"Swastiastu" Terdengar suara wanita muda sambil membuka pintu angkul-angkul. Luh Sekar memasuki rumahnya, Dilihatnya suasana rumah yang sepi.
"Pada kemana nih penghuninya" Batin Luh Sekar.
Dia bergegas masuk ke arah dapur dan mengambil gelas, Jemari lentiknya menuangkan air di kendi dan meminumnya.
"Uuuhhh .. segarnya" Gumam Sekar pelan.
Dia bergegas kekamarnya. Tak lama kemudian Sekar keluar dan menuju kamar kakak angkatnya.
"Bli... Bli Ibin" Panggil sekar didepan pintu kamar Muhibbin. Suasana tetap sepi tak ada jawaban.
"Kemana sih orang-orang ini ? " Gumam Sekar kembali.
"Apa ada di peternakan ya... " Sekar masih berkutat dengan isi kepalanya.
Sejurus kemudian, Pintu angkul-angkul berderik dan seorang pemuda masuk ke rumah. Di pundaknya terlihat ikatan kayu bakar dipanggulnya. Pria itu langsung menuju arah dapur meletakkan ikatan kayu bakar itu, dia mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya. Sambil duduk di kursi, matanya menerawang seolah-olah ada yang di fikirkannya, Lelaki itu tak lain Muhibbin.
"Duuuarrrr... " Suara seseorang membuyarkan lamunan Muhibbin, Ternyata suara itu adalah suara Sekar. Dengan wajah cemberut Sekar sudah berada disampingnya.
"Bli kemana saja.... Ajik juga gak kelihatan" tanya sekar pada kakak angkatnya.
Muhibbin yang masih kaget meletakkan gelas yang dipegangnya ke meja.
"Aku tadi dari peternakan, Ajik juga ada disana" jawab Muhibbin masih mengatur nafas karena dikagetkan adiknya.
"Kamu tumben pulang awal, Apa di Pasraman gak ada kegiatan gek?" tanya Muhibbin pada adiknya.
" Gak bli... Tadi hanya latihan tari" jawab Sekar duduk di kursi sebelah Muhibbin.
"Nari ? " Tanya Muhibbin singkat
"Iya.... tadi hanya gladi di Selasar Rumah Budaya"
"Di Pasraman juga gak ada pelajaran apa-apa" imbuh Sekar pada kakajnya.
"Selasar .... Nari ? " gumam Muhibbin
"Jadi kamu ikut nari pada penyambutan tamu tuan gubernur nanti malam" kata Muhibbin pada Sekar.
"Lo kok Bli tau ?" Sekar sedikit terkejut.
"Iya .. Aku tau kalau nanti malam itu ada tamu dari Negeri Banjir dan Negeri Serumpun datang ke sini" jawab Muhibbin .
Sekar tambah penasaran darimana kakaknya tau kalau ada tamu dari Negeri seberang. Kalau hanya info tentang kegiaatan keramaian di Selasar itu sudah di umumkan beberapa hari lalu.
"Kok Bli tau kalau ada tamu dari Negeri sebrang? " tanya sekar menyelidik penasaran.
Dengan tersenyum Muhibbin menjawab
"Tau dari Disya"
"Disya, kapan Bli ketemu dia? " Sekar masih penasaran.
"Hadeuuuhhh Kamu ini, nanya sudah kayak Bayangkara gubernuran" jawab Muhibbin bangkit mengacak-acak rambut adiknya dan berlalu.
"Bli mau kemana, pertanyaanku belum dijawab" Sekar ikut bangkit dan menyusul kakaknya yang menuju ke Balai Dangin.
"Kapan ketemu Disya? " tanya Sekar masih penasaran.
Muhibbin yang melihat tingkah adiknya tersenyum geli menahan tawa.
"Dua hari lalu, kami ketemu di pantai Purnama" jawabnya singkat.
"eemmmhhh... Bli gak ngajak-ajak ke pantai" ujar Sekar merajuk ke kakaknya.
