Pang! pang! Pang!
Pertarungan antara ahli tongkat telah dimulai. Serangan demi serangan dilakukan oleh kedua belah pihak. Jika satu menyerang maka satunya menahan atau menghindar. 43 cukup gesit dan stabil dengan pijakan kuda kudanya, memanfaatkan kedua tangan dan kaki 43 mencoba menekan Wiro. Permasalahannya Wiro tidak merasa tertekan sama sekali, malahan mereka cukup seimbang.
43 masih unggul dalam kecepatan dan stamina. Walaupun dibilang lebih unggul, 43 masih kewalahan dengan adanya tangan ketiga Wiro yaitu ekor. Selalu ada disana mengisi celah dalam serangan maupun pertahanan Wiro. 43 terlihat cukup panik dan terkesan tergesa gesa. Jika sampai Sura berada disini maka hal ini bisa menjadi lebih suram. Padahal jika ini menjadi pertarungan ketahanan stamina dan energi maka tentu 43 menjadi pemenangnya. Menyadari kemampuan Sura tidak ada pilihan yang tersisa, ini harus diselesaikan segera.
Berusaha tenang 43 memasang kuda kuda menyerang sekali lagi. Kaki satu didepan dengan kedua tangan memegang tongkat layaknya pedang. Bergerak pelan selangkah demi selangkah 43 mencoba memangkas jarak diantara mereka. Wiro tidak berani bertindak gegabah, masih tetap tenang dengan posisi pertahanan.
Whuzzz!
Menggunakan momentum energi yang diledakan dikaki 43 melesat maju dengan kecepatan penuh dalam garis lurus kedepan. Mendekati jarak yang ideal, 43 mengangkat tongkat sedikit mencoba menebas Wiro dari atas. Pergerakan 43 memang cepat, namun itu masih bisa dibaca oleh Wiro, tidak ingin konfrontasi secara langsung Wiro mengelak kekiri dengan margin kecil. Menyadari pergerakan Wiro, memanfaatkan kaki kiri dan menghentakan udara 43 bermanuver kekanan, dengan demikian tebasan tongkat 43 sekali lagi mengarah kekepala Wiro.
Mereka berdua masih berada diatas tanah beberapa centimeter, namun konfrontasi segera terjadi. Tidak ada ruang lagi buat menghindar kini Wiro melintangkan tongkat diatas kepala sedikit siap menerima serangan 43. Tatapan tajam dan sangar terlihat diwajah 43, bagi Wiro terkesan serangan ini akan menjadi sangat keras, oleh karena itu Wiro memperkuat pegangannya dikedua sisi tongkat.
Senyum sinis terukir dibibir 43, disaat kedua tongkat sedikit lagi bertemu tiba tiba tongkat 43 memendek dan melewati tongkat Wiro. Tentu saja Wiro tersentak kaget, namun dengan ketidak fleksibelan peganggan, Wiro terlambat bereaksi atas kejadian tidak terduga ini. Memanfaatkan momentum tongkat tiba didepan muka Wiro, dengan segenap tenaga 43 mendorong sekaligus memanjangkannya kedepan untuk menyerang muka Wiro.
Whiizzzz!
Walaupun Wiro berhasil menghindar serangan fatal, namun ujung tongkat telah menggores anak mata kanan dan lurus kesisi kepala. Serangan itu telah membuat Wiro kehilangan penglihatan sebesar 50%. Mata kanan kini tertutup dan tidak bisa digunakan untuk sementara waktu. Taktik combo 43 tidak berhenti disitu, tongkat lantas dihentakan kebawah menyerang bahu kanan Wiro. Apa yang menjadi berbeda saat ini adalah tongkat sudah berubah warna menjadi orange.
Crack!
AAArrrrrgggg!
Bersamaan dengan patah tulang selangka, Wiro meraung kesakitan. Terus menekan kebawah membuat Wiro terduduk dengan kedua lututnya. Rasa sakit yang menerpa membuat Wiro kehilangan kontrol tubuh untuk sesaat. 43 berhasil menendang tongkat Wiro jauh ke atas, terlihat kini tongkat 43 sudah kembali normal. Tanpa membuang waktu kaki 43 sudah berada diatas kepala, siap menghantam kepala Wiro dengan tumitnya.
