Setelah Jovanka selesai dengan penampilannya, akhirnya ia turun dengan digandeng oleh Sebastian kakaknya. Ternyat Sebastian membawa Jovanka ke ruangan para sahabatnya untuk berkumpul bersama. Dan benar saja, Jovanka terlonjak kaget dengan adanya para pemuda itu di hadapannya. Dan lagi-lagi, Adriel bertindak menuruti emosi hatinya dan melakukan kesalahan lagi.
Lagi-lagi aku berucap tanpa memikirkan perasaannya. Aku merendahkannya dengan menuduhnya menjadi seorang simpanan.
Ternyata dia adalah saudara bungsu Kak Sebastian. Dan lagi-lagi aku mengerutuki kebodohanku. Jadi dia sosok yang selalu Kak Sebastian ceritakan pada kami, maklum kami tak mengenalnya selama ini. Sebab Sebastian hanya bercerita dan tak pernah menunjukkan foto dari saudara perempuanya itu.
Emosi Adriel kembali memuncak bahkan semakin menjadi. Pasalnya ia melihat si Antonio dengan lancangnya mencium tangan Jovanka. Sangat ingin rasanya Adriel menyobek mulut Antonio ditempat, dan membawa gadisnya itu untuk pergi cuci tangan. Bahkan rasanya Adriel sangat ingin menggantikan bekas bibir Antonio, dengan cap bibir miliknya hingga hilang dan hanya menyisakan tanda kepemilikannya.
Akhirnya Adriel meminta izin membawa Jovanka pergi dari Sebastian. Setelah mendapatkan izin tersebut, tanpa banyak bicara Adriel menarik tangan Jovanka dengan posesif.
"Lepaskan, tanganmu ini sangat menyakitkan!" pinta Jovanka dengan kesal.
Setelah dirasa cukup jauh dari keramaian, Adriel melepaskan genggamannya dan menghempaskan Jovanka ke dinding.
"Apa kau sangat menyukainya? Mengapa kau diam saja di cium oleh Antonio, hah???" Adriel mendorong Jovanka hingga terhimpit pada dinding.
"Apa maksudmu?" ucap Jovanka yang mulai Emosi.
Jovanka yang mulai tersulut emosinya semakin berusaha untuk pergi. Ia pun hendak berbalik meninggalkan Adriel. Namun, usahanya itu sia-sia, sebab pergerakan Jovanka kalah cepat dari pria yang sedang penuh amarah itu.
Adriel meraih tangan Jovanka kembali dan menghempaskannya ke dinding lagi. Lalu ia mengurung Jovanka dalam kungkungannya. Sehingga wanita itu terhimpit oleh tubuh kekar itu.
Tanpa permisi tangan Adriel kini sudah memeluk pinggang ramping Jovanka dan tangan kanannya menahan tangan gadis itu dan mengunci pergerakan Jovanka. Dalam tindakan ini Adriel ingin menegaskan jika Jovanka hanya akan menjadi miliknya. Namun, sikapnya itu membuat Jovanka jengah dan kecewa.
Cups,,
Adriel kembali mencium bibir Jovanka dengan paksa. Upaya Jovan untuk merapatkan mulutnya dan terus memberontak ingin melepaskan diri hanya berakhir sia-sia. Adriel yang tidak kehabisan akal semakin menggigit sedikit bibir ranum Jovanka. Dan hal itu membuat Jovanka kaget dan akhirnya membuka mulutnya. Hal itu pun memberi kesempatan pada Adriel untuk memasukkan lidahnya menjelajahi mulut indah Jovanka.
Ciuman panas yang kasar dan penuh dengan pemaksaan itu, semakin melambat ritmenya. Dan kini berubah dengan kecupan yang penuh dengan kelembutan.
Akibat pengaruh Alkohol, Adriel dibiat tak kuasa menahan geloranya. Tanpa peduli perasaan Jovanka, menyibak busana panjang Jovanka yang menutupi tubuh molek wanita itu. Kini bikini yang Jovanka tutupi terpampang jelas di hadapan Adriel. Dengan dada indah membusung serta kulit putih tanpa noda, terhampar di hadapan pria itu.
Entah apa yang Adriel pikirkan, ia semakin mejelajahi tubuh Jovanka. Dan semakin kuat mengecup lembut bibir Jovanka.
Tubuh ini, bibir ini, dan rasa ini semakin membuat aku menggila. Kau harus mengerti, Jovanka. Jika kau itu hanya milikku dan harus menjadi milikku. Aku jatuh hati padamu, Jovan. Tolong, mengertilah!
Namun, bahasa tubuh Adriel tidak bisa membuat Jovanka mengerti. Jovanka, hanya merasakan jika dirinya di lecehkan dan di permainkan oleh pria dihadapannya ini.
Tak ada jalan lain bagi Jovanka, akhirnya dia terpaksa memakai cara kekerasan dengan menendang junior Adriel dan langsung melayangkan tamparan keras ke pipinya.
Plakk,,
"Jaga sikapmu! Jangan samakan aku dengan para jalangmu yang telah kau setubuhi. Seenaknya kau menciumku di muka umum, dan malam ini kau melecehkan aku. Apa salahku padamu, hah? Kau benar-benar pria tidak tahu malu!" teriak Jovanka.
Akhirnya Jovanka meninggalkan Adriel yang merintih kesakitan sendirian. Jovanka tidak peduli akan perbuatannya. Ia pergi sambil menangis mengepalkan tangannya. Jovanka terus berlari menuju ke ruang kamarnya yang ada di kapal pesiar. Semua kejadian itu diketahui dan bisa tertangkap oleh manik mata Sebastian dan kawan-kawannya.
Para sahabat Adriel dan Sebastian pribadi kaget akan sikap pria tersebut. Sebagai pria, mereka mengerti akan bahasa tubuh Adriel. Mereka semua melihat gelagat aneh pada diri sahabatnya. Mereka tidak pernah melihat Adriel cemburu, bahkan sampai bersikap posesif pada wanita lain. Namun, beda dengan sikapnya pada Jovanka. Meskipun tidak bisa Sebastian pungkiri, jika ia marah dan tidak terima atas apa yang sahabatnya lakukan pada adik kesayngannya.
******
Tetep tunggu episode selanjutnya ya teman-teman.
________________♡♡♡___________________________________________________
AUTHOR
Hai para readers ,,,,
Selamat membaca ya ..
semoga kalian suka sama karya perdana ku ini
Maaf kan karya ku ini jika masihbada salah kata, atau penyusunan kat dan kalimat yang bikin rancu
Harap maklum dadukung terus karya ku ini ya,,
Ini bener2 karya perdana aku...
Dan jangan bosen pantengin terus
Jika kalian suka jangan lupa :
Komen / Sarannya 💬
Like 👍
Favorit ❤
Tip 💎
Thank you So muchhh
I love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Mah Rita
athor kku bisa alur cerita y d perpanjang yah biar tambah seruuuuuu lg
2020-05-18
0
Asyifa Amelia
thorr mana visualnya jovanka dan temen temennya
2020-03-22
2
Vitha Anggraini
mesum
2020-02-27
5