Hujan deras mengguyur Negeri Jabal Nur, air yang turun dari langit serasa tiada henti, petir silih berganti berkelebat di angkasa.
Terlihat di kejauhan dua ekor kuda berlari kencang ditengah guyuran hujan.
Terlihat dua orang penunggangnya yang sibuk menutupi tubuh mereka dengan jubahnya berlindung dari terjangan hujan.
"Tuan Abdullah sebaiknya kita berteduh dulu di balik bukit depan kita itu, Saya rasa ada gua didekat sana!" teriak salah seorang penunggang kuda itu sambil menunjuk sebuah bukit didepannya.
"Baiklah tuan Parameswara, Saya rasa kita harus cepat mengistirahatkan kuda-kuda kita ditengah cuaca tak bersahabat ini!" sahut salah seorang yang di panggil Abdullah.
kuda-kuda itu semakin kencang menuruni bukit berpasir menuju arah bebatuan di depannya.
Tak berapa lama keduanya telah sampai di pintu sebuah goa. Kedua penunggang kuda itupun berhenti dan mengikat kuda-kudanya di depan goa dan mengikatnya ditempat yang kering agar terhindar dari guyuran hujan.
Keduanya mulai menurunkan perbekalan dan masuk kedalam goa. Semakin kedalam keduanya menjumpai jejak-jejak kaki manusia dan telapak kuda , sepertinya goa yang mereka singgahi ini sering di lalui oleh musyafir karena rute yang ditempuh keduanya adalah rute yang biasa digunakan oleh saudagar-saudagar dan peziarah dari negeri jauh yang hendak menuju kota Negeri Jabal Nur.
Lelaki yang di panggil Abdullah yang mengenakan pakaian jubah putih dan kain imamah dikepalanya mulai mengumpulkan ranting-ranting kering disekitar goa dan lelaki tegab yang berpakaian sorjan motif liris dengan ikat kepala kain yang diikat kebelakan dipanggil Parameswara menyiapkan alas permadani yang diambilnya dari perbekalan di atas kudanya.
Sejurus kemudian tumpukan kayu didepannya mulai menyala menghangatkan ruangan goa.
Pria yang di panggil Abdullah dengan sigab mengambil kotak perbekalannya dan mengeluarkan setumpuk daging domba yang telah dikeringkan, tangan terampilnya mulai menghangatkan daging-daging itu dan menaburi serbuk rempah-rempah yang diambil dari botol kaca disebelahnya, setelah beberapa saat Abdullah memberikan daging domba hangat pada Parameswara.
"Silahkan tuan," kata Abdullah sambil menjulurkan daging kambing pada Parameswara dan lelaki itupun menikmati hidangan yang diberikan kawan seperjalanannya.
"Tuan Abdullah sebenarnya setelah ini hendak kemana?" tanya Parameswara pada temannya Abdullah
"Saya hendak berziarah dan mengunjungi makam keluarga besar saya di Negeri syam tuan, dan tuan sendiri hendak kemana setelah ini?" tanya Abdullah pada Parameswara.
"Saya hendak kembali ke tanah kelahiran saya tuan."
"Sudah hampir satu Dasa warsa saya berkelana dari kota ke kota yang berbeda-beda untuk menuntut ilmu dan akan mengamalkan di negeri saya." imbuh Parameswara.
Abdullah manggut-manggut mendengar jawaban Parameswara sambil menikmati makanan didepannya.
"Kalau tuan sendiri apa rencana kedepannya setelah ini?" lanjut Parameswara.
"Saya hendak membuka Majelis ilmu ditanah leluhur saya Negeri Syam,"
"Ilmu yang saya dapatkan di Negeri Jabal Nur supaya lebih bermanfaat dan berguna." pungkas Abdullah.
"Oh begitu! yah, semoga yang kita rencanakan diberi kemudaham oleh Dewata," timpal Parameswara.
"Aamiin tuan, Zadanallah ilman wa hirsha,"Kata Abdullah sambil berdoa mengangkat kedua tangannya .
Tak terasa keduanya asik berbincang sambil menikmati hidangan yang disipkan Abdullah, diluar goa hujanpun mulai mereda dan suasana malam semakin dingin.