BOOMMM!
Tendangan itu membuat retakan ditanah dan debu yang berhamburan disekitar. Namun wajah 43 tidak terlihat senang. Dugaan 43 benar, saat debu menghilang Wiro juga tidak ada ditempat. Sekilas anak mata 43 menangkap sesuatu disisi. Memalingkan muka terlihat Wiro bersama dengan mahluk homanoid bening sebening air dan transparan. 43 tidak mengetahui apa itu, apapun itu 43 tidak perduli lagi. Melesat maju dengan hentakan udara 43 melancarkan tendangan ke arah kepala humanoid.
Splash!
Kepalanya hancur dan air betaburan diudara, jika 43 berpikir itu akan menyelesaikan masalah? kali ini dia salah besar. Kepala hancur tidak membuat banyak perbedaan, dengan sigap mahluk itu berhasil menangkap kaki 43 kemudian menghempaskannya ke tanah.
KABOOMMM!
Tidak sampai disitu, 43 terus dihempaskan lagi.
KABOOMM! KABOOMM!
Jika ini diteruskan 43 benar benar akan sekarat. Walaupun sedikit pusing 43 memaksa diri mencegah keberlanjutan hantaman ini. Begitu dia berada pada posisi di udara, 43 mengeluarkan tongkat lagi dan menebas lengan mahluk humanoid itu.
Splashh!
Lengan yang putus menyebabkan pegangan dikaki 43 juga itu hancur. Kesempatan bagi 43 untuk mengambil langkah mundur, tapi mahkluk itu tidak mau melepaskan 43 begitu saja. Dengan gesit dia mulai mengejar, terlihat lengan dan kepalanya sudah kembali seperti semula. Melihat kehadiran mahluk itu kening 43 mengkerut, dia menyadari serangan biasa biasa saja tidak ada guna melawan mahluk ini. Tubuhnya bahkan belum pulih dari serangan awal tadi, namun kini harus mengambil keputusan gila. 43 menapakkan kaki ditanah serta memasang kuda kuda, tangan kiri ditarik kebelakang terkepal dan terkunci, sedangkan tangan kanan merentang kedepan.
Wengg!
Seketika tampak gejolak energi ditubuh 43, karma segera terakumulasi secara instan. Menyadari 43 melakukan sesuatu, makluk humanoid itu tidak perduli dan tetap terus maju siap meninju. Disaat jarak tersisa 1 meter, 43 melesat maju dengan cepat menghindari tinju dan melancarkan pukulan ke arah dada.
MATI !!!!
KABOOOOMMMM!
Ledakan besar terjadi, mahluk tadi hancur berantakan dan tidak ada tanda tanda akan pulih kembali. Bagai pedang bermata dua, 43 juga terkena dampak. Kini harus bertekuk dengan satu lutut ditanah dan terlihat kelelahan. Serangan instan memang cepat dan efektif, namun itu juga menimbulkan kekacauan energi didalam tubuh 43. Kekacauan itu menyebabkan kram otot yang berlebihan disekujur tubuh. Rasa nyeri yang menerpa membuat otot dan tulang terasa pecah diseluruh badan, belum lagi seluruh kulit terlihat merah padam dan muka mulai terlihat pucat. Melihat Sura keluar dari semak bersama Kana, mata mulai menyipit dan 43 memaksa diri untuk bangkit berdiri.
Mereka bertatap mata untuk waktu yang cukup lama, kedua belah pihak tidak melakukan tindakan apapun. Disatu sisi walau 43 masih terlihat berdiri kokoh, jika diperhatikan dengan seksama seluruh tubuh tampak gemetaran. Tentu saja Sura menyadari hal itu, namun dia dan kawan kawan juga tidak dalam posisi bagus. Mungkin dia bisa memberikan tekanan ke arah 43 untuk sementara waktu. Disela waktu itu jika tidak dapat menumbangkan 43 maka hal ini bisa berbalik saat 43 sudah mulai pulih. Walaupun tanpa kata mereka seolah olah menyepakati genjatan senjata untuk sementara waktu. Berbalik arah 43 menghilang kedalam hutan.
Segera setelah 43 menghilang Sura langsung memberikan perawatan kepada Wiro dan Raka. Cidera Raka tidaklah separah itu jadi hanya membutuhkan sedikit mana untuk mengobati, namun berbeda dengan Wiro. Memar dibahu dan tulang yang patah membutuhkan penanganan khusus. Sura tidak memiliki cukup mana untuk melakukannya. Sementara waktu mereka mulai menyingkir dari situ dan mencari tempat persistirahatan lain dikedalaman hutan.
"Kamu bilang itu tidak akan terkalahkan." kata Kana sambil cemberut.
Sura terdiam sesaat..."sebanyak apapun kamu menyerang dengan senjata dan fisik, bahkan sampai hancur berderai, dia tetap akan pulih kembali seperti semula. Berbeda dengan golem yang memiliki inti energi, guardian aku tidak memiliki satu. Konsepnya menggunakan jalinan energi yang ada disana dengan tubuh air (sebenarnya elemen air dan energi diikat oleh mantra tertentu namun Sura tidak menceritakan bagian itu), selama energi itu tetap ada, mereka akan terus terjalin menjadi satu kembali separah apapun dia hancur."
Sura tidak berbicara lebih lanjut, jika diteruskan malah itu akan berujung pada rincian guardian miliknya. Membicarakan kemampuan sendiri lebih jauh, sama saja dengan menampilkan kekurangan diri sendiri. Untuk itu Sura menghindari topik topik yang cukup sensitif. Sepengetahuan dia, hanya sihir api berlevel tinggi yang dapat menghapus guardian miliknya. Namun, hari ini dia benar benar tercerahkan.
Jangan terlalu dipikirkan, kalian juga tahu kalau pondasi dia adalah karma, itu dapat mengurangi dampak akibat serangan energi, kita menyaksikan kalau itu juga bekerja sebaliknya hari ini.
Mendengar perkataan Wiro mereka tidak menanggapi secara langsung, namun percaya atau tidak mereka menyadari kalau itu ada benarnya. Karena itu mereka memilih untuk diam.
:::::::::: Hutan Tropis Disisi Lain ::::::::::
Terlihat seseorang sedang rebahan ditanah. Tubuh gemetaran, nafas berat, mata berkunang kunang.
Ahh!
Aku benci kondisi badan meriang begini!
Ada banyak hal yang tidak disukai 43, salah satunya saat ini. Berada ditengah tengah menjadi abu abu bukan hal yang menyenangkan, jika harus sakit ya sakit sekalian yang parah kalau pun tidak ya sehat bugar sekali. Berada pada posisi dibilang sakit tidak juga, sehat apalagi. Saat ini 43 tidak memiliki kendali penuh terhadap tubuh, suhu badan juga mulai meningkat. Hal ini membuatnya malas bergerak dan hanya rebahan ditanah.
Memory keidupannya dimasa lalu kembali terniang dikepala. Hidupnya cukup santai, pagi bekerja sampai sore, malam bisa nyantai. Masalah makan ada banyak dijalanan dengan berbagai harga, asalkan ada duit semua beres. Lagi malas bisa main game diwarkop sambil wifi'an. Kalau bosan sendiri tinggal telp kawan nyantai diluar atau mabar. Capek tinggal tanjap gas pulang kerumah dan tidur. Hanya perlu sedikit rajin, tidak juga menjadi pemalas maka semua hal bisa beres. Tapi didunia baru ini semua hal harus dipikirkan. Untuk tidur saja dia perlu banya usaha, apalagi makan. Ini masih dalam lingkungan yang aman. Tidak bisa dibayangkan 43 jika dia sudah mulai keluar pulau. Apa yang akan terjadi padanya?
Haizz, hidup memang rumit!
Tanpa sadar mata mulai tertutup, 43 tertidur karena kelelahan.
:::::::::: Disisi Hutan Tropis Lain ::::::::::
Tidak banyak kata terucap dalam kelompok Wiro ini, semua cukup kelelahan. Kanan malah sudah tertidur, Sura masih bermeditasi memulihkan mana, Wiro sedang bersandar di badan pohon, begitu juga Raka namun dengan pohon yang berbeda. Wiro masih mengerang dengan cidera dibahunya. Butuh waktu sebelum dia benar benar pulih, semua tergantung dari Sura. Semakin cepat mananya pulih semakin baik bagi Wiro.
Apakah kamu masih bisa berpikir?
