Cahaya mentari berhasil menusuk kelopak mata wanita cantik yang masih sangat tertutup rapat. Seperti di sengaja, mentari membangunkan ia dari tidur ternyamannya saat ini.
Pagi ini merupakan hari pertamanya di kota tersebut. Setelah sekian lama pergi, akhirnya ia kembali untuk memulai cerita hidupnya di kota itu. Ia pun akan kembali memulai cerita baru tentunya, dengan tempat yang sama dimasa kecilnya dulu.
Wanita cantik itu bernama Jovanka Lovta Orlando. Namun, ia sering dipanggil Jovan atau pun Jo. Ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Sebastian Orlando.
Mulai detik ini ia akan tinggal bersama kakaknya. Selama ini Jovanka tinggal terpisah dengan kakaknya. Kurang lebih selama sepuluh tahun lamanya, ia tinggal di inggris bersama ayah tercintanya.
Akhirnya aku kembali ke rumah ini. Aku kembali di tempat yang penuh dengan kenangan bersama keluargaku. Keluargaku merupakan pengusaha sukses di kota ini, begitu juga dengan usaha yang berada di inggris.
Perusahaan disini dipimpin oleh kakakku, sedangkan perusahaan di inggris dilimpahkan sebagai tanggung jawabku. Meskipun saat ini aku masih belum terjun sepenuhnya dalam dunia bisnis keluargaku. Dan masih mengandalkan ayah, untuk menghandel semuanya. Sebab hatiku belum sepenuhnya tertarik dalam dunia bisnis tersebut.
Akhirnya Jovanka keluar dari kamarnya setelah membersihkan diri. Tanpa sengaja, kakaknya pun juga nampak baru keluar dari kamarnya dan segera menghampiri adik kesayangannya itu.
"Good morning, Baby!" sapa Sebastian pada adik kesayangannya sembari mencium pucuk kepalanya.
"Morning, Brother!" dengan hangat Jovanka memeluk kakaknya yang sangat ia rindukan.
Mereka berjalan beriringan menuju ruang makan, lalu melakukan aktivitas di atas meja makan. Sebastian yang sibuk dengan koran dan secangkir kopi hitamnya, sedangkan Jovanka nampak menyeruput coklat hangat favoritnya dengan roti panggang selai kacang.
"Tak terasa kau mulai dewasa, Jovan. Apakah kau senang kembali kerumah ini?" tanya kakak Sebastian.
"Sure! Aku sangat bahagia, Kak. Ini bagaikan mimpi, aku bisa kembali tinggal disini," Jawab Jovan dengan senyum terhias di wajahnya.
"Syukurlah! Aku pun sudah mengurus berkas pindah kuliah mu. Dan hari ini kau sudah bisa langsung masuk kuliah, dan belajarlah dengan giat agar kau bisa secepatnya membantuku mengurus dan memimpin perusahaan keluarga kita, okey!" tegas Sebastian.
"Come on, Brother. Itu sungguh membosankan, aku sudah memimpin perusahaan kita yang ada di inggris meski saat ini masih ada campur tangan ayah di dalamnya. Apa itu belum cukup membuktikan bahwa aku juga serius menekuni ini semua?" tanya Jovan dengan nada lesu.
"Belum, Jo. Ayah mengatakan padaku jika kau itu tidak pernah serius memegang kendali perusahaan. Jika bukan aku dan kau siapa lagi yang akan mengurusnya. Ayah kita sudah semakin berumur dan dia akan turun dari tahtanya itu," ucap Sebastian serius.
"Lalu?" ucap Jovan singkat.
"Jo, aku kagum dan suka dengan kemampuanmu mengelola perusahaan dan kau berhasil menjalin kerja sama bisnis sehingga saham perusahaan kita makin tinggi di inggris. Hanya aku tak suka dengan gaya hidupmu itu, Jo. Kau selalu hura-hura dan bermain-main meskipun aku percaya kau bisa menjaga dirimu sebagai seorang wanita" ujar Sebastian dengan tatapan seriusnya.
"Kak, saat ini saja umurku baru 23 tahun jangan ngacok, Kak. Aku masih ingin menikmati masa mudaku dengan teman-temanku," tegas Jovanka.
"Harusnya kau sudah memiliki kekasih dan hubungan yang serius saat ini, atau kau mau aku yang mencarikan calon pendamping untukmu?" goda Sebastian sembari menaik turunkan alisnya.
"Cih! Aku menolak sebab aku akan menemukan calon kekasih ku sendiri, dan aku menganggap semua pria itu sama saja, pengkhianat dan munafik. Lebih baik sendiri begini saja, lebih bebas" tolak Jovanka pada kakaknya.
Akhirnya Sebastian berdiri dan mengakhiri sarapannya. Ia pun berdiri di samping Jovanka, yang masih sibuk dengan makanan di hadapannya.
"Aku harapkan semua yang terbaik bagimu kesayanganku, hanya itu harapan kakak padamu. Aku ingin kau punya pendamping hidup yang bisa mendidikmu dan menjagamu sampai masa tua nanti" ucap Sebastian dengan menatap lekat adiknya.
Jovanka sangat mengagumi kakaknya. Ya, meskipun sikap hangatnya sungguh sama seperti ibunya dulu.
Kau tau, Kak? Kehangatan ini yang saat ini sangat aku rindukan darimu. Dan kaulah harapan dan sandaran ternyamanku saat ini.
Tanpa sadar air mata Jovanka keluar begitu saja. Sebab ia terharu dan merasakan kehangatan yang hilang beberapa tahun terakhir di hidupnya.
"Terima kasih, Kak, doamu selalu ku butuhkan apapun harapanmu aku akan berusaha melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Semoga kau pun selalu di limpahkan kebahagiaan dan acara pernikahanmu sukses sampai hari itu tiba" ucap Jovan.
Kira-kira kurang 5 hari lagi kakak akan menikah dengan kekasihnya, dan harapanku semoga wanita nya itu menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarga kecilnya kelak.
"Segera mandi dan bersiap-siap lah ke kampus, kau mau berangkat bersamaku atau berkendara sendiri?" tanya Sebastian.
"No, aku bukan anak kecil lagi. Jadi aku akan ke kampus sendiri," jawab Jovan dengan lantangnya.
"Ha-ha-ha! Sudah ku duga sweety, baiklah ada hadiah dariku di ruang bawah. Semoga kau menyukainya, dan aku akan bersiap ke kantor, bye," Sebastian meninggalkan Jovanka sendiri.
"terima kasih kesayanganku, kakakku emang yg terbaik pasti aku suka" ujar Jovanka berteriak.
Jovanka melihat punggung kakaknya yang semakin berlalu meninggalkannya.
Kau memang kakak yang selalu memanjakan ku, apalagi setelah ibu meninggal hanya kau yang bisa mengerti aku. Dan tak lama ayah membondongku ke inggris dan aku terpisah jauh darimu. Dan kala itu aku sangat merindukan kau, kakakku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Umminya Fadhilah Fadhilah
masih nyimak
2021-03-17
0
Mkls_
Jovan kaya nama cowok yaa..
2020-12-28
0
~ras~^
aku kira si jo itu cowo
2020-05-23
2