Saat itu juga, ia menyesal. Persetan dengan identitas Beccanoer, tetapi ada Arin yang harus benar-benar ia lindungi dan ia jaga sepenuh hati.
"Abang!!"
Seketika, arin berlari begitu mengenali dua cowok yang sempat ia lihat tengah terlibat perkelahian. Tergopoh-gopoh, ia menghampiri arka yang tengah ditenangkan oleh para sahabatnya itu. Dia menarik lengan kekarnya dan membawa tubuh jangkung itu tersebut menjauh dari kating yang ia kenali cukup vokal dikampus mereka.
"Abang berantem?"tanya arin yang terdengar sangat implusif pertanyaan itu.
"Kenapa sih, Abang?"imbuh pertanyaan arin setelah melihat arka hanya diam saja.
"Mau aku aduin ke mama kalau Abang berantem?"cetus arin yang membuat arka bergeming.
"Ck, siapa yang berantem?"kilah arka sambil mengusap keningnya yang berpeluh. Nafasnya masih tersengal-sengal, namun sorot mata tajam tetap tertuju pada agus.
"Sana ke mobil gue dulu, rin."Ucap arka sambil mendorong arin untuk menjauh begitu melihat agus bangkit setelah ia menghajarnya beberapa kali.
"Sekali lagi gue denger lo ngomong kayak gitu, lo abis di tangan gue."ancam arka sungguh-sungguh.
"Jauh-jauh dari gue mulai detik ini, gus!"tegas arka usir agus. Namun, agus hanya anggap ancaman itu sebagian angin lalu.
"Emang lo siapanya dia, hah? Bukannya kalian adek abang zonk? Boleh dong, gue deketin adek lo?"sahut agus sambil mengerlingkan mata pada arin dengan jelas. Sudut bibirnya berdecih menatap arka lurus kedepan.
"Nggak usah sombong dan berlagak sok ngejagain adek lo itu dari cowok-cowok bangsat. Kalau kelakuan lo sendiri aja justru yang paling biadab!"
"Brengsek!! Anji*g, lo!!!."teriak maki arka begitu kuat.
Saat ia akan merangsek kembali menghajar agus, namun justru seruan dari Arin membuatnya mengurungkan langkahnya dan melampiaskan dengan mengepalkan tangan di depan agus yang hanya menatapnya dengan tatapan mengejek.
"Abang! Aku mau pulang! Kalau Abang mau tetep berantem, aku bakal nebeng sama Sean!"
"Lo lagi. Apaan sih?"tatap arka menggulung tajam.
"Ancaman lo Sean mulu, males banget gue."cebik arka dengan wajah bertekuk masam.
"Ya makanya, ayo pulang."pinta arin mencoba terlihat garang.
"Ck, nyebelin banget lo sekarang."gerutu arka jengkel.
Diam-diam arin tersenyum, ia membungkukkan badannya sebentar untuk meraih ransel arka yang berceceran. Rambutnya yang panjang hari ini tergerai, kemudian jatuh menutupi sebagian wajahnya ketika ia memungut barang arka. Setelah menepuk-nepuk ransel tersebut hingga bersih, arin pun menentengnya.
"Ya sudah. Yok pulang, bang? Arin laper."cetus arin sambil menggandeng lengan kekar arka tanpa segan.
"Nanti aku buatin dumpling spesial kesukaan, Abang."imbuh arin sambil tas ransel yang ia pegang berpindah tangan di tangan kekar arka, kemudian pria berbadan tinggi itu mencangklong tasnya ke pundak sebelah kanan.
Lalu, arka menjitak kepala arin dengan pelan, yang membuat cewek itu berseru dan mencubit pinggang sixpacknya. Tetapi, arka membiarkannya karena ia menyukai apapun yang dilakukan arin untuknya.
"Awas lo dekat-dekat sama tuh lesean setan."
"Namanya Sean, Abang!"sahut arin yang terkekeh geli sambil mengarahkan arka supaya mempercepat jalannya menuju mobil cowok itu.
"Cepet jalan, Abang. Panas banget, lho!"
"Iya, iya. Nama kepanjangan si Sean itu 'kan, lesean setan."ujar arka ketus sambil merogoh saku celana dan mengeluarkan kunci mobil.
"Rin!"
"Heum, bang."
