasi panah, Giro segera menembakan panah pemungkas miliknya. Tidak sulit bagi 43 melihat panah panah ini, karena mereka terbentuk dari energi dan tentu saja dimalam hari energi ini cukup ketara dimata. Juga dia menyadari ada yang datang lebih besar dari arah depan. Mengabaikan panah kecil 43 menghantam panah yang besar disisi menggunakan tongkat, membuat lintasannya mengarah kebawah.
BOOMMMMM!
Terdapat banyak luka gores disekujur tubuh, resiko yang harus diambil 43 demi menangkal serangan yang lebih besar. Walaupun berhasil menangkal, dampak yang dirasakan masih terbilang besar. Jika saja ujung tongkat tidak pecah mungkin dampak yang dirasakan tidak sebesar ini. Bagaimanapun juga tidak banyak yang dapat diperbuat 43. Serangan terus menerus itu telah merentankan senjata milikinya tanpa sempat diperbaiki. Akibatnya dia harus terpental cukup jauh, terseret dipermukaan danau.
Melayang tenang diatas permukaan danau Giro tampak melirik kiri dan kanan. Air danau yang kacau sudah mulai terlihat tenang, namun tidak ditemukan tanda tanda keberadaan 43. Merasa tidak banyak yang bisa diperbuat Giro memutuskan kembali. Masih ada satu tugas lagi yang harus diselesaikan, mengembalikan piala kealtar candi.
Disisi lain Wiro cukup percaya Giro dapat mengatasi masalah ini, namun dia tetap siaga. Jika hitungan mundur semakin lama mungkin dia akan mengambil langkah juga. Sepertinya bantuan dia tidak dibutuhkan, hitungan mundur sudah direset ulang. Dilangit hitungan waktu telah kembali ke 03:00:00, tidak ada suara yang muncul lagi hanya tulisan "Piala Sudah Kembali ke Altar". Tulisan hanya bertahan beberapa menit sebelum menghilang, hanya angka hitungan mundur tetap dilangit dan tetap pada 3 jam.
Kejadiannya cukup cepat, perkiraan Wiro mungkin 43 terlalu percaya diri. Sehingga dia harus dipukul mundur oleh Giro. Sedangkan Sura berpikir mungkin 43 keseleo, berlari dimalam hari memiliki peluang kesandung kayu atau apapun, yang akhirnya membuat 43 harus mundur. Beda lagi dengan Kana dan Raka, mungkin saja Wiro bersembunyi, 43 merasa aman lalu mengambil piala. Pada akhirnya dia terkena serangan menyelinap dari Wiro. Toh, bagi mereka 43 cukup kuat dan pintar hanya saja memang sedikit teledor dan percaya diri.
Disuatu sisi permukaan danau ada riak air yang muncul. Dari situ muncul kepala sampai batas leher. Menoleh kiri dan kanan memantau situasi. Merasa aman kepala itu tenggelam lagi kedalam air. Beberapa menit kemudian muncul lagi ditepi danau, berjalan dari dasar danau sampai tepi daratan, mulai dari kepala yang tampak yang pada akhirnya seluruh badan. Berjalan terus tanpa henti sampai kedalam hutan tropis, bersandar pada pohon dengan buah ditangan.
Lebih kurang sudah 20 menit 43 beristirahat di hutan tropis. Keadaan sudah kembali seperti sedia kala. Tidak terlihat tanda tanda pertempuran dibadan 43. Luka sudah sembuh, baju celana dan tongkat sudah kembali baru. Dugaan mereka ada benarnya, kini hari sudah mulai terlihat cerah sedikit walau masih agak gelap. Maka mereka hanya tersisa lebih kurang 30 menit sebelum hari benar benar cerah.
Sambil terus mengunyah buah, 43 mulai menggores gores tanah menggambar peta. Tidak ada yang tahu posisi utara selatan barat timur disini, patokannya hanya pulau tengah. Dari situ 43 mempertimbangkan banyak hal, perkiraannya dia berada tidak jauh dari padang rumput. Jika terus bergerak kesana mungkin padang rumput memang ada disana. Untuk memastikan 43 mencari pohon tertinggi dan memanjatnya. Mumpung hari masih gelap dengan sedikit cahaya jadi posisinya tidak ketahuan semudah itu, sedikit melompat dari pucuk 43 bisa memprediksi posisinya. Dapat dipastikan posisinya kini berada ditengah area hutan tropis dan tidak jauh dari batas hutan berkabut dan padang rumput.
:::::::::: Hutan Tropis Sisi lain ::::::::::
Wiro berkata pada Sura, "aku akan menemui Giro, kamu temui Raka dan Kana di batas hutan."
"Tidak mencari 43?" tanya Sura.
Wiro : "Aku perlu sedikit info tentang keberadaan 43." jawab Wiro.
Sura menganggu, kemudian tangan menunjuk ke arah padang rumput, "baiklah, apa mereka masih disana?"
"Masih, sepertinya mereka menemukan sesuatu, dengan ada kamu mungkin bisa menyelesaikan apa yang telah mereka mulai." ucap Wiro.
Sura dan Wiro kini mulai bergerak, masih ada waktu sampai hari benar benar cerah. Namun mereka tidak ingin membuang waktu lebih lama. 2 jam'an sudah lebih dari cukup untuk istirahat, 43 tidak pernah membuang waktu dan terus bergerak. Hal ini memacu mereka untuk tetap konstan bergerak juga.
Tidak sulit bagi Sura untuk menemui Raka dan Kana. Posisi terakhir mereka berada di batas hutan berkabut dengan padang rumput, jadi yang perlu dilakukan Sura hanya menyusuri batas hutan berkabut dengan hutan tropis kearah tertentu. Akhirnya pasti dia akan berada pada persimpangan hutan berkabut dengan padang rumput dan hutan tropis. Sedangkan Wiro mencari pohon tinggi dan memeriksa kondisi. Setelah dipastikan arah pulau tengah dia pun mulai bergerak.
Tidak butuh waktu lama untuk Wiro sampai pada batas danau. Bukan berarti Wiro tidak bisa berenang, hanya saja dia malas berbasah basahan. Pilihan terakhir yang dimiliki Wiro untuk menyeberang adalah dengan melompat. Lebar danau cukup luas, hanya satu lompatan tidaklah cukup. Berbekal jurus pemanggil bayangan monyet, Wiro menjadikannya pijakan untuk lompatan. Setelah beberapa lompatan Wiro sampai dipulau dan terus bergerak ke tengah untuk menemui Giro.
:::::::::: Persimpangan Hutan Berkabut dengan Padang rumput ::::::::::
Apa kalian sudah menunggu lama, hehe!
Kana yang sedang tertidur terpaksa membuka mata, sedangkan Raka hanya menoleh sekilas dan kembali menatap api unggun. Ikut bergabung, tampak Sura membagikan buah dan jamur kepada mereka berdua. Raka dan Kana tidak menyadari adanya makanan di hutan tropis sebelum mendengar cerita dari Sura. Terpaksa Sura berjalan kembali ke hutan tropis mencarikan makanan buat mereka. Karena apa yang akan mereka lakukan berikutnya membutuhkan kondisi tubuh yang maksimal.
Disudut semak semak tidak jauh dari mereka tampak sepasang mata yang terus mengamati. Berbaring tenang kayak cacing, 43 menyukai kebiasannya baru baru ini. Mengintai dan menjadi cacing memang menyenangkan. Mereka bertiga ternyata tidak menyadari keberadaan 43, alhasil semua rencana yang mereka bicarakan bocor ditelinga 43.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments