04. Perpisahan

Waktu berlalu begitu saja. Hingga tak terasa besok Marsha dan rekan-rekannya akan berangkat ke ibukota, Jakarta. Dalam rangka pertukaran pekerja.

Karena akan berpisah dalam waktu yang cukup lama—satu tahun kedepan. Chef Made pun mengajak para pekerja dapur yang akan bermutasi, untuk makan malam bersama, sebagai salam perpisahan.

Pantai Jimbaran di pilih menjadi tempat mereka menikmati kebersamaan untuk yang terakhir kali di tahun ini.

“Sayang sekali namaku tidak masuk daftar mutasi.” Ucap Chef Made dengan berpura-pura sedih.

Mereka kini sudah menempati sebuah meja di salah satu restoran sea Food. Selain Chef Made, ada Marsha, Chef Robby, Chef Mitha, dan empat orang koki senior. Total ada delapan orang, dan hanya Chef Made dan Chef Mitha saja yang tidak berangkat.

“Jangan maruk, Chef. Baru dua tahun lalu pergi ke Jakarta.” Jawab Chef Mitha. Ia dan Chef Made mendapat giliran di waktu yang sama.

“Ya. Mau lagi, boleh ‘kan?” Pria itu tak mau kalah.

“Chef, menggantikan aku saja.” Celetuk Marsha. Ia kemudian tersenyum kaku saat Chef Robby menatapnya dengan memicingkan mata.

“Job desk kita berbeda, Sha.” Chef Made menggelengkan kepala tanda menolak.

“Ciee job desk. Sudah seperti orang kantoran saja, Chef. Padahal sehari-harinya kita berkutat dengan wajan.” Salah seorang dari empat lainnya menanggapi dengan tergelak.

“Ya. Anggap saja begitu—

Obrolan mereka terinterupsi, ketika tiga orang pramusaji datang membawa pesanan makanan.

“Padahal setiap hari sudah biasa membuat yang seperti ini.” Chef Mitha berbicara sembari menunjuk hidangan yang tersaji di atas meja.

“Beda vibes, Chef. Situ biasanya ‘kan bergulat dengan tepung dan oven.” Chef Made menjawab ucapan rekannya.

Wanita berusia tiga puluh tahun itu, baru akan menjawab. Namun, di dahului oleh Marsha.

“Wah, chef Made dan Chef Mitha cocok, ya. Bisa nih, pajak jadiannya.” Gadis itu terkekeh di akhir ucapannya.

Chef Made yang baru saja memakan sebutir kacang goreng yang di ambil dari atas piring sayur kangkung, tiba-tiba tersedak.

“Sha, kalau bicara lihat-lihat, dong. Untung aku cuma makan sebiji kacang.”

“Jangan bicara yang aneh-aneh, Marsha.” Chef Mitha menimpali dengan tatapan nyalang.

Marsha pun tergelak.

“Sudah. Kita bicaranya nanti saja. Sekarang mari kita nikmati hidangan ini terlebih dulu.” Chef Robby menengahi. Karena yang berbicara menjabat sebagai atasan, mereka pun menurut.

Makan malam di pinggir laut, diiringi dengan debaran ombak itu terasa sangat menyenangkan. Selesai menikmati hidangan, mereka kembali mengobrol. Karena hanya tersisa hari ini saja waktu yang dimiliki bersama.

“Chef, jangan lupa berkabar ya kalau sudah sampai di Jakarta.” Chef Made beralih menggoda Chef Robby. Sejak tadi, pria dewasa itu hanya menyimak obrolan para bawahannya saja.

“Idih. Memangnya Chef Made siapanya Chef Robby? Sehingga beliau harus memberi kabar?” Chef Mitha kembali menimpali.

“Ya, siapa tahu disana Chef Robby ketemu jodohnya.”

Gelak tawa pun terdengar di meja makan berbentuk persegi panjang itu.

“Jodoh saya masih jauh, Made.” Ucap Chef Robby sembari menatap ke arah Marsha. Namun, gadis yang ditatap justru tak menyadari. Ia sibuk mengobrol dengan senior koki lainnya.

Chef Mitha yang menyadari itu pun menendang kaki Marsha dengan pelan. Gadis itu menoleh, kemudian Chef Mitha memberikan kode lewat lirikan matanya.

“Ya, Chef?” Seketika Marsha bertanya karena mendapati Chef Robby melihat ke arahnya.

“Kata Chef Robby, mau berjodoh sama kamu.” Chef Made menjawab. Membuat suasana meja makan para pekerja dapur itu seketika hening.

“Jangan percaya ucapan Made, Sha. Kamu tahu sendiri dia itu pelawak berkedok koki.” Chef Robby pun berdiri, meminta ijin untuk pergi ke toilet.

“Padahal kalian berdua cocok. Kenapa tidak di coba saja, Sha?” Salah satu senior koki bertanya.

Marsha menggelengkan kepalanya pelan. “Aku belum kepikiran untuk menjalin hubungan.”

“Ya, pendekatan saja dulu. Ingat umur juga, Sha.” Yang lain menimpali.

Marsha hanya menanggapi dengan senyum tipis.

“Kalau kamu jadian sama Chef Robby, kamu tidak perlu memasak. Setiap hari di buatkan makanan enak oleh suami.” Chef Made menambahkan.

“Urusan memasak aku juga bisa Chef. Atau, kenapa tidak Chef saja? Mau tidak sama aku?” Marsha melempar gurauan.

“Kamu mau jadi istri kedua saya?”

“No way.” Mereka pun kembali tertawa.

“Aku senang bisa melihat kamu tertawa lepas seperti itu, Sha. Andai aku bisa menjadi di balik tawamu itu.” Ucap Chef Robby yang memperhatikan dari jauh.

\~\~\~

Pukul tujuh pagi waktu Bali, Marsha sudah bersiap meninggalkan tempat kostnya di daerah Kedonganan, Kuta. Kemudian pergi ke hotel tempatnya bekerja, berkumpul bersama para Staff hotel yang akan berangkat ke Jakarta. Mereka akan di antar menggunakan sebuah mini bus menuju bandara.

Pesawat mereka akan lepas landas pukul sebelas siang nanti.

Marsha, Chef Robby dan keempat koki senior pun berpamitan pada rekan-rekan mereka di dapur restoran. Meski akan berpisah selama satu tahun kedepan, suasana haru sangat terasa. Karena selama ini mereka sudah sangat dekat seperti keluarga.

“Chef, saranku nanti di Jakarta ungkapkan saja perasaannya pada Marsha. Daripada dia diambil orang atau pekerja hotel disana.” Bisik Chef Made saat Chef Robby berpamitan padanya.

Pria asal Bali itu tahu betul bagaimana perasaan Chef Robby pada Marsha. Sehingga ia sering melempar gurauan, siapa tahu umpannya termakan, dan mereka pun jadian.

“Doakan saja, Made.” Balas Chef Robby sembari menepuk pundak bawahannya itu. “Aku titip dapur. Jaga baik-baik.”

Chef Made pun menganggukkan kepalanya.

“Sudah siap semuanya?” Tanya pria berusia tiga puluh lima itu kepada mereka yang akan ikut bersamanya.

“Chef aku pergi dulu, ya.” Marsha berpamitan pada Chef Made dan Chef Mitha.

“Ingat selalu bertukar kabar, Sha.” Balas Chef Mitha.

“Chef Robby, aku titip Chef Marsha, ya.” Imbuh Chef Made.

Mereka pun keluar dari dapur untuk bergabung bersama para Staff hotel lainnya.

Langkah Marsha terasa berat meninggalkan pulau dewata. Lima tahun sudah ia menetap di pulau yang menjadi tujuan wisata dunia itu.

“Kenapa?” Tanya Chef Robby saat melihat Marsha melangkah dengan pelan, dan sesekali menatap ke belakang.

“Belum iklhas untuk meninggalkan pulau ini, Chef.” Jawabnya jujur.

“Cuma satu tahun, Sha. Nanti kita kembali lagi. Atau jangan-jangan kamu ingin menetap di Jakarta?” Chef Robby mempersilahkan Marsha untuk masuk ke dalam mobil terlebih dulu.

Marsha menggeleng pelan. Jangankan menetap, untuk tinggal sebentar saja ia enggan. Gadis itu tidak ingin bertemu dengan masalalunya. Tetapi, apa mungkin sekarang Rafael tinggal di Jakarta? Bisa jadi pria itu menetap di Yogyakarta ‘kan? Seharusnya Marsha tidak perlu terlalu khawatir. Mantan kekasihnya itu bukan asli dari ibukota. Ada kemungkinan ia menetap di daerah asalnya. Semoga saja.

Terpopuler

Comments

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

kemungkinan itu ada sha..jadi kamu harus siap dengan segala kemungkinan itu,bila perlu jadikan chef Robby tameng mu.

2024-05-21

2

lihat semua
Episodes
1 01. Kamu Jahat, El.
2 02. Terpaku Di Masalalu.
3 03. Takut Bertemu Mantan?
4 04. Perpisahan
5 05. Akhirnya Aku Menemukan Mu.
6 06. Rafael Haditama.
7 07. Apa Kita Pernah Bertemu?
8 08. Kamu Merayakan Ulang Tahun Gadis Itu.
9 09. Sudah Menghancurkan Masa Depannya.
10 10. Akan Memberitahunya Nanti.
11 11. Aku Baik-Baik Saja, Al.
12 12. Bagaimana Dengan Sandra?
13 13. Aku Hanya Orang Ketiga.
14 14. Kami Telah Melewati Batas, Bu.
15 15. Hari Kelulusan SMA.
16 16. Kita Belum Selesai, Cha.
17 17. Apa Dia Melihat Marsha?
18 18. Apa Dia Bertanya Tentang Aku?
19 19. Aku Harus Mengundurkan Diri.
20 20. Aku Sangat Merindukanmu, Cha.
21 21. Anda Sungguh Tidak Sopan.
22 22. Sandra Bertemu Marsha.
23 23. Siapa Tante Baik Itu?
24 24. Aku Memang Ingin Menculikmu, Cha.
25 25. Tolong Lepaskan Aku.
26 26. Beraninya Dia Menyentuh Marsha.
27 27. Tidur Bersama.
28 28. Rafael Telah Berbohong?
29 29. Dua Pria Di Apartemen Marsha.
30 30. Jadi Kamu Tante Baik Itu.
31 31. Mari Kita Berpisah.
32 32. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
33 33. Kita Harus Bicara.
34 34. Lima Tahun Lalu.
35 35. Kepergian Farel.
36 36. Hanya Kamu Satu-satunya.
37 37. Please, El. Hentikan!
38 38. Bukankah Kita Impas?
39 39. Tolong Maafkan Rafael.
40 40. Maafkan Ibu, Nak.
41 41. Kembalikan Dia Padaku.
42 42. Apa Yang Terjadi Dengan Rafael?
43 43. Penyakit Rafael Kambuh Lagi.
44 44. Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?!
45 45. Karena Kamu Suami Orang.
46 46. Cari Tahu Keberadaan Putraku.
47 47. Maafkan Aku Merepotkan Mu.
48 48. Ingin Semuanya Cepat Berakhir.
49 49. Jika Rafael Menolak Bercerai?
50 50. Maafkan Aku, San.
51 51. Sepakat Untuk Berpisah.
52 52. Resmi Berpisah.
53 53. Aku Mengenal Ibu Dengan Baik.
54 54. Ibu Mau Ikut Kamu Ke Jakarta.
55 55. Aku Terlalu Memanjakan Mu.
56 56. Bisakah Kita Memulai Dari Awal?
57 57. Aku Belum Tahu, El.
58 58. Aku Butuh Waktu, Al.
59 59. Mama Kira Cupu, Ternyata Suhu.
60 60. Apa Kamu Tahu Dimana Rafa Tinggal?
61 61. Bertemu Kembali ( Marsha—Ibu Miranda )
62 62. Sepertinya Kalian Sangat Akrab?
63 63. Aku Akan Melakukan Apapun.
64 64. Cukup Dengarkan Aku.
65 65. Alasan Apa Lagi?
66 66. Siapa Sebenarnya Kekasihmu, Sha?
67 67. Mengenang Masa Lalu.
68 68. Pergi Berdua.
69 69. Aku Lepas Kendali.
70 70. Merasa Tidak Adil Dengan Sandra.
71 71. Jadi Kalian Tinggal Bersama?
72 72. Aku Akan Kembali Padamu.
73 73. Melihat Calon Menantu Di Tempat Kerja.
74 74. Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia.
75 75. Apa Kamu Menerima Aku Kembali?
76 76. Aku Menerima Kamu Kembali, El.
77 77. Seperti Wangi Parfum Wanita?
78 78. Bukannya Dia Sedang Sibuk Di Kantor?
79 79. Aku Hanya Meminta Kejujuranmu.
80 80. Apa Marsha Melarangmu?
81 81. Marsha Adalah Calon Istriku.
82 82. Cukup Pikirkan Kebahagian Kita.
83 83. Membawa Marsha Ke Yogyakarta.
84 84. Ibu Titip Rafa Padamu, Sha.
85 85. Terimakasih Karena Masih Mencintaiku, El.
86 86. Kamu Dan Malioboro.
87 87. Apakah Posisinya Telah Tergantikan?
88 88. Dia Seorang Duda.
89 89. Ayah Ingin Bertemu Dengannya.
90 90. Kita Kawin Lari Saja.
91 91. Masih Berani Muncul Di Hadapanku?
92 92. Tidak Ada Lagi Penghalang.
93 93. Apa Kamu Mau Merancang Gaun Pengantin Marsha?
94 94. Tidak Ada Yang Boleh Menggantikan Posisinya.
95 95. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu.
96 96. Karena Aku Mencintaimu, Raf.
97 97. Tolong Biarkan Rafael Hidup Sesuai Keinginannya.
98 98. Bagaimana Jika Dia Mencintaimu, El?
99 99. Rafael Akan Tetap Menjadi Milikku.
100 100. Apa Aku Boleh Memelukmu?
101 101. Hadiah Pernikahan
102 102. Berhenti Membandingkan Milikmu Dan Sandra.
103 103. Se-Amin Namu Tak Se-Iman.
104 104. Hari Pernikahan.
105 105. Aku Pastikan Kami Akan Selalu Bahagia.
106 106. Aku Akan Membantumu Membukanya.
107 107. Apa Aku Boleh Menolak?
108 108. ( 21++ ) Tidak Akan Pernah Bosan.
109 109. Pengantin Baru.
110 110. Dia Selalu Bisa Membuat Aku Tidak Waras.
111 111. ExtraPart. Bulan Madu.
112 112. ExtraPart. Kamu Yang Memulai, Cha.
113 113. ExtraPart. Aldo Dan Sandra.
114 114. ExtraPart. Empat Anak Cukup.
115 115. ExtraPart. Bau Parfum Yang Membuat Mual.
116 116. ExtraPart. Sandra Butuh Teman Yang Selalu Ada.
117 117. ExtraPart. Marsha Pingsan?!
118 118. ExtraPart. Jadi Istriku Benar Hamil?
119 119. ExtraPart. Kabar Bahagia.
120 120. Happy Ending.
121 PENGUMUMAN !!!
Episodes