Tiba-tiba dimulut goa seorang tua renta dengan baju basah akibat hujan memasuki goa, lelaki renta itupun menyapa Abdullah dan Parameswara.
"Salam tuan-tuan, bolehkah saya ikut menghangatkan badan dan meminta sedikit makanan?" kata lelaki tua itu menagkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
"Mari-mari, silahkan tuan!" kata Abdullah bersahabat mengulurkan alas untuk duduk dan Parameswara bangkit memberikan daging bakar didepannya pada lelaki tua itu.
"Jazakumullah khairan," kata lelaki tua itu kembali, senyumnya tersungging meneduhkan.
"Sebenarnya tuan-tuan ini hendak kemana dan darimana?" kata lelaki tua itu mengakrabkan suasana.
"Kami adalah pengembara yang sedang menuntut ilmu tuan, Kami terakhir berada di Negeri Jabal Nur. Kami datang dari negeri jauh." jawab Parameswara.
"Nama saya Parameswara dari Negeri Zamrud dan kawan saya ini tuan Abdullah dari Negeri Syam," lanjut Parameswara.
Abdullah tersenyum sambul menganggukkan kepala pada lelaki tua di depannya.
"Saya Ali," balas lelaki tua itu menangkupkan kembali kedua telapak tangannya di dada.
Perbincangan ketiganya semakin harmoni serasa sudah lama kenal dan berkumpul, tak terasa semburat merah fajar mulai merekah di ufuk timur.
"Tuan-tuan, Saya sangat berterimakasih atas kebaikan anda sekalian,"ujar Ali
"Sebagai rasa terimakasih saya, terimalah hadiah kecil dari saya ini," kata Ali sambil mengambil sesuatu dari dalam buntalan kain yang dibawanya.
Tangan Ali memegang sebuah kotak hitam kehijauan dan sebuah cincin bermata coklat bening dengan aura meneduhkan. Hawa dingin menyeruak dari kotak hitam yang terukir sepasang ikan berbentuk lingkaran berlawanan.
"Didalam kotak ini terdapat relik kuna dan hanya bisa dibuka oleh cincin ini." kata lelaki tua itu kembali.
"Kotak ini bernama Giok Hujan dan cincin ini adalah Batu Sulaiman Madu,"
"Keduanya akan memberikan manfaat kebaikan bagi orang-orang yang berhati bersih dan akan membawa keburukan bagi orang sebaliknya." jelas Ali pada kedua pria didepannya.
"Dan ingat, suatu saat kedua benda ini akan bertemu kembali dan relik didalamnya adalah petunjuk hidup bagi yang bisa membukanya."
Lelaki tua itu menyerahkan kotak hitam kehijauan pada Parameswara dan Cincin pada Abdullah. Keduanya dengan ta'dhim menerima pemberian Ali.
"Baiklah, Saya pamit dulu dan terimakasih kembali atas kebaikan hati kalian." kata Ali sambil menjabat tangan kedua lelaki didepannya.
Dia berjalan keluar goa meninggalkan Abdullah dan Parameswara.
Melihat lelaki tua itu berlalu, Abdullah pun berkata pada Parameswara.
"Tuan, mungkin ini saanya perpisahan kita, semoga tuan selamat sampai negeri tuan."
"Terimakasih tuan Abdullah, semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali ataupun anak cucu kita yang akan bertemu," jawab Parameswara memeluk teman seperjalanannya.
Keduanya keluar dari goa dan menuju kuda masing-masing. Ada rasa kehilangan di hati mereka saat berpisah karena keduanya telah melalui berbagai kota bersama-sama.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
@elang_raihan.Nr☕+🚬🐅🗡🐫🍌
Makin bagus imagine menyuguhkan karya u/ dinikmati dihidangkan aroma kopi legamku thor 💪🏿
2021-02-19
0
IKA 🌹SSC🌷💋plf
apa nnti si Wati bertemu ma pemilik cincin si kunci kotak?????
2021-02-05
0
ARSY ALFAZZA
👍👍👍👍👍👍
2020-11-14
0