Arka membuka pintu untuk cewek itu. Dan ketika mereka sudah bertatapan seperti ini, Arka justru ragu. Apalagi melihat kelereng sewarna malam milik arin mengarah tepat pada jendela dunianya. Arka hanya mampu menghela nafas, ingin rasanya menangkup wajah cantik tersebut dengan kedua tangan kekarnya. Lalu, menyembunyikan dari dunia dan menyembunyikan dari berpasang mata yang kerap memandang sosok ini dengan tatapan yang memuja.
Demi tuhan, arka membutuhkan dirinya agar segera tiba dimasa depan. Supaya ia bisa cepat mengklaim arin pada dunia. Membawa gadis itu dengan gurat semestinya.
"Kenapa sih, bang?"cetus arin tanpa menoleh ke sebelah yang dimana arka terus memandanginya."Gue cemburu rin, tiap kali lo sebut nama cowok lain di depan gue. Lo sadar nggak sih, rin?"tutur arka dalam hati sambil terus memandangi gadis berwajah baby face itu dari samping.
"Bang aka?"
Sayang sekali, arka tak berani mengungkapkan perasaannya. Karena, saat ini dialah yang arin percaya sebagai saudara laki-laki.
"Ck, udah masuk buruan! Sok cantik bangat minta di bukain pintu segala."decak arka berpura-pura yang menbuat arin menatap pria yang di depannya dengan tatapan serius.
"Manja banget, pula."cetus arka dengan sengaja mendengkus sembari mendorong arin masuk ke dalam mobilnya.
"Ehh arin nggak minta dibukain pintu ya bang!"seru arin dengan tatapan serius sekaligus gemas.
"Ihh, nyebelin banget sih!"Geram arin begitu gemas sambil mencubit perut kekar arka.
"Berantem aja, sono! Biar mukanya babak belur dan biar mama tahu. Besok pasti Abang bakal nggak di bolehin naik motor ataupun mobil."
"Abang nggak masalah. Temen gue 'kan banyak, tinggal numpang nebeng. Nanti justru lo yang repot cari tumpangan!"ledek arka yang tergelak puas ketika arin kembali mencoba memukulinya. Ia segera menutup pintu penumpang sebelum kemudian memutari bagian depan mobilnya demi mencapai sisi kemudi. Namun, sebelum ia sempat masuk ke dalam, marvel mendatanginya.
"Duh muka cerah amat sih, yang tadi habis bikin huru-hara?"celetuk marvel yang mengibaskan tangannya ke udara, sedangkan arka masa bodo sajalah dengan ledakan sahabat karibnya itu.
"Gue mau balik njirr."
"Wehh!! enak banget, lo"sahut marvel sambil melompat ke atas kapal mobil arka.
"Jelasin dulu brai,, tujuan lo ngehajar agus buat apa, ka?"
"Biar ganteng"sahut arka dengan jawaban asal.
"Sudah. Minggat lo sono, gue mau pulang dulu. Sama gue titip pesen, lo yang ngatur anak-anak geng, ya."titah arka sambil mendorong jauh marvel dari kap mobil miliknya.
"Ren!"
"Apaan sih, vel?"
"Apa tujuan lo-"
"Turun, vel!!"
Dengan terpaksa, marvel memutuskan untuk turun. Ia berjalan menuju temannya sambil mendekatkan kepala ke telinga arka. Ekor matanya mengerling arin yang tampak sangat ingin tahu. Lalu, bisa-bisanya ia mengedipkan mata pada cewek itu. Membuat sosok tersebut langsung bersemu meneriaki namanya.
"Kasih statuslah, ka!"bisik marvel di tengah senyum tengilnya.
"Biar kalau lo di cerca lagi kayak tadi, lo gampang ngasih tahu, arti lo di hidup arin apaan."
"Status, vel!"
"Yoi boskuh."
Tampak arka berpikir sejenak. Beberapa saat, ia langsung mengenyahkan pikiran itu dengan cepat. Ia ingin statusnya bersama arin lebih dari adek kakak, bahkan ia ingin menjadikan arin sebagai segalanya dalam hidupnya. Tetapi, saat ini belum ia bisa lakukan. Karena, ia masih belum memiliki apapun untuk menjamin hidup arin dimasa depan. Setelah cukup lama berpikir, ia langsung segera mendorong marvel untuk menjauh dari mobil sportnya saat ini.
"Status apaan njirr!! Status alay bin jablay baru ada."cibir arka pada marvel sambil masuk kedalam mobil.
"Ck, awas lo arkaaaa..."teriak marvel yang begitu gemas dengan tingkah arka yang tidak bisa secara langsung mengungkapkan perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments