Hari pertama kerja, adalah hal yang paling rindu nantikan.tak sabar rasanya menunggu hari esok,pekerjaannya semalam lumayan lancar. walaupun sempat ditegur oleh atasannya karena terlambat melayani tamu.
dan tidak sempat pula bertatap wajah dengan pemilik perusahaan yang membuat rekan satu kerjanya menggila.
pagi pagi sekali rindu sudah bersiap, setelah menyelesaiakan sarapannya ia pun bergegas meninggalkan rumah hermawan.
niat hatinya akan menumpang kendaraan hermawan,namun ternyata mereka berbeda tujuan. mereka memang tidak bekerja dalam satu kantor yang sama.akhirnya iapun memilih menaiki kereta cepat agar terhindar dari kemacetan dan tepat waktu sampai ke kantor.
setibanya di halaman kantor,tanpa ragu rindu melangkahkan kakinya memasuki bagian devisi kebersihan.ia pun segera mengganti pakaiannya dengan setelan seragam berwarna biru, tongkat pel dan berbagai perlengkapan kebersihan sudah berada dalam genggamannya.
"hai kita ketemu lagi" sapa linda.
ternyata dia sudah tiba lebih awal.
mereka pun akhirnya sibuk dengan tugas masing masing.
rindu bertugas membersihkan lantai,toilet dan jendela.ia juga bertugas sebagai pembuat kopi untuk para karyawan.
tentu saja pekerjaan itu terasa melelahkan tapi rasa lelah itu cukup sebanding dengan semangatnya yang tinggi agar dapat mengumpulkan uang untuk biaya kuliah dan memulai kehidupan mandiri di ibukota ini.
***
Di lobi kantor terlihat aktifitas yang sedikit sibuk. mungkin karena hari sudah menjelang siang,dan rindu masih di sibukan dengan membersihkan kaca kaca jendela yang menjulang.
tiba tiba bu tami,atasannya datang menghampiri.
"rin,tinggalkan dulu pekerjaanmu dan ikut aku sebentar kebelakang"
"baik bu" rindu mengikuti langkah tami menuju sebuah ruangan yang berada di bagian belakang kantor tersebut.
"sebentar lagi pak direktur akan datang untuk memantau pekerjaan kita disini.tolong nanti kamu siapkan kopi,dan antar keruangan nya,ruangan beliau ada di lantai sepuluh,kau akan diberikan akses untuk menggunakan lift khusus yang langsung menuju pada ruangan beliau"
rindu mendengarkan intruksi dari tami dengan seksama.
"nanti saya kabari kalau beliau sudah tiba,kopinya jangan terlalu manis.tolong buatkan yang pas"
"baik bu"
hanya membuatkan secangkir kopi saja terasa menjadi beban untuknya.ia takut kalau kalau nanti tidak sesuai dengan selera direktur tersebut.
setelah mendapatkan perintah dari tami, rindu langsung menuju ke sebuah pantry dan dengan penuh kehati hatian ia mencampurkan kopi hitam dengan sedikit gula.tanpa sadar rindu mendekatkan indra penciumannya pada cangkir yang berada di tangannya.mensesapi wanginya aroma kopi yang menyenangkan.
rindu menuju pada sebuah lift khusus yang hanya dipergunakan untuk direktur beserta orang orang yang mendapat akses khusus untuk menuju lantai sepuluh.
lift itu di jaga oleh seorang petugas keamanan.setelah memperlihatkan id card nya rindu dipersilahkan masuk menaiki lift tersebut.
setelah lift terbuka, rindu berjalan dan mencari ruangan tempat direktur berada. terlihat hanya ada tiga ruangan besar di area tersebut.dan mata rindu terpaku ketika melihat tulisan dalam pintu, presiden direktur. itulah tulisan yang terpampang di pintu tersebut.dengan sedikit ragu ragu ia melangkahkan kaki nya menuju pintu tersebut lalu di ketuknya perlahan
"Masuk" terdengar suara kaku dari dalam ruangan. rindu membuka pintu itu dengan penuh kehati hatian.ia tidak ingin melakukan kesalahan.
"permisi pak,saya mengantarkan kopi untuk anda"
"simpan" suaranya dingin dan singkat.
rindu tidak berani mengangkat wajahnya. dari suaranya saja sudah cukup membuat rindu bergidik.
setelah menyodorkan kopi di atas meja, rindu langsung membalikan tubuhnya hendak pergi. sungguh ia ingin segera pergi secepat mungkin dari ruangan yang membuatnya tidak nyaman ini.
"tunggu"
langkah rindu terhenti,jantungnya tiba tiba berdetak kencang.dengan perlahan ia membalikan tubuhnya kembali.
"iya pak" jawabnya masih dengan pandangan menunduk tanda hormat.
"coba perlihatkan wajahmu kemari" terdengar pria itu membetrikan perintah.
rindu pun mengangkat sedikit kepalanya dan akhirnya terlihat jelas sosok yang ada dihadapan nya ini
"oohh ternyata kau gadis kecil yang waktu malam itu" rindu sedikit terperanjat,ia tidak memahami perkataan pria itu.
"mohon maaf, saya tidak mengerti maksud bapak"jawabnya dengan sedikit gerogi.dari bahasa tubuhnya saja aldebaran sudah tahu kalau gadis ini seperti orang yang sedang ketakutan.
"apakah..apakah bapak mengenal saya"tanya rindu sedikit lancang.
"ciih sejak kapan aku mengenalmu gadis kecil"
rindu semakin di buat bingung.
"aku tidak mengenalmu sama sekali, aku hanya mengingat perkataan mu semalam yang menyebutku dengan sebutan pria tua"
tiba tiba wajah rindu terasa panas,antara malu dan takut.tubuhnya semakin bergetar tanpa kendali.
bagaimana mungin ia bisa tahu apa yang dirinya dan linda perbincangkan.apakah mungkin di dalam gedung itu ada sebuah cctv tersembunyi.dan percakapan mereka terekam dan di laporkan kepada direktur ini.
"mohon maaf pak, mungkin bapak salah orang"rindu berusaha mengelak,ia sadar kalau ia sedang berhadapan bukan dengan sembarang orang.mungkin dengan menghindar dan sedikit mengelak. ia bisa lolos dari masalah kemarin malam.
"bodoh, aku tidak buta dan tuli.sewaktu kalian para bocah membicarakanku malam itu.
aku tepat berada di sampingmu"
seketika tubuh rindu lunglai hampir merosot ke lantai, beruntung ia segera menopangkan tubuhnya pada meja yang berada dihadapannya.
melihat ekspresi dan cara bicaranya saja rindu sudah dapat menerka kalau tuan yang di hadapanku ini sedang marah.
"maaf pak kalau ucapan saya salah, saya tidak tau kalau bapak mendengar pembicaraan kami"
"maaf?bagus sekali.kita lihat dengan cara apa aku bisa memaafkan mulut tajam mu itu gadis kecil" ucapnya penuh intimidasi.
pria itu bangkit dari kursi empuknya.
rindu melangkah mundur kebelakang.
ia merasa dirinya berada dalam ancaman.
tiba tiba saja dengan gerakan cepat al mencengkram tangan rindu dengan erat.rindu yang mendapat perlakuan mengejutkan seperti itu refleks memukuli bagian dada al dengan keras.sayangnya tenaganya kalah kuat. ia malah terdesak pada dinding yang berada di belakangnya
"aku perhatikan,kau cukup manis"
"ma.. maksud bapak apa"
rindu masih berusaha melepaskan cengkraman tangan al yang semain kuat dan meninggalkan jejak kemerahan di tangannya.
"bukankah mulutmu itu yang sudah mengusik ku? maka aku akan membersihkan mulut itu agar bersopan santun dalam bicara"
"********" amarah rindu tersulut mendengar perkataan aldebaran.rindu berfikir jika aldebaran akan melakukan sesuatu yang mengancam jiwanya, mungkin saja lelaki itu akan merobek robek mulutnya.
"aku suka reaksimu gadis kecil" matanya berkilat nanar menatap tajam ke arah rindu.
"lepaskan tanganku"
"coba saja sekuatmu" suaranya semakin ganas dan menggila.
tiba tiba tangan kirinya meraih kepala rindu sementara tangan kanannya masih mencengkram pergelangan tangannya.
dengan kurang ajar dia berusaha mencium bibir rindu .mendapat serangan seperti itu, rindu tidak tinggal diam.
rindu memalingkan wajahnya untuk menghindar,dan ciuman itu mendarat tepat di pipinya.merasa tidak tepat sasaran, pria mesum itu semakin merapatkan tubuhnya dan mendesak rindu hingga ke balik pintu.memerangkap dengan kedua tangannya lalu mendaratkan ciuman yang membabi buta pada bibirnya.
dengan lihai al memainkan lidahnya dalam langit langit mulut rindu.dan satu hal yang al rasakan saat mencecapi bibir gadis itu, entah kenapa terasa sangat manis dan membuatnya kehilangan kendali atas dirinya tidak pernah ia merasakan perasaan aneh seperti itu sebelumnya.ia sangat menikmati kelembutan bibir rindu.
setelah puas dengan perlakuannya al mendorong tubuh rindu dengan keras hingga membuatnya terhuyung dan menyebabkan kepalanya terbentur pada pintu di belakangnya.
"itulah hukuman untuk anak bermulut tajam"
rindu hanya terkulai memegangi kepalanya yang sakit karena benturan.
air matanya menetes,hatinya terasa sakit. harga dirinya sebagai wanita seakan di injak oleh lelaki mesum itu.dan hal yang paling membuat hati rindu sakit adalah lelaki itu merenggut paksa ciuman pertamanya begitu saja, yang bahkan aldi pun tidak pernah melakukan hal itu kepadanya.
setelah dapat menguasai diri,rindu segera bangkit dan mencoba meraih daun pintu.ia mencoba berlari dan secepat mungkin keluar dari ruangan itu.
"jangan coba coba berhenti dari pekerjaan mu, atau aku akan selamanya mengganggu kehidupanmu sampai kau sendiri yang akan memohon pengampunan dariku"
tanpa menghiraukan ucapan nya rindu berlari meninggalkan ruangan itu dengan air mata yang masih menderas di pipinya
***
Bima kembali bekerja setelah cuti beberapa hari. diapun menyusul aldebaran menuju ke kantor yang baru. ia datang terlambat karena terlalu asyik menghabiskan waktu bersama putrinya, shasha.mungkin kali ini al masih akan memberi toleransi untuknya, atau malah sebaliknya.semua itu tergantung pada suasana hati al hari ini.
bima menaiki lift yang sama dengan rindu saat ia mengantarkan kopi tadi. dan ketika pintu lift itu terbuka, bima di kagetkan dengan kehadiran gadis hampir menabrak tubuhnya dan langsung merangsek memasuki lift itu dengan tergesa.ingin sekali bima memarahi gadis oficegirl yang ceroboh itu. namun ia urungkungkan niatnya setelah melihat keadaan gadis itu yang nampak kusut dan berurai air mata.bima mengerutkan keningnya seolah ingin tahu masalah apa yang terjadi pada gadis itu.
"maaf kalau aku terlambat datang hari ini, shasha tidak mau aku tinggalkan tadi.jadi butuh waktu sedikit lama untuk membujuknya"
namun al tidak memberikan respon sedikpun atas penjelasan bima.ia malah sibuk dengan layar laptop yang ada di depannya.
merasa di acuhkan bima berdehem mencoba mengalihkan perhatian aldebaran.
seketika al menghentikan aktivitasnya.
"baiklah tidak masalah,kali ini aku akan memberikan tugas khusus padamu"
tiba tiba saja muncuk niat jahat dalam otak aldebaran.
bima tersenyum penuh kelegaan mengerahui bahwa sang direktur tidak marah padanya.
dengan antusias ia menunggu tugas apa yang akan al berikan padanya.
"aku mau kau mendatangi divisi kebersihan lalu temukan data data mengenai seorang gadis yang bertugas sebagai oficegirl dikantor ini"
tentu saja perintah aldebaran membuat bima kebingungan.fikirannya langsung tertuju pada seorang gadis yang berpapasan tadi dengannya. apakah gadis itu melakukan sesuatu yang menyinggung aldebaran. kalau ya, maka gadis itu dalam masalah besar.
al tidak pernah memandang gender dalam memberikan hukuman kepada orang orang yang bermasalah dengannya.
"apakah yang kau maksud itu adalah seorang gadis kecil yang tadi berlari keluar dari ruangan ini dengan penampilan kusut" tanya bima dengan tatapan menyelidik.
"ya,seekor tikus kecil yang akan aku jadikan mainan baru" jawab al penuh misteri.
***
rindu hanya bisa menangis di dalam toilet.
kejadian tadi sungguh mengguncang jiwanya.
dia tidak pernah merasa serapuh ini.
pekerjaan berat, hidup dalam kekurangan mungkin baginya tidak jadi masalah.
tapi dilecehkan seorang pria mesum,
yang tidak ia kenali sungguh suatu penghinaan yang tak termaafkan.
"persetan dengan pekerjaan ini,besok aku tidak akan bekerja disini lagi"
***
part ini sudah direvisi dari versi sebelumnya. untuk menyempurnakan kembali setiap kata katanya dan memperbaiki kesalahan dalam penulisan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
lia amelia
kasiannn bgt sumpah
2021-06-25
1
Shofiyatul Hanani
rindu mengalami kegoncangan jiwa
2020-11-10
1
TimBers Fera
Holang kaya mah kebiasaan,,,anggap remeh yg kcl.Endingx bucin sma Rindu
2020-08-02
8