Memecah keheningan Raka membuka pembicaraan. Sambil terus menatap kearah Wiro. Tidak ada tanggapan untuk sementara waktu, Wiro mengerenyit mata saat melihat Raka menatapnya, ternyata dia bicara dengan dirinya. Kata barusan ditujukan padanya, tentu saja Wiro menjadi bingung. Pertanyaan seperti apa itu? terdengar seperti meremehkan. Wiro memang lagi cidera cukup parah, namun dia merasa belum menjadi gila. Itu hanya cidera bahu bukan kepala. Apa kaitannya dengan tidak bisa mikir? Wiro sedikit tersinggung namun segera dibuangnya jauh jauh.
Ada apa?
Wiro menjawab dengan nada datar. Raka mengeluarkan tablet batu dan menyerahkannya kepada Wiro. Keberadaan batu ini sudah disadari Wiro, namun dikira hanya batu pipih biasa jadi tidak terlalu dihiraukan. Setelah melihat tulisan diatas tablet batu, Wiro mulai fokus pada teka-teki ini.
kami menemukannya dipadang rumput setelah menyelesaikan singa itu!
Raka mulai menceritakan singkat apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Namun Wiro terlihat acuh tidak acuh. Sepertinya Wiro sudah tenggelam dalam pikiran, melihatnya seperti itu Raka membiarkan Wiro sendiri. Setelah senyap untuk waktu yang cukup alam akhirnya Wiro angkat bicara.
"Apakah hanya ada ini?" tanya Wiro.
Raka terdiam untuk sesaat, "tidak ada yang lain."
"Bagaimana dengan singa itu?" Wiro bertanya balik.
Raka menyela, "kami sudah memeriksanya, tidak ada yang spesial."
Wiro kembali dalam lamunannya, tidak lama berselang Wiro bicara lagi. Menjelaskan bahwa mereka kekurangan sesuatu, sesuatu yang dimaksud tidak jelas apa, yang pasti harus ada semacam benda. Bisa jadi tanaman, senjatan, batu, tanah, patung, atau apapun itu. Terkait dengan kata "RAJA ABADI" menyatakan bahwa benda itu ada dan tidak hancur maupun mati.
Namun benda itu tidak juga dibilang hidup, itu terkait kalimat terakhir "TERJEBAK DALAM DUNIA MIMPI". Dikaitkan dengan dengan kata "ABADI" tepat kalau dikatakan itu sedang tertidur. Jika memang tertidur berarti harus dibangunkan, untuk itu kata kunci berikutnya adalah "MATAHARI", "BUMI", dan "SAMUDERA". Tiga kata itu menjadi kunci untuk dapat membangunkan sesuatu yang dimaksud. Permasalahannya mereka tidak dalam posisi berada pada dunia asli, sehingga tidak ada namanya Matahari maupun samudera disini. Sedangkan bumi bermakna luas, tanah pijakan mereka sekarang dapat juga diartikan demikian.
2 kata kunci selain bumi tidak ada disini, dapat disimpulkan itu merupakan makna kiasan. Jika demikian maka bumi juga bisa berarti kiasan, dengan kata lain tidak serta merta pasti itu bumi bermakna tanah, bisa saja itu batu maupun pasir. Selama terkait bumi itu bisa diartikan demikian. Samudera lebih kurang sama, namun yang pasti itu terkait air, terakhir matahari bisa menjurus kepada cahaya, karena tidak mungkin juga kita mendapatkan matahari sebenarnya disini maupun cahaya matahari langsung.
Mengalihkan pandangannya lagi ke arah Raka, Wiro mulai mempertanyakan apakah mereka ada menemui sesuatu yang sedikit berbeda selama ini. Berfikir sejenak Raka kemudian menggelengkan kepala. Semenjak pertemuannya dengan Kana di padang rumput hanya singa itu yang mereka temui cukup berbeda. Mereka bahkan belum beranjak ke area lain selama ini, paling hanya batas hutan berkabut. Pada akhirnya mereka berada disini dihutan tropis. Wiro berniat menceritakan temuannya tentang tanah agak lapang dihutan berkabut, namun tidak ada yang janggal disana. Seolah olah itu ada disana untuk mengelabuhi. Tidak ada juga yang bisa dibahas akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Melirik kearah Kana yang tertidur, namun sebagian besar waktu dia selalu bersama dengan Raka. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh, pada akhirnya itu sama saja dengan Raka. Melirik ke arah Sura, Wiro hanya bisa sabar menunggu. Bersandar lurus dibadan pohon dan mulai memejamkan mata juga. Melihat Wiro berebah dipohon istirahat Raka hanya bisa menghela nafas dan mengambil jeda juga namun dia tidak tertidur, harus tetap ada satu orang untuk berjaga jaga.