Updated 121 Episodes

1
01. Kamu Jahat, El.
2
02. Terpaku Di Masalalu.
3
03. Takut Bertemu Mantan?
4
04. Perpisahan
5
05. Akhirnya Aku Menemukan Mu.
6
06. Rafael Haditama.
7
07. Apa Kita Pernah Bertemu?
8
08. Kamu Merayakan Ulang Tahun Gadis Itu.
9
09. Sudah Menghancurkan Masa Depannya.
10
10. Akan Memberitahunya Nanti.
11
11. Aku Baik-Baik Saja, Al.
12
12. Bagaimana Dengan Sandra?
13
13. Aku Hanya Orang Ketiga.
14
14. Kami Telah Melewati Batas, Bu.
15
15. Hari Kelulusan SMA.
16
16. Kita Belum Selesai, Cha.
17
17. Apa Dia Melihat Marsha?
18
18. Apa Dia Bertanya Tentang Aku?
19
19. Aku Harus Mengundurkan Diri.
20
20. Aku Sangat Merindukanmu, Cha.
21
21. Anda Sungguh Tidak Sopan.
22
22. Sandra Bertemu Marsha.
23
23. Siapa Tante Baik Itu?
24
24. Aku Memang Ingin Menculikmu, Cha.
25
25. Tolong Lepaskan Aku.
26
26. Beraninya Dia Menyentuh Marsha.
27
27. Tidur Bersama.
28
28. Rafael Telah Berbohong?
29
29. Dua Pria Di Apartemen Marsha.
30
30. Jadi Kamu Tante Baik Itu.
31
31. Mari Kita Berpisah.
32
32. Maukah Kamu Menjadi Kekasihku?
33
33. Kita Harus Bicara.
34
34. Lima Tahun Lalu.
35
35. Kepergian Farel.
36
36. Hanya Kamu Satu-satunya.
37
37. Please, El. Hentikan!
38
38. Bukankah Kita Impas?
39
39. Tolong Maafkan Rafael.
40
40. Maafkan Ibu, Nak.
41
41. Kembalikan Dia Padaku.
42
42. Apa Yang Terjadi Dengan Rafael?
43
43. Penyakit Rafael Kambuh Lagi.
44
44. Apa Yang Sedang Kalian Lakukan?!
45
45. Karena Kamu Suami Orang.
46
46. Cari Tahu Keberadaan Putraku.
47
47. Maafkan Aku Merepotkan Mu.
48
48. Ingin Semuanya Cepat Berakhir.
49
49. Jika Rafael Menolak Bercerai?
50
50. Maafkan Aku, San.
51
51. Sepakat Untuk Berpisah.
52
52. Resmi Berpisah.
53
53. Aku Mengenal Ibu Dengan Baik.
54
54. Ibu Mau Ikut Kamu Ke Jakarta.
55
55. Aku Terlalu Memanjakan Mu.
56
56. Bisakah Kita Memulai Dari Awal?
57
57. Aku Belum Tahu, El.
58
58. Aku Butuh Waktu, Al.
59
59. Mama Kira Cupu, Ternyata Suhu.
60
60. Apa Kamu Tahu Dimana Rafa Tinggal?
61
61. Bertemu Kembali ( Marsha—Ibu Miranda )
62
62. Sepertinya Kalian Sangat Akrab?
63
63. Aku Akan Melakukan Apapun.
64
64. Cukup Dengarkan Aku.
65
65. Alasan Apa Lagi?
66
66. Siapa Sebenarnya Kekasihmu, Sha?
67
67. Mengenang Masa Lalu.
68
68. Pergi Berdua.
69
69. Aku Lepas Kendali.
70
70. Merasa Tidak Adil Dengan Sandra.
71
71. Jadi Kalian Tinggal Bersama?
72
72. Aku Akan Kembali Padamu.
73
73. Melihat Calon Menantu Di Tempat Kerja.
74
74. Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia.
75
75. Apa Kamu Menerima Aku Kembali?
76
76. Aku Menerima Kamu Kembali, El.
77
77. Seperti Wangi Parfum Wanita?
78
78. Bukannya Dia Sedang Sibuk Di Kantor?
79
79. Aku Hanya Meminta Kejujuranmu.
80
80. Apa Marsha Melarangmu?
81
81. Marsha Adalah Calon Istriku.
82
82. Cukup Pikirkan Kebahagian Kita.
83
83. Membawa Marsha Ke Yogyakarta.
84
84. Ibu Titip Rafa Padamu, Sha.
85
85. Terimakasih Karena Masih Mencintaiku, El.
86
86. Kamu Dan Malioboro.
87
87. Apakah Posisinya Telah Tergantikan?
88
88. Dia Seorang Duda.
89
89. Ayah Ingin Bertemu Dengannya.
90
90. Kita Kawin Lari Saja.
91
91. Masih Berani Muncul Di Hadapanku?
92
92. Tidak Ada Lagi Penghalang.
93
93. Apa Kamu Mau Merancang Gaun Pengantin Marsha?
94
94. Tidak Ada Yang Boleh Menggantikan Posisinya.
95
95. Jangan Katakan Jika Kamu Cemburu.
96
96. Karena Aku Mencintaimu, Raf.
97
97. Tolong Biarkan Rafael Hidup Sesuai Keinginannya.
98
98. Bagaimana Jika Dia Mencintaimu, El?
99
99. Rafael Akan Tetap Menjadi Milikku.
100
100. Apa Aku Boleh Memelukmu?
101
101. Hadiah Pernikahan
102
102. Berhenti Membandingkan Milikmu Dan Sandra.
103
103. Se-Amin Namu Tak Se-Iman.
104
104. Hari Pernikahan.
105
105. Aku Pastikan Kami Akan Selalu Bahagia.
106
106. Aku Akan Membantumu Membukanya.
107
107. Apa Aku Boleh Menolak?
108
108. ( 21++ ) Tidak Akan Pernah Bosan.
109
109. Pengantin Baru.
110
110. Dia Selalu Bisa Membuat Aku Tidak Waras.
111
111. ExtraPart. Bulan Madu.
112
112. ExtraPart. Kamu Yang Memulai, Cha.
113
113. ExtraPart. Aldo Dan Sandra.
114
114. ExtraPart. Empat Anak Cukup.
115
115. ExtraPart. Bau Parfum Yang Membuat Mual.
116
116. ExtraPart. Sandra Butuh Teman Yang Selalu Ada.
117
117. ExtraPart. Marsha Pingsan?!
118
118. ExtraPart. Jadi Istriku Benar Hamil?
119
119. ExtraPart. Kabar Bahagia.
120
120. Happy Ending.
121
PENGUMUMAN !!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!