"Sama Disya lagi..... sebel!! " rengek Sekar.
"Ih siapa yang sama Disya... kemarin itu kebetulan aja" kata Muhibbib mencubit hidung adiknya.
"Kebetulan apa kebetulan" goda Sekar pada Muhibbin
"Kebetulan geeek" kini Muhibbin dibuat keki dengan candaan adiknya.
"iiiiiihhh... Bli suka ya sama Disya" goda Sekar kembali.
"Kalau suka biar aku sampein deh Bli ke dia" ujar Sekar menjadi-jadi.
"Apaan sih"
"Ketemu aja gak sengaja" sungut Muhibbin pada adiknya.
"Udah ah aku nyuci baju dulu, kamu siapin makan siang Ajik, entar beliau pulang" Muhibbin bangkit menuju kamarnya.
"Cie cie yang lagi jatuh hati" Sekar masih menggoda kakaknya.
Keduanya pun berlalu dengan kesibukan masing-masing.
Bulan bersinar penuh seolah-olah menasbihkan kecantikannya.
Cahaya-cahaya lampu aneka warna menyemarakkan Selasar Rumah Budaya.
Malam ini adalah malam spesial dengan suguhan pagelaran seni yang dibawakan oleh teruna teruni Negeri Pantai.
Tarian Panyembrahma digelar menyambut kedatangan tamu-tamu terhormat dari Negeri seberang.
Terlihat Muhibbin berdiri dibawah pohon jepun disudut Selasar, didepannya riuh para tamu menghadiri undangan dari tuan gubernur, dideret paling depan telihat gubernur Negeri Pantai didampingi tuan Sirkum selaku pemilik Selasar Rumah Budaya dan disampingnya terlihat tamu-tamu penting Dari Negeri Banjir dam Negeri Serumpun.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh gubernur Negeri Pantai tuan Timoti dilanjutkan oleh gubernur Negeri Banjir dan yang dipertuan agong dari Negeri Serumpun, tak lupa tuan Sirkum selaku pembina seni budaya Negeri Pantao sekaligus pemilik Selasar Rumah Budaya juga memberikan sepatah dua patah kata .
Delegasi dari Negeri Pantai menyuguhkan Tari Panyembrahma dan Oleg Tambulilingan, setelah itu disusul oleh Tari Topeng dari Negeri Banjir, dan ketika suguhan tari-tarian itu selesai seorang wanita berkerudung jingga naik keatas panggung membawakan sebuah sajak.
Riuh tepuk tangan penonton memberi penghormatan pada suguhan seni yang dibawakan oleh para seniman.
Muhibbin masih berdiri ditempatnya dengan pandangan antusias melihat persembahan seni didepannya. Rasa kagum menyeruak dalam benaknya melihat kekayaan budaya negerinya.
Rasa kebanggaan dan ketertarikan pada dunia seni semakin menguat didadanya. Selama sewindu berada di Negeri Pantai banyak yang dia pelajari.
pak Nengah Wirata ayah Sekar selain sebagai peternak sukses juga seorang seniman patung dan lukis, sedangkan almarhum ibu Sekar seorang penari yang cukup termasyur di Negeri Pantai. Muhibbin banyak belajar dari ayah angkatnya keahlian melukis dan mematung, disamping juga dia banyak belajar sastra dari seniman-seniman yang sering berkumpul di kedai seni sebelah pasar senggol Negeri itu.
Tiba-tiba seseorang mengagetkan Muhibbin yang sedang menyimak sajak yang dibawakan oleh wanita dari Negeri Serumpun dengam menepuk bahunya.
"Haiii.... ternyata kamu hadir dipagelaran ini juga" kata suara itu.
******
* Teruna teruni adalah sebutan untuk para muda mudi di Negeri Pantai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Antony L
waw....
2021-02-04
0
ARSY ALFAZZA
like 👍
2020-11-14
0
Tia Oktavianti
boomlike mendarat untukkmu semangat selalu ya thor
2020-08-11
0