Beberapa waktu telah berlalu kini 43 mulai membuka mata. Kelelahan itu membuat 43 benar benar terlelap sampai lupa waktu. Suasana hari kini sudah beranjak senja, tidak lama lagi malam akan tiba. Bangkit berdiri 43 mulai menggerakan badan, mulai dari tangan, kaki, pinggang, maupun kepala. Tidak ada ras nyeri atau sakit hanya seperti kurang bertenaga. Warna kulit juga sudah kembali seperti biasa, kini 43 benar benar pulih. Sebagai gantinya rasa lapar kini menghampiri. Mengambil beberapa buah 43 bergerak mencari danau.
Seperti biasa 43 selalu memanjat pohon tinggi untuk melihat sekitar, dari situ tidak butuh waktu lama bagi 43 tiba ditepi danau. Disekitar terdapat berbagai pohon yang akarnya menjurus ketepian danau dan masih terendam air. Terkikih 43 melihat pemandangan ini, itu tidak jauh berbeda dari pohon bakau di bumi yang akarnya masuk dalam air. Mencari posisi yang tepat 43 mulai bertengger disalah atu akar pohon yang cukup lebar.
Melihat bayangan muka diair 43 baru menyadari kalau dia tidak lagi memilki tahi lalat. Sebelum ini dia memang memiliki beberapa dimuka dan badan, tiba di Klemantan membuat banyak perubaha. Merasa kurang yakin 43 segera membuka baju. Melirik kesana kemari ternyata benar. Kulitnya kini sudah semakin mulus dan agak kenyal. Kenyataan ini sama seperti saat dia masih dibangku sekolah dasar. Becermin di air 43 sedikit merapikan rambut dan mulai memasang senyum manis, berpose layaknya artis yang sedang disorot. Kepikiran sesuatu 43 segera membuka celana, mungkin saja si dedek berubah jadi ganas. 43 harus menelan kecewa, dari dulu sampai sekarang hanya begitu begitu saja, hanya berubah mulus sedikit seperti kulitnya.
Meneguk air sedikit untuk melepas dahaga, menggunakan kedua telapak tangan dan mulai membasuh muka. Tidak sampai disitu 43 juga mulai melepas celana dan berniat untuk mandi. Takut air menjadi keruh 43 mencari pijakan dalam air yang ada akar pohon. Dari situ 43 mulai membasuh tubuh, hanya bisa mengandalkan tangan untuk menyekat seluruh tubuh.
asli!
kayak mandi bebek!
wkwkwkwk!
Tidak luput baju juga dibersihkan, selain bisa diperbaiki baju dari serat kayu ini luar biasa mantap. Kalau rusak tinggal diperbaiki, kalau basah cukup diperas habis sebentar juga akan kering kembali. Mungkin karena terbuat dari serat kayu secara langsung, jadi lebih mudah menyerap air. kalau yang dia tahu baju akan menyerap sekaligus menampung air, untuk yang satu ini benar benar menyerap habis. Jika saja dia bisa membawa ini ke bumi, ada berapa juta kaos yang bisa dia buat hanya dari satu baju? membayangkan menjadi orang kaya.
Setelah dicuci dan peras, 43 meletakan baju diakar pohon kering kemudian menarik celana. baru juga 43 hendak mengucek celana, tiba tiba ada cahaya agak redup muncul dari saku celana. 43 benar benar lupa akan keberadaan bola ini, segera dia menariknya keluar. Terlihat cahaya terpancar dari bola ini, awalnya bewarna abu abu kini malah menjadi hijau muda. Merasa kurang jelas 43 menariknya keluar dari air berniat melihat lebih dekat. Apa yang terjadi bola itu berangsur angsur pudar dan kembali seperti semula berwarna abu abu dan tidak bercahaya.
