Herlina menatap jam dinding, waktu semakin larut. namun rindu masih belum pulang. ia merasa khawatir, terlebih rindu baru beberapa hari tinggal di ibukota.ia tidak beranjak dari tempat duduknya, walaupun matanya sudah terasa berat menahan kantuk.
terdengar suara pintu terbuka.rindu melangkah dengan pelan,ia tidak ingin membangunkan herlina. namun saat ia memasuki ruang tamu,ia dikejutkan dengan sosok herlina yang masih menunggunya.
"ma maaf aku pulang selarut ini"rindu menarik nafas perlahan menyembunyikan rasa gugupnya.
"syukurlah, tante khawatir kau tidak ingat jalan pulang"
"maaf tante tadi keasyikan ngobrol sampai lupa waktu"dengan terpaksa ia berbohong. bukankah lebih baik ia berbohong untuk saat ini daripada herlina mengetahui kejadian sebenarnya.
"apakah esok kau sudah pindah ke kantor pusat"
"jadi tan, tapi aku merasa sedih karena tidak bekerja dengan linda lagi,dan aku harus beradaptasi kembali dengan orang orang baru" dalam hal ini rindu tidak berbohong.
ia merasa harus memulai lagi dari awal dengan lingkungan barunya.kalau saja bukan karena lelaki pemaksa itu mungkin hal ini tidak akan menimpanya. rindu mengutuk dalam hati.
"segeralah tidur, persiapkan diri untuk besok"
rindu pun melangkahkan kaki nya menuju kamar. terlihat adiknya sudah tertidur pulas.
rindu menantap wajah adiknya itu. hanya indah lah alasan satu satunya rindu untuk bersikeras kuliah, menurut nya dengan pendidikan yang memadai, dia bisa merubah hidup nya, dan bisa menggapai cita cita termasuk membahagiakan adik kesayangannya.
"selamat tidur" rindu mengecup lembut kening indah.
***
Matahari pagi mulai menyinari.
silau menyelinap melalui kisi kisi jendela, dan membangunkan kedua gadis itu. hari ini hari pertama indah masuk sekolah, dan herlina berencana mengantarkan nya.rindu pun sudah bersiap dan segera menuju stasiun kereta.jarak antara kantor lama dengan kantor baru itu memang berjauhan.semalam bima sudah mengirimkan alamat kepadanya dan rindu memutuskan untuk menaiki kereta sebagai transportasinya
sementara itu hermawan berada di beranda sambil menikmati kopi dan membaca koran pagi.
"rin, om antar kamu ke tempat kerja ya? kamu belum tau lokasinya kan"
"tidak om, aku akan naik kereta saja seperti biasa.orang kantor sudah mengirimkan alamatnya padaku.om tidak perlu khawatir "
"tidak apa apa rin, om juga penat beberapa hari ini gak ada kegiatan"
sejujurnya rindu masih merasa bersalah. kalau saja bukan karna dirinya mungkin hermawan tidak menjadi pengangguran seperti ini.
rindu bergegas menaiki mobil hermawan. dalam perjalanan rindu hanya termenung, dia memikirkan tugas apa yang akan diberikan lelaki iblis itu nantinya.
sesampainya di perkantoran rindu berpamitan pada hermawan.
"nanti aku pulang sendiri saja ya om"
hermawan mengangguk dan berlalu.
"aku akan berusaha membawa om hermawan kembali kesini" bisiknya penuh janji.
rindu sedikit ragu ragu melangkahkan kaki nya,ia tidak tahu harus menemui siapa untuk menanyakn perihal pekerjaan yang akan menjadi tugasnya nanti.
tiba di lobi kantor,rindu hanya mematung salah tingkah. orang orang menatap memperhatikan nya tanpa ada yang mencoba menyapanya.tiba tiba dari kejauhan rindu melihat seseorang keluar dari lift,dan ternyata bima.rindu ingat, dia orang yang semalam menjemput nya.bergegas dia menghampiri bima.
Sesaat sebelum rindu tiba, terlihat dua orang laki laki sedang berbicara serius.
"kau harus memperhatikan kalau nanti gadis kecil itu mulai bekerja disini,jangan sampai ia berusaha kabur lagi"
hati bima tergelitik mendengar perkataan aldebaran.bagaimana mungkin gadis itu bisa melarikan diri dibawah ancaman yang sedemikian rupa.
"baik akan aku laksanakan,di bagian mana kau akan menempatkan nya"
tanya bima penuh rasa ingin tahu.
"tempatkan dia untuk khusus membersihkan ruanganku"
rindu segera berlari kecil ke arah bima.
"mohon maaf pak, saya belum tahu tugas apa yang harus saya kerjakan disini"
bima pun tersenyum,ia tidak menyangka setelah kejadian yang ia lihat semalam rindu pada akhirnya akan datang juga.mana bisa ia menolak kemauan seorang aldebaran gumamnya dalam hati.
"nona di tugaskan khusus membersihkan ruangan pak direktur, sikahkan ke lantai dua puluh dan temui sekretaris ku disana"
"baiklah pak,terimakasih"
rindu pun beranjak memasuki lift,dan di dalam lift terdapat pula beberapa orang pegawai pria dari divisi berbeda beda. mereka memperhatikan rindu, dan kebanyakan beberapa pria itu melihat kagum pada gadis ini, penampilan sederhana dan sempurna itulah kesan dari mereka.
pintu lift terbuka di lantai dua puluh.rindu melangkah keluar,dia sedikit gugup. ia pun
segera mencari ruangan direktur.namun setelah berjalan cukup lama, ia tidak juga menemukan ruangan tersebut.
"cari ruangan direktur,dik" sapa seorang pria yang kebetulan berpapasan.
"i iya pak" jawab rindu.
"ada keperluan apa adik mencari direktur"
"ini hari pertama saya kerja, dan saya di perintahkan menghadap beliau" jelas rindu.
"mari saya antar, oya jangan panggil saya bapak. perkenalkan saya alvin" pria muda itu mengulurkan tangan nya dan di sambut oleh rindu.ia mengikuti langkah pria itu,mereka melewati beberapa ruangan yang berada di lantai itu. ada sekitar empat ruangan yang mereka lewati.
merekapun memasuki sebuah ruangan paling besar di antara ruangan lainnya akses untuk masuk ke dalam ruangan itupun terkesan rumit.mereka harus melewati satu pintu dengan passcode yang terhubung pada sebuah kartu khusus.
rindu meyakini jika tidak semua karyawan memiliki kartu tersebut.setelah melewati pintu tersebut,ia kembali bejalan melewati sebuah koridor yang tidak terlalu panjang dan barulah mereka sampai pada pintu lainnya yang bertuliskan presiden direktur pada bagian atasnya.
"ini ruangan beliau" rindu masih tetap mengikuti dari belakang.pria itu berinisiatif mengetuk pintu di depannya.
saat pintu terbuka terlihat seorang wanita
"bu cindy, saya mengantar nona ini untuk bertemu pak direktur"
"bawa dia kemari" rindu pun melangkah memasuki ruangan tersebut.
"kau mencari siapa"tanya wanita itu sedikit sinis.padahal jelas ia tahu kalau tadi alvin berkata ia akan menemui direktur.namun sepertinya wanita ini ingin menunjukan rasa senior nya pada rindu.
"sa saya rindu,saya di minta pak bima untuk menghadap kemari menemui pak direktur" jawab rindu.
"hebbatt.. sudah kenal pula dengan pak bima.
di tempatkan pada bagian apa kau bekerja? bukan kah seharusnya gadis seusiamu itu masih belajar bukannya bekerja"
"saya di tempatkan untuk membersihkan ruangan direktur"
"tapi pak direktur dan pak bima tidak memberitahu saya kalau merekrut tukang bersih bersih baru. harusnya orang yang pertama tahu adalah saya" masih dengan nada sinis.
"mohon maaf saya tidak tahu perkara itu" jawab rindu sambil menundukan kepala.
"pak direktur masih rapat.kau pergi dulu ke lantai dasar, bersihkan toilet di sana.saya akan mengantarmu sampai pintu itu karena tidak sembarang orang punya akses untuk melewatinya" dengan sombongnya wanita itu menggiring rindu hingga pintu.
apakah orang orang disini sama tempramen nya dengan atasan mereka.ujarnya dalam hati.
kembali rindu melangkah menuju lift,ia merasa kesal pada sekretaris sombong itu. tidak lama pintu lift terbuka dan seketika rindu hampir saja meloncat karena terkejut setengah mati,jantungnya seolah dipaksa keluar.
ia berpapasan dengan aldebaran yang hendak menuju ruangan nya,pandangan mereka saling bertemu, rindu terpaku.
"akhirnya kau datang gadis kecil" ujar al sambil tersenyum, al tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya ketika melihat rindu.
"tidak bisakah kamu tunggu di ruanganku" tanya al.
"A aku di suruh membersihka toilet di lantai dasar" jawab rindu ketus.
mata al terbelalak saat mendengar jawaban rindu.ia pun menarik tangan rindu, langkahnya sedikit terseret al menuntunnya menuju ruangan miliknya, sesaat pintu terbuka.
"siapa yang berani memberi perintah gadisku membersihkan toilet" tanya al dengan nada tinggi.
cindy sekretaris itu terkejut bukan main mendapati al telah kembali.
"ma maaf pak, sa saya tidak tau kalau nona ini adalah pacar anda"
" haruskah saya jelaskan padamu" jawab al.
"maaf pak, saya mohon maaf" wajah cindy tampak panik, dia menatap rindu seakan memohon perlindungan.
"lancang.. apa hak mu mengurusi urusanku. kau hanyalah seorang sekretaris yang bertugas membantu pekerjaan bima.segera keluar dari ruangan ini kau di pecat" al semakin garang. wanita itu pun keluar sambil menangis.
rindu yang melihat kejadian itu hanya membisu tidak bisa ber kata kata.
"aku..aku bukan gadismu" nada bicara rindu sedikit membentak.
al yang mendengar itu, hanya tertawa tanpa peduli pada ekspresi wajah rindu yang sedang marah.
"jangan terlalu berkhayal gadis kecil, seperti yang aku katakan padamu, kau tidak masuk kualifikasiku. aku hanya tidak suka melihatmu di tindas orang lain,hanya aku yang boleh menindasmu"
rindu tertunduk malu, lelaki menyebal kan ujarnya.
"duduklah dan tunggu perintah dariku"
rindu pun menurut.
***
jam menunjukan pukul dua belas.
saat nya para pegawai untuk rehat dan makan siang.
riuh terdengar di cafetaria dan tempat istirahat sekitaran kantor.
bima pun duduk santai seraya menunggu makan siang pesanan nya.
tiba tiba dari sebrang terdengar percakapan beberapa pria, yang tak lain adalah bawahan nya.
"tadi aku berjumpa bidadari di dalam lift" celoteh seorang pria.
"gadis yang tadi menuju lantai dua puluh kan" seru pria lain nya.
"aku sendiri malah yang mengantarnya
ke ruangan direkrtur" pria bernama alvin menimpali.
"baguslah ada bidadari masuk kantor kita. bosan setiap hari melihat eajah wajah lama,semoga saja dia satu divisi bareng kita" merekapun tertawa bersama.
bima yang sedari tadi menguping pun tersenyum. otak jahilnya mulai bekerja, segera dia meraih ponsel yang ada di saku nya.
~gadis kecil itu jadi tranding topik di kantor kita
al meraih ponselnya dan membaca isi pesan bima.entah kenapa hatinya tiba tiba menjadi emosi mendengar nya
.~kau harus jaga dan perhatikan gadis itu baik baik" bima tidak kuasa menahan tawa nya. ia hanya ingin menggoda aldebaran.dan entah kenapa sikap al tiba tiba menjadi posesif seperti itu.
sementara di dalam sana rindu yang sudah berjam jam duduk tanpa mengerjakan apapun sudah merasa bosan.terlebih perutnya merasa lapar.
dia pun beranjak berniat meninggalkan ruangan itu.
sementara al yang sedang fokus dengan laptop nya menghentikan aktivitas saat rindu berjalan melaluinya.
"tidak bisakah kamu patuh dan diam"
perintah al dengan egoisnya.
"tuan direktur, aku ini manusia dan butuh makan" jawab rindu ketus.
al melirik arlojinya, tersadar waktunya jam makan.
"baiklah,ikuti aku"
mereka akhirnya melangkah bersamaan. rindu terperanjat saat al menarik tangan nya dan menggenggam tanpa melepaskan sampai ke lantai dasar.
pandangan itu menarik perhatian para pekerja, terlebih para karyawan wanita mereka menatap sinis ke arah rindu. bagai mana mungkin seorang presiden direktur bisa jatuh cinta pada gadis kecil itu, bisik mereka.
al tidak peduli dan memasang wajah datar nan dingin,tetap saja berjalan menggenggam tangan rindu.
rindu yang merasa risih dan tidak bisa berbuat apa apa,hanya tertunduk malu. malu dengan apa yang di fikirkan orang orang tentang nya.
ini tidak seperti yang kalian fikirkan. bathin rindu dalam hati
jangan lupa tinggalkan jejak like & favoritnya. dan terimakasih bagi yang sudah memberikan vote poin nya untuk novel ini.
sikahkan bergabung di grup chat untuk berbagi hal hal positif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Herlina Novita
iya nih kayak drama cina
2021-12-18
0
Sussi Slim
Etek etek etek, anak ganteng panas2 ati nih
2021-09-04
1
melani cimel
next
2021-05-29
0