09. Sudah Menghancurkan Masa Depannya.

Rafael pulang setelah jam makan malam. Hari ini ia terlalu sibuk di kantor sehingga harus melakukan lembur.

Penampilannya yang tadi pagi sempurna, kini terlihat berantakan. Jas tersampir pada lengannya, dan dasi yang telah melorot. Rambut klimisnya pun sedikit berantakan. Rafael sungguh lelah.

Rafael tidak pernah berpikir akan menjadi seorang pemimpin perusahaan di usianya saat ini. Dulu ia dan Marsha memiliki cita-cita yang sama. Bekerja di bidang perhotelan. Dimana Marsha yang menjadi koki, dan membuat menu-menu baru untuk usaha mereka.

Namun, semua mimpi indah yang mereka rangkai harus kandas sebelum di mulai. Lima tahun yang lalu, Rafael harus menikah dengan Sandra. Sang kakak meninggal dunia, menjadikannya anak tunggal. Dan di didik menjadi pengganti sang ayah.

“Selamat malam, pak.” Sapa asisten rumah yang menunggu kedatangannya.

“Malam, bi. Tolong siapkan aku makan malam, bi.” Ucap Rafael sembari berjalan menapaki anak tangga menuju lantai dua, dimana kamarnya berada.

Sampai di dalam kamar nan luas bernuasa putih dan abu-abu itu, Rafael kemudian meletakan ponsel dan kunci mobil di atas nakas.

Lalu ia pun bergegas membersihkan diri, agar bisa lebih cepat menikmati makan malamnya yang telah terlewati.

Selesai membersihkan diri, Rafael tampak lebih segar. Pria itu kemudian keluar dari ruang ganti kamarnya. Ia kembali mengambil ponselnya. Karena, setelah makan malam, Rafael akan memeriksa beberapa e-Mail di ruang kerjanya.

Langkah Rafael terpaku, laci balasnya sedikit terbuka. Ia pun menariknya, mendapati foto dirinya yang sedang merangkul Marsha. Foto yang ia dapatkan dari tempat sampah kamar kost yang di tempati oleh Marsha lima tahun lalu.

“Apa kamu tidak merindukan aku, sayang? Kenapa tidak ada petunjuk tentang kamu?” Rafael mengusap foto itu, kemudian kembali menyimpannya.

Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu pun keluar dari dalam kamarnya.

“Apa Sandra dan Safa sudah tidur, bi?” Tanya Rafael kepada sang asisten rumah yang menyiapkan makan malam untuknya.

Wanita berusia empat puluh lima tahun, bernama bibi Rita sudah bekerja selama dua puluh tahun dengan keluarga Haditama. Mama Rafael meminta wanita paruh baya itu untuk ikut dengan sang putra, ketika Rafael memutuskan untuk tinggal di Jakarta lima tahun lalu.

“Sudah. Apa nak Rafa ingin melihat mereka?” Tanya bibi Rita. Ia tidak memanggil Rafael dengan sebutan bapak atau tuan seperti pekerja lainnya, karena Rafael sudah menganggap seperti ibunya sendiri.

Di masa kanak-kanaknya, Rafael lebih banyak menghabiskan waktu bersama bibi Rita daripada mamanya sendiri.

Kepala Rafael menggeleng pelan. Ia pun menerima piring yang telah terisi dengan makanan kesukaannya.

Nasi putih, tumis kangkung, dan ayam kecap. Makanan sederhana yang di buatkan oleh Marsha saat hari jadi mereka yang pertama. Semenjak itu, Rafael pun menyukai makanan itu.

“Kenapa bibi menatapku seperti itu?” Tanya Rafael saat mendapati sang asisten rumah menatapnya dengan sendu.

Bibi Rita pun mengambil tempat di samping sang majikan.

“Mau sampai kapan nak Rafa menutup diri untuk mereka?”

Rafael yang sedang mengunyah makanannya pun menatap ke arah bibi Rita.

“Entahlah, bi. Bibi sudah tahu tentang aku. Untuk Safa, mungkin aku bisa. Tetapi untuk Sandra, sangat susah. Aku tidak bisa, bi.”

Bibi Rita menuangkan air putih ke dalam gelas kaca. Kemudian menyodorkan pada sang majikan.

“Bukannya tidak bisa. Tetapi nak Rafa tidak ingin. Mau sampai kapan nak Rafa menutup hati? Kasihan dengan non Sandra.”

“Aku tidak bisa, bi. Maafkan aku. Aku di hantui rasa bersalah pada Marsha. Bagaimana bisa aku membuka hati untuk wanita lain? Sementara, di luar sana dia sakit hati karena aku?”

Bibi Rita menghela nafas pelan kemudian mengusap lengan sang majikan. “Lanjutkan makannya. Bibi mau berberes di dapur.”

Dari tiga orang asisten rumah tangga yang Rafael pekerjakan, hanya bibi Rita yang tinggal di rumah itu. Dua orang lainnya di ijinkan pulang saat pekerjaan telah selesai di sore hari.

Selesai menikmati makan malam, Rafael kemudian pergi ke ruang kerjanya. Ada e-Mail dari klien luar negeri yang harus ia periksa.

Pria itu menyalakan laptopnya. Wajah Marsha terpampang jelas pada layar komputer lipat itu.

Foto Marsha ada dimana pun Rafael menginginkan. Di kantor, di kamar, wallpaper laptop, hingga layar depan ponselnya. Ia tidak bisa menghapusnya. Atau memulai sesuatu yang baru dengan wanita lain, hati Rafael tertinggal di Marsha. Pria itu belum selesai dengan masalalunya.

Dahi Rafael berkerut halus, saat melihat lilin angka di dalam tempat sampah, ketika ia membuang gumpalan kertas.

“Bukannya lilin ini jatuh ke bawah kolong laci? Apa ada orang yang membersihkan ruangan ini?” Tangan pria itu mengambil salah satu, memperhatikan sekilas lalu kembali meletakkan di dalam tempat sampah.

Rafael memang meminta asisten rumah untuk tidak sering membersihkan ruangan itu.

Pukul sebelas malam, Rafael telah selesai urusan pekerjaannya. Ia pun keluar dari ruang kerja, melintasi ruang keluarga dan melewati pintu kamar yang di tempati oleh Sandra dan Safa.

Ya, Rafael dan Sandra memang tidur terpisah. Rafael tidur di kamar utama di lantai dua, sementara Sandra tidur bersama sang putri di lantai satu mengingat wanita itu yang tidak bisa lagi untuk berjalan.

‘Apa nak Rafa ingin melihat mereka?’

Ucapan bibi Rita terngiang di telinga Rafael. Ia pun menghentikan langkah di depan pintu kamar itu. Tangan pria muda itu telah hinggap pada gagang pintu. Perlahan memutar, membuat pintu yang terbuat dari kayu jati itu sedikit terbuka.

Di dalam kamar bernuasa putih dan merah muda itu, nampak Sandra tidur dengan memeluk tubuh sang putri.

Rafael tetap berdiri di ambang pintu, tanpa ada rasa ingin masuk ke dalam ataupun berniat bergabung di atas tempat tidur.

“Maafkan papa, Saf. Papa bukan ayah yang baik untuk kamu.” Gumamnya sembari menutup pintu.

Sebelum pergi ke kamarnya Rafael mampir ke ruang makan untuk mengambil air mineral di dalam lemari es.

“Bibi belum tidur?” Tanya Rafael saat mendapati bibi Rita keluar dari dapur kotor.

“Tadi sudah tidur. Tetapi bibi tiba-tiba teringat dengan kompor, sudah mati atau belum.” Jelas wanita paruh baya itu.

“Hmm.” Rafael mengangguk. “Oh ya bi, apa bibi tau siapa yang membersihkan ruang kerjaku?” Tanya Rafael yang kembali teringat dengan lilin ulang tahun yang ia nyalakan saat hari kelahiran Marsha.

“Wati yang membersihkan.” Bibi Rita menghela nafas pelan. Wanita paruh baya itu menceritakan apa yang terjadi di ruang kerja, yang di sampaikan oleh bi Wati. Rekan kerja yang bertugas membersihkan rumah.

“Apa nak Rafa merayakan ulang tahun Marsha?” Tanya wanita paruh baya itu. Bibi Wati tahu tentang kisah sang majikan, bahkan ia menjadi tempat menangis Rafael saat ia kehilangan gadis yang di cintainya.

“Aku hanya mengingatnya, bi.” Ucap Rafael sendu.

Bibi Wati kemudian mendekat, membuka kedua tangan. Rafael pun menghambur ke dalam pelukan wanita paruh baya itu.

“Aku bersalah padanya, bi. Aku ingin bertemu, dan meminta maaf. Aku sudah menghancurkan masa depannya.”

Terpopuler

Comments

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

sdh nana nini ya sama caca...makanya pd susah move on

2024-06-11

2

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

menghancurkan gimana maksud nya,.

2024-05-25

3

icha amelia

icha amelia

lanjut thor

2024-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 01. Kamu Jahat, El.
2 02. Terpaku Di Masalalu.
3 03. Takut Bertemu Mantan?
4 04. Perpisahan
5 05. Akhirnya Aku Menemukan Mu.
6 06. Rafael Haditama.
7 07. Apa Kita Pernah Bertemu?
8 08. Kamu Merayakan Ulang Tahun Gadis Itu.
9 09. Sudah Menghancurkan Masa Depannya.
10 10. Akan Memberitahunya Nanti.
11 11. Aku Baik-Baik Saja, Al.
12 12. Bagaimana Dengan Sandra?
13 13. Aku Hanya Orang Ketiga.
14 14. Kami Telah Melewati Batas, Bu.
15 15. Hari Kelulusan SMA.
16 16. Kita Belum Selesai, Cha.
17 17. Apa Dia Melihat Marsha?
18 18. Apa Dia Bertanya Tentang Aku?
19 19. Aku Harus Mengundurkan Diri.
20 20. Aku Sangat Merindukanmu, Cha.
21 21. Anda Sungguh Tidak Sopan.
22 22. Sandra Bertemu Marsha.
23 23. Siapa Tante Baik Itu?
24 24. Aku Memang Ingin Menculikmu, Cha.
25 25. Tolong Lepaskan Aku.
26 26. Beraninya Dia Menyentuh Marsha.
27 27. Tidur Bersama.
28 28. Rafael Telah Berbohong?
29 29. Dua Pria Di Apartemen Marsha.
30 30. Jadi Kamu Tante Baik Itu.
31 31. Mari Kita Berpisah.
32 32. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
33 33. Kita Harus Bicara.
34 34. Lima Tahun Lalu.
35 35. Kepergian Farel.
36 36. Hanya Kamu Satu-satunya.
37 37. Please, El. Hentikan!
38 38. Bukankah Kita Impas?
39 39. Tolong Maafkan Rafael.
40 40. Maafkan Ibu, Nak.
41 41. Kembalikan Dia Padaku.
42 42. Apa Yang Terjadi Dengan Rafael?
43 43. Penyakit Rafael Kambuh Lagi.
44 44. Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?!
45 45. Karena Kamu Suami Orang.
46 46. Cari Tahu Keberadaan Putraku.
47 47. Maafkan Aku Merepotkan Mu.
48 48. Ingin Semuanya Cepat Berakhir.
49 49. Jika Rafael Menolak Bercerai?
50 50. Maafkan Aku, San.
51 51. Sepakat Untuk Berpisah.
52 52. Resmi Berpisah.
53 53. Aku Mengenal Ibu Dengan Baik.
54 54. Ibu Mau Ikut Kamu Ke Jakarta.
55 55. Aku Terlalu Memanjakan Mu.
56 56. Bisakah Kita Memulai Dari Awal?
57 57. Aku Belum Tahu, El.
58 58. Aku Butuh Waktu, Al.
59 59. Mama Kira Cupu, Ternyata Suhu.
60 60. Apa Kamu Tahu Dimana Rafa Tinggal?
61 61. Bertemu Kembali ( Marsha—Ibu Miranda )
62 62. Sepertinya Kalian Sangat Akrab?
63 63. Aku Akan Melakukan Apapun.
64 64. Cukup Dengarkan Aku.
65 65. Alasan Apa Lagi?
66 66. Siapa Sebenarnya Kekasihmu, Sha?
67 67. Mengenang Masa Lalu.
68 68. Pergi Berdua.
69 69. Aku Lepas Kendali.
70 70. Merasa Tidak Adil Dengan Sandra.
71 71. Jadi Kalian Tinggal Bersama?
72 72. Aku Akan Kembali Padamu.
73 73. Melihat Calon Menantu Di Tempat Kerja.
74 74. Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia.
75 75. Apa Kamu Menerima Aku Kembali?
76 76. Aku Menerima Kamu Kembali, El.
77 77. Seperti Wangi Parfum Wanita?
78 78. Bukannya Dia Sedang Sibuk Di Kantor?
79 79. Aku Hanya Meminta Kejujuranmu.
80 80. Apa Marsha Melarangmu?
81 81. Marsha Adalah Calon Istriku.
82 82. Cukup Pikirkan Kebahagian Kita.
83 83. Membawa Marsha Ke Yogyakarta.
84 84. Ibu Titip Rafa Padamu, Sha.
85 85. Terimakasih Karena Masih Mencintaiku, El.
86 86. Kamu Dan Malioboro.
87 87. Apakah Posisinya Telah Tergantikan?
88 88. Dia Seorang Duda.
89 89. Ayah Ingin Bertemu Dengannya.
90 90. Kita Kawin Lari Saja.
91 91. Masih Berani Muncul Di Hadapanku?
92 92. Tidak Ada Lagi Penghalang.
93 93. Apa Kamu Mau Merancang Gaun Pengantin Marsha?
94 94. Tidak Ada Yang Boleh Menggantikan Posisinya.
95 95. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu.
96 96. Karena Aku Mencintaimu, Raf.
97 97. Tolong Biarkan Rafael Hidup Sesuai Keinginannya.
98 98. Bagaimana Jika Dia Mencintaimu, El?
99 99. Rafael Akan Tetap Menjadi Milikku.
100 100. Apa Aku Boleh Memelukmu?
101 101. Hadiah Pernikahan
102 102. Berhenti Membandingkan Milikmu Dan Sandra.
103 103. Se-Amin Namu Tak Se-Iman.
104 104. Hari Pernikahan.
105 105. Aku Pastikan Kami Akan Selalu Bahagia.
106 106. Aku Akan Membantumu Membukanya.
107 107. Apa Aku Boleh Menolak?
108 108. ( 21++ ) Tidak Akan Pernah Bosan.
109 109. Pengantin Baru.
110 110. Dia Selalu Bisa Membuat Aku Tidak Waras.
111 111. ExtraPart. Bulan Madu.
112 112. ExtraPart. Kamu Yang Memulai, Cha.
113 113. ExtraPart. Aldo Dan Sandra.
114 114. ExtraPart. Empat Anak Cukup.
115 115. ExtraPart. Bau Parfum Yang Membuat Mual.
116 116. ExtraPart. Sandra Butuh Teman Yang Selalu Ada.
117 117. ExtraPart. Marsha Pingsan?!
118 118. ExtraPart. Jadi Istriku Benar Hamil?
119 119. ExtraPart. Kabar Bahagia.
120 120. Happy Ending.
121 PENGUMUMAN !!!
Episodes

Updated 121 Episodes

1
01. Kamu Jahat, El.
2
02. Terpaku Di Masalalu.
3
03. Takut Bertemu Mantan?
4
04. Perpisahan
5
05. Akhirnya Aku Menemukan Mu.
6
06. Rafael Haditama.
7
07. Apa Kita Pernah Bertemu?
8
08. Kamu Merayakan Ulang Tahun Gadis Itu.
9
09. Sudah Menghancurkan Masa Depannya.
10
10. Akan Memberitahunya Nanti.
11
11. Aku Baik-Baik Saja, Al.
12
12. Bagaimana Dengan Sandra?
13
13. Aku Hanya Orang Ketiga.
14
14. Kami Telah Melewati Batas, Bu.
15
15. Hari Kelulusan SMA.
16
16. Kita Belum Selesai, Cha.
17
17. Apa Dia Melihat Marsha?
18
18. Apa Dia Bertanya Tentang Aku?
19
19. Aku Harus Mengundurkan Diri.
20
20. Aku Sangat Merindukanmu, Cha.
21
21. Anda Sungguh Tidak Sopan.
22
22. Sandra Bertemu Marsha.
23
23. Siapa Tante Baik Itu?
24
24. Aku Memang Ingin Menculikmu, Cha.
25
25. Tolong Lepaskan Aku.
26
26. Beraninya Dia Menyentuh Marsha.
27
27. Tidur Bersama.
28
28. Rafael Telah Berbohong?
29
29. Dua Pria Di Apartemen Marsha.
30
30. Jadi Kamu Tante Baik Itu.
31
31. Mari Kita Berpisah.
32
32. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
33
33. Kita Harus Bicara.
34
34. Lima Tahun Lalu.
35
35. Kepergian Farel.
36
36. Hanya Kamu Satu-satunya.
37
37. Please, El. Hentikan!
38
38. Bukankah Kita Impas?
39
39. Tolong Maafkan Rafael.
40
40. Maafkan Ibu, Nak.
41
41. Kembalikan Dia Padaku.
42
42. Apa Yang Terjadi Dengan Rafael?
43
43. Penyakit Rafael Kambuh Lagi.
44
44. Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?!
45
45. Karena Kamu Suami Orang.
46
46. Cari Tahu Keberadaan Putraku.
47
47. Maafkan Aku Merepotkan Mu.
48
48. Ingin Semuanya Cepat Berakhir.
49
49. Jika Rafael Menolak Bercerai?
50
50. Maafkan Aku, San.
51
51. Sepakat Untuk Berpisah.
52
52. Resmi Berpisah.
53
53. Aku Mengenal Ibu Dengan Baik.
54
54. Ibu Mau Ikut Kamu Ke Jakarta.
55
55. Aku Terlalu Memanjakan Mu.
56
56. Bisakah Kita Memulai Dari Awal?
57
57. Aku Belum Tahu, El.
58
58. Aku Butuh Waktu, Al.
59
59. Mama Kira Cupu, Ternyata Suhu.
60
60. Apa Kamu Tahu Dimana Rafa Tinggal?
61
61. Bertemu Kembali ( Marsha—Ibu Miranda )
62
62. Sepertinya Kalian Sangat Akrab?
63
63. Aku Akan Melakukan Apapun.
64
64. Cukup Dengarkan Aku.
65
65. Alasan Apa Lagi?
66
66. Siapa Sebenarnya Kekasihmu, Sha?
67
67. Mengenang Masa Lalu.
68
68. Pergi Berdua.
69
69. Aku Lepas Kendali.
70
70. Merasa Tidak Adil Dengan Sandra.
71
71. Jadi Kalian Tinggal Bersama?
72
72. Aku Akan Kembali Padamu.
73
73. Melihat Calon Menantu Di Tempat Kerja.
74
74. Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia.
75
75. Apa Kamu Menerima Aku Kembali?
76
76. Aku Menerima Kamu Kembali, El.
77
77. Seperti Wangi Parfum Wanita?
78
78. Bukannya Dia Sedang Sibuk Di Kantor?
79
79. Aku Hanya Meminta Kejujuranmu.
80
80. Apa Marsha Melarangmu?
81
81. Marsha Adalah Calon Istriku.
82
82. Cukup Pikirkan Kebahagian Kita.
83
83. Membawa Marsha Ke Yogyakarta.
84
84. Ibu Titip Rafa Padamu, Sha.
85
85. Terimakasih Karena Masih Mencintaiku, El.
86
86. Kamu Dan Malioboro.
87
87. Apakah Posisinya Telah Tergantikan?
88
88. Dia Seorang Duda.
89
89. Ayah Ingin Bertemu Dengannya.
90
90. Kita Kawin Lari Saja.
91
91. Masih Berani Muncul Di Hadapanku?
92
92. Tidak Ada Lagi Penghalang.
93
93. Apa Kamu Mau Merancang Gaun Pengantin Marsha?
94
94. Tidak Ada Yang Boleh Menggantikan Posisinya.
95
95. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu.
96
96. Karena Aku Mencintaimu, Raf.
97
97. Tolong Biarkan Rafael Hidup Sesuai Keinginannya.
98
98. Bagaimana Jika Dia Mencintaimu, El?
99
99. Rafael Akan Tetap Menjadi Milikku.
100
100. Apa Aku Boleh Memelukmu?
101
101. Hadiah Pernikahan
102
102. Berhenti Membandingkan Milikmu Dan Sandra.
103
103. Se-Amin Namu Tak Se-Iman.
104
104. Hari Pernikahan.
105
105. Aku Pastikan Kami Akan Selalu Bahagia.
106
106. Aku Akan Membantumu Membukanya.
107
107. Apa Aku Boleh Menolak?
108
108. ( 21++ ) Tidak Akan Pernah Bosan.
109
109. Pengantin Baru.
110
110. Dia Selalu Bisa Membuat Aku Tidak Waras.
111
111. ExtraPart. Bulan Madu.
112
112. ExtraPart. Kamu Yang Memulai, Cha.
113
113. ExtraPart. Aldo Dan Sandra.
114
114. ExtraPart. Empat Anak Cukup.
115
115. ExtraPart. Bau Parfum Yang Membuat Mual.
116
116. ExtraPart. Sandra Butuh Teman Yang Selalu Ada.
117
117. ExtraPart. Marsha Pingsan?!
118
118. ExtraPart. Jadi Istriku Benar Hamil?
119
119. ExtraPart. Kabar Bahagia.
120
120. Happy Ending.
121
PENGUMUMAN !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!