Berbagai macam ide muncul dibenaknya, semua dicoba. Sehingga 43 mendapatkan suatu kesimpulan. Bola itu hanya akan bercahaya dalam air danau, walaupun air tertampung ditelapak tangan, bola tidak akan bercahaya dan berubah warna apalagi tidak bersentuhan dengan air sama sekali. Duduk termenung di akar kayu 43 mencoba mengaitkan teka teki dibatu dengan kejadian ini.
Ahhh, benar juga!
Samudera itu makna kiasan untu air danau!
seharusnya bumi itu tanah, matahari itu cahaya!
Segera 43 melompat lagi ke air dan mulai meletakan bola didasar, namun tidak ada yang terjadi. Mencari tepian bertanah 43 mulai meletakan bola ditepi masih dalam kondisi terendam utuh, walaupun begitu tidak ada bedanya juga dengan awal.
Apa yang salah!?
Menguburnya kedalam tanah kering selama 5 menit tidak menunjukan gejala apapun, merasa kurang terkena cahaya 43 mengubur hanya setengah, itupun malah kembali tidak bercahaya. Tricknya harus dari air danau, dengan demikian 43 mulai memcari pantai dan mulai membuat parit dari danau menuju daratan sedikit.
Diujung parit ada lubang kecil dan air danau tergenang disana. Sekali lagi 43 meletakan bola di air tergenang itu, ada memang perubahan namun itu tidak lebih dari saat ditenggelamkan didanau. Karena tricknya harus terikat dengan air danau, 43 sangat menyakini kalau bumi itu dimaksudkan untuk tanah. Disini tanah sangat luas, mau yang dimana satu!?
15 menit sudah 43 berkecamuk dalam pikirannya, mencari tanah yang dimaksud. Apakah itu dimaksudkan untuk gurun? atau sarang singa? mungkin juga pulau tengah?
Jangan jangan!?
Mengemas semuanya 43 berdesut lari dikedalaman hutan. Melintasi semak hutan tropis 43 menuju hutan berkabut. Hanya ada satu tujuan 43 yaitu tanah lapang yang ada dikedalam hutan berkabut. Tanah lapang tanpa semak itu memang sangat mencurigakan, untuk saat ini 43 hanya ingin mencoba disana. Bisa atau tidak hanya akan terjawab kalau sudah tiba ditempat.
Setiba dilokasi segera 43 mengubur bola. Menunggu dengan penuh harapan, 10 menit berlalu tidak ada yang terjadi. Menggali lagi dan mengubur hanya setengah, itu juga tidak membuahkan hasil. 43 mulai panik dan mulai mondar mandir disekitar.
Apa itu harus diawali oleh air danau?
Kalau saja bisa memindahkan satu danau kesini tentu akan menyenangkan, apa daya 43 bukanlah dewa, segera dia buang jauh jauh ide aneh itu. Membuat lubang dan memindahkan sebagian kecil air danau? itupun tidak bisa. mata 43 mulai menyipit, cuma ada satu cara yang bisa saat ini, namun itu juga cukup gila.
Parit!
Membuat parit merupakan satu satunya cara agar danau terhubung kesini. 43 tidak bisa memikir hal lain dengan kemampuan saat ini. Mudah untuk diucapkan, pekerjaan ini bahkan membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Jarak tanah dengan danau bukanlah dekat seperti yang dibayangkan. Jika hanya berlari itu tidaklah sulit, namun harus membuat parit sepanjang jalur? itu baru tantangan namanya. Walaupun begitu 43 tidak yakin apakah itu akan berhasil, jika tidak? itu hanya akan menjadi bekerja tanpa digaji.
43 membulatkan tekad, sukses hanya akan ada untuk mereka yang berusaha. Bergerak disekitar 43 mengambil ranting kayu yang cukup besar dan segera membuat garis ditanah sebagai tanda menuju danau. Sambil berlari 43 terus membuat garis ditanah tanpa putus. Kecepatannya cukup melambat, tidak selamanya garis menjadi lurus. Terkadang 43 harus menghindar dan mengambil jalur memutar untuk melewati pohon dan tentu saja itu ada banyak pohon disana.
Untung saja kau itu pohon!
Kalau ayam! dah pasti jadi KFC kau tu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments