Setelah membantu queen membersihkan diri di dalam kamar mandi Marvin menuntun Queen keluar dari kamar. Keluarnya mereka berdua bersamaan dengan kakak-kakak Queen yang baru saja keluar dari kamar yang sudah siap beraktivitas pagi itu. Al dan si kembar bingung melihat Marvin yang belum mengenakan seragamnya dan belum bersiap untuk sekolah pagi itu.
"Bang Marvin nggak sekolah"tanya Al kepada Marvin saat berada di depannya.
"Enggak abang kan mulai hari ini sudah homeschooling."jawab Marvin sambil menuntun Queen ke arah lift yang berada di dekat kamarnya.
"Lho kok gitu bang. Kan ide kita untuk pindah homeschooling baru dibicarakan tadi malam, kok bisa Abang tiba-tiba udah pindah homeschooling aja."Kania tampak protes kepada kakak kandungnya tersebut yang diam-diam sudah merencanakan untuk pindah homeschooling tanpa memberitahukan kepada dirinya.
Marvin tersenyum tipis sebelum menanggapi protes adik kandungnya tersebut.
"Ya memang wacana tentang homeschooling baru dibicarakan kita tadi malam cuma abang memang sudah merencanakan sedari awal saat Abang pertama kali bertemu dengan Queen. Jadi Abang minta asisten pribadi Abang untuk mengurus berkas kepindahan Abang tersebut."
"Ish tapi kan ya nggak pindah sendiri Abangnya , Nia kan juga mau ikutan."
"Abang memang sengaja nggak ngajak kamu karena abang tahu kamu.Memang kamu bisa jauhan dari Al. Eh bukan maksud Abang sebaliknya memangnya tunangan kamu itu bisa jauhan dari kamu secara dia bucin banget sama kamu. Ke mana-mana harus ada kamu kalau kamu nggak ada di jarak pandang Al pasti yang ada Al ngereog di sekolah."Al yang mendengar ucapan Marvin hanya bisa menganggukan kepalanya saja. Seolah membenarkan ucapan tersebut.
"Ya tapi kan paling tidak Abang bisa kasih tahu Nia dulu bukannya mendadak gini."
"Terus Daddy tahu kalau abang pindah gitu?"
Marvin mengangguk "iya Daddy tahu bahkan Daddy juga yang menyiapkan berkas-berkasnya Abang untuk pindah sekalian ngurus berkas punya Queen juga sih yang ada di panti asuhan."
Queen yang mendengar namanya disebut pun menoleh pada Marvin "berkas punya Queen?? Berkas apaan kak?"
"Iya berkas punya kamu. Berkas kamu yang ada di panti asuhan udah diurus sama Daddy saat dengar kabar kalau kamu sudah ketemu dan kembali ke dalam keluarga Pratama dari Papah Hendra sayang."
"Karena Daddy yakin saat itu pasti Papa Hendra maupun Mama Zailine belum kepikiran untuk mengurus berkas-berkas kamu yang ada di panti asuhan di saat Papa Hendra memberitahukan kepada Daddy jika kamu terluka dan dirawat di rumah sakit. Apalagi Daddy juga tahu kamu sudah lama tidak tinggal di panti asuhan melainkan memilih tinggal sendiri di sebuah kost.Gitu sayang ceritanya."
"Dih manggil sayang sayang. Emangnya Abang udah mengutarakannya ke Queen tentang perasaan abang?"Kenzie sewot kepada Marvin ketika mendengar Marvin memanggil Queen dengan sebutan sayang.
"Lah buat apa Zie kan semua orang tahu gimana perasaan abang ke Queen. Emang selama ini nggak kelihatan apa kalau abang itu punya perasaan lebih ke Princess kalian ini. Apa nggak cukup dengan five Love language yang Abang tunjukkan selama ini."
"Udah Vin cuekin aja si Kenzie, dia mah cuma mengiri aja sama kamu vin. Secara kenzie kan masih jomblo sampai sekarang."ledek Ken kepada Kenzie.
"Bang Ken kali yang jomblo. Kenzie mah udah punya gandengan lagi bang."Kenzie tidak terima diledek oleh Ken.
"truk kali gandengan." celetuk Kania.
"Lah Kenzie ketinggalan berita nih. Jangan salah loh Zie, bang Ken mah udah ada pawangnya kali."
"Heh siapa orangnya Al??"Kenzie, Kennard dan William kaget mendengar informasi yang diberitahukan oleh Al kepada mereka.
Bukan hal baru sebenarnya berita tentang Ken yang sedang mendekati seorang gadis di sekolahan mereka.
Marvin dan Kania pun mengetahui kabar tersebut namun mereka berdua memilih untuk tetap diam sampai Ken sendiri yang bercerita kepada mereka semua. Berbanding terbalik dengan Al yang memang seringkali keceplosan membuka rahasia saudara-saudaranya. Ken menatap tajam Al karena rahasia yang selama ini dia simpan terbongkar begitu saja oleh ulah adik kandungnya tersebut. Al yang baru saja menyadari jika dirinya secara tidak sengaja membongkar rahasia Abangnya, menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil menggelengkan kepala. Al pun melirik ke arah Ken dan memberikan tatapan puppy eyes takut jika Abangnya tersebut marah.
Ken berbicara tanpa mengeluarkan suara kepada Al "tunggu hukuman dari Abang". Al menelan ludah kasar saat membaca bibir abangnya.
'mampus dah lo Al. Alamat nih diajak sparing sama bang Ken. dasar bibir nggak bisa diajak kompromi nih, bisa aja keceplosan terus. Mana sekarang rahasianya bang Ken lagi.'
'huhuhu Selamat tinggal wajah ganteng aku.' batin Al merana melihat nasibnya setelah tidak sengaja membongkar rahasia Ken.
Marvin dan Kania hanya geleng-geleng kepala saja.
Sedangkan Queen yang tidak paham dengan pembicaraan di antara saudara-saudaranya memilih untuk diam dan mengamati saja.
William menyadari jika Ken tengah mengancam Al langsung menegur Ken saat itu juga.
"Ken Abang tahu lho apa yang kamu omongin ke Al barusan."
"Abang rasa Al nggak salah kok kan dia tidak sengaja membongkar rahasia kamu malah Abang berterima kasih sama adikmu itu karena dia abang jadi tahu kalau kamu sekarang lagi deket sama seseorang."
"So kamu mau ngasih tahu Abang sendiri siapa orangnya atau Abang yang turun tangan langsung untuk cari tahu siapa gadis itu."
Ken sebenarnya belum merasa yakin terhadap perasaannya kepada gadis yang menarik perhatiannya tersebut namun titah yang diucapkan oleh abang sepupu tertuanya tersebut tidak bisa dibantahnya juga.
"Sejujurnya Ken masih ragu bang sama perasaan Ken sendiri."
"Why? Kenapa bisa kamu ragu sama perasaan kamu sendiri?"
"Karena Ken nggak paham apa yang dirasakan saat ini. Apakah Ken benar-benar suka dengan gadis ini atau Ken hanya sekedar kagum dengan nya."
"Emang siapa sih gadis yang menarik perhatian kamu itu? Teman sekolah?"
"Iya bang teman sekolah Ken."
"Siapa namanya?"
Ken ragu untuk memberitahukan siapa nama gadis yang menarik perhatian dirinya kepada William sang kakak sepupu.
Ken terdiam lama tidak tahu harus menjawab apa karena dirinya tahu sekali menyebutkan sebuah nama abangnya pasti akan mencari informasi tentang gadis tersebut sedetail-detailnya.
"Siapa Ken?? Abang menunggu loh."suara William terdengar dingin dan datar membuat sekeliling Mereka berdiri suasananya tampak mencekam.
"Udahlah Ken kasih tahu bang William aja nggak usah kelamaan mikir kasihan Queen loh berdiri dari tadi nungguin pembahasan ini nggak selesai-selesai."ujar Marvin memecah keheningan.
Ken melihat Queen yang sedang bersandar pada dinding yang sedang ikut menatap dirinya dengan tatapan polosnya seakan menunggu jawaban dari Abangnya tersebut. Queen pun sebenarnya juga penasaran siapakah gerangan gadis yang berhasil menarik perhatian Abang kulkasnya tersebut. Mengapa Queen bisa memberikan julukan Ken kulkas karena Queen pernah mendengar Ken berbicara kepada orang lain dengan nada yang sangat dingin dan jutek. Tidak seperti jika Ken berbicara dengan Queen yang begitu lembut dan halus.
"Gadis itu namanya...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments